Anda di halaman 1dari 15

Alat Ukur Elektrik

A. Timing Light
Fungsi timing light
1. Untuk memeriksa dan menyetel saat penyalaan pada waktu putaran rendah atau stationer.
2. Untuk memeriksa dan mengetahui kerja advancer pada waktu putaran tinggi yang mana
advancer berfungsi sebagai automatik platina yang tugasnya membuat platina membuka
atau menutup.
Cara menggunakan
Hubungkan timing light
 Kabel merah dihubungkan dengan kutub (+) accu
 Kabel hitam besar dihubungkan dengan kabel busi,
 Kabel hitam kecil dihubungkan dengan kutub (-) accu
a. Motor dihidupkan pada putaran rendah,
b. Sakelar tombol timing light ditekan agar timing light menyala,
c. Senterkan/ sorotkan sinar dari timing light tepat pada distator agar bisa melihat dengan
jelas kedudukan antara TP di stator dengan garis F dirotor pada saat motor sedang hidup,
d. Apabila pada putaran rendah garis F tepat segaris dengan TP, berarti saat penyalaan pada
putaran rendah tepat,
e. Apabila pada putaran rendah garis F tidak sebaris denga TP berarti penyalaan putaran
rendah tidak tepat. cara penyetelannya adalah sebagai berikut:

Motor dihidupkan dan timing light tetap dihidupkan pada posisi semula sambil piring
platina diputar kearah yang dikehendaki sampai pada penyetelan yang tepat.

f. Setelah menyetel saat pada putaran rendah dengan tepat maka mesin ditinggikan sampai
kecepatan lebih dari 4000 RPM untuk mengetahui pada saat putaran tinggi.
g. Apabila pada putaran tinggi garis II di rotor tepat segaris dengan TP di stator berarti saat
penyalaan pada putaran tinggi tepat.
h. Tetapi apabila pada putaran tinggi garis II di rotor tidak segaris dengan TP si stator
berarti saat penyalaan pada putaran tinggi tidak tepat dalam hal ini Advancer dalam
keadaan rusak/ tidak bekerja.
B. AVO Meter
AVOmeter berasal dari AVO dan meter, “A” untuk ampere, “V” untuk volt, dan “O” untuk ohm.
Jadi, AVOmeter merupakan alat ukur listrik yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik,
tegangan listrik, dan juga hambatan. AVOmeter biasa disebut dengan nama multitester (Multi
:banyak/lebih dari 1 dan tester : alat untuk mengetes / mengukur). Pengertian Multimeter, adalah
sebagai alat bantu yang digunakan untuk mengukur arus listrik, tegangan listrik, dan resistansi
atau ketahanan suatu benda yang biasa disebut avometer. Yang memiliki berbagai kegunaan atau
fungsi dalam mengukur tegangan atau arus listrik pada suatu benda dan mengatur tegangannya.
Pada setiap multimeter yang kita miliki keseluruhannya memiliki bagian-bagian yang kompleks
dan memiliki berbagai macam fungsi atau kegunaan masing-masing dalam suatu multimeter.
Fungsi Multimeter :
1. Mengukur tegangan DC 3. Mengukur kuat arus DC
2. Mengukur tegangan AC 4. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
5. Mengecek hubung-singkat / koneksi 9. Mengecek induktor
6. Mengecek transistor 10. Mengukur HFE transistor (type tertentu)
7. Mengecek kapasitor elektrolit 11. Mengukur suhu (type tertentu)
8. Mengecek dioda, led dan dioda zener
A. Cara Menggunakan Multimeter
Multimeter sendiri memiliki 2 jenis yaitu multimeter analog Multimeter generasi lama
yang masih menggunakan jarum Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan
tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah dan multimeter
digital DMM (digital multi-meter) generasi baru yang sudah menggunakan tampilan layar berupa
angka digital, yang memiliki fungsi yang sama tetapi memiliki tingkat kesulitan yang berbeda
dalam menggunakannya. Keunggulan Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan
kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki
tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak
terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian
atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga
bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya
adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran
tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog. Pada multimeter
analog memiliki berbagai bagian yang memiliki banyak fungsi untuk masing-masing bagiannya,
berikut ini adalah pengertian multimeter analog yang dilihat dari fungsi bagian-bagian yang
terdapat pada multimeter analog ini contohnya:

1. VA Terminal atau Test pin positif (+)atau lubang kutub plus (+) yang memiliki fungsi
sebagai tempat untuk masuknya test lead yang berarus plus (+) dan biasanya memiliki
warna merah.
2. Common Terminal atau Test pin negatif (-) atau lubang kutub negatif (-) yang memiliki
fungsi sebagai tempat untuk masuknya test lead yang berarus negatif (-) dan biasanya
memiliki warna hitam
3. Knife Edge Pointer atau biasa disebut sebagai jarum penunjuk meter, yang memiliki
fungsi sebagai penunjuk suatu besaran yang ingin diukur
4. Meter Cover atau bisa disebut dengan kotak meter ini memiliki fungsi sebagai tempat
yang sengaja dibuat untuk menyimpan komponen-komponen multimeter
5. Scale atau skala yang memiliki fungsi sebagai alat pembaca skala meter
6. Polarity Selector Switch atau saklar pemilih polaritas dengan komponen ini kita dapat
memilih polaritas yang diinginkan baik AC mupun DC
7. Zero Adjust Screw atau sekrup penunjuk kedudukan pada jarum penunjuk yang memiliki
fungsi untuk mengatur dan menentukan kedudukan jarum penunjuk yang bisa kita atur
dengan menggunakan obeng pipih sebagai alat bantu untuk mengubahnya
8. Range Selector Switch atau biasa disebut sebagai saklar pemilih, saklar ini berfungsi
sebagai komponen untuk memilih dan mengukur batasan atau posisi pengukuran arus
9. Zero Ohm Adjust Knob atau tombol pengatur jarum pada kedudukan nol atau zero,
merupakan komponen yang ada di multimeter yang memiliki kegunaan sebagai
komponen yang dapat mengatur jarum pada multimeter agar kembali pada posisi nol.
A. Cara Menggunakan Multimeter Analog
1. Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol apabila kedua penjoloknya
dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum belum tepat pada angka nol (0).
2. Putarlah sakelar pemilih (selector) ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC mA apabila akan
mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan
DC.
3. Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan nolkan dahulu dengan
menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar
ADJ Ohm.
4. Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hidam ke jolok negatif.
5. Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya karena bisa menyebabkan
alat ukurnya rusak.
Cara Menggunakan/Mengukur :
a. Cara Mengukur Tegangan AC :
1. Putar Posisi Saklar Selektor ke ACV.
2. Pilih skala yang cocok dengan perkiraan tegangan yang ingin diukur, contohnya jika ingin
mengukur 220 V, atur saklar selector ke 300 V (Cara ini digunakan hanya untuk Multimeter
jenis Analog).
3. Hubungkan Probe pada terminal tegangan yang mau diukur. Probe Merah pada terminal
Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negative (-). Untuk tegangan AC tidak ada polaritas
(-) Negative dan (+) Positif.
4. Lihat hasil pengukuran pada display Multimeter.

b. Cara Mengukur Tegangan DC :


 Putar Posisi Saklar Selektor ke DCV.
 Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang mau diukur. Jika ingin mengukur 6
Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Multimeter Analog), Jika tidak mengetahui
tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang
lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
 Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada terminal
Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Perhatikan dengan seksama jangan
sampai terbalik.
 Lihat hasil pengukuran di Display Multimeter.
c. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)
 Putar Posisi Saklar Selektor ke DCA.
 Pilihlah Skala sesuai dengan kebutuhan. Misalkan jika Arus yang akan diukur adalah
100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi
skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita wajib
menggantinya sebelum kita bisa menggunakannya lagi.
 Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban.
 Setelah itu hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan tersebut.
Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+)
Beban ataupun Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar
berikut ini.
 Lihat hasil pengukuran pada display Multimeter.

d. Cara Mengukur Resistor (Ohm)


 Putar Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω).
 Pilihlah skala yang sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke
tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog).
 Hubungkan probe ke komponen Resistor, menghubungkannya boleh terbalik, karena
tidak ada polaritas.
 Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog Multimeter,
diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2).
B. Tacho Meter dan Dwell Tester
Tacho meter berfungsi untuk mengukur rpm atau putara mesin, biasanya antara dweel tester dan
tacho meter dijadikan satu, dan penyambungan kabelnya pun sama. Kita tinggal memilih selector
ke sudut dwell atau rpm. dwell tester, kalau alat ini sesuai dengan namanya yaitu digunakan
untuk memeriksa sudut dwell, dwell angle ini merupakan sudut yang terbentuk ketika platina
menutup (lamanya platina menutup) atau juga bisa disebut dengan sudut menutup dari cam
breaker point. Dwell tester biasanya terdiri dari 3 buah kabel, kabel hitam dan merah
dihubungkan aki/baterai, dan kuning/hijau dapat terminal minus koil pengapian/ignition coil.
Cara Memeriksa Sudut Dwell Dengan Dwell Tester
1. Sebelumnya pastikan celah platina sudah tepat menurut anda, jika belum silahkan setel
terlebih dahulu. Kira-kira celahnya 0,40 mm.
2. Hidupkan mesin, kemudian pasang dwell tester. Biasanya ada 3 macam warna kabel :
Kabel merah : dihubungkan ke terminal positif baterai
Kabel hitam : massa
Kabel kuning/hijau : dihubungkan ke minus koil
3. Setelah itu putar selector pemilih jumlah silinder, sesuaikan dengan jumlah silinder mesin
mobil yang anda periksa.
4. Baca besar sudut dwell pada dwell tester. Dan cocokkan dengan spesifikasi yang ada. Pada
kendaraan 4 silinder khusunya toyota seri k spesifikasinya adalah 46 - 58 derajat. Untuk motor 6
silinder adalah 36 - 38 derajat.
5. Jika sudah sesuai, lepaskan kembali kabel yang dihubungkan tadi. Dan lakukan pemeriksaan
yang selanjutnya.
6. Jika belum sesuai dengan spesifikasi, lepaskan kabel dwell tester dari baterai, massa, dan
minus koil, kemudian matikan mesin dan stel sudut dwell dengan cara merubah celah platina.
Untuk memperbesar sudut dwell caranya adalah dengan memperkecil celah platina, dan untuk
memperkecil sudut dwell caranya adalah memperbesar celah platina.
C. Gas Analyzer
Kelayakan kendaraan untuk dapat digunakan berkendara di Jalan raya salah satunya
harus lolos Uji Emisi Gas Buang, hal ini dilakukan agar kendaran yang digunakaan tidak
menyebabkan terjadi polusi udara, sudah kita ketahui bersama bahwa atmosfer bumi kita sudah
terlalu banyak terkontaminasi oleh polutan-polutan salah satu penyumbang terbesar bersumber
dari asap kendaraan. untuk itu saat ini sedang digalakkan kendaraan yang baru keluar dari pabrik
harus lolos uji emisi demikian juga kendaraan yang sudah beroperasi secara berkala harus
melakukan uji. Berikut saya bagikan cara menggunakan alat uji emisi gas buang
Cara menguji emisi gas buang dengan gas analyzer
1. Nyalakan unit dan tunggu 150 detik pemanasan dan 20 detik zeroing hingga display
muncul berganti-ganti angka hingga tertera “Rdy Mode Gaso” (Ready Mode Gas).
2. Nyalakan mesin mobil kurang lebih 5 menit.
3. Masukkan gas probe kedalam mulut knalpot,setelah mesin mobil panas.
4. Tekan “ENT/MEAS” untuk memulai pengukuran.
5. Tunggu sekitar 3 menit hingga nilai CO, CO2, HC, O2 , α atau AFR yang tertera di
display stabil.
6. Tekan “HOLD” 2 x, isikan no plat, atau no pendaftaran dan tekan 1 x lagi untuk
mencetak hasil.
7. Untuk mengukur mobil yang selanjutnya, tekan “ESC/STANDBY” dan tekan “ZERO

Hidrometer

Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (atau kepadatan relatif) dari
cairan; yaitu, rasio densitas cairan kepadatan air. Sebuah hidrometer biasanya terbuat dari kaca
dan terdiri dari batang silinder dan bola pembobotan dengan merkuri atau tembakan timah untuk
membuatnya mengapung tegak. Cairan yang akan diuji dituangkan ke dalam wadah tinggi,
seringkali sebuah silinder lulus, dan hidrometer yang lembut diturunkan ke dalam cairan sampai
mengapung bebas. Titik di mana permukaan cairan menyentuh batang hidrometer yang dicatat.
Hidrometer biasanya mengandung skala di dalam batang, sehingga berat jenis dapat dibaca
langsung. Berbagai skala ada, dan digunakan tergantung pada konteksnya.

Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hydrometer. Pemeriksaan berat jenis
elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai
penuh pada suhu 20 ºC mempunyai Bj 1,27-1,28, dan baterai kosong mempunyai Bj 1,100 -
1,130.
Berat jenis elektrolit berubah sebesar 0,0007 setiap perubahan 1 ºC. Spesifikasi berat jenis
normal ditentukan pada 20 ºC, oleh karena itu saat pengukuran temperature elektrolit harus
diamati. Rumus untuk mengkoreksi hasil pengukuran adalah:
Bisa juga menggunakan alat hydrometer yaitu alat untuk mendeteksi berat jenis pada cairan
elektrolit pada baterai
Cara mengoperasikan hidrometer sebagai berikut:
a. Masukkan ujung hydrometer kedalam lubang sel sampai menjentuh permukaan caira elektrolit

b. Tekan karet pada ujung hydrometer sampai ke dalam


c. Setelah kembali ke posisi semula maka kalian dapat melihat hasil yang di tentukan pada
aurometer
Cara menghitung hasil penggukururan berat jenis air elektrolit dapat dilihat pada tabel diatas
sebagai berikut:
a. Good/warna hijau = Kondisi air elektrolit sangat baik
b. Fair /warna putih = Kondisi caira accu baik
c. Recharge/warna merah = Kondisi air elektrolit perlu pengisian / stroom

D. Scanner
Pengertian Scanner
Scanner adalah suatu alat yang di gunakan untuk menscan suatu mobil yang sudah di
lengkapi dengan suatu sistem EFI (elektrik full injeksion), dengan cara mendapatkan data dari
ECU suatu mobil tersebut dan di tampilkan di layar scanner itu sendiri.
Engine scanner merupakan Scan/analisa mesin injeksi yang berfungsi untuk mencari kerusakan
pada mesin injeksi dengan cara menyecan data dari ecu unit, unutuk kecepatan scan tentu jauh
lebih cepat dari berfikir dengan otak kita, karena engine scanner membaca data error yang di
kirim Ecu unit dengan cepat.
Fungsi Scanner
Untuk mendeksi kerusakan system electronic kendaraan terutama yang berhubungan
dengan input sensor.sistim electronic untuk kendaraan banyak macamnya, misalnya untuk mesin
(EFI), dan untuk rem (ABS dan EBD), untuk bodi mobil (BCM), untuk transmisi (ECT or TCU
or EGS) dan bisa juga untuk sistem AC dan juga power steering (EPS).

1. DTC (Diagnostic trouble code) yaitu kesalahan system electronic yang di sebabkan oleh
Sensor-sensor, atau part lain yang mungkin bisa di deteksi oleh Ecu
2. Clear DTC/Erase DTC, fungsi untuk menghapus DTC
3. Data stream, yaitu untuk mengeluarkan digital data dari sistem yang kita cek (engine, rem,
transmisi dsb).

Cara Pemakaian Scanner

1. Hubungkan unit scanner dengan “socket Diagnostic Kendaraan” melalui kabel DLC dan
socket adaptor yang telah di sediakan dalam paket pembelian. Untuk pencarin dimana
letak “socket diagnostic kendaraan” ikutilah petunjuk dibawah ini:
a. Toyota, letak diagnosticnya ada di ruang mesin (17 pin) atau dibwah dashboard
(16 pin). OBD 16 pin biasanya digunakan pada kendaraan tahun muda (2000an
keatas, innova, avanza, rush, fortuner, yaris, ist, alpard, raum dsb) sedangkan
untuk 17 pin adaptor biasanya untuk mobil yang agak tua (kijang efi, great/neo/all
neo corrona, soluna, cressida, corrona)
b. khusus teknologi mobil terbaru, menggunakan socket CAN/OBD. Pilihlah
software scanner, sesuai dengan system socket ang tersedia. Khusus untuk socket
OBD/16 pin atau CAN/OBD, memang agak mirip, oleh karenanya kedua socket
tersebut bisa di coba, sesuai mana software yang cocok. CAN/OBD terutama
untuk mobil generasi terbaru.
c. Honda, letak socketnya semuanya ada di dashboard dalam, hanya untuk mobil
lama menggunakan 3 pin socket, dan letak socketnya di depan penumpang agak
ke kanan atau di sebelah kiri. Mobil yang masih menggunakan socket ini
misalnya Genio, Ferio, Maestro, cr-v th 99, city z, legend dsb. Sedangkan untuk
mobil baru biasanya menggunakan socket Obd 16 pin, misalnya mobil jazz, cr-v,
new cr-v, city, new city, new civic, new accord dsb. Letak socket OBD 16 pin ada
di depan pengemudi.
d. Suzuki dan Daihatsu, kedua tipe mobil ini sudah menggunakan adaptor socket
OBD 16 pin dan letak socketnya di mobil ada di bawah dashboard kemudi, agak
ke kiri.
e. Mitsubhisi, mobil ini letak socketnya juga ada di dashboard kendaraan di bawah
kemudi. Namun ada yang menggunakan OBD +12 pin dan OBD 16 pin saja.
Kedua tipe socket ini juga telah di sediakan dalam paket JBT.
f. Mazda, mobil ini juga menggunakan 2 tipe diagnostic socket, yaitu 17 pin
(letaknya di ruang mesin) dan OBD 16 pin (letaknya di dashboard di bawah
kemudi). Sedangkan mobil terbarunya sudah menggunakan socket CAN/OBD.
g. BMW, juga menggunakan dua tipe socket diagnostic socket, yaitu 20 pin bulat
yang letaknya di ruang mesin dan OBD 16 pin yang letaknya di dashboard di
bawah kemudi.
h. Mercedez Benz, menggunkan tipe adaptor socket, yaitu 38 pin bulat, 8 pin kotak
dan 16 pin kotak, semuanya itu ada di ruang mesin sedangkan satu type lagi OBD
16 pin berada di bawah ruang kemudi.
2. Setelah kita menghubungkan scanner tersebut dengan mobil lewat socket-socket adaptor
tersebut, maka putar kunci kontak ke posisi ON.
3. Tekan tombol power scanner (warna merah) sehingga unit scanner hidup, Jika tidak ada
tombol power tunggu sampai Scaner hidup dengan sendirinya karena alat mendapat
suplai arus listrik dari kabel yang terdapat di DLC, nanti layar pada OBDMATE
4. Tekan tombol OK, kemudian pilih jenis mobil dari benua ASIA (jepang, korea, malaysia,
china) atau EROPA (jerman, italy or prancis) atau juga mobil dari Amerika. Gunakan
tombol anak panah naik turun.
5. Pilih Autodiagnosis, kemudian pilih system electronic yang akan di test, misalnya
Engine, Transmisi, Rem dsb dan akhiri dengan tombol OK.
6. Dari pemilihan deteksi system tersebut akan muncul DTC, clear DTC, Data stream dan
juga Test functian.

Osiloskop
Oscilloscope adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik
dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Ini sama dengan
pengambaran pada layar televisi. Oscilloscope terdiri dari tabung vacuum dengan sebuah
cathode (electrode negative ) pada satu sisi yang menghasilkan pancaran electron dan sebuah
anode ( electrode positive ) untuk mempercepat gerakannya sehingga jatuh tertuju pada layar
tabung. Susunan ini disebut dengan electron gun. Elektron-elektron disebut pancaran sinar
katoda sebab mereka dibangkitkan oleh cathode dan ini menyebabkan oscilloscope disebut
secara lengkap dengan cathode ray oscilloscope atau CRO.

Alat ukur Peneumatik

Inilah Fungsi Radiator Cup Tester


Sebelum menulis artikel ini saya sedikit kebingungan tentang nama yang benar dari alat
ini, apakah menggunakan kata cup atau cap tester. Tetapi itu bukan menjadi penghalang untuk
saya berbagi, dan yang penting sore hari ini saya bisa share tentang alat ini. Di internet kata
keduanya dipakai untuk menjelaskan alat ini, jadi apabila anda mengetahuinya kata mana yang
paling benar bisa share dengan berkomentar di postingan kali ini.
Pada saat melakukan tune up mobil, pasti ada pemeriksaan yang berhubungan dengan sistem
pendingin mobil, dari mulai kebocoran sistem, kerusakan selang, radiator, tekanan pembukaan
katup pada tutup radiator dan lain sebagainya.
Salah satu dari pemeriksaan sistem pendingin (cooling system) tadi adalah pemeriksaan kerja
dari tutup radiator, lebih tepatnya adalah katup tekan pada radiator. Alat yang digunakan adalah
radiator cup tester. Jadi fungsi alat ini adalah digunakan untuk memeriksa kerja dari katup
tekan (pressure valve) pada tutup radiator. Prinsipnya hampir sama dengan pemeriksaan
kebocoran sistem pendingin, kita akan memberikan tekanan sampai tekanan itu turun dengan
sendirinya, artinya kita mencari titik tekanan dimana katup tekannya sudah membuka.

Radiator cup tester

Biasanya spsesifikasi tekanan pembukaan katup tutup radiator ada pada bagian samping tutup
radiator, yang biasa saya jumpai adalah 0.9 bar. Radiator cup tester ini biasanya menjadi satu set
dengan radiator tester atau alat yang digunakan untuk memeriksa kebocoran sistem pendingin.
Dari internet satu set ini bernama radiator pressure tester kit.

Masalah harga dari alat ini bervariasi, tergantung dari merk dan kelengkapan isinya. Yang bagus
bisa mencapai 1-2 juta rupiah, tetapi ada juga yang standar dengan harga dibawah 1 juta. Untuk
membeli alat ini bisa klik di sini.

Dalam satu set radiator pressure tester kit ini sudah berisi beberapa macam bagian dan komponen
utama seperti adapter, join, hose dan coupler, pressure gauge dan lain sebagainya. Dan berikut
ini merupakan gambar radiator cap tester untuk memperjelas tentang alat ini.

Alat Ukur Pneumatic


Rahmad Hidayat Alat Ukur Otomotif Sunday, September 29, 2013

Pengertian dari Alat ukur pneumatic adalah alat ukur yang bekerja karena pengaruh tekanan
ataupun karena adanya perbedaan tekanan pada gas, udara dan zat lain. Atau dapat juga dikatan
sebagai alat ukur yang dalam penggunaanya berkaitan/berhubungan dengan tekanan/kevakuman
udara/gas.

Alat Ukur Pneumatic


Banyak hal dalam teknik otomotiv yang keadaanya berkaitan dengan tekanan atau kevakuman
(kehampaan), udara maupun gas/uap. Didalam proses kerja motor sendiri ada berbagai kondisi
yang menimbulkan tekanan, maupun kevakuman udara seperti, langkah hisap, langkah kompresi
dsb.

Disamping hal-hal tersebut juga hamir semua kendaraan bermotor yang beroperasi di jalan raya,
umumnya menggunakan roda yang dilengkapi dengan ban karet, dimana didalamnya di isi
tekanan udara, dan masih banyak lagi contoh lainnya yang dalam perawatan atau pengoperasian
pada bagian bagian yang bersangkuran memerlukan ketentuan-ketentuan khusus (batasan-
batasan) untuk memperoleh kondisi yang normal.

Untuk mengetahui keadaan tersebut digunakan alat alat yang dapat menunjukan besarnya
tekanan atau kehampaan udara,

Secara garis besar alat pengukurnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

 Alat yang dapat menunjukan besarnya tekanan udara/gas dalam suatu ruangan, biasanya
disebut barometer atau pressure gauge.
 Alat yang dapat menunjukan besarnya kevakuman udara disebut vacum meter/vacum
gauge

Kedua jenis alat tersebut mempunyai kontruksi yang hampir sama, namun dalam pekerjaan
teknik otomotiv biasanya alat alat ukur itu diberi nama sesuai dengan fungsi pemakaiannya.
Alat alat ukur pneumatic tersebut mempunyai satuan seperti berikut : Kg/Cm2, atmosphere
(atm), bar, CmHg, inHg, psi (pound square inch).

Contoh-Contoh Alat Ukur Pneumatic

1. Compression tester - alat ukur pneumatic

Untuk memperoleh kondisi kerja yang optimal, diamana daya mesin dapat semaksimal mungkin,
tetapi tidak merusak (mempercepat) kerusakan komponen komponen mesin maka tekanan
kompresi didalam silinder mesin harus sesuai dengan ketentuan khusus yang sudah diberikan
oleh pabrik pembuat mesin tersebut.
Alat ukur pneumatic compresi tester

Untuk mengetahui tekanan kompresi tersebut digunakan alat yang disebut “compression gauge/
compression tester”. Alat ini dipasangkan pada lubang busi (untuk motor bensin) dan dapat juga
pada lubang injector atau lubang pemanas mula pada motor diesel.

Jadi Compression tester adalah salah satu alat ukur pneumatic yang berfungsi untuk mengukur
tekanan kompresi didalam silinder mesin. Alat tersebut biasanya mempunyai satuan Kg/Cm2
atau atmosphere (atm).

Baca artikel yang berkaitan dengan tekanan kompresi : pengertian dan rumus perbandingan
kompresi

2. Vacuum Tester - alat ukur pneumatic

Alat ukur pneumatic vacuum tester


Pada mesin yang memiliki sejumlah silinder, dapat terjadi ketidak seimbangan oleh kondisi dari
komponen masing-masing silinder yang tidak sama setelah mesin tersebut beroperasi lama
dimana keausan keausan akan sangat mempengaruhinya.

Jika proses kerja didalam masing-masing silinder tidak seimbang maka daya mesin (output) tidak
akan mencapai maksimal disamping menyebapkan pula boros pemakaian bahan bakar, mesin
terlalu panas dsb.

Untuk mendeteksi keseimbangan silinder tersebut dapat digunakan alat yaitu vacuum
gauge/vacuum tester. Alat ini dalam pengoperasiannya dihubungkan dengan saluran masuk
(intake manifold) dan dengan mematikan satu silinder mesin tersebut secara bergantian dalam
keadaan mesin hidup. Satuan alat ukur vacum ini adalah CmHg atau InHg

3. Radiator Tester - alat ukur pnrumatic

Alat ukur pneumatic radiator tester

Untuk hal ini tutup radiator dipasangkan pada alat radiator cup tester. Alat ini biasanya
menggunakan satuan Kg/Cm2 atau Atm.Jadi radiator tester adalah alat yang berfungsi untuk
mengetahui kebocoran dari sistem pendingin. Sedangkan radiator cup tester adalah alat ukur
pneumatic yang berfungsi untuk mengetahui kerja dari tutup radiator (katup pada tutup radiator.
Baca juga : Sistem pendingin mesin

4. Tire Pressure Gauge - alat ukur pneumatic


Alat ukur pneumatic Tyre Pressure Gauge

Kekerasan ban dapat diukur dengan alat pengukur tekanan udara melalui katup udara yang ada
apada ban yang bersangkuta (ventil).

Tekanan ban normal sudah ditentukan oleh pabrik pembuat kendaraan melalui buku petun juk
khusus. Alat ukur tekanan ban ini disebut “tire pressure gauge” dan umumya menggunakan
satuan psi atau kg/cm2.

Regulator

Untuk memperoleh api netral yang diharapkan sepanjang pengelasan, diperlukan proporsi
campuran oksigen-acetylene yangtertentu dan tetap. Seperti telah dijelaskan dimuka bahwa oksigen
dan acetylene yang digunakan untuk mengelas berasal dari dua sumber yang berbeda tekanannya.
Keduanya berasal dari suatu tabung yang akan mengalami penurunan tekanan akibat pemakaian.
Dengan kata lain tekanan tabung akan semakin menurun selama pengelasan sampai akhirnya gas dalam
tabung habis (tekanan dalam tabung sama dengan tekanan udara bebas).

Berdasarkan adanya perbedaan tekanan yang diharapkan dan tekanan yang tersedia tersebut
maka diperlukan sebuah alat yang disebut regulator. Regulator pada las Oxy-acetylene merupakan suatu
peralatan mekanis yang digunakan untuk mengatur tekanan gas (besarnya tekanan tertentu dan dapat
diatur), agar besarnya tekanan relatif tetap selama pengelasan berlangsung, walaupun tekanan dalam
tabung terus menurun karena pemakaian.

Tekanan acetylene berbeda dengan tekanan oksigen sehingga pada las oxyacetylene diperlukan
dua buah regulator, yaitu regulator acetylene dan regulator oksigen. Secara prinsip kerja regulator untuk
acetylene mupun oksigen sama, namun berbeda kapasitasnya. Agar tidak tertukar, maka regulator
acetylene (dan gas bahan bakar pada umumnya) memakai ulir kiri sedangkan regulator oksigen
memakai ulir kanan.
Gambar 7.14. Regulator Acetylene & Regulator Oksigen

Beberapa petunjuk pemakaian regulator :

1) Jagalah kebersihan regulator dari debu, endapan kotoran gas maupun kotoran lainnya yang dapat
menyebabkan terhambatnya gerakan bagian-bagian regulator. Oleh karena itu sebelum memasang
regulator, tabung oksigen sebaiknya dibuka dulu sesaat untuk melepaskan kotoran yang mungkin ada.
Ingat, sewaktu membuka tabung oksigen untuk melepaskan kotoran jangan berdiri di depan saluran
keluar. Semburan oksigen tabung bertekanan penuh (mencapai 150 kg/cm2) sangat kuat dan
berbahaya.

2) Regulator dan katup tabung gas dibuat dari kuningan atau bahan sejenis yang lebih lunak dari baja,
oleh karena itu untuk membukanya harus menggu-nakan alat yang tepat. Bila katup dan regulator
dilengkapi baut bersayap atau bertangkai, berarti cukup dibuka dengan tangan. Bila berupa baut/mur
segi enam, gunakan kunci pas yang tepat, tidak boleh longgar ataupun sesak. Tidak diperbolehkan
menggunakan kunci pipa ataupun kunci yang dapat diatur (Kunci Inggris). Pemakaian kunci atau alat lain
yang tidak tepat dapat merusak baut/mur.

3) Regulator tidak boleh dibuka sebelum katup tabung dibuka. Tutuplah regulator setiap selesai bekerja
setelah katup tabung ditutup sehingga tidak ada gas yang terperangkap di dalam regulator. Regulator
dalam keadaan tertutup sempurna apabila baut pengatur sudah pada posisi bebas.

4) Katup tabung harus dibuka dengan pelan sehingga tidak menimbulkan aliran gas kuat (jet) yang dapat
menembus regulator.

5) Regulator dan katup tabung tidak memerlukan pelumasan, dan tidak boleh dilumasi. Untuk
memeriksa kebocoran gas pada peralatan tersebut, pergunakan air sabun (yang tidak mengandung
bahan bakar atau bahan yang mudah terbakar seperti minyak, oli, dan sebagainya).
6) Periksalah regulator secara periodik. Walaupun sudah diusahakan kebersihan secara maksimal,
namun terkadang masih ada juga kotoran yang terbawa masuk dan meng-ganggu bekerjanya regulator.

e. Manometer

Regulator merupakan alat untuk mengatur tekanan, namun tekanan yang dihasilkan tersebut belum
dapat dibaca tanpa menggunakan bantuan alat lain, oleh karena itu regulator harus dilengkapi dengan
manometer.

Gambar 7.17. Manometer

Manometer merupakan alat untuk mengukur tekanan gas, yang masuk ke regulator (tekanan di dalam
tabung) dan tekanan yang akan keluar dari regulator (tekanan kerja). Jadi setiap regulator dilengkapi dua
buah manometer. Manometer adalah alat yang sensitif sehingga harus diperlakukan dengan hati-hati,
tidak boleh tertumbuk atau jatuh.

Alat ukur Hidrolik

Nozzle Tester
Nozzle tester digunakan untuk memeriksa tekanan pembukaan injector dan kondisi injector
(kebocoran setelah injeksi).

Anda mungkin juga menyukai