A. TUJUAN
a. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran tahanan-dalam sumber tegangan (baterai)
b. Mahasiswa dapat menyebutkan pengaruh tahanan-dalam terhadap hasil pengukuran
c. Mahasiswa dapat menghitung kesalahan yang terjadi dalam pengukuran
B. DASAR TEORI
Sumber tegangan (misalnya baterai) mempunyai tahanan dalam. Menurut
teorema thevenin setiap sirkuit dengan dua terminal yang mengandung elemen-elemen
linier yang meliputi sejumlah sumber, karakteristik listrik terminal dari sirkuit tersebut
adalah sama dengan kombinasi seri dari suatu sumber tergangan dan suatu impedansi.
Dengan aturan ekivalen sumber tegangan sama dengan tegangan terminal rangkaian-
terbuka dari sirkuit tersebut dan impedansi rangkaian ekivalen sama dengan impedansi
sirkuit jika masing-masing sumber digantikan oleh impedansi internalnya. Dari teorema
tersebut maka untuk sumber tegangan apapun (termasuk baterai) akan dapat
digambarkan rangkaiannya seperti berikut :
rD
V
Gambar 1.1
Baterai
A
rD
V R
B
VBaterai VR I ΔVrd rd
R
(volt) (volt) (mA) (volt) (Ω)
100Ω 7,3 74,8 1,6 21,39
200Ω 7,88 40,6 1,02 25,12
330Ω 8,9 8,12 24,9 0,78 31,32
1KΩ 8,39 8,54 0,51 59,71
4,7KΩ 8,6 1,8 0,3 166,6
Rata-rata 60,828
E. PERTANYAAAN
a. Bagaimana perhitungan mencari tahanan dalam baterai?
b. Apa yang menyebabkan tahanan dalam baterai berubah dan berbeda?
c. Kesalahan apa saja yang terjadi pada pengukuran yang dilakukan pada
percobaan tersebut?
d. Bagamana cara mengurangi kesalahan yang terjadi?
e. Berapa tahanan dalam meter yang digunakan?
Jawab:
a. Sebelum mengukur tahanan dalam baterai (rd) maka harus menghitung ΔVrd
/Tegangan yang ada pada baterai saat tahanan (R) sedang menyambung dengan
baterai dengan rumus :
ΔVrd = VBat - VR
Ket : VBat = Tegangan Baterai
VR = Tegangan Tahanan
Kemudian dapat menghitung tahanan dalam baterai (rd) dengan rumus :
Rd = ΔVrd/I
Ket: ΔVrd = Tegangan pada baterai saat tersambung dengan R
I = Arus yang mengalir pada R
Hasil Perhitungan :
Tegangan pada baterai Tahanan dalam Baterai
R saat tersambung dengan R
VBat – VR = ΔVrd ΔVrd/I = Rd
100Ω 8,9 – 7,3 = 1,6V 1,6/0,0748 = 21,39 Ω
200Ω 8,9 – 7,88 = 1,02V 1,02/0,0406 = 25,12 Ω
330Ω 8,9 – 8,12 = 0,78V 0,78/0,0249 = 31,32 Ω
1KΩ 8,9 – 8,39 = 0,51V 0,51/0,00854 = 59,71 Ω
4,7KΩ 8,9 – 8,6 = 0,3V 0,3/0,0018 = 166,6 Ω
b. Pemberian beban yang berbeda pada saat pengukuran tegangan yang keluar saat
kondisi berbeban tersebut, dan besarnya tahanan dalam baterai ketika tanpa
beban. Jadi ada atau tidaknya beban yang menyebabkan tahanan dalam baterai
berubah dan berbeda.
c. Beberapa kesalahan yang dapat terjadi pada percobaan adalah sebagai berikut :
1. Tidak mengecek alat terlebih dahulu sebelum melakukan percobaan
2. Kurang teliti saat melakukan pengukuran tegangan dan arus
3. Kerusakan alat yang disebabkan oleh kesalahan saat mengukur