Anda di halaman 1dari 8

Bab V

Rangkaian Dasar elektronika


A. Multimeter
1. Pengenalan Multimeter
Multimeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik, arus
listrik, dan tahanan (resistensi). Beberapa orang menyebut multimeter dengan sebutan AVO
meter. Hal ini dikarenakan AVO kepanjangan dari A (ampere), v(Volt), dan O(ohm).
Alat ini sendiri memeiliki beberapa fungsi, antara lain :
a. Pengukur dan penguji transistor
b. Pengukur dan penguji diode
c. Kapasitansi pengukur farad
d. Hambatan satuan pengukuran ohm
e. Arus listrik satuan pengukuran ampere
f. Frekuensi satuan pengukuran hertz
g. Tegangan AC dab DC satuan pengukuran volt

Multimeter dibedakan menjadi dua jenis.

- Multimeter Analog
Multimeter jenis ini menggunakan penunjuk jarum sebagai indicator pengukurannya.
- Multimeter Digital
Multimeter ini menggunakan digit angka sebagai indicator pengkurannya.

Multimeter memiliki bagian-bagian sebagai berikut :

a. Papan skala, digunakan untuk membaca hasil pengukuran


b. Saklar jangkauan ukur, digunakan untuk menentukan posisi kerja multimeter, dan
batas ukur (range).
c. Lubang probe multimeter, merupakan tempat untuk menghubungkan kabel probe
dengan multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau Common.
d. Probe, merupakan bagian yang dipakai untuk pengujian, bentuknya seperti kabel.

2. Cara Menggunakan Multimeter


Cara menggunakan multimeter analog dan digital sedikit berbeda. Berikut cara
menggunakan multimeter analog.
- Lihatlah pada papan skala multimeter. Papan ini mempunyai skala berbentuk
melengkung yang yang yang terlihat melalui kotak dan jarum penunjuk akan
menunjukkan nilai-nilai yang dibaa dari skala. Skala-skala melengkung pada kotak
meter memiliki warna berbeda yang menunjukkan setiap skala, sehingga mereka
akan memilikinilai yang berbeda. Ini menentukan besar rentangnya.
- Carilah saklar jangakauan ukur atau tombol pilihan. Bagian ini untuk mengubah
fungsi antara volt, ohm, dan ampere dan untuk mengubah skala (x1, x10, dan lain-
lain) dari meteran. Banyak fungsi multimeter tersedia dalam beberapa rentang
pengukuran. Oleh karena itu, penting untuk mengatur keduanya secara benar. Jika
tidak, kerusakan serius pada meteran atau dampak yang membahayakan operator
akan terjadi.
- Carilah probe multimeter pada multimeter untuk memasangkan kabel pengukuran
(probe). Kebanyakan multimeter memiliki beberapa colokan yang digunakan untuk
tujuan ini. Salah satunya biasanya memiliki label “COM” atau (-), yang berarti umum
(common). Untuk colokan ini biasanya digunakan untuk memasangkan kabel probe
berwarna hitam. Colokan ini akan digunakan untuk hampir setiap pengukuran yang
diambil. Semestinya colokan lain yang tersedia akan memiliki lambang “V” (+) dan
symbol Omega (tapal kuda terbalik) masing-masing untuk volt dan Ohm. Simbol +
dan – mewakili polaritas probe kabel pengukuran ketika melakukan pengukuran
tegangan DC. Dalam pemasangan standar, kabel merahlah yang akan memiliki
polaritas positif disbanding kabel hitam. Hal ini penting untuk diketahui ketika
rangkain yang diuji tidak berlabel + atau -.
- Sediakan kabel pengukur (probe). Seharusnya tersedia dua buah kabel yang
umumnya berwarna hitam dan merah. Kedua kabel inilah yang akan dihubungkan
ke perangkat apapun yang kamu ingin ukur dan uji.
- Carilah kotak baterai dan sekring. Kotak ini biasanya berada di bagian belakang.
Tetapi untuk beberapa model memilikinya disamping. Kotak ini menampung sekring
(dan mungkin cadangannya) dan baterai yang memasok listrik ke multimeter untuk
menguji tahanan. Multimeter mungkin memiliki lebih dari satu baterai, yang
biasanya memiliki ukuran yang berbeda.
- Carilah knop zero adjustment (pengatur nilai nol). Ini adalah knop kecil, biasanya
terletak didekat tombol yang diberi label “Ohms Adjust”, “0 Adj”, atau semacamnya.
Kenop ini hanya digunakan untuk rentang pengukuran ohm atau hambatandalam
keadaan probe kabel pengukuran saling menempel (bersentuhan dengan satu sama
lain). Putar kenop secara perlahan untuk mengeset jarum pada posisi 0 dalam skala
ohm. Jika baterai baru dipasang, seharusnya lebih mudah, jarum yang tidak dapat
menunjuk ke nilai nol menunjukkan bahwa baterai lemah dan harus diganti.
B. Dioda
1. Pengenalan diode
Diode adalah salah satu komponen elektronik yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Dioda sendiri memiliki dua elektroda, yaitu katoda dan anoda. Katoda merupakan kutub
yang bersifat positif dan dilambangkan P. Sedangkan Anoda bersifat negative dan
dilambangkan N.
Berikut adalah lambang diode:

Karena diode terbuat dari bahan semikonduktor, maka diode mempunyai fungsi untuk
menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.
Oleh karena itu, diode sering digunakan sebagai penyearah dalam rangkaian
elektronika.Dioda sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain.
- Dioda Standar (penyearah)
Diode jenis ini merupakan diode yang digunakan untuk menyearahkan arus listrik
dalam sebuah rangkaian elektronika.
- Diode Zener
Dioda Zener merupakan diode yang terbuat dari silicon dan junction P dan N. Dioda
Zener dapat digunakan sebagai penstabil tegangan, serta pembatas tegangan pada
level tertentu guna mengamankan rangkaian.
- LED (Lifht Emiting Diode)
LED merupakan jenis diode yang mampu memancarkan cahaya ketika masing-
masing kutubnya diberi polaritas. Dioda jenis ini memiliki fungsi sebagai indicator,
serta transmisi sinyal cahaya.
- Dioda Cahaya (Photo Dioda)
Dioda cahaya merupakan jenis diode yang sangat peka terhadap cahaya.

2. Cara Mengukur Dioda Menggunakan Multimeter


Berikut adalah tahapan pengukuran diode menggunakan multimeter analog.
- Siapkan diode yang akan diukur. Terlebih dahulu kalibrasi multimeter analog.
- Putar selector multimeter pada posisi ohm-meter x1 atau x100.
- Hubungkan probe warna merah pada salah satu kaki diode yang terdapat tanda
gelang (katoda) . Sedangkan probe warna hitam pada kaki diode yang lain (anoda).
- Apabila jarum multimeter seketika bergerak ke kanan dan menunjukkan nilai kurang
lebih 100 ohm, maka dioda masih berfungsi dengan baik. Seberapa nilai yang
ditunjukkan tidak perlu dihiraukan karena kita tidak mengukur nilai resistansi.
- Sekarang, baliklah probe warna yang dihubungkan. Probe warna merah pada anoda
dan hitam pada katoda. Apabila jarum tidak bergerak sama sekali, maka diode
dalam keadaan baik. Sedangkan apabila jarum bergerak sedikit saja atau bergerak
kea rah nilai tertentu maka diode mengalami kebocoran atau rusak. Ciri diode yang
berkondisi baik adalah keadaan reverse bias, hambatan yang tinggi dan nilai
resistansi berkisaran mega ohm.

C. Transistor
1. Pengenalan Transistor
Transistor merupakan salah satu komponen elektronika yang secara teknik berfungsi mirip
seperti saklar mekanik sederhana. Transistor bisa dibuat atau dirangkai sebagai komponen
yang bias mengalirkan arus atau menghambat atau memutuskan arus pada rangkaian
elektronik. Berikut adalah beberrapa fungsi transistor.
- Berfungsi sebagai penguat (amplifier)
- Sebagai perata arus
- Berfungsi menguatkan arus
- Membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi
- Modulasi sinyal
- Stabilisasi tegangan (stabilisator)
- Sirkuit pemutus dan penyambung (switching)

Transistor terdiri dari dua macam, yaitu transistor bipolar (PNP) dan transistor unipolar
(NPN). Pada transistor bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan kutub.
Sedangkan transistor unipolar adalah transistor yang hanya memiliki satu buah
persambungankutub. Kaki dari transistor terdiri dari tiga buah kaki yang diberi nama emitor,
basis dan kolektor. Untuk mengetahui kaki transistor dapat menggunakan alat ukur
multimeter, Berikut adalah symbol transistor NPN dan PNP.
2. Cara Mengukur Transistor Menggunakan Multimeter
Transistor yang akan kita ukur kelayakannya adalah transistor NPN dan PNP. Berikut adalah
cara mengukur transistor PNP.
- Siapkan transistor PNP yang akan diukur.
- Atur saklar multimeter pada posisi resistance atau hambatan pada skala terkecil
sampai 10k.
- Hubungkan probe merah ke kaki basis transistor dan probe hitam ke kaki emitor
transistor.
- Apabila jarum pada multimeter bergerak kekanan maka transistor tidak mengalami
kerusakan.
- Baliklah probe tersebut, probe merah pada kaki emitor dan sebaliknya. Apabila
jarum masih bergerak ke kanan maka transistor berfungsi dengan baik.

Sekarang cara pengukuran transistor NPN.

- Siapkan transistor PNP yang akan diukur.


- Atur saklar multimeter pada posisi resistance atau hambatan pada skala terkecil
sampai 10k.
- Hubungkan probe hitam pda kaki basis transistor dan probe merah pada kaki
emitor.
- Apabila jarum bergerak ke kanan maka transistor berfungsi dengan baik.
- Hubungkan probe hitam pada kaki emitor dan merah pada kaki basis. Apabila jarum
masih bergerak ke kanan maka kondisi transistor baik.

D. Resistor
1. Pengenalan Resistor
Resistor disebut dengan tahanan atau hambatan. Fungsi dari komponen ini adalah
mengendalikan arus listrik yang mengalir. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor disebut
Ohm dan dilambangkan dengan symbol Omega (Ω). Sesuai hokum Ohm bahwa resistansi
berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Dalam sebuah rangkaian
elektronika, seuah resistor memiliki fungsi sebagai berikut :
- Menghambat atau membatasi arus listrik.
- Menurunkan tegangan
- Membagi tegangan
- Menurunkan tegangan sesuai keinginan.

Resistor sendiri berdasarkan nilai resistensinya terbagi menjadi dua jenis, yaitu :

- Resistor tetap, yang terdiri dari resistor karbon, resistor film karbon, resistor film
metal, resistor kawat, resistor NIST (National Institute of Standard an Technology)
dan resistor MSD (Surface Mounted Device)
- Resistor tidak tetap, yang terdiri dari potensiometer trimpot, NTC (Negative
Temperature Coefficient), PTC (Positive Temperature Coefficient), LDR (Light
Dependent Resistor) dan VDR (Voltage Dependent Resistor).
2. Cara Mengukur Resistor Menggunakan Gelang Warna
Pada resistor tetap dalam menentukan nilai resistor dapat melihat warna yang tertera pada
bagian luar resistor yang biasa disebut dengan gelang warna. Gelang warna terdapat kode
warna resistor. Kode warna menyatakan harga resistansi dan toleransinya. Semakin kecil
harga tolerasni maka kondisi resistor semakin baik. Hal ini dikarenakan harga sebenarnya
ialah harga yang tertera harga toleransinya. Pada resistor terdapat empat gelang warna dan
lima gelang warna.
Tabel warna resistor.
No Warna Cincin Gelang I Gelang II Gelang III Gelang IV Gelang V
Angka ke-1 Angka ke-2 Angka ke-3 Pengali Toleransi
1 Hitam 0 0 0 X 100
2 X 100
3 X 100
4 X 100
5 X 100
6 X 100
7 X 100
8 X 100
9 X 100
10 X 100
11 X 100
12 X 100
13 X 100

3. Cara Mengukur Resistor Menggunakan Multimeter


Resistor seendiri juga dapat diukur menggunakan multimeter. Berikut tahapan pengukuran
resistor menggunakan multimeter analaog.
- Siapkan resistor yang akan diukur.
- KAlibrasi terlebih dahulu multimeter yang akan digunakan.
- Putar selector multimeter pada posisi R(Ω)x1, R(Ω)x10 atau R(Ω)x1K. Hal ini
tergantung pada nilai hambatan yang akan diukur. Apabila nilai resistor 100Ω, maka
selector diarahkan pada R9Ωx1 atau R9Ωx10.
- Hubungkan probe merah dan hitam pad masing-masing ujung resistor yang akan
diukur.
- Setelah probe dihubungkan, maka seketika multimeter akan bergerak pada nilai
skala tertentu. Nilai yang ditunjukkan jarum merupakan nilai dari resistor yang
sedang diukur.
- Apabila tidak bergerak, maka resistor dalam keadaan rusak.

E. Kapasitor
1. Pengenalan kapasitor
Kapasitor merupakan komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik dalam
waktu tertentu. Kapasitor sering disebut dengan kondensator. Kapasitor hanya dapat
menghantarkan arus bolak-balik atau AC, sedangkan arus DC yang melewati kapasitor akan
diblok. Nilai dari sebuah kapasitor ditentukan dengan satuan Farad.

Resistor sendiri terbagi menjadi beberapa jenis. Berdasarkan nilai kapasitasnya, resistor
terbagi dua bagian yaitu :
- Kapasitor yang memiliki nilai tetap
- Kapasitor yang memiliki nilai tidak tetap atau variable.

Pembagian kapasitor berdasarkan bahan pembuatannya antara lain kapasitor mika, kertas,
plastic, keramik, tantalum, elektrolit, mylar dan lain-lain. Sedangkan pembagian kapasitor
berdasarkan polaritasnya terbagi menjadi :

a. Kapasitor bipolar, Kapasitor jenis ini memiliki nilai polaritas kutub positif dan negative.
Kapasitor bipolar terdiri dari :
- Kapasitor elektrolit atau elko merupakan jenis kapasitor yang memiliki nilai
kapasitansi tinggi dan terbuat dari bahan semacam minyak kimia dengan beberapa
zat lain.
- Kapasitor tantalum memiliki dimensi yang lebih kecil sehingga nilai kapasitansi yang
terbatas.
b. Kapasitor nonpolar, kapasitor jenis ini tidak memiliki polaritas sehinggan pemasangannya
boleh terbalik, kapasitor ini terdiri dari :
- Kapasitor keramik merupakan kapasitor yang memiliki ciri khas berwarna coklat
atau hijau dengan bentuk pipih. Nilai kapasitansi yang dimiliki sangat kecil.
- Kapasitor kertas merupakan kapasitor yang banyak digunakan pada rangkaian radio
dan pembangkit frekuensi. Hal ini dikarenakan kapasitor ini stabil pada frekuensi
tinggi.
- Kapasitor mika merupakan kapasitor yang memiliki fleksibilitas dan stabilitas yang
cukup baik sehingga dapat digunakan pada frekuensi rendah maupun tinggi.
- Kapasitor polyster merupakan kapasitor yang sering digunakan pada rangkaian
frekuensi rendah seperti audio amplifier. Karena kapasitor ini cukup stabil pada
feekuensi rendanh tetapi kurang stabil pada frekuensi tinggi.

2. Cara Mengukur Kapasitor Menggunakan LCR Meter


Pengukuran kapasitor menggunakan multimeter analog hanya dapat dilakukan apabila nilai
kapasitansi 1fF hingga 2200 uF saja. Hal ini karena
keterbatasan sensitive dari multimeter. Kapasitor
yang bernilai tersebut biasanya berjenis elko.
Untuk mengukur kapasitas dari kapasitor yang
bernilai kecil menggunakan LCR meter. Alat ini
memiliki fungsi sama dengan multimeter.
Perbedaannya alat ini khusus untuk mengukur
komponen Induktor (L), Kapasitor © dan resistor
(R). Alat ini dapat untuk mrngukur kapasitor
dengan ukuran kecil dengan akurat. Berikut gambar
LCR meter.

Alat ini cukup mudah digunakan, karena nilai kapasitasi akan tertera pada layar. Untuk
dapat menggunakannya, perhatikan tahapan berikut !
- Tentukan perkiraan nilai kapasitasi kapasitor yang akan diukur. Caranya dengan
melihat nilai yang tertera pada badan kapasitor. Apabila nilai tertulis 103, maka nilai
yang kita tentukan adalah 10 nF.
- Hubungkan probe pada kapasitor
- Apabila nilai pda LCR meter menunjukkan 10 nF atau mendekati, maka kapasitor
dalam keadaan baik. Sedangkan apabila nilainya melenceng jauh dari nilai yang
tertera pada badan kapasitor, berarti kapasitor dalam keadaan rusak.

Anda mungkin juga menyukai