Anda di halaman 1dari 11

MODUL 1

Menguji Komponen dan Menggunakan Alat Ukur pada


Rangkaian Sederhana

A. TUJUAN
● Mengukur arus dan tegangan yang ada pada rangkaian dioda sederhana
menggunakan multimeter dan osiloskop.

● Menghitung hambatan dan tegangan Thevenin pada rangkaian.

● Membuat rangkaian ekivalen Thevenin.

B. TEORI DASAR
1. Menggunakan Multimeter
Multimeter adalah alat ukur elektronika yang dipakai untuk menguji
atau mengukur suatu komponen, mengetahui kedudukan kaki-kaki komponen,
dan besar nilai komponen yang diukur. Multimeter memiliki bagian-bagian
penting, di antaranya adalah:
1. Submenu Display
2. Hold/Light Button
3. Input Current Probe Port
4. Main Display
5. Sub Selection Button
6. Function Selector
7. Input Probe Port
8. Common Probe Port
Gambar 1.1 Multimeter
Berikut ini beberapa ketentuan untuk menggunakan multimeter :
a) Voltmeter
- Penggunaannya dipasang secara paralel dengan komponen yang akan
diukur tegangannya.
- Memperhatikan jenis tegangannya (AC atau DC) sebelum melakukan
pengukuran.
- Apabila tidak diketahui daerah tegangan yang akan diukur, dapat
menggunakan batas ukuran yang terbesar dan menggunakan
voltmeter yang memiliki impedansi input tinggi.
b) Amperemeter
- Penggunaannya dipasang secara seri pada jalur yang akan diukur
arusnya.
- Apabila daerah kerja arus yang akan mengalir tidak diketahui, maka
dapat menggunakan daerah pengukuran yang terbesar dari
amperemeter yang digunakan.
c) Ohmmeter
Untuk mengukur nilai hambatan, titik awal pengukuran di nol
kan terlebih dahulu dengan cara menghubungkan probe kutub (+) dan
(–) lalu mengatur jarum penunjuk agar tepat di titik nol.

2. Menguji Transistor
Pada transistor biasanya letak kaki kolektor berada di pinggir dan
diberi tanda titik atau lingkaran kecil. Sedangkan kaki basis biasanya terletak
di antara kolektor emitor.
● Transistor PNP
a. Memastikan saklar pada multimeter menunjuk pada ohmmeter.
b. Menentukan kaki kolektor, basis, dan emitornya.
c. Menempelkan probe positif pada basis dan probe negatif pada
kolektor. Jika pada kedua pengukuran pada poin a dan b jarum
bergerak, maka transistor dalam keadaan baik. Sebaliknya, apabila
pada salah satu pengukuran jarum tidak bergerak maka transistor
dalam keadaan rusak.
● Transistor NPN
Menempelkan probe negatif pada basis dan probe positif pada
kolektor. Jika jarum bergerak, maka transistor dalam keadaan baik.
Sedangkan apabila pada salah satu pengukuran jarum tidak bergerak,
maka transistor dalam keadaan rusak.
3. Menguji Resistor
Resistor atau tahanan dapat putus akibat pemakaian ataupun umur
pakai. Apabila resistor putus maka rangkaian elektronika yang kita buat tidak
dapat bekerja atau mengalami cacat. Berikut adalah langkah-langkah untuk
menguji resistor:
a) Memutar saklar pemilih pada posisi ohmmeter.
b) Menempelkan masing-masing probe pada ujung-ujung resistor, dengan
catatan tangan praktikan tidak menyentuh kedua ujung kawat resistor
secara bersamaan.
c) Jika jarum bergerak maka resistor dalam keadaan baik, jika jarum
penunjuk tidak bergerak maka resistor telah putus.

4. Menguji Kondensator Elco


Sebelum dipasang pada rangkaian, kapasitor harus diuji terlebih
dahulu keadaannya atau ketika membeli di toko, perlu dipastikan bahwa elco
tersebut dalam keadaan baik yang dapat diuji dengan langkah berikut.
a) Memutar saklar pemilih pada posisi ohmmeter.
b) Memperhatikan tanda negatif dan positif yang ada pada badan elco dan
lurus pada salah satu kaki.
c) Menempelkan probe negatif pada kaki positif (+) dan probe positif pada
kaki negative (–).
d) Memperhatikan gerakan jarum penunjuk. Jika jarum bergerak ke kanan
kemudian kembali ke kiri berarti kondensator elco dalam keadaan baik.
Jika jarum bergerak ke kanan kemudian ke kiri namun tidak penuh berarti
kondensator elco dalam keadaan rusak. Jika jarum bergerak ke kanan
kemudian tidak kembali ke kiri (berhenti) berarti kondensator dalam
keadaan bocor. Jika jarum tidak bergerak sama sekali berarti kondensator
elco putus.

5. Menguji Dioda
a) Memutar saklar pemilih pada posisi ohmmeter.
b) Menempelkan probe positif pada kutub katoda dan probe negatif pada
kutub anoda. Perhatikan jarum penunjuk, jika jarum bergerak berarti dioda
dalam keadaan baik sedangkan jika jarum diam berarti dioda telah putus.
c) Selanjutnya, membalik pemasangan probe kemudian memperhatikan
jarum penunjuk. Jika jarum diam berarti dioda dalam keadaan baik
sedangkan jika jarum bergerak berarti dioda dalam keadaan rusak.
6. Menggunakan Osiloskop
Osiloskop dapat mengukur tegangan AC dan DC serta
memperlihatkan bentuk gelombangnya. Sebelum menggunakan osiloskop,
sebaiknya melakukan kalibrasi pada osiloskop terlebih dahulu.
Cara mengkalibrasikan osiloskop sebagai berikut:
a) Menghidupkan osiloskop.
b) Mengatur fokus dan tingkat kecerahan gambar pada osiloskop.
c) Memasang kabel pengukur pada osiloskop (bisa pada channel X atau Y).
d) Mengatur coupling pada posisi AC.
e) Menempelkan kabel pengukur negatif/ground (berwarna hitam pada
ground yang terdapat di osiloskop).
f) Menempelkan kabel pengukur positif (biasanya berwarna merah) pada
tempat untuk mengkalibrasi yang ada pada osiloskop.
g) Memutar saklar pemilih variable Volt/Div pada 0,5 V.
h) Memutar saklar pemilih variable Sweep Time/Div pada 0,5 ms.
i) Mengatur agar gelombang yang muncul di monitor sama dengan garis –
garis kotak yang ada pada layar monitor osiloskop dengan menggerak-
gerakan tombol merah atau kuning yang ada pada saklar pemilih variabel
Volt/Div dan Sweep Time/Div sehingga gelombang kotak yang ada
sebesar 0,5 VPP.

Gambar 1.2 Osiloskop


7. Menggunakan Signal Generator
Signal generator dapat menghasilkan teganga berupa tegangan DC
maupun tegangan AC yang frekuensi dan amplitudonya dapat kita atur.
Bagian yang menghasilkan tegangan DC dinamakan DC Power. Keluarannya
terdiri dari +5 V, -5 V, 0 ~ +15 V dan 0 ~ -15 V.
Pada bagian yang menghasilkan sinyal AC dinamakan Function
Generator. Pada bagian ini tombol frequency berguna untuk mengatur
frekuensi sinyal keluaran, sedangkan tombol amplitude berguna untuk
mengatur amplitudo sinyal keluaran. Bentuk sinyal keluaran dapat diatur
menjadi sinyal kotak, segitiga, atau sinusoidal melalui tombol function.

8. Teorema Thevenin
Teorema Thevenin adalah salah satu teorema yang berguna untuk
analisis rangkaian listrik. Teorema Thevenin menunjukkan bahwa keseluruhan
rangkaian listrik tertentu yang tidak memiliki beban listrik, dapat diganti dengan
rangkaian ekivalen yang hanya mengandung sumber tegangan listrik
independen dengan sebuah resistor yang terhubung secara seri, sedemikian
hingga hubungan antara arus listrik dan tegangan listrik pada beban listrik tidak
berubah. Rangkaian baru hasil dari aplikasi teorema Thevenin disebut dengan
rangkaian ekivalen Thevenin. Teorema ini dinamakan sesuai dengan
penemunya, seorang insinyur berkebangsaan Prancis, M. L. Thévenin.
Penggunaan utama dari teorema Thevenin adalah menyederhanakan sebagian
besar dari rangkaian dengan rangkaian ekivalen yang sederhana.

C. ALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN


1. Multimeter
2. Osiloskop
3. Signal Generator
4. Resistor
5. Dioda
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengukur Arus dan Tegangan pada Rangkaian
a. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 1.3 dibawah ini.

Gambar 1.3 Rangkaian Percobaan 1


b. Memberi tegangan baterai E (DC) sebesar 4 V, 6 V, 10 V dan 12 V.
c. Mengukur VA, VB, VC, VAB, VBC, IA, IBC-R1, dan IBC-R2 dengan
menggunakan multimeter.
d. Mengganti sumber tegangan dengan sumber gelombang (generator
fungsi) bentuk gelombang sinus dengan tegangan 6 Vpp dan 12 Vpp.
e. Mengukur VA, VB, VC, VAB, VBC dengan menggunakan osiloskop dan
menggambar hasilnya.
2. Percobaan Thevenin
a. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 1.4.

Gambar 1.4 Rangkaian Percobaan 2


b. Memberi tegangan baterai E sesuai yang telah ditentukan.
c. Mengukur tegangan output.
d. Menghitung RThevenin dan VThevenin berdasarkan rangkaian pada gambar
1.4.
e. Mengubah rangkaian pada Gambar 1.4 menjadi rangkaian ekivalen
Thevenin seperti pada Gambar 1.5
f. Memberi resistor beban pada output sebesar 10KΩ.
g. Mengukur arus yang mengalir melalui RLoad.

Gambar 1.5 Rangkaian Ekivalen Thevenin


TABEL PENGAMATAN
1. Perhatikan Gambar 1.3. Dengan menggunakan analisis teori rangkaian,
lengkapi tabel berikut ini! Sertakan pula penurunannya!

Tabel 1.1 Percobaan 1 Menggunakan Tegangan DC

EBaterai VA VB VC VAB VBC VAC IA IR1 IR2

4 VDC

6 VDC

10 VDC

12 VDC

Tabel 1.2 Percobaan 1 Menggunakan Tegangan AC

Sine Waves 6Vpp 12Vpp

VA

VB

VC

VAB

VBC

VAC

Keterangan: Masukan gambar osiloskop dan sertakan Vpp dan Vrms pada setiap
fdsfssfdfdfxfff sine waves pada tabel 1.2
2. Perhatikan Gambar 1.4. Dengan menggunakan analisis teori rangkaian,
lengkapi tabel berikut ini! Sertakan pula penurunannya!
Tabel 1.3 Percobaan 2
Arus (mA)

EBaterai R1 R2 R3 RLoad

3. Perhatikan Gambar 1.5. Dengan menggunakan analisis teori rangkaian,lengkapi


tabel berikut ini! Sertakan pula penurunannya!
Tabel 1.4 Percobaan 3
VThevenin (V) I Load (A) RThevenin (Ω)
Variasi Komponen

Kelompok Sumber R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω)


Tegangan (V) (Percobaan 1 & (Percobaan 1 & (Percobaan 2)
(Percobaan 2) 2) 2)

1 1,5 1K 1K 1K
2 1,5 1K 1K 1K
3 1,5 1K 1K 1K
4 1,5 1K 1K 1K
5 1,5 500 100 500
6 1,5 500 100 500
7 1,5 500 100 500
8 1,5 500 100 500
9 3 220 220 220
10 3 220 220 220
11 3 220 220 220
12 3 220 220 220
13 3 100 220 100
14 3 100 220 100
15 3 100 220 100

Anda mungkin juga menyukai