Anda di halaman 1dari 49

Cara Menggunakan Multimeter / Multitester

By :

Dr. Mahmud Mustapa, M.Pd.


Nurihidayanti, S.Pd., M.Pd.

Cara Menggunakan Multimeter – Multimeter adalah alat yang berfungsi


untuk mengukur Voltage (Tegangan), Ampere (Arus Listrik), dan Ohm
(Hambatan/resistansi) dalam satu unit. Multimeter sering disebut juga
dengan istilah Multitester atau AVOMeter (singkatan dari Ampere Volt
Ohm Meter). Terdapat 2 jenis Multimeter dalam menampilkan hasil
pengukurannya yaitu Analog Multimeter (AMM) dan Digital
Multimeter (DMM).

Sehubungan dengan tuntutan akan keakurasian nilai pengukuran dan


kemudahan pemakaiannya serta didukung dengan harga yang semakin
terjangkau, Digital Multimeter (DMM) menjadi lebih populer dan lebih
banyak dipergunakan oleh para Teknisi Elektronika ataupun penghobi
Elektronika.

NEXT VIDEO IN 3
CANCEL

Dengan perkembangan teknologi, kini sebuah Multimeter atau


Multitester tidak hanya dapat mengukur Ampere, Voltage dan Ohm atau
disingkat dengan AVO, tetapi dapat juga mengukur Kapasitansi,
Frekuensi dan Induksi dalam satu unit (terutama pada Multimeter
Digital). Beberapa kemampuan pengukuran Multimeter yang banyak
terdapat di pasaran antara lain :

 Voltage (Tegangan) AC dan DC satuan pengukuran Volt


 Current (Arus Listrik) satuan pengukuran Ampere
 Resistance (Hambatan) satuan pengukuran Ohm
 Capacitance (Kapasitansi) satuan pengukuran Farad
 Frequency (Frekuensi) satuan pengukuran Hertz
 Inductance (Induktansi) satuan pengukuran Henry
 Pengukuran atau Pengujian Dioda
 Pengukuran atau Pengujian Transistor

Bagian-bagian penting Multimeter

Multimeter atau multitester pada umumnya terdiri dari 3 bagian penting,


diantanya adalah :

1. Display
2. Saklar Selektor
3. Probe
Gambar dibawah ini adalah bentuk Multimeter Analog dan Multimeter
Digital beserta
bagin-bagian pentingnya
.
a

Cara Menggunakan Multimeter untuk Mengukur Tegangan, Arus listrik


dan Resistansi

Berikut ini cara menggunakan Multimeter untuk mengukur beberapa


fungsi dasar Multimeter seperti Volt Meter (mengukur tegangan),
Ampere Meter (mengukur Arus listrik) dan Ohm Meter (mengukur
Resistansi atau Hambatan)

1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV


2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur.
Jika ingin mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt
(khusus Analog Multimeter) **Jika tidak mengetahui tingginya
tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala
tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan
pada multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe
Merah pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal
Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV


2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur.
Jika ingin mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt
(khusus Analog Multimeter) **Jika tidak mengetahui tingginya
tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala
tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada
multimeter.
3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk
Tegangan AC, tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+)
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

3. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA


2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika
Arus yang akan diukur adalah 100mA maka putarlah saklar
selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala
yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus.
Kita harus menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.
3. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban,
4. Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita
putuskan tersebut. Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+)
dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian
yang akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut
ini.
5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

4. Cara Mengukur Resistor (Ohm)

1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)


2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur.
Biasanya diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus
Multimeter Analog)
3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi
boleh terbalik.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk
Analog Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di
langkah ke-2)
Fungsi Dioda dan Cara Mengukurnya

By :

Dr. Mahmud Mustapa, M.Pd.


Nurihidayanti, S.Pd., M.Pd.

Fungsi Dioda dan Cara mengukurnya – Dioda (Diode) adalah


Komponen Elektronika
Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi
untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus
listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan
sebagai penyearah dalam
Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda
(terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja
yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat
mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda)
tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya. Fungsi Dioda
and Jenis-jenisnya

Playvolu
A
me d 3

Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa Jenis,


diantaranya
adalah
:

 Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi


sebagai penyearah arus AC ke arus DC.
 Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga
sebagai penstabil tegangan.
 Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu
penerangan
 Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya
 Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali

Baca juga : Pengertian Dioda Bridge dan Prinsip Kerjanya.

Simbol Dioda

Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan komponen


Elektronika aktif yang terdiri dari 2 tipe bahan yaitu bahan tipe-p dan
tipe-n :
Prinsip Kerja Dioda

Untuk dapat memperjelas prinsip kerja Dioda dalam menghantarkan dan


menghambat aliran arus listrik, dibawah ini adalah rangkaian dasar
contoh pemasangan dan penggunaan Dioda dalam sebuah rangkaian
Elektronika.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter

Untuk mengetahui apakah sebuah Dioda dapat bekerja dengan baik


sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan pengukuran terhadap Dioda
tersebut dengan menggunakan Multimeter (AVO Meter).

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
5. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
6. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada
Terminal Katoda (tanda gelang).
7. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
8. Jarum harus tidak bergerak.
**Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah
rusak.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital

Pada umumnya Multimeter Digital menyediakan pengukuran untuk


Fungsi Dioda, Jika tidak ada, maka kita juga dapat mengukur Dioda
dengan Fungsi Ohm pada Multimeter Digital.

Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan Multimeter Digital


(Fungsi Ohm / Ohmmeter)
1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω)
2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda
gelang) 3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.64MOhm)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke
Katoda
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Nilai Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau Open
Circuit.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan
sudah Rusak.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital


(Menggunakan Fungsi Dioda)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi Dioda


2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.42 V)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke
Katoda
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Tidak terdapat nilai tegangan pada Display Multimeter.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut
berkemungkinan sudah Rusak.

Catatan Penting :

Hal yang perlu diperhatikan disini adalah Cara Mengukur Dioda dengan
menggunakan Multimeter Analog dan Multimeter Digital adalah
terbalik. Perhatikan Posisi Probe Merah (+) dan Probe Hitamnya (-).
Cara-cara pengukuran tersebut diatas juga dapat digunakan untuk
menentukan Terminal mana yang Katoda dan mana yang Terminal
Anoda jika tanda gelang yang tercetak di Dioda tidak dapat dilihat lagi
atau terhapus (hilang).
Cara Mengukur Dioda Zener dengan Multimeter

By :

Dr. Mahmud Mustapa, M.Pd.


Nurihidayanti, S.Pd., M.Pd.

Cara Mengukur Dioda Zener dengan Multimeter – Dioda Zener adalah


jenis dioda yang dirancang khusus untuk dapat beroperasi di rangkaian
Bias Balik (Reverse Bias). Dioda Zener akan memiliki karakteristik dan
Fungsi yang sama persis dengan Dioda Normal apabila diberikan
tegangan bias maju (Forward bias), namun apabila Dioda Zener
diberikan tegangan yang melampai batas “Breakdown Voltage” atau
“Tegangan Tembus Dioda Zener”, maka Dioda Zener tersebut akan
mengalirkan arus listrik ke arah yang berlawanan.
Baca juga : Pengertian dan Fungsi Dioda Zener.

Dioda Zener yang memiliki sifat unik ini umumnya digunakan pada
rangkaianrangkaian Pengatur Tegangan (Voltage Regulator) dan
Rangkaian Perlindungan terhadap kelebihan Tegangan (Over Voltage
Protection). Pada saat rangkaian-rangkaian tersebut mengalami
gangguan, mungkin kita perlu melakukan troubleshooting komponen-
komponen elektronika mana yang menjadi penyebab gangguan tersebut
dan tentunya salah satu komponen yang perlu kita periksa adalah Dioda
Zener ini.

Playvolume00:00/00:00INDONESIA - optimizedTruvidfullScreen
Cara Mengukur Dioda Zener
Pada umumnya, terdapat dua cara sederhana untuk mengetahui apakah
Dioda Zener masih dapat berfungsi dengan baik atau sudah mengalami
kerusakan. Kedua cara mengukur Dioda Zener ini akan kita bahas di
artikel ini.

Cara Mengukur Dioda Zener dengan Ohmmeter pada Multimeter

Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan menggunakan


fungsi Ohmmeter pada Multimeter. Pengujian atau pengukuran Dioda
Zener dengan Ohmmeter pada Multimeter ini dapat mengetahui apakah
Dioda Zener yang bersangkutan mengalami “Open (Putus/terbuka)”
atau “Short (Korsleting/hubungan pendek) atau mungkin juga masih
dalam kondisi baik.

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω)


2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.45Mohm atau
450KOhm) yang menandakan Dioda Zener masih dalam Kondisi
Baik. Namun apabila tidak menunjukan nilai tertentu, maka dapat
dipastikan bahwa Dioda tersebut telah rusak.
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke
Katoda (tanda gelang) 7. Baca hasil pengukuran di Display
Multimeter
8. Nilai Resistansinya yang Infinity (tak terhingga) atau Open Circuit
(OL) menandakan Dioda Zener tersebut dalam kondisi baik.
Namun apabila menunjukan nilai resistansi tertentu, maka Dioda
tersebut berkemungkinan sudah Rusak.

Cara Mengukur Dioda Zener dengan Voltmeter pada Multimeter

Cara kedua adalah dengan menggunakan fungsi Voltmeter pada


Multimeter untuk memeriksa apakah Dioda Zener masih dalam kondisi
baik atau rusak. Untuk melakukan pengujian ini, kita perlu membuat
sebuah rangkaian sederhana yaitu dengan merangkaikan sebuah resistor
secara seri dengan Dioda Zener dan memberikan tegangan bias terbalik
(reverse bias) pada Dioda Zener yang akan kita uji atau ukur nilainya.
Tegangan yang kita berikan harus lebih tinggi dari dari tegangan Zener
(Breakdown Voltage) yang ditentukan. Dalam contoh rangkaian
dibawah ini kita memberikan tegangan setinggi 9 Volt dari sebuah
Baterai 9V. Tegangan Zener atau Breakdown Voltage pada Dioda Zener
yang kita gunakan adalah 5,1V. Kita juga memerlukan sebuah resistor
sebagai pembatas. Resistor yang kita gunakan adalah 1KΩ.
1. Rangkailah Dioda Zener seperti pada gambar diatas ini.
2. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi VOLT (V)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
4. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter, pastikan nilai yang
ditampilkan adalah nilai yang mendekati Tegangan Zener
(Breakdown Voltage). Jika nilai tegangan yang ditunjukan adalah
mendekati Tegangan Zener, dapat dipastikan bahwa Dioda Zener
tersebut dalam kondisi baik (Dalam contoh ini adalah sekitar
5,1V). Namun apabila nilai tegangannya sangat tinggi atau jauh
lebih rendah dari nilai Tegangan Zener, berarti Dioda Zener
tersebut telah rusak.
Cara Menguji MOSFET (Metal Oxide Field Effect Transistor)
dengan Multimeter

By :

Dr. Mahmud Mustapa, M.Pd.


Nurhidayanti, S.Pd., M.Pd.

Cara Menguji MOSFET (Metal Oxide Field Effect Transistor)


dengan Multimeter – MOSFET atau Metal Oxide Field Effect
Transistor adalah jenis Transistor yang pengoperasiannya
tergantung pada efek medan (field effect) yaitu medan listrik
pada Input GATE atau Input Gerbangnya. MOSFET terdiri dari
3 kaki terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source (S). Pada
umumnya MOSFET digunakan pada rangkaian-rangkaian
elektronika sebagai Saklar (Switch), Penguat (Amplifier dan
Pencampur (Mixer). Transistor Medan Efek ini dapat
digolongkan menjadi 2 jenis yaitu MOSFET tipe N
(NMOSFET) dan MOSFET tipe P (PMOSFET). Cara Menguji
MOSFET (Metal Oxide Field Effect Transistor) dengan
Multimeter
Untuk menguji apakah sebuah MOSFET mengalami kerusakan
atau tidak, kita dapat menggunakan sebuah Multimeter Digital
untuk mengukur atau mengujinya. Meskipun menggunakan cara
yang cukup sederhana namun cukup memadai untuk mengetahui
baik atau rusaknya MOSFET tersebut.
Playvolume
A
d

Menguji MOSFET tipe N (NMOSFET)


Berikut ini adalah cara untuk menguji MOSFET yang bertipe N
(NMOSFET) dengan menggunakan Digital Multimeter yang di
setting pada pengukuran Dioda.

1. Atur Posisi Saklar Multimeter Digital pada Pengukuran


Dioda.
2. Hubungkan Probe Hitam atau Negatif (-) Multimeter ke
kaki terminal “Source”.
3. Sentuh Probe Merah atau Positif (+) Multimeter ke kaki
terminal “Gate”.
4. Pindahkan Probe Merah atau Positif (+) Multimeter
tersebut ke kaki terminal
“Drain”, sedangkan Probe Hitam (-) masih tetap di kaki
Terminal “Source”. 5. Layar Multimeter akan menampilkan
nilai tegangan yang sangat rendah. Hal ini dikarenakan
MOSFET telah diaktifkan pada saat probe merah multimeter
disentuhkan ke Terminal “Gate”. Kondisi ini menunjukan
MOSFET yang diuji ini masih dalam kondisi
BAIK.
6. Pastikan Probe Hitam (-) masih tetap pada terminal
“Source” dan Probe Merah (+) masih pada terminal
“Drain”, sentuh terminal “Source” dan “Gate” dengan jari
anda untuk melakukan “discharge” atau pembuangan arus
terhadap MOSFET yang diuji.
7. Lepaskan jari tangan anda.
8. Layar Multimeter akan menunjukan “open” atau “OL”.
Kondisi tersebut menandakan MOSFET yang diuji ini
masih dalam kondisi BAIK.
Menguji MOSFET tipe P (PMOSFET)
Cara Pengujian MOSFET tipe P hampir sama dengan MOSFET
tipe N, perbedaannya hanya pada polaritas probe yang
mengujinya. P MOSFET merupakan kebalikan dari N MOSFET.
Berikut ini adalah cara untuk menguji MOSFET yang bertipe P
(PMOSFET) dengan menggunakan Digital Multimeter yang di
setting pada pengukuran Dioda.

1. Atur Posisi Saklar Multimeter Digital pada Pengukuran


Dioda.
2. Hubungkan Probe Merah atau Positif (+) Multimeter ke
kaki terminal “Source”.
3. Sentuh Probe Hitam atau Negatif (-) Multimeter ke kaki
terminal “Gate”.
4. Pindahkan Probe Hitam atau Negatif (-) Multimeter
tersebut ke kaki terminal
“Drain”. (Probe Merah(+) masih tetap di kaki Terminal
“Source”).
5. Layar Multimeter akan menampilkan nilai tegangan yang
sangat rendah. Hal ini dikarenakan MOSFET telah
diaktifkan pada saat probe hitam multimeter disentuhkan ke
Terminal “Gate”. Kondisi ini menunjukan MOSFET yang
diuji ini masih dalam kondisi BAIK.
6. Pastikan Probe Merah (+) masih tetap pada terminal
“Source” dan Probe Hitam (-) masih pada terminal “Drain”,
sentuh terminal “Source” dan “Gate” dengan jari anda
untuk melakukan “discharge” atau pembuangan arus
terhadap MOSFET yang diuji.
7. Lepaskan jari tangan anda.
8. Layar Multimeter akan menunjukan “open” atau “OL”.
Kondisi tersebut menandakan MOSFET yang diuji ini
masih dalam kondisi BAIK.

Cara Mengukur Kapasitor dengan Multimeter

By :

Dr. Mahmud Mustapa, M.Pd.


Nurihidayanti, S.Pd., M.Pd.
Cara Mengukur Kapasitor dengan Multimeter – Kapasitor
adalah Komponen Elektronika yang dapat menyimpan muatan
listrik dalam waktu sementara. Untuk mengukur nilai dari
sebuah Kapasitor (Kondensator), kita memerlukan sebuah alat
ukur yang dinamakan dengan Capacitance Meter (Kapasitansi
Meter). Capacitance Meter adalah alat ukur yang khusus hanya
mengukur nilai Kapasitansi sebuah Kapasitor. Selain
Capacitance Meter, terdapat juga alat ukur gabungan yang dapat
mengukur beberapa macam komponen elektronika, diantaranya
adalah LCR Meter dan Multimeter.
LCR Meter adalah alat ukur yang dapat mengukur nilai L
(Induktansi /
Inductance, untuk mengukur Induktor atau Coil), C (Kapasitansi
/
Capacitance, untuk mengukur Kapasitor atau Kondensator) dan
R (Resistansi / Resistance, untuk mengukur Hambatan atau
Resistor) sedangkan Multimeter adalah alat ukur gabungan yang
mendapat mengukur Arus, Tegangan, Hambatan (Resistansi)
dan juga menguji beberapa macam Komponen Elektronika
seperti Dioda, Kapasitor, Transistor dan Resistor.

Playvolume
A
d

Saat ini, telah banyak jenis Multimeter Digital yang telah


mempunyai fungsi untuk mengukur nilai Kapasitor sehingga
kita tidak perlu membeli alat khusus untuk mengukur nilai
Kapasitansi Kapasitor dan tentunya Multimeter sebagai alat ukur
gabungan memiliki batas tertentu dalam Mengukur Kapasitansi
sebuah Kapasitor. Kapasitor yang mempunyai Kapasitansi yang
besar terutama pada Kapasitor Elektrolit (ELCO) tidak
semuanya dapat diukur nilainya oleh sebuah Multimeter Digital.
Seperti contoh pada salah satu Multimeter dengan merek
SANWA yang bertipe CD800a, batas pengukuran Kapasitansi
Kapasitor hanya berkisar antara 50nF sampai 100µF.
Untuk menguji apakah Komponen Kapasitor dapat berfungsi
dengan baik, kita juga dapat menggunakan Multimeter Analog
dengan Skala Resistansi (Ohm). Multimeter Analog tidak dapat
mengetahui dengan pasti nilai Kapasitansi dari sebuah
Kapasitor, tetapi cukup bermanfaat untuk mengetahui apakah
Kapasitor tersebut dalam Kondisi baik ataupun rusak (seperti
Bocor ataupun Short (hubungan pendek)).
Menguji Kapasitor dengan Multimeter Analog
Berikut ini adalah Cara menguji Kapasitor Elektrolit (ELCO)
dengan Multimeter Analog :
1. Atur posisi skala Selektor ke Ohm (Ω) dengan skala x1K
2. Hubungkan Probe Merah (Positif ) ke kaki Kapasitor
Positif
3. Hubungkan Probe Hitam (Negatif) ke kaki Kapasitor
Negatif
4. Periksa Jarum yang ada pada Display Multimeter Analog,
Kapasitor yang baik : Jarum bergerak naik dan kemudian
kembali lagi.
Kapasitor yang rusak : Jarum bergerak naik tetapi tidak
kembali lagi.
Kapasitor yang rusak : Jarum tidak naik sama sekali.
Mengukur Kapasitor dengan Multimeter Digital
(Yang memiliki Fungsi Kapasitansi Meter)
Cara mengukur Kapasitor dengan Multimeter Digital yang
memiliki fungsi Kapasitansi Meter cukup mudah, berikut ini
caranya :

1. Atur posisi skala Selektor ke tanda atau Simbol Kapasitor


2. Hubungkan Probe ke terminal kapasitor.
3. Baca Nilai Kapasitansi Kapasitor tersebut.
Hal yang perlu diingat, cara diatas hanya dapat digunakan pada
Multimeter Digital yang memiliki kemampuan mengukur
Kapasitansi.
Untuk lebih akurat, tentunya kita memerlukan alat ukur khusus
untuk mengukur Nilai Kapasitansi sebuah Kapasitor seperti
LCR meter dan Capacitance Meter. Cara pengukurannya pun
hampir sama dengan cara menggunakan Multimeter Digital,
hanya saja kita perlu menentukan nilai Kapasitansi yang paling
dekat dengan Kapasitor yang akan kita ukur dengan cara
mengatur Sakelar Selektor LCR meter dan Kapasitansi Meter.
Dibawah ini adalah gambar bentuk Capacitance Meter, LCR
Meter dan Multimeter.
Artikel Kapasitor lainnya :
– Jenis-jenis Kapasitor beserta fungsinya.

Cara Mengukur Potensiometer dengan Multimeter

By :

Dr. Mahmud Mustapa, M.Pd.


Nurihidayanti, S.Pd., M.Pd.
Cara mengukur Potensiometer dengan Multimeter – Kita dapat
mengukur nilai Resistansi dari sebuah Potensiometer dengan
menggunakan alat ukur yang dinamakan Multimeter, baik
Multimeter yang menunjukan nilai Digital maupun Multimeter
Analog. Seperti yang kita ketahui bahwa Multimeter adalah alat
ukur yang terdiri dari gabungan pengukuran Arus Listrik
(Ampere), Tegangan Listrik (Volt) dan Resistansi/Hambatan
(Ohm). Untuk mengukur Potensiometer yang merupakan
komponen keluarga Resistor, Potensiometer tentunya diukur
dengan fungsi Ohm (Resistansi) yang terdapat pada Multimeter.
Dalam pengukuran, kita dapat mengetahui Nilai Maksimum
Resistansi sebuah Potensiometer dan juga perubahan Nilai
Resistansi Potensiometer saat kita memutar Shaft atau Tuas
pengaturnya. Cara Mengukur Potensiometer

Berikut ini adalah cara untuk mengukur nilai Resistansi


Potensiometer Multimeter
menggunakan dengan Digital :
Untuk mengetahui Nilai Resistansi Maksimum Potensiometer

1. Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)


2. Hubungkan Probe Multimeter pada kaki Terminal yang
pertama (1) dan Terminal ketiga (3).
3. Perhatikan nilai Resistansi Potensiometer pada Display
Multimeter, nilai yang tampil adalah nilai maksimum dari
Potensiometer yang sedang kita ukur ini.

Perlu diketahui, Nilai Maksimum tersebut merupakan Nilai


Nominal
Potensiometer dan akan hampir sama dengan nilai yang tertera
pada badan
Potensiometer itu sendiri. Nilai Resistansi Potensiometer pada
Terminal 1 dan Terminal 3 akan selalu konstan. Artinya,
Pemutaran Shaft (Tuas) pengatur tidak akan berpengaruh
terhadap nilai pengukurannya.
Untuk mengukur Perubahan Nilai Resistansi Potensiometer

1. Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)


2. Hubungkan Probe Multimeter pada kaki Terminal yang
pertama (1) dan Terminal kedua (2).
3. Putarlah Shaft atau Tuas pada Potensiometer searah jarum
jam,
4. Perhatikan Nilai Resistansi pada Display Multimeter, Nilai
Resistansi and naik seiring dengan pergerakan Shaft (Tuas)
Potensiometer tersebut. Sebaliknya, Jika Shaft (Tuas)
Potensiometer diputar berlawanan arah jarum jam, Nilai
Resistansi akan menurun seiring dengan pergerakan Shaft
(Tuas) Potensiometer tersebut.
5. Pindahkan Probe Multimeter dari kaki Terminal pertama
(1) ke Terminal ketiga (3). Jadi, sekarang kaki Terminal
Potensiometer yang diukur adalah Terminal 2 dan Terminal
3.
6. Putarlah Shaft (Tuas) Potensiometer searah jarum jam,
7. Perhatikan Nilai Resistansi Potensiometer pada Display
Multimeter,
Nilai Resistansi akan menurun seiring dengan pergerakan
Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut. Sebaliknya, Jika Shaft
(tuas) Potensiometer diputar berlawanan arah jarum jam,
Nilai Resistansi akan naik seiring
dengan pergerakan Shaft (Tuas) Potensiometer tersebut.

Catatan :
Potensiometer tidak mengenal Polaritas Positif dan Negatif
sehingga Posisi peletakan Probe Merah dan Probe Hitam
Multimeter tidak menjadi masalah dalam pengukuran.
Untuk mengetahui Pengertian, Prinsip Kerja dan Fungsi
Potensiometer, silakan baca artikel : Pengertian dan Fungsi
Potensiometer.
Cara Mengukur SCR (Silicon Controlled Rectifier) dengan
Multimeter

By :

Dr. Mahmud Mustapa, M.Pd.


Nurihidayanti, S.Pd., M.Pd.

Cara Mengukur SCR (Silicon Controlled Rectifier) dengan


Multimeter – SCR atau Silicon Controlled Rectifier pada
dasarnya merupakan Dioda yang memiliki 3 terminal kaki. Dua
kaki diantaranya adalah Anoda dan Katoda yang fungsinya sama
seperti Dioda pada umumnya, sedangkan kaki ketiga berfungsi
sebagi pengendali atau sering disebut dengan “Gate”. Untuk
mengetahui lebih jelas mengenai prinsip kerja SCR, silakan baca
: Pengertian SCR dan Prinsip Kerjanya.
Suatu hal penting yang perlu diketahui bahwa sebuah SCR
hanya dapat menghantarkan listrik seperti dioda normal apabila
diberikan tegangan maju (Forward-biased) dan mendapatkan
tegangan positif pada kaki pengendali (gate). Oleh karena itu,
terdapat sedikit perbedaan antara pengujian SCR dengan
pengujian Dioda normal pada umumnya. Namun kita tetap dapat
menggunakan Multimuter dalam mengukur atau menguji apakah
sebuah SCR dapat berfungsi dengan baik atau tidak.
Cara Mengukur SCR dengan Multimeter
Untuk menguji atau mengukur sebuah SCR, Perlengkapan yang
perlu disiapkan adalah sebuah Multimeter dan satu kabel pendek
yang akan kita gunakan sebagai Jumper atau penghubung.
Berikut ini adalah langkah-langkah mengukur SCR dengan
menggunakan Multimeter.

1. Atur posisi saklar Multimeter ke R atau Ohm (Ω) x10.000.

2. Hubungkan Probe Hitam Multimeter (Negatif) ke kaki


Anoda SCR dan Probe Merah Multimeter (Positif) ke kaki
Katoda SCR.
3. Baca hasil pengukuran di layar Multimeter, hasil
pengukurannya harus menunjukan nilai resistansi yang
tinggi.
*Jika hasil pengukurannya menunjukan nilai resistansi
yang sangat rendah, maka SCR tersebut dinyatakan hubung
singkat (Short)/rusak.
4. Hubungkan Probe Merah Multimeter (Positif) ke kaki
Anoda SCR dan Probe Hitam Multimeter (Negatif) ke kaki
Katoda SCR.
5. Baca hasil pengukuran di layar Multimeter, hasil
pengukurannya juga harus menunjukan nilai resistansi yang
tinggi.
*Jika hasil pengukurannya menunjukan nilai resistansi yang
sangat rendah, maka SCR tersebut dinyatakan hubung singkat
(Short)/rusak.
6. Pada kondisi Probe Merah dan Probe Hitam masih
terhubung di kaki SCR seperti pada langkah ke-4,
hubungkan kaki Anoda dan kaki Gate pada SCR dengan
menggunakan sebuah kabel penghubung (jumper). Jika
SCR berfungsi dengan baik maka nilai resistansi yang
tampil pada layar Multimeter akan menunjukan nilai
resistansi yang sangat rendah. Nilai resistansinya ini akan
tetap rendah meskipun kabel penghubung jumper tersebut
dilepas.
Jumper atau Kabel penghubung ini berfungsi untuk
memberikan arus ke kaki “Gate” SCR atau sebagai pemicu
“Trigger” SCR.
Catatan :
 Kita juga dapat menggunakan Multimeter Digital untuk
mengukur SCR seperti cara yang disebutkan diatas.
 Setiap tipe SCR memiliki karakteristik dan spesifikasi yang
berbeda-beda, jika arus yang diberikan oleh Multimeter
tidak mencukupi untuk mengaktifkan SCR, maka kita dapat
coba untuk mengubah setting posisi saklar ke Ohm (Ω)
x1.000 atau x100.
Cara Mengukur Thermistor PTC dan NTC dengan
Multimeter By :

Dr. Mahmud Mustapa, M.Pd.


Nurihidayanti, S.Pd., M.Pd.

Cara Mengukur Thermistor PTC dan NTC dengan Multimeter –


Thermistor (NTC/PTC) merupakan jenis resistor yang nilai
resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu atau temperatur di
sekitarnya. Untuk menguji atau mengukur apakah sebuah
Thermistor NTC maupun PTC dapat berfungsi dengan baik atau
tidak, kita dapat menggunakan Multimeter Digital ataupun
Multimeter Analog dengan bantuan alat pemanas seperti solder
listrik
(soldering iron), Pengering rambut (Hair dryer) atau jenis-jenis
pemanas (Heater) lainnya. Selain dapat mengukur atau menguji
Thermistor, kita juga dapat membedakan jenis Thermistor yang
yang kita ukur/uji tersebut apakah merupakan jenis Thermistor
PTC (Positive Temperature Coefficient) atau jenis Thermistor
NTC (Negative Temperature Coefficient).
Berikut ini adalah cara untuk mengukur Thermistor NTC dan
PTC dengan menggunakan Multimeter :
Playvolume00:19/01:00INDONESIA-JAKARTA
OPTIMIZEDTruvidfullScreen
Cara Mengukur Thermistor PTC
(Positive Temperature Coefficient)

1. Atur Posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)


2. Hubungkan Probe pada Kaki Thermistor (Thermistor tidak
memiliki Polaritas)
3. Dekatkan Mata Solder (Soldering Tip) yang panas ke
Thermistor (pastikan jangan menyentuh Thermistor, karena
akan merusak bungkusan Thermistor).
4. Perhatikan Display Multimeter, nilai Resistansinya akan
naik sebanding dengan suhu tinggi disekitarnya.
* Kita juga dapat menggunakan Hair Dryer atau pemanas
lainnya untuk menaikkan suhu disekitar Thermistor.
Cara Mengukur Thermistor NTC
(Negative Temperature Coefficient)
1. Atur Posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)
2. Hubungkan Probe pada Kaki Thermistor (Thermistor tidak
memiliki Polaritas)
3. Dekatkan Mata Solder (Soldering Tip) yang panas ke
Thermistor (pastikan jangan menyentuh Thermistor, karena
akan merusak bungkusan Thermistor).
4. Perhatikan Display pada Multimeter, nilai Resistansi akan
turun sebanding dengan suhu tinggi disekitarnya.
* Kita juga dapat menggunakan Hair Dryer atau pemanas
lainnya untuk menaikkan suhu disekitar Thermistor.
Thermistor dinyatakan Rusak atau tidak dapat berfungsi sebagai
mestinya apabila saat pengukurannya terjadi kondisi seperti
dibawah ini :
 Nilai pada Multimeter selalu berada di posisi “0” saat
diukur, hal ini artinya Thermistor tersebut “Short” atau
terjadi “hubungan singkat”.
Nilai pada Multimeter selalu berada di posisi “Tak
terhingga / infinity” saat diukur, hal ini artinya Thermistor
tersebut “Open” atau “Putus”.
 Nilai pada Multimeter tidak stabil atau menunjukan pada
nilai tertentu tetapi tidak turun ataupun naik maka
Thermistor tersebut juga dalam kondisi Rusak.
Jika kita ingin mengetahui apakah jenis Thermistor yang diukur
tersebut adalah jenis Thermistor PTC atau NTC, maka kita
dapat mengetahuinya dengan cara membaca nilai resistansi
Thermistor yang bersangkutan pada saat diukur. Jika nilai
resistansinya naik pada suhu panas, maka Thermistor yang
diukur tersebut adalah Thermistor jenis PTC. Sedangkan jika
nilai resitansinya menurun ketika suhu disekitarnya tinggi
(panas) maka jenis Thermistor tersebut adalah NTC.
Untuk lebih tepat dan jelas mengetahui karakteristik dari
Thermistor kita dapat membaca data sheet yang disediakan oleh
Produsennya dengan men-download data sheet tersebut dari
situs produsennya. Baca juga : Pengertian Thermistor
(PTC/NTC) dan Karakteristiknya.

Cara Mengukur TRIAC dengan menggunakan Multimeter


By :

Dr. Mahmud Mustapa, M.Pd.


Nurhidayanti, S.Pd., M.Pd.

Cara Mengukur TRIAC dengan menggunakan Multimeter –


TRIAC atau Triode for Alternating Current merupakan
komponen elektronika yang termasuk dalam keluarga Thyristor.
Salah satu kemampuan TRIAC yang berbeda dengan Thyristor
pada umumnya adalah kemampuannya yang dapat
menghantarkan arus listrik ke kedua arah saat dipicu atau sering
disebut dengan Bidirectional Triode Thyristor. Fungsi utama
TRIAC pada suatu rangkaian Elektronika adalah sebagai
Pengendali atau Switching. Untuk selengkapnya mengenai
TRIAC, silakan baca di artikel : Pengertian TRIAC dan
aplikasinya.
Cara Menguji atau Mengukur TRIAC dengan menggunakan
Multimeter Digital
Untuk mengetahui apakah sebuah TRIAC dapat berfungsi
dengan baik, kita dapat menggunakan Multimeter untuk
mengujinya. Berikut ini adalah langkahlangkah untuk mengukur
atau menguji sebuah TRIAC (Triode for Alternating Current)
apakah dapat berfungsi dengan baik dengan menggunakan
Multimeter.

Playvolume
A
d
Mengukur TRIAC dengan Multimeter Digital
Berikut ini adalah cara Menguji atau Mengukur TRIAC dengan
menggunakan Multimeter Digital.
Langkah 1 :

1. Atur posisi sakelar Multimeter Digital ke


Pengukuran Dioda, 2. Hubungkan Probe Merah (+)
Multimeter ke terminal MT1 TRIAC.
3. Hubungkan Probe Hitam (-) Multimeter ke MT2 TRIAC.
4. Layar Multimeter akan menunjukan tanda “OL” atau “over
load”. Kondisi ini menandakan TRIAC dalam kondisi baik.
Langkah 2 :

1. Posisi sakelar Multimeter Digital masih pada Pengukuran


Dioda
2. Hubungkan Probe Hitam (-) Multimeter ke terminal MT1
TRIAC.
3. Hubungkan Probe Merah (+) Multimeter ke MT2 TRIAC.
4. Layar Multimeter akan menunjukan tanda “OL” atau “over
load”. Kondisi ini menandakan TRIAC dalam kondisi baik.
5. Pindahkan Probe Merah (+) Multimeter ke Terminal Gate.
6. Layar Multimeter akan menunjukan nilai sekitar 0.127V.
Kondisi ini menandakan TRIAC dalam kondisi baik.
Cara Mengukur Uni Junction Transistor (UJT) dengan
Multimeter

By :

Dr. Mahmud Mustapa, M.Pd.


Nurhidayanti, S.Pd., M.Pd.

Cara Mengukur Uni Junction Transistor (UJT) dengan


Multimeter – UJT atau Uni Junction Transistor adalah jenis
Transistor yang tergolong sebagai Thyristor. Uni Junction
Transistor memiliki Tiga Elektroda (Kaki Terminal), namun
berbeda dengan Transistor bipolar pada umumnya, UJT tidak
memiliki Elektroda Kolektor. Uni Junction Transistor atau UJT
hanya memiliki 1 Elektroda Emitor (E) dan 2 Elektroda Basis
(B1 dan B2). Untuk penjelasan selengkapnya mengenai
Unijunction Transistor, silakan baca di artikel : Pengertian
Unijunction
Transistor (UJT) dan Cara Kerjanya. Dibawah ini
adalah Tata Letak Terminal Uni Junction Transistor (UJT) yang
dikutip dari Datasheetnya.
Cara Mengukur Tegangan AC dan Menghitung Frekuensi
dengan Osiloskop

By :

Dr. Mahmud Mustapa, M.Pd.


Nurhidayanti, S.Pd., M.Pd.

Cara Mengukur Tegangan AC dan Menghitung Frekuensi


dengan Osiloskop – Osiloskop pada dasarnya dapat digunakan
sebagai alat ukur untuk mengukur besaran tegangan AC dan
Frekuensinya dengan cara menampilkan bentuk gelombang dari
pengukuran tersebut. Tegangan AC yang diukur akan
menampilkan bentuk gelombang sinus yang kemudian dengan
gelombang sinus tersebut kita hitung frekuensinya berdasarkan
Perioda gelombang yang ditampilkan.
Mengukur Tegangan AC dengan Osiloskop
Playvolume
A
d
Tegangan AC (Alternating Current) sering dikenal juga dengan
Tegangan Bolak Balik merupakan listrik yang arah arusnya
selalu berubah-ubah atau bolak-balik. Pada umumnya Tegangan
AC berbentuk gelombang Sinus. Dengan menggunakan
Osiloskop, kita dapat mengukur Tegangan AC tersebut dan juga
dapat melihat tampilan gelombang AC-nya.

Sebelum melakukan pengukuran Tegangan AC pada Osiloskop,


lakukan persiapan dengan mengatur berikut ini :

1. ON-kan Osiloskop.
2. Sakelar TIME/DIV diputar ke 5msec (5 mili detik)
3. Sakelar VOLT/DIV diputar ke 5 Volt (artinya 1 kotak atau
1 Div pada layar Osiloskop adalah 5 Volt).
4. Pasangkan Probe pada terminal yang ingin diukur.
5. Hitung Tegangan AC berdasarkan gelombang yang
ditampilkan. Contoh seperti gelombang dibawah ini :
6. Tegangan puncak adalah 2 kotak atau 2 DIV, Sakelar
VOLT/DIV yang kita setting adalah 5 Volt maka hasil
perhitungannya adalah 10 Volt ( 2 DIV x 5 Volt = 10 Volt)
7. Sedangkan Tegangan puncak ke puncaknya adalah 20 Volt
dengan perhitungan sebagai berikut : 4 DIV x 5 Volt = 20
Volt
Maka hasil pengukuran tegangan AC tersebut adalah 20
Volt
Mengukur Frekuensi dengan Osiloskop
Pada dasarnya Frekuensi adalah jumlah siklus gelombang dalam
satu detik yang biasanya dilambangkan dengan simbol “F”.
Satuan dari Frekuensi adalah Hertz (Hz). Untuk mengukur
Frekuensi pada Osiloskop, kita perlu mengetahui Perioda sebuah
gelombang Sinus dengan cara melihatnya dari layar Osiloskop.
Yang dimaksud dengan Perioda adalah Waktu yang dibutuhkan
satu siklus pengulangan secara lengkap. Perioda biasanya
dilambangkan dengan “T”, satuan Perioda adalah detik (second).
Dari gelombang sinus yang ditampilkan osiloskop seperti pada
gambar diatas ini, kita dapat menghitung Frekuensinya.
Rumus Menghitung Frekuensi :
F=1/T
Dimana :
F = Frekuensi (dalam satuan Hz)
T = Periode (dalam satuan second atau detik),
Cara perhitungan Perioda (T) adalah mengalikan jumlah divisi
satu siklus gelombang dengan nilai waktu yang disetting pada
sakelar TIME/DIV.

F = 1 / (5ms x 4 Div)
F = 1 / 20ms (harus dikonversi ke second)
F = 1 / 0.02 second F = 50 Hz

Anda mungkin juga menyukai