Anda di halaman 1dari 42

Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

Menerapkan Alat Ukur Elek-


trik Serta Fungsinya
Oleh:
AKHMAD SYAEFUDIN, S.Pd.
Macam-Macam Alat Ukur Elektrik
1. Tacho/Dwell Meter

Tachometer fungsinya yakni untuk mengukur pu-


taran mesin bensin. Indikator penting pada sebuah
kendaraan salah satunya yaitu RPM mesin. RPM
ideal mesin pada sebuah mobil sangat bergantung
pada spesifikasi teknis mesin mobil tersebut. Seca-
ra umum kebanyakan mobil menggunakan RPM
antara 2000 dan 3000 sebagai RPM mesin yang
direkomendasikan. Prosedur pengukuran tacho
meter sama dengan dwell meter. Hanya selektor
dan skala pembacaannya harus menyesuaikan pe-
ngukuran putaran mesin
Sedangkan dwell meter digunakan untuk mengukur besarnya sudut diam
(lamanya platina menutup). Petunjuk penggunaan:
1. Sambungkan meter listrik ke terminal negatif koil pengapian dan massa
2. Putar selektor sesuai dengan jenis dan jumlah silinder
3. Hidupkan motor bakarnya dan perhatikan pembacaan meter
4. Bila diperlukan, lakukan penyetelan celah platina
5. Periksa kembali pembacaan pengukur sudut diam.

Rumus sudut dwell = 60 % x sudut pengapian


Sudut Pengapian = 360 : z
Dimana "z" adalah jumlah silinder
2. Timing Light
Berfungsi untuk mengetahui apakah saat penyalaan/penga-
pian (ignition timing) pada mesin bakar torak telah sesuai
dengan yang dispesifikasikan oleh pabrik pembuat kendara-
an. Pengapian harus terjadi pada sudut putar poros engkol
tertentu yang secara langsung berhubungan dengan posisi
piston saat itu. Sudut ini telah ditentukan oleh pabrik de-
ngan memberi markah berupa garis pada puli poros engkol.
Markah ini harus tepat sejajar dengan markah utama yang
juga berupa garis yang dibuat pada blok mesin yang berada
dekat pinggir puli poros engkol.
Timing light menyala hanya selama dipicu oleh arus listrik
yang mengalir melalui busi yang biasanya ialah busi silinder
nomor 1.
Saat pengapian yang tepat terjadi hanya ketika markah garis
pada puli tepat sebaris dengan markah garis utama pada
blok mesin
3. Multimeter

Multimeter adalah alat ukur elektrik yang memungkinkan kita untuk me-
ngukur besarnya besaran listrik yang ada pada suatu rangkaian, baik itu
Tegangan, Arus, maupun Nilai Hambatan/Tahanan.
Terdapat 2 jenis Multimeter dalam menampilkan hasil pengukurannya
yaitu Analog Multimeter (AMM) dan Digital Multimeter (DMM)
Bagian-Bagian Multimeter Analog
Bagian-Bagian Multimeter Digital
Cara Mengukur Kuat Arus

Adapun prosedur pengukurannya yakni:


1. Hubungkan kabel test lead ( + ) warna merah ke lubang
kutub positif dan kabel test lead ( - ) warna hitam ke
lubang kutub negatif pada multimeter;
2. Posisikan saklar pemilih pada salah satu jangka skala DC A
dengan menyesuaikan nilai arus listrik yang akan di ukur;
3. Hubungkan kabel test lead merah multimeter ke sumber
arus negatif, sedangkan kabel test lead hitam ke sumber
arus positif (hubungan antara multimeter dengan sumber
arus dan beban adalah hubungan seri)
4. Bacalah hasil pengukurannya
Cara Mengukur Hambatan
Yang mesti diketahui saat pngukuran tahanan
ialah JANGAN PERNAH MENGUKUR NILAI
TAHANAN SUATU KOMPONEN SAAT
TERHUBUNG DENGAN SUMBER. Ini akan
merusak alat ukur. Pengukurannya sangat mudah
yaitu tinggal mengatur saklar pemilih ke posisi
Skala OHM dan kemudian menghubungkan
terminal ke kedua sisi komponen (Resistor) yang
akan di ukur.

Adapun prosedur pengukuran tahanan/resistensi dengan multimeter yakni:


1. Posisikan saklar pemilih pada salah satu skala pengukuran ohm dengan
menyesuaikan nilai tahanan yang akan diukur;
2. Lakukan proses kalibrasi dengan melihat posisi jarum skala harus tepat
di posisi nol pada skala ohm;
3. Sentuhkan ujung kabel test lead masing-masing ke kawat tahanan yang
akan diukur;
4. Baca penunjukkannya. Hasil pengukuran diperoleh dengan mengalikan
angka selektor yang dipilih dengan angka yang ditunjukkan oleh jarum
penunjuk meter
Cara Mengukur Tegangan
Pada saat mengukur tegangan baik itu tegangan
AC maupun DC, maka alat ukur pasti di pasang
paralel terhadap rangkaian. Maksud paralel
adalah kedua terminal pengukur (Umumnya
berwarna merah untuk positif (+) dan hitam un-
tuk negatif ( ‐ ) harus membentuk suatu titik per-
cabangan dan bukan berjejer (seri) terhadap
beban. Pema- sangan yang benar dapat dilihat
pada gambar di samping

Adapun prosedur pengukurannya yakni:


1. Hubungkan kabel test lead ( + ) warna merah ke lubang kutub
positif dan kabel test lead ( - ) warna hitam ke lubang kutub negatif
pada multimeter;
2. Posisikan saklar pemilih pada salah satu jangka skala DC V / AC V
dengan menyesuaikan nilai dan jenis tegangan yang akan di
ukur;
3. Hubungkan kabel test lead merah multimeter ke terminal positif
sumber tegangan, sedangkan kabel test lead hitam ke terminal
negatif sumber tegangan.
4. Bacalah hasil pengukuran
4. Engine Tuner

Fungsi dari engine tuner yakni untuk memeriksa sudut dwell, putaran mesin,tegangan
pengisian baterai dan kevakuman manifold pemasukan (intake manifold). Ada beber-
apa jenis engine tuner, berikut engine tuner yang dilengkapi dengan:
 Tachometer digunakan untuk mengukur putaran mesin bensin
 Dwellmeter digunakan untuk mengukur besarnya sudut diam (lamanya platina
menutup)
 Vacuum gauge digunakan untuk mengukur besarnya kevakuman pada manifold
pemasukan dengan tujuan:
• Mengetahui kebocoran kompresi dari katup
• Mengetahui keterlambatan pewaktuan katup (valve timing)
• Mengetahui kebocoran perapat kepala silinder dan manifold
 Timing light digunakan untuk mengetahui saat penyalaan/pengapian (ignition
timing)
Bagian-Bagian Engine Tuner

Keterangan:
1. Saklar pilih (selektor)
2. Saklar pilih jumlah silinder
3. Nipel selang vakum
4. Pengecekan sudut dan putaran dwell
5. Pengecekan keluaran
6. Indikatormeter: Rpm, Dwell, Volt, dan Breaker point
7. Lampu LH dan indikator
8. Pengukur vakum
9. Lampu pewaktu
10. Kabel baterai
11. Kabel klip distributor
12. Pick up klip distributor
13. Adaptor vakum manifold pemasukan (intake manifold)
Prosedur Pengukuran Menggunakan Engine Tuner

Prosedur penggunaan engine tuner, langkahnya adalah sebagai berikut:


1. Pasang kabel (10) warna merah ke terminal ( + ) baterai dan kabel warna hitam
ke terminal ( - ) baterai.
2. Pasang kabel (11) dengan terminal platina atau koil ( - ).
3. Pasang kabel (12) dengan kabel busi no 1.
4. Buka baut penutup vakum pada manifold pemasukan dan pasanglah adaptor
(13)
5. Putar sakelar (2) menurut jumlah silinder mesin.
6. Tentukan pemakaian tester dengan memutar sakelar pilih (1)
7. Hidupkan mesin hingga mencapai temperatur kerjanya.
Perhatikan pula prosedur penggunaan berikut:

 Untuk mengukur putaran, putarlah saklar (1) ke arah “jangka


putaran”
 Untuk mengukur sudut diam, putarlah saklar (1) ke arah
“jangka sudut diam”
 Untuk mengukur keluaran alternator, putarlah saklar (1) ke
arah “Volt”
 Untuk mengukur platina, putarkan saklar (1) ke arah simbol
“platina” (pengukuran platina digunakan saat mesin mati dan
kunci kontak dalam keadaan ON)
Metode pemeriksaan :

1. Matikan mesin pada waktu memasang kabel-kabel.


2. Pasang kabel (10) pada baterai
3. Pasang kabel (11) pada koil ( - ) ignition coil atau terminal
platina
4. Pasang kabel (12) pada pemeriksa keluaran (5)
5. Putar sakelar (2) sesuai dengan jumlah silindernya
6. Putar sakelar (1) pada posisi rpm dan baut rpm mesin pada
800 rpm
7. Tekan sakelar (4) dan jarum rpm harus bergerak ke kanan 2
strip. Kemudian cek putaran mesin pada 4000 rpm dan tariklah
saklar (4), jarum rpm harus bergerak ke kanan 2 strip.
8. Putar sakelar (1) pada posisi diam (dwell), kemudian matikan
mesin. Tekan sakelar (4) dan jarum pada posisi 45 o. Kemudian
tariklah sakelar (4), jarum menunjuk 90o
Menggunakan Alat-Alat Ukur
Elektrik (Multimeter, Engine Tuner)
Oleh:
AKHMAD SYAEFUDIN, S.Pd.
Multi Meter
• Multi Meter Analog

• Multi Meter Digital


Fungsi Multi Meter
• Mengukur tegangan DC/AC,
• Mengukur arus DC,
• Mengukur tahanan listrik, serta
• Memeriksa hubungan kelistrikan suatu
komponen
Mengukur Tegangan DC
Langkah pengukurannya yakni:
• Hubungkan kabel tester warna merah ke terminal positif dan kabel tester warna
hitam ke terminal negatif tester.
• Posisikan selektor skala pada salah satu jangka skala DC V yang sesuai dengan
tegangan yang akan diukur.
• Hubungkan kabel tester warna merah multimeter ke terminal positif sumber
tegangan dan kabel tester warna hitam multimeter ke terminal negatif sumber
tegangan (hubungan parallel)
• Bacalah hasil pengukuran
Jangka Skala Pengukuran Tegangan DC
Angka Selektor Tegangan yang dapat diukur (V)

2,5 0 – 2,5

10 0 – 10

25 0 – 25

50 0 – 50

500 0 – 500
Metode Pembacaan Pengukuran Tegangan
DC

 Jarum menunjuk ke angka 2 dengan skala maksimal 10, apabila selektor


diarahkan ke 50 DCV maka pembacaannya yakni: (2/10) x 50 = 10 Volt
 Jarum menunjuk ke angka 10 dengan skala maksimal 50, apabila selektor
diarahkan ke 50 DCV maka pembacaannya yakni: (10/50) x 50 = 10 Volt
Mengukur Tegangan AC
Langkah pengukurannya yakni:
• Hubungkan kabel tester merah ke terminal positif multimeter dan kabel hitam ke
terminal negatifnya.
• Posisikan selektor pada salah satu jangka skala AC Volt yang masih akan mencakup
tegangan yang akan diukur.
• Hubungkan kabel tester secara parallel pada bagian yang akan diperiksa dan
bacalah skala V AC yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk.
• Baca hasil pengukuran pada skala AC V
Jangka Skala untuk Pengukuran Tegangan
AC
Angka Selektor Tegangan yang dapat diukur (V)

10 0 – 10

25 0 – 25

250 0 – 250

1000 0 – 1000
Metode Pembacaan Pengukuran Tegangan
AC

 Jarum menunjuk ke angka 6 dengan skala maksimal 10, apabila selektor


diarahkan ke 250 ACV maka pembacaannya yakni: (6/10) x 250 = 150 Volt
 Jarum menunjuk ke angka 30 dengan skala maksimal 50, apabila selektor
diarahkan ke 250 ACV maka pembacaannya yakni: (30/50) x 250 = 150 Volt
Mengukur Arus DC

Mengukur arus DC ( 0 – 250 mA )


• Hubungkan kabel tester merah ke terminal positif tester dan yang hitam
ke terminal negatif.
• Posisikan selektor pada 250 mA DC
• Hubungkan kabel tester merah dengan sumber arus negatif, dan kabel
tester hitam dengan sumber arus positif (hubungan seri)
• Baca hasil pengukuran
Metode Pembacaan Arus DC (0 – 250 mA)

Karena selektor di set pada 250 mA, maka skala yang digunakan
ialah skala tengah (0 – 15) mA. Karena jarum menunjukkan
angka 13, maka hasil pengukurannya (13/15) x 250 mA = 216,67
mA
Mengukur arus DC ( 0 – 20 A)
Pengukuran arus listrik pada dasarnya diukur
dengan cara yang sama seperti pengukuran arus
DC dari 0 – 250 mA, hanya saja dalam
pengukuran ini kabel tester merah dihubungkan
ke lubang khusus yang hanya digunakan untuk
mengukur 20 A DC. Kemudian selektor disetel
pada DC A 20 A kemudian pembacaan jarum
penunjuk ialah pada skala 20 A DC
Metode Pembacaan Arus DC (20 A)

Skala yang digunakan ialah skala 20 A DC. Karena jarum


menunjuk angka 43 pada skala (0 – 50) DCA, maka hasil
pengukuran ialah: (43/50) x 20 A = 17,2 A
Mengukur Tahanan
Cara Melakukan Kalibrasi Pengukuran Ohm:

Sebelum mengukur resistor, pertama-


tama kita harus menepatkan penunjukan
jarum ke angka 0 di ujung kanan skala
“ohm”. Penepatan ini dilakukan dengan
memutar tombol kalibrasi ohm (zero ohm
adjuster) sambil menyentuhkan kedua
ujung kabel tester, hingga pembacaan
jarum penunjuk di angka 0 pada skala
“ohm” di ujung kanan skala tersebut.
Kalibrasi ini harus dilakukan setiap kali
mengubah jangka selektor.
Metode Pengukuran

• Tepatkan jarum pada angka 0 di sebelah kanan skala


• Sentuhkan ujung kabel pengetesan dengan kedua kawat
tahanan yang akan diukur.
• Baca penunjukkannya. Hasil pengukuran diperoleh dengan
mengalikan angka selektor yang dipilih dengan angka selektor
yang dipilih dengan angka pada jarum
Contoh Pembacaan Pengukuran

Angka Selektor Jangka tahanan yang dapat diukur (Ω)

x1 0 – 1K

x 10 0 – 10K

x 100 0 – 100K

x 1K 0 – tak terhingga

Karena selektor diarahkan ke ‘x 1’ maka dengan penunjukkan jarum pada angka 100
pada skala ohm berarti nilai tahanan yang diukur ialah 100 x 1 = 100 ohm
Pengetesan Kesinambungan Hubungan
Mengetes kesinambungan hubungan
kelistrikan di dalam komponen atau
rangkaian pada dasarnya sama dengan
mengukur tahanan komponen atau
rangkaian. Untuk mengetes
kesinambungan ini, putarlah selektor
pada ‘x1’ dan lakukan kalibrasi terlebih
dahulu. Kemudian hubungkan kabel
tester pada terminal komponen atau
rangkaian yang akan diuji. Hubungan
yang berkesinambungan ditandai
dengan jarum penunjuk bergerak ke
kanan yang sekaligus akan
menunjukkan nilai tahanan alat atau
komponen tersebut jika angka
selektornya memang tepat
Penguji Tune-Up Motor Bakar (Engine Tuner)

1. Tachometer digunakan untuk mengukur putaran mesin


bensin
2. Dwellmeter digunakan untuk mengukur besarnya sudut
diam (lamanya platina menutup)
3. Vacuum gauge digunakan untuk mengukur besarnya
kevakuman pada manifold pemasukan dengan tujuan:
– Mengetahui kebocoran kompresi dari katup
– Mengetahui keterlambatan pewaktuan katup (valve timing)
– Mengetahui kebocoran perapat kepala silinder dan manifold
4. Timing light digunakan untuk mengetahui saat
penyalaan/pengapian (ignition timing)
Bagian-Bagian dari Engine Tuner
Keterangan:
1. Saklar pilih (selektor)
2. Saklar pilih jumlah silinder
3. Nipel selang vakum
4. Pengecekan sudut dan putaran dwell
5. Pengecekan keluaran
6. Indikator meter: Rpm, Dwell, Volt, dan
Breaker point
7. Lampu LH dan indicator
8. Pengukur vakum
9. Lampu pewaktu
10. Kabel baterai
11. Kabel klip distributor
12. Pick up klip distributor
13. Adaptor vakum manifold pemasukan
(intake manifold)
Penggunaan engine tuner, langkahnya
adalah sebagai berikut:
1. Pasang kabel (10) warna merah ke
terminal ( + ) baterai dan kabel
warna hitam ke terminal ( - )
baterai.
2. Pasang kabel (11) dengan terminal
platina atau koil ( - ).
3. Pasang kabel (12) dengan kabel
busi no 1.
4. Buka baut penutup vakum pada
manifold pemasukan dan
pasanglah adaptor (13)
5. Putar sakelar (2) menurut jumlah
silinder mesin.
6. Tentukan pemakaian tester dengan
memutar sakelar pilih (1)
7. Hidupkan mesin hingga mencapai
temperatur kerjanya.
Prosedur penggunaan sebagai berikut:
• Untuk mengukur putaran mesin,
putarlah saklar (1) ke arah
“jangka putaran”
• Untuk mengukur sudut diam,
putarlah saklar (1) ke arah
“jangka sudut diam”
• Untuk mengukur keluaran
alternator, putarlah saklar (1) ke
arah “Volt”
• Untuk mengukur platina,
putarkan saklar (1) ke arah
simbol “platina” (pengukuran
platina digunakan saat mesin
mati dan kunci kontak dalam
keadaan ON)
Metode Pemeriksaan
• Matikan mesin pada waktu memasang
kabel-kabel.
• Pasang kabel (10) pada baterai
• Pasang kabel (11) pada koil ( - ) ignition
coil atau terminal platina
• Pasang kabel (12) pada pemeriksa
keluaran (5)
• Putar sakelar (2) sesuai dengan jumlah
silindernya
• Putar sakelar (1) pada posisi rpm dan baut
rpm mesin pada 800 rpm
• Tekan sakelar (4) dan jarum rpm harus
bergerak ke kanan 2 strip. Kemudian cek
putaran mesin pada 4000 rpm dan tariklah
saklar (4), jarum rpm harus bergerak ke
kanan 2 strip.
• Putar sakelar (1) pada posisi diam (dwell),
kemudian matikan mesin. Tekan sakelar
(4) dan jarum pada posisi 45o. Kemudian
tariklah sakelar (4), jarum menunjuk 90o
Tacho dan Pengukur Sudut Diam
1. Sambungkan meter listrik ke
terminal negatif koil
pengapian dan massa
2. Putar selektor sesuai dengan
jenis dan jumlah silinder
3. Hidupkan motor bakarnya dan
perhatikan pembacaan meter
4. Bila diperlukan, lakukan
penyetelan celah platina
5. Periksa kembali pembacaan
pengukur sudut diam
Jarum penunjuk (pointer) untuk sudut dwell menunjukkan pada skala angka
33 pada 8 Silinder, karena mesin yang diukur 4 silinder maka hasil
pengukurannya yakni 33 x 2 = 66.
Untuk RPM, angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk (pointer) yakni
pada angka 3 pada 8 Silinder. Apabila mesin tersebut mempunyai 4 silinder
maka pembacaan pada pengkuran yakni 3 x 2 x 100 = 600 rpm
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan
penyetelan pada penggunaan timing light

• Penyetelan harus dilakukan pada putaran idle motor bakarnya.


• Kalau motor bakarnya dilengkapi dengan solenoid kecepatan
idle, solenoid ini harus dihidupkan juga.
• Selang vakum harus juga dilepas agar pemaju vakum tidak
bekerja, lubang vakum pada blok motor bakarnya harus
disumbat.
• Pastikan bahwa kabel-kabel tidak akan menyentuh bagian yang
bergerak atau yang panas pada motor bakar, karena dapat
menyebabkan kabel terpuntir oleh puli yang berputar atau putus
akibat bersentuhan dengan daun kipas yang sedang berputar
• Jangan biarkan timing light hidup terlalu lama karena akan dapat
mengakibatkan kerusakan
Langkah-langkah penyetelan
• Jepitkan kabel pemicu timing light
pada kabel busi silinder nomor 1
• Arahkan timing light pada puli poros
engkol dan akan terlihat kedudukan
markah garis pada puli terhadap
markah garis pada blok mesin
• Longgarkan sekrup pengikat rumah
distributor.
• Sambil memperhatikan markah garis
pada puli, putar secara perlahan rumah
distributor searah atau berlawanan
arah jarum jam hingga markah garis
pada puli tepat sebaris dengan markah
garis pada blok mesin
• Setelah kedua markah garis sebaris,
kencangkan kembali sekrup pengikat
rumah distributornya.
• Lepas jepitan kabel pemicu timing light
dari kabel busi
Langkah penyetelan untuk sistem
pengapian elektronik memiliki sedikit
perbedaan antara lain:
• Kabel pemicu timing light tidak dijepitkan pada kabel
busi tetapi ujung kabel pemicunya dicolokkan ke dalam
soket yang tersedia di dekat markah garis pada blok
mesin.
• Timing lightnya sudah berupa sistem elektronik cerdas
yang mempunyai prosesor yang dapat menampilkan
kode yang berupa angka. Setiap angka bersesuaian
dengan jenis gangguan yang terjadi pada sistem
pengapian. Kode ini biasanya ditempelkan pada casing
timing light

Anda mungkin juga menyukai