Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

Pembimbing :

Nama : Ade

NIM : 0.00.00.0.0

Kelas : TK-1A

Kelompok :1

Tanggal Praktikum :

27 September 2022

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2022
PERCOBAAN II

PENGUKURAN TEGANGAN DAN ARUS

1.1 Tujuan Percobaan


1. Menyusun rangkaian pengukuran tegangan dan arus.
2. Menggunakan multimeter sebagai volmeter.
3. Melakukan pengukuran tegangan listrik dengan benar.
4. Menggunakan multimeter sebagai amperemeter.
5. Melakukan pengukuran arus listrik dengan benar.

1.2 Alat dan Rangkaian


1) Catu daya 0-40 Volt / DC : 1 buah
2) Multimeter analog : 1 buah
3) Multimeter digital : 1 buah
4) Resistor 1 K Ω : 2 buah
5) Resistor 100 Ω : 1 buah
6) Resistor 10 K Ω : 1 buah
7) Kabel penghubung : 6 buah

Rangkaian :

1) Rangkaian seri
2) Rangkaian paralel

1.3 Landasan Teori

Seperti yang telah dijelaskan pada percobaan sebelumnya, multimeter merupakan alat
ukur multiguna karena dapat digunakan untuk pengukuran ohm atau hambatan, ampere untuk
mengukur arus listrik, bahkan volt untuk mengukur tegangan listrik baik arus searah maupun
bolak-balik (AC atau DC). Multimeter disebut juga sebagai Avometer (Amperemeter,
Voltmeter, dan Ohmmeter). Agar dapat berfungsi sebagai voltmeter, selektor pemilih fungsi
diletakkan pada V (volt). Pada pengukuran tegangan, voltmeter dipasang paralel dengan
resistor atau komponen yang akan diukur tegangannya. Untuk keamanan, pilih batas ukur
terbesar, kemudian diturunkan sampai diperoleh tampilan yang benar dan mudah dibaca.
Amperemeter adalah instrument yang digunakan untuk emngukur arus listrik. Agar
berfungsi sebagai amperemeter selektor fungsi pada multimeter diletakkan pada posisi A
(ampere). Arus listrik akan mengalir jika ada perbedaan potensial pada rangkaian tertutup.
Oleh karena itu dalam pengukuran arus listrik, amperemeter dipasang seri dengan sumber
daya dan resistor beban yang sedang diukur arusnya. Dan membentuk rangkaian tertutup.

Pengukuran arus listrik mengandung resiko yang lebih besar dibanding pengukuran nilai
resistor. Kesalahan dalam pengukuran arus dapat merusak amperemeter. Jika polaritas
amperemeter terbalik dapat menyebabkan amperemeter rusak. Demikian juga apabila arus
yang mengalir jauh lebih besar dari batas ukur atau kemampuan amperemeter akan merusak
amperemeter. Apalagi jika arus yang mengalir adalah arus AC sedangkan amperemeter pada
posisi DC, maka multimeter akan terbakar. Oleh karena itu, sebelum melakukan pengukuran,
perlu dihitung dulu besarnya arus secara teori. Kemudian dipilih batas ukur yang sesuai dan
jenis arus yang sesuai pula.

Untuk menghindari terjadinya kesalahan yang bisa menyebabkan kerusakan, setelah


rangkaian pengukuran selesai disusun, perlu diperiksa sekali lagi kebenarannya. Setelah
yakin benar rangkaiannya barulah dihidupkan catu daya dan multimeternya.

Untuk pengukuran tegangan, multimeter dipasang paralel, polaritas positif catu daya
terhubung dengan positif multimeter dan negatif catu daya terhubung dengan negatif
multimeter. Untuk mengoperasikan multimeter, probe hitam dihubungkan ke COM,
sedangkan probe lainnya ke A jika untuk mengukur arus dan V jika akan digunakan untuk
mengukur tegangan. Dalam hal ini A atau V sebagai polaritas positif (+) dan COM sebagai
polaritas negatif (-).

Untuk mengukur arus dan tegangan diperlukan catu daya. Pada catu daya, besarnya
tegangan yang dikeluarkan dapat diatur dengan selektor pengatur. Besarnya tegangan yang
keluar dapat ditunjukkan oleh jarum pada skala yang tersedia. Terdapat tiga terminal output,
yaitu negatif (-), GND, dan positif (+). Jika dikehendaki tegangan yang keluar 0-10 volt
misalnya, maka probe penghubung dimasukkan ke terminal GND dan positif. Sedangkan jika
dikehendaki -15 V sampai +15 V, misalnya, maka probe penghubung dimasukkan ke
terminal negatif (-) dan positif (+).
Langkah-langkah percobaan :
1. Perhatikan gambar 2.1, hitunglah VR1 dan VR2 kemudian catatlah pada tabel 2.1.
2. Susunlah rangkaian pengukuran tegangan seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1.
3. Pastika hubungan rangkaian sesuai dengan gambar 2.1, periksa polaritas catu daya
dan multimeter.

Gambar 2.1 Rangkaian Pengukuran Tegangan

4. Pastikan selektor fungsi pada multimeter pada DCV atau V=. Dan batas ukur
tegangan DC pada 10 V atau lebih besar.
5. Nyalakan catu daya dan perhatikan penunjukan multimeter, catat hasilnya pada tabel
2.1.
6. Ulangi langkah 4 untuk nilai Vs lain sesuai yang terdaftar pada tabel 2.1.
7. Pindahkan probe multimeter dari R2 ke R1. Catat hasilnya pada tabel 2.1.
8. Ulangi langkah 6 pada Vs lain sesuai denga nisi tabel 2.1.
9. Ulangi percobaan untuk batas ukur yang berbeda.

Gambar 2.2 Rangkaian Pengukuran Arus


10. Perhatikan gambar 2.2, hitunglah arus yang mengalir dan isilah tabel 2.2.
11. Susunlah rangkaian pengukuran arus seperti ditunjukkan gambar 2.2.
12. Pilih batas ukur yang sesuai.
13. Bacalah penunjukan multimeter dan catat hasilnya pada tabel 2.2.
14. Gantilah R dan aturlah Vs sesuai tabel 2.2.
15. Ulangi percobaan untuk batas ukur yang lain.

1.4 Hasil Pengukuran

Vs 1 VR1 (Volt) VR2 (Volt)


R1 (Ω) R2 (Ω)
(Volt) Teori Pengukuran Teori Pengukuran

10 1K 1K 5 5 5 5
8 1K 100 7 2 0,7 3,2
6 10 K 100 5,94 5,9 0,059 0,059
4 10 K 1K 3,63 19,2 0,363 1,8

Tabel 2.1 Perbandingan data Hasil Perhitungan Teori dengan Pengukuran

Pengukuran
Vs (Volt) R1 (Ω) I (A) Teori I (A) Pengukuran
Digital

10 10 K 0,001 0,99 0,91


10 1K 0,01 10 0,8
8 1K 0,008 8 7,7
4 100 0,04 42 40

Tabel 2.2 Perbandingan Hasil Pengukuran Arus dan Perhitungan Teori


1.5 Hasil Perhitungan Teori

1) Perhitungan tabel 2.1


1. RTotal = R1 + R2
= 1.000 Ω + 1.000 Ω
= 2.000 Ω

V
I=
R

10
=
2.000

= 0,005 A

Sehingga : V1 = I . R1 dan V2 = I . R2

= 0,005 . 1000 = 0,005 . 1000

=5V =5V

2. RTotal = R1 + R2
= 1.000 Ω + 100 Ω
= 1.100 Ω

V
I=
R

8
=
1.100

= 0,007 A

Sehingga : V1 = I . R1 dan V2 = I . R2

= 0,007 . 1000 = 0,007 . 100

=7V = 0,7 V

3. RTotal = R1 + R2
= 10.000 Ω + 100 Ω
= 10.100 Ω

V
I=
R

6
=
10.100

= 0,000594 A

Sehingga : V1 = I . R1 dan V2 = I . R2

= 0,000594 . 10000 = 0,00059 . 100

= 5,94 V = 0,059 V

4. RTotal = R1 + R2
= 10.000 Ω + 1.000 Ω
= 11.000 Ω

V
I=
R

4
=
11.000

= 0,000363 A

Sehingga : V1 = I . R1 dan V2 = I . R2

= 0,000363 . 10000 = 0,000363 . 1000

= 3,63 V = 0,363 V
2) Perhitungan Tabel 2.2
V
1. I =
R
10
=
10.000
= 0,001 A

V
2. I =
R
10
=
1.000
= 0,01 A

V
3. I =
R
8
=
1.000
= 0,008 A

V
4. I =
R
4
=
100
= 0,04 A

Anda mungkin juga menyukai