Anda di halaman 1dari 18

http://mujmalmal.blogspot.com/2013/07/cara-mengukur-komponen-elektronik.

html

Kamis, 18 Juli 2013

Cara Mengukur Komponen Elektronik dengan Multimeter

Meng-Ukur Komponen Elektronik dengan


Multimeter
Alat Ukur Multimeter

Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga
Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.

Umumnya sebuah multimeter elektronik mengandung elemen-elemen berikut :

Penguat dc jembatan setimbang (balanced bridge dc amplifier) dan alat pencatat.

Pelemah masukan atau saklar rangkuman (RANGE), guna membatasi tegangan masukkan pada nilai
yang diinginkan.

Rangkaian penyearah, untuk mengubah tegangan masukkan ac ke dc yang sebanding.

Batere internal dan rangkaian tambahan, guna melengkapi kemampuan pengukuran tahanan.

Saklar fungsi (FUNGSI), untuk memilih berbagai fungsi pengukuran dari instrument tersebut.

Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM(digital multi-meter)(untuk yang baru
dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog.

Contoh Multimeter Analog


Contoh Multimeter Digital

MULTIMETER ANALOG

Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Papan skala

2. Jarum penunjuk skala

3. Pengatur jarum skala

4. Knop pengatur nol ohm

5. Batas ukur ohm meter

6. Batas ukur DC volt (dcv)

7. Batas ukur AC volt (acv)

8. Batas ukur ampere meter DC

9. Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc)

10. Test pin positif (+)

11. Test pin negatif (-)


Adapun cara menggunakan multitester ini ialah sebagai berikut :

a. Jika saklar menunjuk pada ohm meter dapat digunakan mengukur: Transistor, Tahanan,
Potensiometer, VR (Variabel Resistor), Kondensator, LS, Kumparan, MF dan trafo, mengukur Kabel,
dsb.

b. Jika saklar menunjuk pada DC Volt(dcv) dapat digunakan mengukur :

– Arus dalam suatu rangkaian (arus dc)

– Mengukur (menguji) accu atau batere

c. Jika saklar menunjuk pada AC Volt(acv) dapat dipakai untuk mengukur kuat tegangan AC, ada dan
tidaknya arus listrik.

d. Jika saklar menunjuk pada DC ampere dapat dipakai untuk mengukur berapa banyak ampere pada
accu maupun batere atau catu daya (adaptor).

MENGUJI RESISTOR
Resistor atau tahanan bisa putus. Jika putus maka suatu rangkaian tak akan bisa bekerja atau
setidak-tidaknya mengalami keadaan cacat.

Nilai resistor berdasarkan kode warna.

Langkah-langkah pengujian resistor dengan multitester adalah sebagai berikut :


a. Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter.
b. Tempelkan probe masing-masing pada kawatresistor.
Pengukuran jangan sampai tangan menyentuh kawat (salah satu
kawat boleh tersentuh asal tidak keduanya).
c. Perhatikan jarum pada papan skala. Jika bergerak berarti resistor
baik, jika diam berarti resistor putus

MENGUJI TRANSISTOR PNP

a.Pastikan kaki kolektor, basis dan emitornya (anda harus mengetahui secara pasti)

b.Saklarpemilih pada multitester harus menunjuk pada ohm meter

c.Probe positif (berwarna merah) ditempelkan pada B (basis).

Probe negatif (hitam) ditempelkan pada E (Emitor), jika jarum bergerak maka pindahkan probe
negatif pada kolektor. Jika pengukuran pertama dan kedua, jarum bergerak berarti transistor baik.
Jika salah satu pengukuran, jarum tidak bergerak berarti transistor rusak

MENGUJI TRANSISTOR NPN

a. Pastikan kaki-kaki transistor, yang terdiri dari kolektor, emitor dan basis.

b. Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter.

c. Tempelkan probe negatif (hitam) pada basis. Probe positif pada kolektor. Jika bergerak berarti
antara kolektor dan basis baik.

d. Pindahkan probe negaif pada kaki emitor. Jika bergerak maka emitor dan basis baik. Jika salah
satu pengukuran (atau keduanya) jarum tidak bergerak berarti transistor putus.

MENGUJI KONDENSATOR ELCO

a. Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter.

b. Perhatikan tanda negatif atau positif yang ada pada badan elcodan lurus pada salah satu kaki.

c. Probe hitam ditempel pada kaki positif (+) dan probe merah ditempel pada kaki negatif (-).
Perhatikan gerakan jarum.
d. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri berarti kondensator ELCObaik.

e. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri namun tidak penuh berarti kondensator
ELCO agak rusak.

f. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian tidak kembali ke kiri (berhenti) kondensatorELCObocor.

g. Jika jarum tak bergerak sama sekali berarti kondensator ELCOputus.

MENGUJI TEGANGAN PLN


Multitester juga dapat dipakai untuk menguji atau mengukur tegangan listrik dari jaringan PLN,
langkah-langkahnya :
A. Putarlah saklar pemilih pada posisi ACV (perkirakan berapa volt yang diukur). Misalnya anda
memperkirakan 220 v maka saklar pemilih harus lebih tinggi yaitu 250 v.
B. Masing-masing probe di tempelkan pada lubang stop kontak. Selanjutnya amati gerakan jarum
pada papan skala. Anda akan tahu seberapa besar tegangan listrik yang anda ukur.

MENGUJI DIODA

A. Putar saklar pemilih ke posisi ohm.

B. Probe merah (+) ditempelkan pada

kutub katoda dan probe hitam (-) ditempelkan pada kutub anoda. Jika jarum pada papan skala
bergerak berarti dioda baik, jika diam berarti putus.

Selanjutnya dibalik : Probe hitam (-) ditempelkan pada kutub katoda dan probe merah (+)
ditempelkan pada kutub anoda. Jika jarum diam, berarti dioda dalam kondisi baik, jika bergerak
berarti diodarusak.

MENGUKUR DC VOLT

 Perkirakan seberapa besar DC Volt yang anda ukur. Misalnya jika 10 volt, maka saklar
penunjuk harus menunjuk angka lebih besar (50 DC)
 Probe merah ditempelkan pada kutub positif dan probe hitam ditempelkan pada kutub
negatif.
 MENGUKUR AMPERE METER DC
 Besarnya arus listrik (DC) yang mengalir dalam suatu rangkaian bisa diketahui dengan
menggunakan multitester.
 Terlebih dahulu perkirakan seberapa besar ampere yang diukur, baru kemudian saklar
pemilih diposisikan pada angka yang lebih besar.
Diposkan oleh mujmal mal di 21.11

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar
Posting Lama
http://doanco.blogspot.com/2008/12/cara-mengukur-dioda.html

11 Desember 2008

CARA MENGUKUR DIODA

Untuk menentukan baik atau rusaknya suatu dioda, dapat digunakan ohmmeter. Berhubung dioda
hanya dapat menghantar arus searah saja, maka pada waktu pengukuran alat tersebut dengan
ohmmeter, pointer ohmmeter hanya dapat digerakkan jika + terminal testpen dihubungan ke kaki
katoda dioda, sedangkan — com terminal testpen dihubungkan ke kaki anoda dioda. Jika arah kedua
testpen yakni ± terminal dan — com terminal dipertukarkan posisinya dengan hubungan sebagai
berikut:
+ Terminal testpen dihubungkan ke kaki anoda dan — corn terminal testpen dihubungkan ke kaki
katoda dioda, maka pointer ohmmeter tidak boleh bengerak. Hasil pengukuran tersebut
menunjukkan bahwa dioda dalam keadaan baik karena hanya mengalir searah saja. Jika setelah
diukur dengan ohmmeter dengan cana testpen, ohmmeter saling dipertukarkan arahnva dan
dihubungkan ke kaki dioda yang sedang diukur menunjukkan:

 Ukuran tertentu (pointer menunjukkan ohm tertentu), maka keadaan demikian


menunjukkan bahwa dioda tersebut sudah rusak karena hubungan singkat.
 Seterusnya jika pada saat pengukuran, pointer ohmmeter tidak menunjukkan ohm sama
sekali ‘(pointer tidak bergerak sama sekali), maka keadaan demikian menunjukkan bahwa
dioda sudah rusak karena putus.

Hasil pengukuran pada Gambar di atas menunjukkan dioda dalam keadaan baik. Semua dioda, baik
dioda kontak titik, dioda hubungan, dan dioda zenen maupun led dapat diukur dengan cara seperti
yang tergambar pada Gambardi atas.

Diposkan oleh Doancodi 11.38

Label: Elektronika-Dioda
http://anggunelektro.blogspot.com/2009/05/pengukuran-resistor.html

1.1 Landasan Teori


Resistor (hambatan atau tahanan) adalah komponen dasar elektronika yang dibuat untuk
menghambat aliran arus listrik. Sebuah resistor dapat didesain sedemikian rupa sehingga dapat
mempunyai nilai hambatan tertentu.
Berdasarkan nilai hambatannya, resistor dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu resistor tetap
(yang mempunyai nilai hambatan tertentu/tetap) dan resistor variabel (resistor yang nilai
hambatannya dapat diubah-ubah/diatur).
Resistor juga dapat dikelompokkan berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu resistor lilitan kawat
dan resistor karbon. Resistor lilitan kawat digunakan untuk berbagai keperluan yang membutuhkan
akurasi cukup tinggi dan peralatan yang menggunakan variasi arus yang besar, sedangkan resistor
karbon merupakan resistor yang paling banyak beredar di pasaran. Resistor karbon mempunyai nilai
hambatan yang tetap karena itu disebut juga resistor tetap. Besarnya nilai suatu hambatan resistor
dinyatakan dalam satuan ohm ().
Besarnya nilai hambatan suatu resistor tetap dapat diketahui dari kode warna atau kode huruf dan
angka yang tertera pada resistor tersebut. Adapun cara menghitung nilai hambatan suatu resistor
sebagai berikut:

• Kode angka dan huruf


Selain dengan kode warna, nilai hambatan suatu resistor juga sering ditunjukkan dengan kode huruf.
Kode angka manyatakan nilai hambatan, sedangkan kode huruf menyatakan pengali dan toleransi
nilai hambatan. Terjemahan kode huruf pertama adalah sebagai berikut:
R artinya kali 1 ohm
K artinya kali 103 ohm
M artinya kali 106 ohm
Adapun terjemahan kode huruf kedua adalah sebagai berikut:
J artinya toleransi  5%
K artinya toleransi  10%
M artinya toleransi  20%
Gambar di atas adalah contoh resistor yang hambatannya ditunjukkan dengan kode huruf dan
angka, mempunyai hambatan sebesar 6.5  103  10%.
Nilai hambatan sebuah resistor variabel dapat diubah menurut kebutuhan. Adapun contoh resistor
variabel adalah tahanan geser (rheostat), potensiometer, termistor, dan LDR ( Light Dependent
Resistor).

• Kode Warna
Warna Gelang Pertama Gelang Kedua Gelang Ketiga (multiplier) Gelang ke Empat (toleransi)
Hitam
0 0 ×100
Coklat
1 1 ×101 ±1% (F)
Merah
2 2 ×102 ±2% (G)
Jingga
3 3 ×103
Kuning
4 4 ×104
Hijau
5 5 ×105 ±0.5% (D)
Biru
6 6 ×106 ±0.25% (C)
Ungu
7 7 ×107 ±0.1% (B)
Abu-abu
8 8 ×108 ±0.05% (A)
Putih
9 9 ×109
Emas
×0.1 ±5% (J)
Perak
×0.01 ±10% (K)
Polos ±20% (M)

Ada juga resistor yang menggunakan simbol warna dengan lima gelang. Cara pembacaannya sama
dengan resistor yang menggunakan simbol empat gelang. Hanya saja, pada resistor dengan lima
gelang, gelang ke-tiga masih merupakan nilai resistor (seperti gelang kedua pada resistor empat
gelang). Gelang ke-empat merupakan pengali (multiplier), sedangkan gelang kelima adalah nilai
toleransi.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah membiasakan mahasiswa dapat membaca arti kode warna dari sebuah
resistor dan dapat menentukan resistor dalam keadaan baik atau buruk serta dapat mengukurnya
dengan menggunkan AVOmeter yang diberikan pada saat percobaan dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

1.3 Alat dan Komponen


Dalam percobaan ini mahasiswa dapat menggunakan babarapa alat dan komponen. Adapun alatnya
seperti:
1. AVOmeter
2. Alat tulis
3. Lembar kerja
Dan komponennya seperti:
1. Papan PCB
2. Resistor dengan kode warna

1.4 Langkah Kerja


1. Baca nilai resistor yang ada pada PCB, dan masukkan hasil pembacaan pada tabel 1, kolom kedua.
2. Ukur nilai resistor yang ada pada PCB dengan menggunakan AVOmeter dan hasilnya masukkan ke
dalam tabel 1, kolom ke-empat.
3. Hitunglah besar penyimpangan nilai terukur dengan harga yang tercantum pada resistor tersebut,
hasil perhitungannya masukkan pada tabel 1, kolom kelima.
4. Simpulkan, apakah resistor tersebut berada dalam keadaan baik atau tidak, dan tulislah pada tabel
1, kolom ke-enam.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tabel Percobaan


Table percobaan yang dilakukan tanggal 1 Oktober 2007
Nomor Resistor Nilai Ohm Resistor Toleransi (dalam %) Hasil Ukur (dalam ) e
(dalam %) Kesimpulan
(Resistor dalam keadaan)
R1 10  1 % 10  0,00% baik
R2 39  1 % 39  0,00% baik
R3 140  1 % 150  1,5% kurang baik
R4 220  1 % 220  0,00% baik
R5 1K  1 % 1100  10% rusak
R6 470  1 % 460  2,17% buruk
R7 3300  1 % 3250  1,5% kurang baik
R8 4K7  1 % 4,7 x 103 0,00% baik
R9 6K4  1 % 6,8 x 104 6,29% rusak
R10 18K  1 % 18 x 103 0,00% baik
R11 39K 1 % 40 x 103 2,5% buruk
R12 47K  1 % 47 x 103 0,00% baik
R13 180K  1 % 180 x 103 0,00% baik
R14 330K  1 % 320 x 103 3,03% rusak
R15 470K  1 % 460 x 103 2,13% buruk
R16 1M 1 % 1 x 106 0,00% baik
2.2 Analisa Data
Dari masing-masing resistor dapat dilihat bahwa sebagian besar resistor yang dijadikan komponen
dalam percobaan ini dalam keadaan buruk atau sudah tidak bisa dipakai lagi, walaupun ada
beberapa resistor yang masih bekerja dengan baik. Itu semua diperkuat dengan nilai hambatan
resistor yang diukur dengan resistor yang dihitung mempunyai perbedaan yang sangat signifikan.
Tidak hanya itu, nilai e (error) yang dicari dengan rumus:

mempunyai nilai yang lebih besar dari pada nilai toleransi yang terdapat dalam resistor yang
diwakilkan oleh warna kelima.
Sedangkan resistor yang dalam keadaan baik dapat dilihat dari nilai e (error) yang tidak melebihi
toleransi yang diberikan oleh masing-masing resistor.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Pengukuran nilai hambatan resistor dalam percobaan ini menggunakan AVOmeter. Dalam
pengukuran ini sering terjadi kesalahan, salah satu kesalahannya tidak sesuainya jarum dengan
angka nol. Pengukuran nilai hambatan dengan membaca kode warna pada resistor juga sering
megalami kesalahan ataupun kesulitan membaca warna karena resistor yang digunakan dalam
percobaan ini terlalu lama disimpan sehingga menyebabkan warna yang terdapat pada resistor
hilang (memudar). Perbedaan sudut padang juga dapat mempengaruhi pergeseran jarum pada
AVOmeter.
Selain besar resistor, faktor yang perlu diketahui dari suatu resistor adalah keadaannya. Karena jika
keadaan suatu resistor itu tidak baik atau tidak layak pakai tetapi masih digunakan juga, akan terjadi
konsleting yang menyebabkan rusaknya barang-barang yang menggunakan resistor tidak layak pakai
itu.

3.2 Saran
Untuk hasil yang lebih baik hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Dalam membaca resistor dengan alat, sebaiknya memperhatikan kesesuaian antara jarum yang
terdapat pada alat itu dengan angka nol (pengkalibrasian)
2. Untuk membaca resistor dengan kode warna hendaknya memperhatikan benar-benar warna-
warna apa saja yang terdapat dalam resistor tersebut, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan
dalam membaca kode warna yang terdapat dalam resistor yang telah pudar warnanya.
3. Lebih teliti lagi dalam mengukur hambatan suatu resistor, baik itu dengan alat ukur ataupun
dengan membaca kode warna. Pada saat mengukur dengan alat ukur (AVOmeter), sebaiknya
melihat nilai yang ditunjukkan oleh jarum AVOmeter dilakukan oleh satu orang saja (yang memiliki
penglihatan lebih teliti) dengan sudut pandang yang tidak berubah-ubah agar kesalahan paralaks
dapat diminimalisir
http://puteraelektro.blogspot.com/2012/10/belajar-mengenal-transistor.html

Belajar mengenal Transistor

Dhamar’s Putra Computer


Fungsi Transistor dan cara mencari kakinya

Komponen elektronika yang pegang peranan ialah Transistor. Untuk mengenalnya,


dibutuhkan sejumlah pengetahuan dasar. Anda memulai mereparasi radio atau tape recorder
yang rusak, tapi tak mengenal sifat dan jenis transistor, berarti pekerjaan anda tak akan
berhasil dan anda akan selalu gagal.

Transistor banyak dibutuhkan atau hampir semua rangkaian elektronika membutuhkannya.


Meskipun dalam rangkaian elektronika ada IC namun transistor tak bisa ditinggalkan.
Misalnya pada pesawat penerima radio transistor, pesawat pemancar, televisi, dan lain
sebagainya, semua butuh transistor.

Transistor terbentuk dari dua macam dioda germanium ( bermuatan positif & bermuatan
negatif ) yang disambung secara berlawanan atau berbalikan.
Oleh sebab itulah kita mengenal 2 jenis transistor :

1. Transistor jenis NPN


2. Transistor jenis PNP
Transistor jenis NPN, yang dianggap sebagai katoda ialah tep/kaki basis. Sedangkan yang
dianggap sebagai anoda ialah tep kolektor dan emitor.
Gb.1. Transistor PNP

Transistor jenis PNP, yang dianggap sebagai anoda ialah tep/kaki basis. Sedangkan yang
dianggap sebagai katoda ialah tep kolektor dan emitor.
Gb.2. Transistor NPN

Adapun tugas atau fungsi kaki-kaki transistor tersebut ialah :


- Emitor, bertugas menimbulkan elektron-elektron.
- Kolektor, berfungsi menyalurkan elektron-elektron tersebut tersebut keluar dari
transistor.
- Basis, mengatur gerakan elektron dari emitor yang keluar melalui tep/kaki kolektor.
Anda harus mengetahui apakah transistor itu jenis PNP atau jenis NPN, karena ini
menentukan dalam membuat atau mereparasi radio. Jika misalnya anda mengganti transistor
penguat akhir yang rusak dan transistor itu jenis PNP lalu anda menggantinya dengan jenis
NPN, tentunya pesawat tak akan bisa bunyi, karena sifatnya lain-lain antara PNP dan NPN.
Cara mengetahui transistor jenis PNP atau NPN, anda harus menggunakan ohm meter atau
multitester ( Avometer ).

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menentukan transistor jenis PNP atau jenis
NPN adalah sebagai berikut :
- Pastikan bahwa anda ingin menentukan jenis PNP atau NPN.
- Saklar multitester pada posisi R x 100 ohm.
- Hubungkan pencolok hitam (-) pada kaki emitor.
- Hubungkan pencolok merah (+) pada kaki basis.
- Catat berapa jarum skala bergerak dan berhenti.
- Kemudian pencolok hitam pada kaki kolektor.
- Lihat jarum skala pasti bergerak dan berhenti pada angka tertentu.
- Jika pengukuran pertama jarum lebih kecil dari pengukuran yang kedua berarti Transistor
jenis PNP
- Jika jarum lebih skala lebih besar daripada pengukuran kedua berarti jenis NPN.

CARA MENENTUKKAN KAKI TRANSISTOR

Transistor memiliki tiga buah kaki, yaitu Basis, Colector dan Emiter. Ketiga kaki tersebut
dapat ditentukan menggunakan Ohmmeter/Multimeter.
A. Mencari Kaki Basis

1. Atur multimeter pada pengukuran ohmmeter X100 atau X10


2. Lakukan pengukuran seperti gambar dibawah ini.

a. Gbr fisik b. Gbr Analogi-nya

Gambar 1. Cara menentukan kaki basis transistor


Perhatikan penunjukkan pergerakan jarum. Apabila jarum bergerak ke kanan dengan posisi
probe yang satu tetap pada kaki 1 dan probe lainnya pada kaki 2 dan kaki 3 berarti kaki 1
adalah Basis transistor. Jika probe positif yang berada pada kaki 1 berarti transistor tersebut
berjenis PNP, sebaliknya jika probe negatif berada pada kaki 1 berarti transistor tersebut
berjenis NPN

B. Mencari Kaki Colector dan Emitter


Atur multimeter pada skala X 1K atau X 10K

• Misal: transistor berjenis NPN


• Lakukan pengukuran seperti gambar dibawah ini.
Gbr.2a

• Perhatikan penunjukkan jarum, apabila jarum bergerak ke kanan maka kaki 2 (pada probe
positif) adalah emitter dan kaki 3 (pada posisi probe negatif) adalah Colector (Gbr 2a dan
2b). Atau Jika dipasang kebalikkannya (probe positif pada kaki 3 dan probe negatif pada kaki
2) dan jarum tidak bergerak, maka kaki 3 adalah emitter dan kaki 2 adalah Colector (Gbr 2c).
Untuk transistor jenis PNP dapat dilakukan seperti dibawah ini (gambar 3) dan hasilnya
kebalikan dari transistor jenis NPN (Gbr 3a dan 3b).

Keterangan lain mengenai Transistor


Cara Mengukur Transistor Horizontal

Transistor horizontal untuk TV ada 2 jenis. Ada yang menggunakan Diode didalamnya yaitu
dioda damper dan ada yang tidak menggunakan dioda damper. Cara pengukurannya
sebenarnya sama. Perbedaannya adalah apabila kita ukur transistor yang menggunakan dioda
damper jarum multimeter dibolak balik akan bergerak antara kaki emitor dengan basisnya.
Tetapi apabila tanpa dioda damper maka antara kaki emitor dengan basis hanya salah satu
yang bergerak.

Cara pengukuran transistor sebagai berikut:

1. Basis(warna merah)-colektor(warna hitam) hasilnya bergerak =jelek(short)


2. Basis(warna merah)-emitor(warna hitam) hasilnya bergerak= {tanpa dioda
jelek(short)} menggunakan dioda bagus.
3. Basis(warna hitam)-colektor(warna merah)hasilnya bergerak = bagus
4. Basis (warna hitam)-emitor (warna merah)hasilnya bergerak = bagus {baik itu pake
dioda damper maupun tanpa dioda damper}.
5. Basis-colektor-emitor (warna dibolak balik) hasilnya jarum tidak bergerak = transistor
mati.

>>>>>Berikut Contoh-contoh bentuk transistor :


Dalam pemakaian multimeter lebih baik mnegunakann posisi 1kohm.
Demikian cara mengukur transistor horizontal. Mungkin teman teman semua ada cara lain
mengukur transistor horisontal namun sebenarnya intinya sama saja.
terima kasih semoga bermanfaat.
http://basejob.blogspot.com/2012/03/pengujian-komponen-induktor.html

BaseJob
DUNIA TEKNOLOGI

Search This Blog

02 March 2012

Pengujian Komponen Induktor

Berikut ini langkah-langkah pengujian komponen Induktor.


I. Dasar
Tiga langkah dasar bila Basejob atau Kamu mengukur dengan posisi OHM pada
multimeter:
1. Putar dan letakan Jangka Pemilih (selektor) pada posisi OHM.
2. Pilih salah satu batas ukur ( range ) yaitu x1, x10, 100, x1k, x10k atau x100k.
3. Nol secara tepat skala ukur sebelah kanan dengan pengatur nol sebelah kanan ( adjust zero
) hanya untuk multimeter Analog.

II. Pengujian komponen induktor


Dengan alat ukur Ohm meter kita dapat menguji induktor,apakah induktor ini:
a.Bagus dimana nilai perlawanan kecil atau besar.
b.Putus dimana nilai perlawanan tak terhingga.

Dalam rumah multimeter ( alat-ukur Ohm ) terdapat baterai sebagai sumber-arus alat
ukur,maka:
a.Kutub positif baterai berkoneksi dengan lubang negatif alat-ukur ohm.
b.Kutub negatif baterai berkoneksi dengan lubang positif alat–ukur ohm.

III. Menguji induktor


Pada multimeter perlu diingat yaitu pada posisi ohmmeter dimana:
•Kabel hitam ( - ) ialah positif baterai ohmmeter.
•Kabel merah ( + ) ialah negatif baterai ohmmeter.

Dengan alat-ukur ohm atau multimeter kita akan mengukur nilai perlawanan induktor.
A. Sesama gulungan:
•Apa bila jarum bergerak maka induktor bagus.
•Apa bila jarum tidak bergerak maka induktor putus.

B. Antar gulungan
•Apa bila jarum tidak bergerak maka induktor bagus.
•Apa bila jarum bergerak maka induktor putus.
•Bila jarum tidak bergerak jauh berarti induktor kemungkinan induktor bocor untuk lebih
akurat pengujian Bocor atau hubung singkat antar kawat emailnya atau antar gulungan hanya
dapat dilihat dengan osiloskop dengan bantuan menginjeksikan isyarat bentuk blok.

Anda mungkin juga menyukai