Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI


“PENGUKURAN TAHANAN DALAM BATERAI”
Dosen Pengampu:
Tahan Prahara, S.T., M.Kom.

Nama : Ahmad Fikri


Kelas : TK-1A
NIM : 3.33.22.0.01

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2022
PERCOBAAN 0
PENGUKURAN TAHANAN DALAM BATERAI

A. TUJUAN
a. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran tahanan-dalam sumber tegangan (baterai)
b. Mahasiswa dapat menyebutkan pengaruh tahanan-dalam terhadap hasil pengukuran
c. Mahasiswa dapat menghitung kesalahan yang terjadi dalam pengukuran

B. DASAR TEORI
Sumber tegangan (misalnya baterai) mempunyai tahanan dalam. Menurut
teorema thevenin setiap sirkuit dengan dua terminal yang mengandung elemen-elemen
linier yang meliputi sejumlah sumber, karakteristik listrik terminal dari sirkuit tersebut
adalah sama dengan kombinasi seri dari suatu sumber tergangan dan suatu impedansi.
Dengan aturan ekivalen sumber tegangan sama dengan tegangan terminal rangkaian-
terbuka dari sirkuit tersebut dan impedansi rangkaian ekivalen sama dengan impedansi
sirkuit jika masing-masing sumber digantikan oleh impedansi internalnya. Dari teorema
tersebut maka untuk sumber tegangan apapun (termasuk baterai) akan dapat
digambarkan rangkaiannya seperti berikut :

rD
V

Gambar 1.1

Untuk mengukur besarnya tahanan dalam dapat dilakukan dengan memberikan


beban yang bervariasi dan diukur tegangan keluaran pada kondisi berbeban tersebut.
Dengan membandingkan hasil pengukuran pada saat diberi beban dan pada saat tanpa
beban, maka dapat diketahui besarnya tahanan dalan baterai.
Perlu diperhatikan bahwa untuk melakukan pengukuran tegangan digunakan
voltmeter, dan voltmeter yang baik akan memiliki tahanan dalam yang relatif besar,
seharusnya jauh lebih besar dari pada tahanan dalam sumber tegangan yang diukur.
Namun pada alat ukur yang menggunakan kumparan putar, tahanan dalam kumparan
akan menyebabkan tahanan dalam memiliki batas tertentu. Tahanan dalam voltmeter
yang terlalu kecil dibanding tahanan dalam dari sumber tegangan yang diukur akan
menyebabkan kesalahan pengukuran yang cukup besar. Salah satu cara untuk mengatasi
agar tahanan dalam alat ukur volt menjadi besar adalah dengan memasang rangkaian
elektronik yang memperbesar tahanan dalam pada bagian input voltmeter. Voltmeter
yang menggunakan rangkaian elektronik seperti itu sering disebut voltmeter elektronik.
Kelemahannya adalah alat ukur ini membutuhkan sumber tegangan untuk mengaktifkan
rangkaian.
C. ALAT DAN BAHAN
a. Multimeter Analog & Digital
b. Tahanan 100, 200, 330, 1K, 4,7K.
c. Kabel
d. Baterai

D. GAMBAR RANGKAIAN DAN LANGKAH PERCOBAAN


1. Siapkan catu daya (Baterai).
2. Buat rangkaian seperti berikut:

Baterai
A

rD
V R
B

3. Siapkan multimeter analog, saklar multimeter pada posisi pengukur Volt,


dengan batas ukur 10 Volt.
4. Hubungkan ujung probe multimeter dengan titik A dan B, perhatikan
polaritasnya.
5. Ukurlah besarnya tegangan antara A – B dan catat hasilnya.
6. Ukurlah besarnya arus di titik A dan catat hasilnya
7. Ganti R dengan R 100Ω dan ulangi langkah 5 dan 6
8. Ganti R dengan R 200Ω dan ulangi langkah 5 dan 6
9. Ganti R dengan R 330Ω dan ulangi langkah 5 dan 6
10. Ganti R dengan R 1KΩ dan ulangi langkah 5 dan 6
11. Ganti R dengan R 4,7KΩ dan ulangi langkah 5 dan 6

VBaterai VR I ΔVrd rd
R
(volt) (volt) (mA) (volt) (Ω)
100Ω 7,3 74,8 1,6 21,39
200Ω 7,88 40,6 1,02 25,12
330Ω 8,9 8,12 24,9 0,78 31,32
1KΩ 8,39 8,54 0,51 59,71
4,7KΩ 8,6 1,8 0,3 166,6
Rata-rata 60,828

E. PERTANYAAAN
a. Bagaimana perhitungan mencari tahanan dalam baterai?
b. Apa yang menyebabkan tahanan dalam baterai berubah dan berbeda?
c. Kesalahan apa saja yang terjadi pada pengukuran yang dilakukan pada
percobaan tersebut?
d. Bagamana cara mengurangi kesalahan yang terjadi?
e. Berapa tahanan dalam meter yang digunakan?

Jawab:
a. Sebelum mengukur tahanan dalam baterai (rd) maka harus menghitung ΔVrd
/Tegangan yang ada pada baterai saat tahanan (R) sedang menyambung dengan
baterai dengan rumus :
ΔVrd = VBat - VR
Ket : VBat = Tegangan Baterai
VR = Tegangan Tahanan
Kemudian dapat menghitung tahanan dalam baterai (rd) dengan rumus :
Rd = ΔVrd/I
Ket: ΔVrd = Tegangan pada baterai saat tersambung dengan R
I = Arus yang mengalir pada R

Hasil Perhitungan :
Tegangan pada baterai Tahanan dalam Baterai
R saat tersambung dengan R
VBat – VR = ΔVrd ΔVrd/I = Rd
100Ω 8,9 – 7,3 = 1,6V 1,6/0,0748 = 21,39 Ω
200Ω 8,9 – 7,88 = 1,02V 1,02/0,0406 = 25,12 Ω
330Ω 8,9 – 8,12 = 0,78V 0,78/0,0249 = 31,32 Ω
1KΩ 8,9 – 8,39 = 0,51V 0,51/0,00854 = 59,71 Ω
4,7KΩ 8,9 – 8,6 = 0,3V 0,3/0,0018 = 166,6 Ω

b. Pemberian beban yang berbeda pada saat pengukuran tegangan yang keluar saat
kondisi berbeban tersebut, dan besarnya tahanan dalam baterai ketika tanpa
beban. Jadi ada atau tidaknya beban yang menyebabkan tahanan dalam baterai
berubah dan berbeda.

c. Beberapa kesalahan yang dapat terjadi pada percobaan adalah sebagai berikut :
1. Tidak mengecek alat terlebih dahulu sebelum melakukan percobaan
2. Kurang teliti saat melakukan pengukuran tegangan dan arus
3. Kerusakan alat yang disebabkan oleh kesalahan saat mengukur

d. Untuk mengurangi risiko kesalahan, sebelum melakukan praktikum harus


mengalibrasi ulang alat yang digunakan dan teliti dalam membaca skala kecil.

e. Untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi pada saat melakukan percobaan


dapat dilakukan dengan cara mengecek alat yang digunakan terlebih dahulu,
terutama mengecek nilai baterai dan nilai resitor dengan benar. Selain cara di
atas, cara mengurangi kesalahan yang terjadi adalah dengan melakukan
beberapa kali pengamatan dan mempertinggi ketelitian. Dengan melakukan
beberapa kali pengamatan dan mempertinggi ketelitian, tentunya resiko
kesalahan yang terjadi akan berkurang.
F. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai