DISUSUN OLEH:
A. MATERI
1. Macam-Macam Alat Ukur Elektrik
Alat Ukur Elektrik adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran listrik
seperti hambatan listrik, kuat arus, daya listrik, beda potensial, dan lainnya. Contoh
alat ukur elektrik yaitu multimeter, hidrometer, tachometer, volt meter, timing light,
engine tuner, baterai tester, dan lain sebagainya.
a. Multimeter
Multimeter berfungsi untuk menguji atau mengukur tegangan, arus, dan
tahanan listrik serta untuk memeriksa hubungan kelistrikan suatu komponen.
Multi meter terdiri dari macam yakni multi meter analog dan multi meter digital.
1) Multimeter analog
Keterangan:
1. Saklar pilih (selektor)
2. Saklar pilih jumlah silinder
3. Nipel selang vakum
4. Pengecekan sudut dan putaran dwell
5. Pengecekan keluaran
6. Indikator meter: Rpm, Dwell, Volt, dan Breaker point
7. Lampu LH dan indikator
8. Pengukur vakum
9. Lampu pewaktu
10. Kabel baterai
11. Kabel klip distributor
12. Pick up klip distributor
13. Adaptor vakum manifold pemasukan (intake manifold)
d. Timing Light
Timing light digunakan untuk memeriksa apakah saat pengapian telah sesuai
dengan yang dispesifikasikan oleh pabrik pembuat kendaraan. Pengapian harus
terjadi pada sudut putar poros engkol tertentu yang secara langsung
berhubungan dengan posisi piston saat itu. Sudut ini telah ditentukan oleh
pabrik dengan memberi markah berupa garis pada puli poros engkol. Markah ini
harus tepat sejajar dengan markah utama yang juga berupa garis yang dibuat
pada blok mesin yang berada dekat pinggir puli poros engkol. Timing light
menyala hanya selama dipicu oleh arus listrik yang mengalir melalui busi yang
biasanya ialah busi silinder nomor 1. Karena perbedaan intensitas cahaya alami
yang ada di sekitar dan intensitas cahaya timing light yang hanya menyala
sesaat, maka markah garis yang ada pada puli yang berputar itu hanya dapat
dilihat ketika lampu timing light menyala. Akibatnya kita akan melihat markah
garis pada satu kedudukan relatif terhadap blok mesin sehingga markah garis
pada puli seolah diam terhadap blok mesin. Markah garis yang ada pada puli
akan kelihatan berjarak sama dengan markah garis utama yang telah disediakan
pada blok mesin. Saat pengapian yang tepat terjadi hanya ketika markah garis
pada puli tepat sebaris dengan markah garis utama pada blok mesin.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan penyetelan:
a) Penyetelan harus dilakukan pada putaran idle motor bakarnya.
b) Kalau motor bakarnya dilengkapi dengan solenoid kecepatan idle, solenoid
ini harus dihidupkan juga.
c) Selang vakum harus juga dilepas agar pemaju vakum tidak bekerja, lubang
vakum pada blok motor bakarnya harus disumbat.
d) Pastikan bahwa kabel-kabel tidak akan menyentuh bagian yang bergerak
atau yang panas pada motor bakar, karena dapat menyebabkan kabel
terpuntir oleh puli yang berputar atau putus akibat bersentuhan dengan
daun kipas yang sedang berputar
e) Jangan biarkan timing light hidup terlalu lama karena akan dapat
mengakibatkan kerusakan.
Langkah-langkah penyetelan:
a) Jepitkan kabel pemicu timing light pada kabel busi silinder nomor 1
b) Arahkan timing light pada puli poros engkol dan akan terlihat kedudukan
markah garis pada puli terhadap markah garis pada blok mesin.
c) Longgarkan sekrup pengikat rumah distributor.
d) Sambil memperhatikan markah garis pada puli, putar secara perlahan
rumah distributor searah atau berlawanan arah jarum jam hingga markah
garis pada puli tepat sebaris dengan markah garis pada blok mesin.
e) Setelah kedua markah garis sebaris, kencangkan kembali sekrup pengikat
rumah distributornya.
f) Lepas jepitan kabel pemicu timing light dari kabel busi.
Langkah penyetelan untuk sistem pengapian elektronik memiliki sedikit
perbedaan antara lain:
a) Kabel pemicu timing light tidak dijepitkan pada kabel busi tetapi ujung kabel
pemicunya dicolokkan ke dalam soket yang tersedia di dekat markah garis
pada blok mesin.
b) Timing light nya sudah berupa sistem elektronik cerdas yang mempunyai
prosesor yang dapat menampilkan kode yang berupa angka. Setiap angka
bersesuaian dengan jenis gangguan yang terjadi pada sistem pengapian.
Kode ini biasanya ditempelkan pada casing timing light.
C. RANGKUMAN MATERI
Alat Ukur Elektrik yang biasa digunakan di bengkel otomotif yakni multimeter, engine
tuner, timing light, tachometer, dan dwell tester.
1. Multimeter
Berfungsi untuk mengukur tegangan, arus, dan tahanan listrik serta untuk memeriksa
hubungan kelistrikan suatu komponen. Multimeter terdiri dari multimeter analog
dan multimeter digital.
2. Engine Tuner
Engine tuner merupakan alat ukur elektronik yang dilengkapi dengan tachometer,
dwell tester, pengukur vacuum dan timing light.
3. Timing light
Timing light digunakan untuk memeriksa apakah saat pengapian telah sesuai dengan
yang dispesifikasikan oleh pabrik pembuat kendaraan
4. Tachometer
Tachometer berfungsi untuk mengukur putaran mesin (rpm) kendaraan bermotor.
5. Dwellmeter
Dwellmeter berfungsi untuk mengetahui nilai sudut dwell dimana sudut perputaran
distributor selama platina menutup. Sudut diam ini harus disetel dengan benar
sesuai spesifikasi pabrikan kendaraan.
D. EVALUASI
1. Jelaskan bagaimana prosedur pengukuran arus listrik dengan menggunakan
multimeter!
2. Jelaskan cara mengkalibrasi multimeter sebelum dilakukan pengukuran ohm meter !
3. Jelaskan bagaimana prosedur pengukuran tegangan DC !
4. Jelaskan bagaimana prosedur mengetahui sudut dwell dengan engine tuner !
2. Kalibrasi
Sebelum mengukur resistor, pertama-tama kita harus menepatkan penunjukan
jarum ke angka 0 di ujung kanan skala “ohm”. Penepatan ini dilakukan dengan
memutar tombol kalibrasi ohm sambil menyentuhkan kedua ujung kabel tester,
hingga pembacaan jarum penunjuk di angka 0 pada skala “ohm” di ujung kanan skala
tersebut. Kalibrasi ini harus dilakukan setiap kali mengubah jangka selektor.
3. Mengukur tegangan DC
Hubungkan kabel test lead ( + ) warna merah ke lubang kutub positif dan kabel
test lead ( - ) warna hitam ke lubang kutub negatif pada multimeter;
Posisikan saklar pemilih pada salah satu jangka skala DC V dengan menyesuaikan
nilai tegangan yang akan di ukur;
Hubungkan kabel test lead merah multimeter ke terminal positif sumber
tegangan, sedangkan kabel test lead hitam ke terminal negatif sumber tegangan.
Bacalah hasil pengukuran
4. Petunjuk penggunaan engine tuner untuk mengetaui sudut dwell, langkahnya adalah
sebagai berikut:
a. Pasang kabel (10) warna merah ke terminal ( + ) baterai dan kabel warna hitam
ke terminal ( - ) baterai.
b. Pasang kabel (11) dengan terminal platina atau koil ( - ).
c. Pasang kabel (12) dengan kabel busi no 1.
d. Buka baut penutup vakum pada manifold pemasukan dan pasanglah adaptor
(13)
e. Putar sakelar (2) menurut jumlah silinder mesin.
f. Tentukan pemakaian tester dengan memutar sakelar pilih (1)
g. Hidupkan mesin hingga mencapai temperatur kerjanya.
Perhatikan pula prosedur penggunaan berikut:
Untuk mengukur sudut diam, putarlah saklar (1) ke arah “jangka sudut diam”
DISUSUN OLEH:
A. MATERI
1. Multimeter
Multimeter berfungsi untuk menguji atau mengukur tegangan, arus, dan tahanan
listrik serta untuk memeriksa hubungan kelistrikan suatu komponen. Multimeter
terdiri dari multimeter analog dan multimeter digital.
a. Multimeter analog
Sebelum menggunakan multimeter, pastikan jarum penunjuk telah tepat berada
di bagian garis ujung sebelah kiri skala (posisi nol). Bila tidak putarlah sekrup
penyetel jarum dengan sebuah obeng minus ( - ) sampai jarum penunjuk
tersebut berada tepat pada garis ujung sebelah kiri.
1) Mengukur tegangan DC
Metode pembacaan:
2) Mengukur tegangan AC
Metode pembacaan
3) Mengukur arus DC
Gambar 2.5 Cara Mengukur Arus Listrik DC
Karena selektor di set pada 250 mA, maka skala yang digunakan ialah
skala tengah (0 – 15) mA. Karena jarum menunjukkan angka 13, maka
hasil pengukurannya (13/15) x 250 mA = 216,67 mA
b) Mengukur arus DC ( 0 – 20 A)
Pengukuran arus listrik pada dasarnya diukur dengan cara yang sama
seperti pengukuran arus DC dari 0 – 250 mA, hanya saja dalam
pengukuran ini kabel tester merah dihubungkan ke lubang khusus yang
hanya digunakan untuk mengukur 20 A DC. Kemudian selektor disetel
pada DC A 20 A kemudian pembacaan jarum penunjuk ialah pada skala
20 A DC.
Metode pembacaan
Skala yang digunakan ialah skala 20 A DC. Karena jarum menunjuk angka
43 pada skala (0 – 50) DCA, maka hasil pengukuran ialah: (43/50) x 20 A =
17,2 A
4) Mengukur resistor
a. Kalibrasi
Gambar 2.8 Cara Melakukan Kalibrasi Pengukuran Ohm
b. Metode Pengukuran
Gambar 2.9 Cara Mengukur Tahanan Resistor
Metode pemeriksaan
1. Matikan mesin pada waktu memasang kabel-kabel.
2. Pasang kabel (10) pada baterai
3. Pasang kabel (11) pada koil ( - ) ignition coil atau terminal platina
4. Pasang kabel (12) pada pemeriksa keluaran (5)
5. Putar sakelar (2) sesuai dengan jumlah silindernya
6. Putar sakelar (1) pada posisi rpm dan baut rpm mesin pada 800 rpm
7. Tekan sakelar (4) dan jarum rpm harus bergerak ke kanan 2 strip. Kemudian cek
putaran mesin pada 4000 rpm dan tariklah saklar (4), jarum rpm harus bergerak
ke kanan 2 strip.
8. Putar sakelar (1) pada posisi diam (dwell), kemudian matikan mesin. Tekan
sakelar (4) dan jarum pada posisi 45 o. Kemudian tariklah sakelar (4), jarum
menunjuk 90o
3. Tacho dan Pengukur Sudut Diam
Pengertian sudut diam (dwell angle) mengacu pada sudut perputaran distributor
selama platina menutup. Sudut diam ini harus disetel dengan benar sesuai spesifikasi
pabrikan kendaraan yang bersangkutan. Jika sudut diam terlalu kecil (celah platina
terlalu besar), koil pengapian tidak mendapat cukup waktu untuk membangkitkan
medan magnet dan akan menghasilkan tegangan sekunder yang lemah. Jika sudut
diam terlalu besar (celah kontak point terlalu kecil), tegangan induksi pada
kumparan primer koil pengapian akan melompat di antara celah platina dan tidak
mengisi kapasitor. Induksi medan magnet pada koil melemah dan mengakibatkan
tegangan sekunder menjadi rendah. Keausan poros distributor atau mekanisme
pemaju dapat diidentifikasi dengan cara menaikkan putaran mesin atau
memberikan kevakuman yang berbeda pada unit vakum dan mencatat variasi sudut
diam yang terbaca. Distributor yang memiliki perbedaan lebih dari 2 o perlu
diperbaiki.
Petunjuk penggunaan:
a) Sambungkan meter listrik ke terminal negatif koil pengapian dan massa
Gambar 2.15 Pemasangan kabel pada saat pengukuran putaran mesin dan sudut
dwell
b) Putar selektor sesuai dengan jenis dan jumlah silinder
c) Hidupkan motor bakarnya dan perhatikan pembacaan meter
d) Bila diperlukan, lakukan penyetelan celah platina
Gambar 2.16 Penyetelan Celah Platina
Baca sesuai angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk (pointer) sesuai
dengan jumlah silinder mesin, pada alat ukur ini terdapat dua skala jumlah
silinder yaitu 6 dan 8 silinder, apabila yang diukur yaitu mesin dengan 4 silinder
maka gunakan skala pada alat ukur di 8 silinder, baca hasil pengukuran
kemudian kalikan 2.
Untuk RPM, angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk (pointer) risikonya
dikalikan 100. Apabila mesin tersebut mempunyai 4 silinder maka lakukan
pembacaan pada alat ukur di skala 8 silinder, namun hasil pembacaan dikalikan
2
Catatan penting:
1) Selalu ikuti petunjuk penggunaan bila menggunakan pengukur sudut diam.
Sambungan setiap pengukur ini dapat berbeda pada berbagai motor bakar
2) Sudut diam pada sistem pengapian elektronik sudah ditentukan dan tidak dapat
disetel
3) Untuk mesin 4 silinder sudut diam = 54o ± 2o
4) Untuk mesin 6 silinder sudut diam = 36o ± 2o
5) Untuk mesin 8 silinder sudut diam = 27o ± 2o
6) Perubahan jarum hanya 2 strip
* Rumus sudut dwell = 60 % x sudut pengapian
Sudut Pengapian = 360 : z
Dimana "z" adalah jumlah silinder
4. Timing Light
Timing light digunakan untuk memeriksa apakah saat pengapian telah sesuai dengan
yang dispesifikasikan oleh pabrik pembuat kendaraan. Pengapian harus terjadi pada
sudut putar poros engkol tertentu yang secara langsung berhubungan dengan posisi
piston saat itu. Sudut ini telah ditentukan oleh pabrik dengan memberi markah
berupa garis pada puli poros engkol. Markah ini harus tepat sejajar dengan markah
utama yang juga berupa garis yang dibuat pada blok mesin yang berada dekat
pinggir puli poros engkol. Timing light menyala hanya selama dipicu oleh arus listrik
yang mengalir melalui busi yang biasanya ialah busi silinder nomor 1. Karena
perbedaan intensitas cahaya alami yang ada di sekitar dan intensitas cahaya timing
light yang hanya menyala sesaat, maka markah garis yang ada pada puli yang
berputar itu hanya dapat dilihat ketika lampu timing light menyala. Akibatnya kita
akan melihat markah garis pada satu kedudukan relatif terhadap blok mesin
sehingga markah garis pada puli seolah diam terhadap blok mesin. Markah garis
yang ada pada puli akan kelihatan berjarak sama dengan markah garis utama yang
telah disediakan pada blok mesin. Saat pengapian yang tepat terjadi hanya ketika
markah garis pada puli tepat sebaris dengan markah garis utama pada blok mesin.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan penyetelan:
a) Penyetelan harus dilakukan pada putaran idle motor bakarnya.
b) Kalau motor bakarnya dilengkapi dengan solenoid kecepatan idle, solenoid ini
harus dihidupkan juga.
c) Selang vakum harus juga dilepas agar pemaju vakum tidak bekerja, lubang
vakum pada blok motor bakarnya harus disumbat.
d) Pastikan bahwa kabel-kabel tidak akan menyentuh bagian yang bergerak atau
yang panas pada motor bakar, karena dapat menyebabkan kabel terpuntir oleh
puli yang berputar atau putus akibat bersentuhan dengan daun kipas yang
sedang berputar
e) Jangan biarkan timing light hidup terlalu lama karena akan dapat mengakibatkan
kerusakan.
Langkah-langkah penyetelan:
a) Jepitkan kabel pemicu timing light pada kabel busi silinder nomor 1
b) Arahkan timing light pada puli poros engkol dan akan terlihat kedudukan
markah garis pada puli terhadap markah garis pada blok mesin.
e) Setelah kedua markah garis sebaris, kencangkan kembali sekrup pengikat rumah
distributornya.
f) Lepas jepitan kabel pemicu timing light dari kabel busi.
D. EVALUASI
1. Jelaskan bagaimana cara pengukuran arus listrik 20 Ampere dengan menggunakan
multi meter !
2. Jelaskan cara mengkalibrasi multi meter sebelum dilakukan pengukuran ohm meter !
3. Jelaskan bagaimana cara menggunakan timing light !
4. Jelaskan bagaimana cara menggunakan alat ukur dwell tester !
2. Kalibrasi
Sebelum mengukur resistor, pertama-tama kita harus menepatkan penunjukan
jarum ke angka 0 di ujung kanan skala “ohm”. Penepatan ini dilakukan dengan
memutar tombol kalibrasi ohm sambil menyentuhkan kedua ujung kabel tester,
hingga pembacaan jarum penunjuk di angka 0 pada skala “ohm” di ujung kanan skala
tersebut. Kalibrasi ini harus dilakukan setiap kali mengubah jangka selektor.
3. Langkah-langkah penyetelan:
a) Jepitkan kabel pemicu timing light pada kabel busi silinder nomor 1
b) Arahkan timing light pada puli poros engkol dan akan terlihat kedudukan markah
garis pada puli terhadap markah garis pada blok mesin.
c) Longgarkan sekrup pengikat rumah distributor.
d) Sambil memperhatikan markah garis pada puli, putar secara perlahan rumah
distributor searah atau berlawanan arah jarum jam hingga markah garis pada
puli tepat sebaris dengan markah garis pada blok mesin.
e) Setelah kedua markah garis sebaris, kencangkan kembali sekrup pengikat rumah
distributornya.
f) Lepas jepitan kabel pemicu timing light dari kabel busi.
4. Petunjuk penggunaan:
a) Sambungkan meter listrik ke terminal negatif koil pengapian dan massa
b) Putar selektor sesuai dengan jenis dan jumlah silinder
c) Hidupkan motor bakarnya dan perhatikan pembacaan meter
d) Bila diperlukan, lakukan penyetelan celah platina
e) Periksa kembali pembacaan pengukur sudut diam
F. SUMBER MEDIA dan SUMBER BELAJAR YANG DIGUNAKAN
Berbagai macam alat ukur elektronik yang biasa digunakan di bengkel otomotif yakni
multi meter, engine tuner, dwelltester, tachometer, timinglight.
Adapun sumber belajar yang digunakan yakni:
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Teks Mata Pelajaran
Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif Kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Teks Mata Pelajaran
Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif Kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
3. Th. Katman. 2009. Modul Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur. Jakarta:
Erlangga
4. PT. Toyota Astra Motor. 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT Toyota
Astra Motor Training Center
5. PT. Toyota Astra Motor. 1997. Buku Praktek Untuk STM Otmotif. Jakarta: PT Toyota
Astra Motor Training Center.
6. internet,
7. Sumber lain yang relevan