OHM-METER
Oleh :
Kelompok 3
NAMA MAHASISWA NIM
1. Ahmad Misbahul Munir 121903202011
2. Putri Ari Susanti 121903102014
3. Yogi Hanso Tulada 121903102015
4. Arie Prasetyo 121903102022
1.1. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui bagaimana prinsip kerja dari alat Ohm-
meter.
2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana pengaplikasian dari alat Ohm-meter.
3. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana membaca Ohm-meter analog.
𝐸
Idp =
𝑅𝑚+𝑅𝑝𝑜𝑡+𝑅1
Dimana:
Idp = Arus pada VU-meter
E = Vcc/sumber energi (tegangan)
Rm = Hambatan dalam VU-meter
Rpot = Potensiometer
R1 = 1K
𝐸
IRx =
𝑅1+𝑅𝑚+𝑅𝑝𝑜𝑡+𝑅𝑥
Dimana :
IRx = Arus pada resistor
E = Vcc/sumber energi (tegangan)
Rm = Hambatan dalam VU-meter
Rpot = Potensiometer
R1 = 1K
Rx = Nilai tiap-tiap resistor
BAB IV
ANALISA DATA
x10
1 4K7 x100
x1K
x10
2 2K2 x100
x1K
x10
3 10K x100
x1K
x10
4 3K3 x100
x1K
5 10 Ω x10
x100
x1K
x10
6 15 K x100
x1K
x10
7 330 Ω
x100
x1K
x10
8 1K x100
x1K
x10
9 220K x100
x1K
x10
10 15Ω x100
x1K
4.2. Perhitungan
Menghitung Arus VU-meter
𝐸
Idp =
𝑅𝑚+ 𝑅𝑝𝑜𝑡+ 𝑅1
5
= = 0,0007 A = 0,7 mA
400+ 6000+ 1000
𝐸
IRx (4,7 KΩ) =
𝑅1+ 𝑅𝑚+ 𝑅𝑝𝑜𝑡+ 𝑅𝑥
5
= = 0,0004 A = 0,4 mA
1000 + 400 + 6000+ 4700
𝐸
IRx (2,2 KΩ) =
𝑅1+ 𝑅𝑚+ 𝑅𝑝𝑜𝑡+ 𝑅𝑥
5
= = 0,0005 A = 0,5 mA
1000 + 400 + 6000+ 2200
𝐸
IRx (10 KΩ) =
𝑅1+ 𝑅𝑚+ 𝑅𝑝𝑜𝑡+ 𝑅𝑥
5
= = 0,00028 A = 0,3 mA
1000 + 400 + 6000+ 10000
𝐸
IRx (3,3 KΩ) =
𝑅1+ 𝑅𝑚+ 𝑅𝑝𝑜𝑡+ 𝑅𝑥
5
= = 0,0005 A = 0,5 mA
1000 + 400 + 6000+ 3300
𝐸
IRx (10 Ω) =
𝑅1+ 𝑅𝑚+ 𝑅𝑝𝑜𝑡+ 𝑅𝑥
5
= = 0,00067 A = 0,7 mA
1000 + 400 + 6000+ 10
𝐸
IRx (15 KΩ) =
𝑅1+ 𝑅𝑚+ 𝑅𝑝𝑜𝑡+ 𝑅𝑥
5
= = 0,00022 A = 0,2 mA
1000 + 400 + 6000+ 15000
𝐸
IRx (330 Ω) =
𝑅1+ 𝑅𝑚+ 𝑅𝑝𝑜𝑡+ 𝑅𝑥
5
= = 0,00064 A = 0,6 mA
1000 + 400 + 6000+ 330
𝐸
IRx (1 KΩ) =
𝑅1+ 𝑅𝑚+ 𝑅𝑝𝑜𝑡+ 𝑅𝑥
5
= = 0,00059 A = 0,6 mA
1000 + 400 + 6000+ 1000
𝐸
IRx (220 KΩ) =
𝑅1+ 𝑅𝑚+ 𝑅𝑝𝑜𝑡+ 𝑅𝑥
5
= = 0,000021 A = 0,02 mA
1000 + 400 + 6000+ 220000
𝐸
IRx (15 Ω) =
𝑅1+ 𝑅𝑚+ 𝑅𝑝𝑜𝑡+ 𝑅𝑥
5
= = 0,00067 A = 0,7 mA
1000 + 400 + 6000+ 15
4.3. Pembahasan
Pada praktikum alat ukur dan pengukuran yang pertama ini, kami melakukan
percobaan tentang Ohm-meter. Sebuah alat untuk mengukur nilai suatu resistansi
menggunakan satuan Ohm (Ω). Secara umum Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan
listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya
satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam Ohm (Ω).
Pada percobaan ini kami juga menggunakan alat ukur VU-meter yang nanti akan
dirangkai dengan Ohm-meter dalam satu rangkaian. Sebelum VU-meter dirangkai dengan
Ohm-meter terlebih dulu VU-meter dikalibrasi. Cara untuk mengkalibrasi VU-meter kami
merangkai VU-meter dengan sebuah resistor, potensiometer, dan power supply untuk
memberikan sumber tegangan sebesar 5 Volt. Berikut rangkaian kalibrasi VU-meter :
Dari rumus di atas diketahui nilai dari Idp adalah 0,7 mA dan nilai arus pada tiap-tiap
resistor sebagai berikut resistor 4K7 = 0,4 mA, 2K2 = 0,5 mA, 10K = 0,3 mA, 3K3 = 0,5 mA,
10Ω = 0,7 mA, 15K = 0,2 mA, 330Ω = 0,6 mA, 1K = 0,6 mA, 220K = 0,02 mA, dan pada
resistor 15Ω = 0,7 mA.
Sesuai dengan hasil perhitungan yang telah kami peroleh, jika hambatan yang
diberikan semakin besar, maka arus yang mengalir akan semakin kecil, contoh pada data hasil
perhitungan saat R = 15 Ω nilai I = 0,7 mA, saat nilai R = 4K7 nilai I = 0.4 mA, ini
merupakan bukti bahwa ketika nilai suatu resistansi ketika di rangkai secara seri akan
mempengaruhi nilai arus yang melewatinya.
Pada praktikum yang kami lakukan ini kami melakukan 3 kali pengukuran terhadap
tiap-tiap resistor menggunakan Ohm-meter dengan skala yang berbeda-beda yaitu dengan
skala x10, x100 dan x1K. Saat mengukur resistor dengan nilai 4K7 pertama menggunakan
skala x10, jarum Ohm-meter bergerak ke kanan menunjukkan nilai 1K4. Selanjutnya dengan
skala x100, Ohm-meter menunjukkan nilai 200 Ω sedangkan untuk skala x1K jarum Ohm-
meter bergerak ke kanan dan melewati angka nol atau Ohm-meter tidak dapat menunjukan
nilai tahanan. Setelah melakukan pengukuran dengan resistor yang pertama kami melanjutkan
dengan resistor yang lain yang sudah ditentukan nilai dengan langkah seperti itu.
Untuk resistor selanjutnya dengan nilai 2K2 diukur menggunakan skala x10, jarum
Ohm-meter bergerak ke kanan menunjukkan nilai 850 Ω, selanjutnya dengan skala x100 dan
x1K jarum Ohm-meter tidak menunjukkan nilai tahanan. Resitor dengan nilai 10K yang
diukur dengan skala x10, Ohm-meter menunjukkan nilai 1K8, dengan skala x100 Ohm-meter
meninjukkan nilai 550 Ω dan dengan skala x1K Ohm-meter tidak menunjukkan nilai tahanan.
Berikutnya resistor 3K3, saat diukur dengan skala x10 Ohm-meter menunjukkan nilai 1K,
dengan skala x100 menunjukkan nilai 100 Ω, sedamgkan dengan skala x1K Ohm-meter tidak
menunjukkan nilai tahanan.
Resistor selanjutnya yang kami ukur dengan nilai tahanannya yang paling kecil
tahanannya dari pada yang lain yaitu 10 Ω saat diukur dengan skala x10, x100, dan x1K nilai
pengukurannya sama yaitu Ohm-meter tidak menunjukkan nilai tahanan. Selanjutnya resistor
15K saat diukur dengan skala x10 Ohm-meter bernilai 2K, dengan skala x100 bernilai 900 Ω
dan dengan skala x1K Ohm-meter tidak menunjukkan nilai tahanan. Resistor 330 Ω yang
selanjutnya diukur dengan skala x10 Ohm-meter bernilai 130 Ω, untuk skala x100 dan x1K
Ohm-meter tidak menunjukkan nilai tahanan. Untuk resistor 220K atau resistor dengan nilai
resistansi yang terbesar saat diukur dengan skala x10, x100, dan x1K jarum Ohm-meter tidak
bergerak, mungkin disebabkan oleh terlalu besar nilai resistansi jadi Ohm-meter tidak dapat
menunjukkannilai resistansi yang sesuai. Resistor yang terakhir kami ukur dengan nilai 15 Ω
saat diukur dengan skala x10, x100, dan x1K nilai pengukurannya sama yaitu Ohm-meter
tidak menunjukkan nilai tahanan, nilai ini sama dengan pengukuran resistor 10 Ω.
Dari pengukuran resistor menggunakan Ohm-meter yang kami lakukan seperti yang
kami jelaskan di atas dengan skala berbeda diketahui bahwa nilai resistansi yang paling baik
atau mendekati nilai resistor yang sesuai yaitu dengan menggunakan skala x10, ini
dikarenakan saat pengukuran dengan skala x10 Ohm-meter menunjukkan nilai resistansi yang
hampir mendekati nilai resistansi resistor yang diukur.
Dari praktikum yang kami lakukan ini ada hasil dari praktikum yang tidak sesuai
mungkin dikarenakan kesalahan kalibrasi alat ukur, kurang telitinya pembacaan alat ukur, dan
kurangnya pemahaman tentang alat ukur.
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
1. Pada saat semakin besar hambatan yang kami ukur maka simpangan dari jarum
penunjuk pada VU meter juga semakin ke kiri.
2. RPOT/potensiometer berfungsi sebagai kalibrasi.
3. Pada saat pengukuran perlu adanya penyesuaian nilai kalibrasi di Rpot agar nilai R
yang di ukur dapat akurat.
4. Jenis nilai resistor mempengaruhi nilai hasil pengukuran.
5. Saat nilai resistor kecil maka jarum VU-meter menyimpang ke kanan.
6. Jika hambatan yang diberikan semakin besar, maka arus yang mengalir akan semakin
kecil.
7. Saat pengukuran dengan skala x10 Ohm-meter menunjukkan nilai resistansi yang
hampir mendekati nilai resistansi resistor yang diukur.
8. Semakin besar skala pada Ohm-meter maka nilai resistansi yang ditunjukkan kurang
begitu sesuai dan jarum Ohm-meter menyimpang kekanan.