Anda di halaman 1dari 17

PERCOBAAN I

PENGGUNAAN ALAT UKUR LISTRIK

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan : - Mahasiswa dapat membandingkan nilai
beberapa resistor hasil p beberapa resistor hasil pengukuran dengan
hasil pembacaan kode war hasil pembacaan kode warna
: - Mahasiswa dapat mengukur tegangan listrik
dan arus listrik den dan arus listrik dengan tepat dan benar
2. Hari, Tanggal : Selasa, 27 November 2012
3. Tempat : Laboratorium Fisika FKIP, Universitas Mataram

B. Landasan Teori
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda
potensial. Semua alat listrik, dari pemanas sampai bola lampu hingga
ampilifier stereo, memberikan hambatan terhadap aliran arus. Kebanyakan
rangkaian, terutama pada alat-alat elektronika, resistor digunakan untuk
mengendalikan besar arus. Resistor mempunyai hambatan mulai kurang dari
satu Ohm sampai jutaan Ohm. Dua jenis utama adalah resistor “gulungan
kawat” yang terdiri dari kumparan halus, dan resistor “komposisi” yang
biasanya terbuat dari karbon semikonduktor (Giancoli, 2000: 69).
Semua jenis alat atau peranti yang memiliki sifat sebagai penghambat
arus disebut resistor. Studi fisika mengenai resistansi memperlihatkan bahwa
resistansi sebanding dengan panjang kawat logam, l , dan berbanding terbalik
dengan luas penampang, A , dengan kata lain
⍴l
R= ,
A
dimana konstanta proporsionalitas ⍴ dikenal sebagai resistivitas dari logam
itu (Chi Kong Tse, 2002: 3).
Untuk menentukan nilai dari komponen elektronika diperlukan alat
ukur komponen elektronik. Ada berbagai macam alat ukur listrik. Untuk

1
mengukur tegangan digunakan voltmeter yang dipasang secara parallel dalam
rangkaian, untuk mengukur kuat arus digunakan ampermeter yang dipasang
secara seri dalam rangkaian, dan untuk mengukur nilai resistor digunakan
Ohmmmeter. Setiap alat ukur mempunyai batas ukur tertentu. Batas alat ukur
itu adalah daerah pembacaan alat ukur itu yang mempengaruhi ketelitian hasil
pengukuran (Osamu, 2000: 10).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Catu daya
b. Multimeter analog
c. Multimeter digital
d. Osciloskop
e. Kabel penghubung
2. Bahan
a. Resistor
b. Baterai 1,5 volt

D. Cara Kerja
Sebelum memulai praktikum, kami menyiapkan alat dan bahan,
kemudian melaksanakan praktikum dengan langkah kerja sebagai berikut:
1. Resistor
a. mengambil lima buah resistor dan sebuah multimeter digital;
b. membaca nilai resistor sesuai dengan kode warna pada resistor tersebut;
c. mengukur nilai resistor dengan multimeter digital;
d. mencatat hasil pembacaan dan pengukuran nilai resistor;
e. membandingkan nilai resistor hasil pembacaan kode warna dengan hasil
pengukuran menggunakan multimeter;

2
2. Pengukuran Tegangan Listrik
a. membuat rangkaian untuk mengukur tegangan sebuah baterai seperti
pada gambar;

Gambar 1.1: Rangkaian Pengukur Tegangan Listrik.

b. menggunakan multimeter analog dan digital secara bergantian untuk


mengukur tegangan listrik;
c. mencatat nilai tagangan dengan menggunakan multimeter analog dan
digital;
d. membandingkan hasil pengukuran tegangan listrik menggunakan
multimeter analog dan digital;
3. Pengukuran Kuat Arus Listrik
a. menggunakan resistor 50 Ohm untuk membuat rangkaian pengukur
kuat arus listrik seperti pada gambar;

Gambar 1.2: Rangkaian Pengukur Arus Listrik.

b. menggunakan catu daya sebagai sumber tegangan di dalam rangkaian;


c. mengatur catu daya dengan tegangan yang berbeda secara bergantian,
mulai dari 2 volt, 4 volt, 6 volt, 8 volt, 10 volt dan 12 volt;

3
d. mengukur kuat arus listrik untuk setiap tegangan menggunakan
multimeter analog;
e. mencatat nilai kuat arus hasil pengukuran;
f. membandingkan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan
menggunakan rumus;
4. Pengukuran Tegangan AC
a. membuat rangkaian seperti pada gambar;

Gambar 1.3: Rangkaian Pengukur Tegangan AC.

b. mengkalibrasi osciloskop dengan memperhatikan keterangan asisten


praktikum;
c. mengukur tegangan dengan menggunakan multimeter AC dan
osciloskop;
d. membandingkan hasil pengukuran tegangan AC menggunakan
multimeter AC dan osciloskop.

4
E. Hasil Pengamatan
1. Resistor
Tabel Hasil Pengamatan Nilai Resistor
Nilai Resistor pada Gelang Nilai Resistor
No.
dan Toleransi Hasil Pengukuran
1. 100 Ω ± 5% 100,9 Ω
2. 47 kΩ ± 5% 45,7 kΩ
3. 100 kΩ ± 5% 95,8 kΩ
4. 2,2 k Ω ± 5% 2,22 kΩ
5. 15 kΩ ± 5% 14,33 kΩ

2. Pengukuran Tegangan Listrik


Tabel Hasil Pengukuran Tegangan Listrik
Pengukuran Tegangan Listrik Pengukuran Tegangan Listrik
dengan Multimeter Analog dengan Multimeter Digital
1,2 volt 1,510 volt

3. Pengukuran Kuat Arus Listrik


Tabel Hasil Pengukuran Kuat Arus Listrik
No. Tegangan (V), volt Kuat Arus (I), ampere
1. 2 0,035
2. 4 0,080
3. 6 0,125
4. 8 0,175
5. 10 0,220
6. 12 0,245

4. Pengukuran Tegangan AC

5
Tabel Hasil Pengamatan Tegangan AC
No. Keterangan Grafik
1. Tegangan sumber,
v s=2 volt
volt volt
=2
¿ ¿
A=3÷¿

2. Tegangan sumber,
v s=4 volt
volt volt
=2
¿ ¿
A=5 ,8÷¿

3. Tegangan sumber,
v s=8 volt
volt volt
=2
¿ ¿
A=8÷¿

F. Analisis Data

6
1. Menentukan Nilai Tegangan
 Berdasarkan Percobaan
Diketahui :
Skala yang ditunjuk ¿ 12
Skala maksimum ¿ 250
Batas ukur ¿ 2 ,5 volt
Ditanyakan :
Tegangan (V ) ¿ . . .. ?
Hitung :
skala yang ditunjuk
V= × batas ukur
skala maksimum
120 volt
V= ×2 , 5 volt
250 volt
V =1 , 2 volt
Jadi, tegangan yang terbaca menggunakan multimeter analog adalah
1 , 2 volt .
2. Menetukan Nilai Arus
 Berdasarkan Rumus
a. Diketahui :
V =2 volt
R=50Ω
Ditanyakan :
I =. . .. ?
Hitung :
V =I . R
V
I=
R
2 volt
I=
50 Ω
I =0 , 04 A
Jadi, kuat arusnya adalah 0 , 04 ampere.
b. Diketahui :

7
V =4 volt
R=50Ω
Ditanyakan :
I =. . .. ?
Hitung :
V =I . R
V
I=
R
4 volt
I=
50 Ω
I =0 , 08 A
Jadi, kuat arusnya adalah 0 , 08 ampere .
c. Diketahui :
V =6 volt
R=50Ω
Ditanyakan :
I =. . .. ?
Hitung :
V =I . R
V
I=
R
6 volt
I=
50 Ω
I =0 , 12 A
Jadi, kuat arusnya adalah 0 , 12 ampere.
d. Diketahui :
V =8 volt
R=50Ω
Ditanyakan :
I =. . .. ?
Hitung :
V =I . R

8
V
I=
R
8 volt
I=
50 Ω
I =0 , 16 A
Jadi, kuat arusnya adalah 0 , 16 ampere .
e. Diketahui :
V =10 volt
R=50Ω
Ditanyakan :
I =. . .. ?
Hitung :
V =I . R
V
I=
R
10 volt
I=
50 Ω
I =0 , 2 A
Jadi, kuat arusnya adalah 0 , 2 ampere .
f. Diketahui :
V =12 volt
R=50Ω
Ditanyakan :
I =. . .. ?
Hitung :
V =I . R
V
I=
R
12 volt
I=
50 Ω
I =0 , 24 A
Jadi, kuat arusnya adalah 0 , 24 ampere .
 Berdasarkan Percobaan

9
a. Diketahui :
Skala yang ditunjuk ¿ 35
Skala maksimum ¿ 250
Batas ukur ¿ 0 , 25 A
Ditanyakan :
I =. . .. ?
Hitung :
skala yang ditunjuk
I= × batasukur
skala maksimum
35
I= × 0 ,25 A
250
I =0,035 A
Jadi, kuat arusnya adalah 0,035 ampere .
b. Diketahui :
Skala yang ditunjuk ¿ 80
Skala maksimum ¿ 250
Batas ukur ¿ 0 , 25 A
Ditanyakan :
I =. . .. ?
Hitung :
skala yang ditunjuk
I= × batasukur
skala maksimum
80
I= × 0 ,25 A
250
I =0 , 08 A
Jadi, kuat arusnya adalah 0 , 08 ampere .
c. Diketahui :
Skala yang ditunjuk ¿ 125
Skala maksimum ¿ 250
Batas ukur ¿ 0 , 25 A

Ditanyakan :

10
I =. . .. ?
Hitung :
skala yang ditunjuk
I= × batasukur
skala maksimum
125
I= × 0 ,25 A
250
I =0,125 A
Jadi, kuat arusnya adalah 0,125 ampere .
d. Diketahui :
Skala yang ditunjuk ¿ 175
Skala maksimum ¿ 250
Batas ukur ¿ 0 , 25 A
Ditanyakan :
I =. . .. ?
Hitung :
skala yang ditunjuk
I= × batasukur
skala maksimum
175
I= × 0 ,25 A
250
I =0,175 A
Jadi, kuat arusnya adalah 0,175 ampere .
e. Diketahui :
Skala yang ditunjuk ¿ 220
Skala maksimum ¿ 250
Batas ukur ¿ 0 , 25 A
Ditanyakan :
I =. . .. ?
Hitung :
skala yang ditunjuk
I= × batasukur
skala maksimum
220
I= × 0 ,25 A
250
I =0 , 22 A

11
Jadi, kuat arusnya adalah 0 , 22 ampere.
f. Diketahui :
Skala yang ditunjuk ¿ 245
Skala maksimum ¿ 250
Batas ukur ¿ 0 , 25 A
Ditanyakan :
I =. . .. ?
Hitung :
skala yang ditunjuk
I= × batasukur
skala maksimum
245
I= × 0 ,25 A
250
I =0,245 A
Jadi, kuat arusnya adalah 0,245 ampere .
3. Menentukan Nilai Tegangan AC
a. Diketahui :
Tegangan sumber (v s )=2 volt
volt
Volt per ÷¿ 2
¿
Amplitudo ¿ 3÷¿
Ditanyakan :
v ef =.. . .?
Hitung :
v pp=volt per÷× amplitudo
volt
v pp=2 ×3÷¿
¿
v pp=6 volt

1
v p= × v pp
2
1
v p= ×6 volt
2
v p=3 volt

12
vp
v ef =
√2
3 volt
v ef =
√2
v ef =2, 12 volt
Jadi, tegangan efektifnya (v¿ ¿ ef )¿ adalah 2 , 12 volt
b. Diketahui :
Tegangan sumber (v s )=4 volt
Volt per ÷¿ 2 volt /¿
Amplitudo ¿ 5 , 8÷¿
Ditanyakan :
v ef =.. . .?
Hitung :
v pp=volt per÷× amplitudo
volt
v pp=2 ×5 , 8÷¿
¿
v pp=11, 6 volt

1
v p= × v pp
2
1
v p= ×11, 6 volt
2
v p=5 , 8 volt

vp
v ef =
√2
5 , 8 volt
v ef =
√2
v ef =4 , 10 volt
Jadi, tegangan efektifnya (v¿ ¿ ef )¿ adalah 4 , 10 volt

13
c. Diketahui :
Tegangan sumber (v s )=6 volt
Volt per ÷¿ 2 volt /¿
Amplitudo ¿ 8÷¿
Ditanyakan :
v ef =.. . .?
Hitung :
v pp=volt per÷× amplitudo
volt
v pp=2 ×8÷¿
¿
v pp=16 volt

1
v p= × v pp
2
1
v p= ×16 volt
2
v p=8 volt

vp
v ef =
√2
8 volt
v ef =
√2
v ef =5 ,66 volt
Jadi, tegangan efektifnya (v¿ ¿ ef )¿ adalah 5 , 66 volt

14
G. Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk menggunakan alat ukur listrik
secara tepat dan benar. Dalam hal ini digunakan mulitmeter untuk mengukur
tegangan listrik, arus listrik dan nilai resistor. Dalam pengukuran niali
resistor, hasil pengukuran menggunakan multimeter akan dibandingkan
dengan hasil pembacaan kode warna. Dalam pengururan tegangan listrik,
hasil pengukuran akan dibandingkan antara multimeter analog dan multimeter
digital. Dan dalam pengukuran kuat arus listrik, hasil pengukuran dengan
multimeter akan dibandingkan dengan hasil perhitungan menggunakan
rumus.
Praktukum dilaksanakan pada hari Selasa, 27 November 2012, di
Laboratorium Fisika FKIP, Universitas Matatam. Praktikum berlangsung
mulai pukul 14.30 sampai 16.00. Sebgai persiapan praktikum, kami
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dengan bantuan dan arahan dari
asisten praktikum. Dalam praktikum ini kami melakukan tiga kali percobaan,
yaitu pengukuran dan perhitungan nilai resistor, pengukuran tegangan dan
pengukuran arus listrik.
Dalam percobaan pertama kami menentukan nilai dari lima resistor
melalui pembacaan kode warna dan pengukuran menggunakan multimeter
digital. Dari hasil percobaan kami terdapat perbedaan nilai antara pembacaan
multimeter, tetapi keduanya hampir mendekati nilai yang sama.
Adanya perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan ketelitian atau
toleransi dalam pengukuran. Hal ini dapat dilihat pada percobaan pertama.
Dari pembacaan kode warna didapat nilai resistor 100 Ω dengan toleransi 5%.
Artinya nilai resistor berada pada rentang 100 Ω ± (5%×100 Ω) atau 100 Ω ±
5 Ω. Sehingga, nilai resistor berada di antara 95 Ω sampai 105 Ω. Sementara
pada pengukuran menggunakan multimeter digital diperoleh nilai 100,9 Ω,
yang berada pada rentang 95 Ω sampai 105 Ω. Ini mengindikasikan bahwa
nilai resistor dari hasil pembacaan kode warna dan pengukuran menggunakan
alat ukur menghasilkan nilai yang hampir sama. Perbedaan terjadi karena
adanya perbedaan toleransi atau ketelitian dalam pengukuran.

15
Dalam percobaan kedua kami menentukan nilai tegangan baterai
menggunakan multimeter analog dan multimeter digital. Dari hasil
percobaan, kami mendapatkan nilai hasil pengukuran dengan multimeter
analog adalah 1,2 volt dan dengan multimeter digital adalah 1,510 volt.
Baterai yang kami gunakan memiliki tegangan 1,5 volt.
Dalam percobaan ketiga kami menentukan kuat arus dalam rangkaian.
Kami menggunakan hambatan 50 Ω dalam rangkaian dengan catu daya yang
menghasilkan tegangan berbeda, mulai dari 2 volt sampai 12 volt. Kuat arus
diukur menggunakan multimeter analog untuk tiap tegangan, kemudian
hasilnya dibandingkan dengan hasil perhitungan mengguanakan rumus.
Dari hasil percobaan kedua, kami memperoleh data bahwa multimeter
analog dan multimeter digital menunjukkan nilai yang hampir sama, dan
keduanya mendekati nilai tegangan pada baterai, yaitu 1,5 volt. Begitu juga
pada percobaan ketiga, hasil pengukuran menggunakan multimeter analog
dan hasil perhitungan menunjukkan nilai yang hampir sama. Perbedaan nilai
yang ditunjukkan pada percobaan kedua dan ketiga disebabkan karena adanya
perbedaan ketelitian dari alat ukur yang digunakan. Semakin teliti alat
ukurnya, maka nilai yang ditunjukkan semakin mendekati nilai yang
sebenarnya.
Berdasarkan percobaan kedua dan ketiga, dapat diketahui bagaimana
penggunaan alat ukur listrik untuk mengukur tegangan dan arus secara tepat
dan benar. Untuk mengukur tegangan listrik, multimeter dipasang secara
paralel dalam rangkaian. Karena, sesuai prinsip rangkaian paralel, dua titik
akan memiliki beda potensial yang sama. Sehingga beda potensial rangkaian
yang diukur, dalam hal ini baterai, akan memiliki beda poatensial yang sama
dengan multimeter, nilai inilah yang terbaca menjadi tegangan dalam
rangkaian. Untuk mengukur arus, multimeter dipasang secara seri. Karena,
sesuai prinsip seri semua titik dialiri arus sama besar.

16
H. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data dan pembahasan dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Setiap alat ukur mempunyai ketelitian atau toleransi atau batas ukur
yang berbeda-beda, yang mempengaruhi nilai pengukuran.
b. Semakin teliti alat ukur, nilai pengukuran yang diperoleh akan semakin
mendekati nilai yang sebenarnya.
c. Untuk mengukur tegangan, alat ukur dipasang secara paralel dalam
rangkaian.
d. Untuk mengukur kuat arus listrik, alat ukur dipasang secara seri dalam
rangkaian.
2. Saran
-

17

Anda mungkin juga menyukai