Anda di halaman 1dari 36

BAHAN AJAR

3.6 MENERAPKAN ALAT-ALAT UKUR ELEKTRIK SERTA FUNGSINYA


(MULTI METER DAN ENGINE TUNER)

4.6 MENGGUNAKAN ALAT UKUR ELEKTRIK (MULTI METER DAN


ENGINE TUNER)

DISUSUN OLEH:

AKHMAD SYAEFUDIN, S.Pd.


KEGIATAN BELAJAR 1
MENERAPKAN ALAT UKUR ELEKTRIK SERTA FUNGSINYA

A. MATERI
1. Macam-Macam Alat Ukur Elektrik
Alat Ukur Elektrik adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran listrik
seperti hambatan listrik, kuat arus, daya listrik, beda potensial, dan lainnya. Contoh
alat ukur elektrik yaitu multimeter, hidrometer, tachometer, volt meter, timing light,
engine tuner, baterai tester, dan lain sebagainya.
a. Multimeter
Multimeter berfungsi untuk menguji atau mengukur tegangan, arus, dan
tahanan listrik serta untuk memeriksa hubungan kelistrikan suatu komponen.
Multi meter terdiri dari macam yakni multi meter analog dan multi meter digital.
1) Multimeter analog

Gambar 1.1 Bagian-bagian multimeter analog


Multimeter analog adalah multimeter yang hasil pengukuran ditunjukkan
oleh sebuah jarum yang bergerak pada bidang yang diberi skala ukuran
2) Multimeter digital
Gambar 1.2 Bagian-bagian multimeter digital

Multimeter digital adalah multimeter yang hasil pengukuran ditunjukkan


langsung dengan angka.
3) Prosedur pengukurannya
a) Mengukur tegangan DC
Tegangan DC yang dapat diukur dengan multimeter umumnya yakni 0 –
500 Volt. Adapun prosedurnya yakni:
 Hubungkan kabel test lead ( + ) warna merah ke lubang kutub
positif dan kabel test lead ( - ) warna hitam ke lubang kutub negatif
pada multimeter;
 Posisikan saklar pemilih pada salah satu jangka skala DC V dengan
menyesuaikan nilai tegangan yang akan diukur;
 Hubungkan kabel test lead merah multimeter ke terminal positif
sumber tegangan, sedangkan kabel test lead hitam ke terminal
negatif sumber tegangan.
 Bacalah hasil pengukuran
b) Mengukur tegangan AC
Tegangan AC yang dapat diukur dengan multimeter umumnya yakni 0 –
1000 Volt. Adapun prosedurnya yakni:
 Hubungkan kabel test lead ( + ) warna merah ke lubang kutub
positif dan kabel test lead ( - ) warna hitam ke lubang kutub negatif
pada multimeter;
 Posisikan saklar pemilih pada salah satu jangka skala AC V dengan
menyesuaikan nilai tegangan yang akan di ukur;
 Hubungkan kabel test lead merah multimeter ke terminal positif
sumber tegangan, sedangkan kabel test lead hitam ke terminal
negatif sumber tegangan.
 Bacalah hasil pengukurannya

Gambar 1.3 Cara Melakukan Pengukuran Tegangan AC dan Tegangan DC


c) Mengukur arus DC
Adapun prosedur pengukurannya yakni:
 Hubungkan kabel test lead ( + ) warna merah ke lubang kutub
positif dan kabel test lead ( - ) warna hitam ke lubang kutub negatif
pada multimeter;
 Posisikan saklar pemilih pada salah satu jangka skala DC A dengan
menyesuaikan nilai arus listrik yang akan di ukur;
 Hubungkan kabel test lead merah multimeter ke sumber arus
negatif, sedangkan kabel test lead hitam ke sumber arus positif
(hubungan antara multimeter dengan sumber arus dan beban
adalah hubungan seri)
 Bacalah hasil pengukurannya
Gambar 1.4 Cara Melakukan Pengukuran Arus DC

d) Mengukur tahanan resistor


Sebelum melakukan pengukuran tahanan/resistensi menggunakan
multimeter, pertama-tama kita lakukan kalibrasi pada multimeter.
Tujuan dari kalibrasi ini yakni menepatkan penunjukkan jarum ke angka
nol di ujung kanan skala “ohm”. Penepatan ini dilakukan dengan
memutar zero ohm adjusting knob sambil menyentuhkan kedua ujung
kabel tester hingga jarum tepat menunjuk angka nol pada skala ohm.
Adapun prosedur pengukuran tahanan/resistensi dengan multimeter
yakni:
 Posisikan saklar pemilih pada salah satu skala pengukuran ohm
dengan menyesuaikan nilai tahanan yang akan diukur;
 Lakukan proses kalibrasi dengan melihat posisi jarum skala harus
tepat di posisi nol pada skala ohm;
 Sentuhkan ujung kabel test lead masing-masing ke kawat tahanan
yang akan diukur;
 Baca penunjukkannya. Hasil pengukuran diperoleh dengan
mengalikan angka selektor yang dipilih dengan angka yang
ditunjukkan oleh jarum penunjuk meter.
Gambar 1.5 Cara Mengukur Tahanan Resistor
b. Engine Tuner
Fungsi dari engine tuner yakni untuk memeriksa sudut dwell, putaran mesin,
tegangan pengisian baterai dan kevakuman manifold pemasukan (intake
manifold). Ada beberapa jenis engine tuner, berikut engine tuner yang dilengkapi
dengan:
a) Tachometer digunakan untuk mengukur putaran mesin bensin
b) Dwellmeter digunakan untuk mengukur besarnya sudut diam (lamanya
platina menutup)
c) Vacuum gauge digunakan untuk mengukur besarnya kevakuman pada
manifold pemasukan dengan tujuan:
 Mengetahui kebocoran kompresi dari katup
 Mengetahui keterlambatan pewaktuan katup (valve timing)
 Mengetahui kebocoran perapat kepala silinder dan manifold
d) Timing light digunakan untuk mengetahui saat penyalaan/pengapian
(ignition timing)
Gambar 1.6 Bagian-Bagian Engine Tuner

Keterangan:
1. Saklar pilih (selektor)
2. Saklar pilih jumlah silinder
3. Nipel selang vakum
4. Pengecekan sudut dan putaran dwell
5. Pengecekan keluaran
6. Indikator meter: Rpm, Dwell, Volt, dan Breaker point
7. Lampu LH dan indikator
8. Pengukur vakum
9. Lampu pewaktu
10. Kabel baterai
11. Kabel klip distributor
12. Pick up klip distributor
13. Adaptor vakum manifold pemasukan (intake manifold)

Petunjuk penggunaan engine tuner, langkahnya adalah sebagai berikut:


a. Pasang kabel (10) warna merah ke terminal ( + ) baterai dan kabel warna
hitam ke terminal ( - ) baterai.
b. Pasang kabel (11) dengan terminal platina atau koil ( - ).
c. Pasang kabel (12) dengan kabel busi no 1.
d. Buka baut penutup vakum pada manifold pemasukan dan pasanglah
adaptor (13)
e. Putar sakelar (2) menurut jumlah silinder mesin.
f. Tentukan pemakaian tester dengan memutar sakelar pilih (1)
g. Hidupkan mesin hingga mencapai temperatur kerjanya.
Perhatikan pula prosedur penggunaan berikut:
 Untuk mengukur putaran, putarlah saklar (1) ke arah “jangka putaran”
 Untuk mengukur sudut diam, putarlah saklar (1) ke arah “jangka sudut
diam”
 Untuk mengukur keluaran alternator, putarlah saklar (1) ke arah “Volt”
 Untuk mengukur platina, putarkan saklar (1) ke arah simbol “platina”
(pengukuran platina digunakan saat mesin mati dan kunci kontak dalam
keadaan ON)
Metode pemeriksaan
1. Matikan mesin pada waktu memasang kabel-kabel.
2. Pasang kabel (10) pada baterai
3. Pasang kabel (11) pada koil ( - ) ignition coil atau terminal platina
4. Pasang kabel (12) pada pemeriksa keluaran (5)
5. Putar sakelar (2) sesuai dengan jumlah silindernya
6. Putar sakelar (1) pada posisi rpm dan baut rpm mesin pada 800 rpm
7. Tekan sakelar (4) dan jarum rpm harus bergerak ke kanan 2 strip. Kemudian
cek putaran mesin pada 4000 rpm dan tariklah saklar (4), jarum rpm harus
bergerak ke kanan 2 strip.
8. Putar sakelar (1) pada posisi diam (dwell), kemudian matikan mesin. Tekan
sakelar (4) dan jarum pada posisi 45o. Kemudian tariklah sakelar (4), jarum
menunjuk 90o

c. Tacho dan Pengukur Sudut Diam


Pengertian sudut diam (dwell angle) mengacu pada sudut perputaran distributor
selama platina menutup. Sudut diam ini harus disetel dengan benar sesuai
spesifikasi pabrikan kendaraan yang bersangkutan. Jika sudut diam terlalu kecil
(celah platina terlalu besar), koil pengapian tidak mendapat cukup waktu untuk
membangkitkan medan magnet dan akan menghasilkan tegangan sekunder yang
lemah. Jika sudut diam terlalu besar (celah kontak point terlalu kecil), tegangan
induksi pada kumparan primer koil pengapian akan melompat di antara celah
platina dan tidak mengisi kapasitor. Induksi medan magnet pada koil melemah
dan mengakibatkan tegangan sekunder menjadi rendah. Keausan poros
distributor atau mekanisme pemaju dapat diidentifikasi dengan cara menaikkan
putaran mesin atau memberikan kevakuman yang berbeda pada unit vakum dan
mencatat variasi sudut diam yang terbaca. Distributor yang memiliki perbedaan
lebih dari 2o perlu diperbaiki.
Petunjuk penggunaan:
a) Sambungkan meter listrik ke terminal negatif koil pengapian dan massa
b) Putar selektor sesuai dengan jenis dan jumlah silinder
c) Hidupkan motor bakarnya dan perhatikan pembacaan meter
d) Bila diperlukan, lakukan penyetelan celah platina
e) Periksa kembali pembacaan pengukur sudut diam.
Catatan penting:
1) Selalu ikuti petunjuk penggunaan bila menggunakan pengukur sudut diam.
Sambungan setiap pengukur ini dapat berbeda pada berbagai motor bakar
2) Sudut diam pada sistem pengapian elektronik sudah ditentukan dan tidak
dapat disetel
3) Untuk mesin 4 silinder sudut diam = 54o ± 2o
4) Untuk mesin 6 silinder sudut diam = 36o ± 2o
5) Untuk mesin 8 silinder sudut diam = 27o ± 2o
6) Perubahan jarum hanya 2 strip
* Rumus sudut dwell = 60 % x sudut pengapian
Sudut Pengapian = 360 : z
Dimana "z" adalah jumlah silinder

d. Timing Light
Timing light digunakan untuk memeriksa apakah saat pengapian telah sesuai
dengan yang dispesifikasikan oleh pabrik pembuat kendaraan. Pengapian harus
terjadi pada sudut putar poros engkol tertentu yang secara langsung
berhubungan dengan posisi piston saat itu. Sudut ini telah ditentukan oleh
pabrik dengan memberi markah berupa garis pada puli poros engkol. Markah ini
harus tepat sejajar dengan markah utama yang juga berupa garis yang dibuat
pada blok mesin yang berada dekat pinggir puli poros engkol. Timing light
menyala hanya selama dipicu oleh arus listrik yang mengalir melalui busi yang
biasanya ialah busi silinder nomor 1. Karena perbedaan intensitas cahaya alami
yang ada di sekitar dan intensitas cahaya timing light yang hanya menyala
sesaat, maka markah garis yang ada pada puli yang berputar itu hanya dapat
dilihat ketika lampu timing light menyala. Akibatnya kita akan melihat markah
garis pada satu kedudukan relatif terhadap blok mesin sehingga markah garis
pada puli seolah diam terhadap blok mesin. Markah garis yang ada pada puli
akan kelihatan berjarak sama dengan markah garis utama yang telah disediakan
pada blok mesin. Saat pengapian yang tepat terjadi hanya ketika markah garis
pada puli tepat sebaris dengan markah garis utama pada blok mesin.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan penyetelan:
a) Penyetelan harus dilakukan pada putaran idle motor bakarnya.
b) Kalau motor bakarnya dilengkapi dengan solenoid kecepatan idle, solenoid
ini harus dihidupkan juga.
c) Selang vakum harus juga dilepas agar pemaju vakum tidak bekerja, lubang
vakum pada blok motor bakarnya harus disumbat.
d) Pastikan bahwa kabel-kabel tidak akan menyentuh bagian yang bergerak
atau yang panas pada motor bakar, karena dapat menyebabkan kabel
terpuntir oleh puli yang berputar atau putus akibat bersentuhan dengan
daun kipas yang sedang berputar
e) Jangan biarkan timing light hidup terlalu lama karena akan dapat
mengakibatkan kerusakan.
Langkah-langkah penyetelan:
a) Jepitkan kabel pemicu timing light pada kabel busi silinder nomor 1
b) Arahkan timing light pada puli poros engkol dan akan terlihat kedudukan
markah garis pada puli terhadap markah garis pada blok mesin.
c) Longgarkan sekrup pengikat rumah distributor.
d) Sambil memperhatikan markah garis pada puli, putar secara perlahan
rumah distributor searah atau berlawanan arah jarum jam hingga markah
garis pada puli tepat sebaris dengan markah garis pada blok mesin.
e) Setelah kedua markah garis sebaris, kencangkan kembali sekrup pengikat
rumah distributornya.
f) Lepas jepitan kabel pemicu timing light dari kabel busi.
Langkah penyetelan untuk sistem pengapian elektronik memiliki sedikit
perbedaan antara lain:
a) Kabel pemicu timing light tidak dijepitkan pada kabel busi tetapi ujung kabel
pemicunya dicolokkan ke dalam soket yang tersedia di dekat markah garis
pada blok mesin.
b) Timing light nya sudah berupa sistem elektronik cerdas yang mempunyai
prosesor yang dapat menampilkan kode yang berupa angka. Setiap angka
bersesuaian dengan jenis gangguan yang terjadi pada sistem pengapian.
Kode ini biasanya ditempelkan pada casing timing light.

B. LEMBAR KERJA SISWA


1. Sebutkan macam-macam alat ukur elektrik berikut fungsinya !
2. Sebutkan bagian-bagian multimeter berikut fungsinya !
3. Sebutkan dua macam multimeter !
4. Sebutkan bagian-bagian engine tuner !

C. RANGKUMAN MATERI
Alat Ukur Elektrik yang biasa digunakan di bengkel otomotif yakni multimeter, engine
tuner, timing light, tachometer, dan dwell tester.
1. Multimeter
Berfungsi untuk mengukur tegangan, arus, dan tahanan listrik serta untuk memeriksa
hubungan kelistrikan suatu komponen. Multimeter terdiri dari multimeter analog
dan multimeter digital.
2. Engine Tuner
Engine tuner merupakan alat ukur elektronik yang dilengkapi dengan tachometer,
dwell tester, pengukur vacuum dan timing light.
3. Timing light
Timing light digunakan untuk memeriksa apakah saat pengapian telah sesuai dengan
yang dispesifikasikan oleh pabrik pembuat kendaraan
4. Tachometer
Tachometer berfungsi untuk mengukur putaran mesin (rpm) kendaraan bermotor.
5. Dwellmeter
Dwellmeter berfungsi untuk mengetahui nilai sudut dwell dimana sudut perputaran
distributor selama platina menutup. Sudut diam ini harus disetel dengan benar
sesuai spesifikasi pabrikan kendaraan.

D. EVALUASI
1. Jelaskan bagaimana prosedur pengukuran arus listrik dengan menggunakan
multimeter!
2. Jelaskan cara mengkalibrasi multimeter sebelum dilakukan pengukuran ohm meter !
3. Jelaskan bagaimana prosedur pengukuran tegangan DC !
4. Jelaskan bagaimana prosedur mengetahui sudut dwell dengan engine tuner !

E. KUNCI JAWABAN EVALUASI


1. Mengukur arus DC
 Hubungkan kabel test lead ( + ) warna merah ke lubang kutub positif dan kabel
test lead ( - ) warna hitam ke lubang kutub negatif pada multimeter;
 Posisikan saklar pemilih pada salah satu jangka skala DC A dengan menyesuaikan
nilai arus listrik yang akan di ukur;
 Hubungkan kabel test lead merah multimeter ke sumber arus negatif, sedangkan
kabel test lead hitam ke sumber arus positif (hubungan antara multimeter
dengan sumber arus dan beban adalah hubungan seri)
 Bacalah hasil pengukurannya

2. Kalibrasi
Sebelum mengukur resistor, pertama-tama kita harus menepatkan penunjukan
jarum ke angka 0 di ujung kanan skala “ohm”. Penepatan ini dilakukan dengan
memutar tombol kalibrasi ohm sambil menyentuhkan kedua ujung kabel tester,
hingga pembacaan jarum penunjuk di angka 0 pada skala “ohm” di ujung kanan skala
tersebut. Kalibrasi ini harus dilakukan setiap kali mengubah jangka selektor.

3. Mengukur tegangan DC
 Hubungkan kabel test lead ( + ) warna merah ke lubang kutub positif dan kabel
test lead ( - ) warna hitam ke lubang kutub negatif pada multimeter;
 Posisikan saklar pemilih pada salah satu jangka skala DC V dengan menyesuaikan
nilai tegangan yang akan di ukur;
 Hubungkan kabel test lead merah multimeter ke terminal positif sumber
tegangan, sedangkan kabel test lead hitam ke terminal negatif sumber tegangan.
 Bacalah hasil pengukuran

4. Petunjuk penggunaan engine tuner untuk mengetaui sudut dwell, langkahnya adalah
sebagai berikut:
a. Pasang kabel (10) warna merah ke terminal ( + ) baterai dan kabel warna hitam
ke terminal ( - ) baterai.
b. Pasang kabel (11) dengan terminal platina atau koil ( - ).
c. Pasang kabel (12) dengan kabel busi no 1.
d. Buka baut penutup vakum pada manifold pemasukan dan pasanglah adaptor
(13)
e. Putar sakelar (2) menurut jumlah silinder mesin.
f. Tentukan pemakaian tester dengan memutar sakelar pilih (1)
g. Hidupkan mesin hingga mencapai temperatur kerjanya.
Perhatikan pula prosedur penggunaan berikut:
Untuk mengukur sudut diam, putarlah saklar (1) ke arah “jangka sudut diam”

F. SUMBER MEDIA DAN SUMBER BELAJAR YANG DIGUNAKAN


Berbagai macam alat ukur elektronik yang biasa digunakan di bengkel otomotif yakni
multimeter, engine tuner, dwelltester, tachometer, dan timing light.

Adapun sumber belajar yang digunakan yakni:


1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Teks Mata Pelajaran
Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif Kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Teks Mata Pelajaran
Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif Kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
3. Th. Katman. 2009. Modul Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur. Jakarta:
Erlangga
4. PT. Toyota Astra Motor. 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT Toyota Astra
Motor Training Center
5. PT. Toyota Astra Motor. 1997. Buku Praktek Untuk STM Otmotif. Jakarta: PT Toyota
Astra Motor Training Center.
6. internet,
7. Sumber lain yang relevan
BAHAN AJAR
MENGGUNAKAN ALAT UKUR ELEKTRIK
(MULTI METER DAN ENGINE TUNER)

DISUSUN OLEH:

AKHMAD SYAEFUDIN, S.Pd.


KEGIATAN BELAJAR 2
MENGGUNAKAN ALAT UKUR ELEKTRIK

A. MATERI
1. Multimeter
Multimeter berfungsi untuk menguji atau mengukur tegangan, arus, dan tahanan
listrik serta untuk memeriksa hubungan kelistrikan suatu komponen. Multimeter
terdiri dari multimeter analog dan multimeter digital.
a. Multimeter analog
Sebelum menggunakan multimeter, pastikan jarum penunjuk telah tepat berada
di bagian garis ujung sebelah kiri skala (posisi nol). Bila tidak putarlah sekrup
penyetel jarum dengan sebuah obeng minus ( - ) sampai jarum penunjuk
tersebut berada tepat pada garis ujung sebelah kiri.
1) Mengukur tegangan DC

Gambar 2.1 Cara Mengukur Tegangan DC Accu


Langkah pengukurannya yakni:
 Hubungkan kabel tester warna merah ke terminal positif dan kabel tester
warna hitam ke terminal negatif tester.
 Posisikan selektor skala pada salah satu jangka skala DC V yang sesuai
dengan tegangan yang akan diukur.
 Hubungkan kabel tester warna merah multimeter ke terminal positif
sumber tegangan dan kabel tester warna hitam multimeter ke terminal
negatif sumber tegangan (hubungan parallel)
 Bacalah hasil pengukuran.
Tabel 2.1 Jangka Skala Pengukuran Tegangan DC
Angka Selektor Tegangan yang dapat diukur (V)
2,5 0 – 2,5
10 0 – 10
25 0 – 25
50 0 – 50
500 0 – 500

Metode pembacaan:

Gambar 2.2 Jangka Skala Pengukuran Tegangan DC


Jarum menunjuk ke angka 2 dengan skala maksimal 10, apabila selektor
diarahkan ke 50 DCV maka pembacaannya yakni: (2/10) x 50 = 10 Volt

Tabel 2.2 Cara Menggunakan Skala Pengukuran Tegangan DC


Hal yang perlu diperhatikan Metode Pengukuran
Pilihlah nilai skala selektor Dengan memperhatikan Gambar 2.2,
yang tepat. Apabila yang 1. Skala 0 – 10
akan diukur melebihi atau Nilai pengukuran diperoleh langsung dari
lebih besar, kemungkinan penunjukkan jarumnya bila selektor
tester akan rusak disetel pada 10. Nilai pengukuran
diperoleh dengan membagi nilai
penunjukan jarum dengan 5 bila
selektornya disetel pada 50
2. Skala 0 – 50
Nilai pengukuran diperoleh langsung dari
penunjukkan jarumnya bila selektor
disetel pada 50. Nilai pengukuran
diperoleh dengan membagi nilai
penunjukan jarum dengan 2 bila
selektornya disetel pada 25
3. Skala 0 – 250
Nilai pengukuran diperoleh dengan
membagi nilai penunjukan jarum dengan
2 bila selektornya disetel pada 500. Nilai
pengukuran diperoleh dengan
mengalikan nilai penunjukan jarum
dengan 5 bila selektornya disetel pada 50

2) Mengukur tegangan AC

Gambar 2.3 Cara Mengukur Tegangan AC Listrik Rumah

Langkah pengukurannya yakni:


 Hubungkan kabel tester merah ke terminal positif multimeter dan kabel
hitam ke terminal negatifnya.
 Posisikan selektor pada salah satu jangka skala AC Volt yang masih akan
mencakup tegangan yang akan diukur.
 Hubungkan kabel tester secara parallel pada bagian yang akan diperiksa
dan bacalah skala V AC yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk.
 Baca hasil pengukuran pada skala AC V.
Tabel 2.3 Jangka Skala untuk Pengukuran Tegangan AC
Angka Selektor Tegangan yang dapat diukur (V)
10 0 – 10
25 0 – 25
250 0 – 250
1000 0 – 1000

Metode pembacaan

Gambar 2.4 Jangka Skala Pengukuran Tegangan AC


Berapakah hasil pengukuran tegangan yang dilakukan dengan multimeter
seperti pada gambar apabila selektor disetel pada angka 250 ACV dan skala
maksimal 10. Maka pembacaannya yakni (6/10) x 250 = 150 Volt AC

3) Mengukur arus DC
Gambar 2.5 Cara Mengukur Arus Listrik DC

a) Mengukur arus DC ( 0 – 250 mA )


 Hubungkan kabel tester merah ke terminal positif tester dan yang
hitam ke terminal negatif.
 Posisikan selektor pada 250 mA DC
 Hubungkan kabel tester merah dengan sumber arus negatif, dan kabel
tester hitam dengan sumber arus positif (hubungan seri)
 Baca hasil pengukuran
 Metode pembacaan seperti contoh di bawah:

Gambar 2.6 Jangka Skala Pengukuran Arus DC mA

Karena selektor di set pada 250 mA, maka skala yang digunakan ialah
skala tengah (0 – 15) mA. Karena jarum menunjukkan angka 13, maka
hasil pengukurannya (13/15) x 250 mA = 216,67 mA
b) Mengukur arus DC ( 0 – 20 A)
Pengukuran arus listrik pada dasarnya diukur dengan cara yang sama
seperti pengukuran arus DC dari 0 – 250 mA, hanya saja dalam
pengukuran ini kabel tester merah dihubungkan ke lubang khusus yang
hanya digunakan untuk mengukur 20 A DC. Kemudian selektor disetel
pada DC A 20 A kemudian pembacaan jarum penunjuk ialah pada skala
20 A DC.

Metode pembacaan

Gambar 2.7 Jangka Skala Pengukuran Arus 20 DCA

Skala yang digunakan ialah skala 20 A DC. Karena jarum menunjuk angka
43 pada skala (0 – 50) DCA, maka hasil pengukuran ialah: (43/50) x 20 A =
17,2 A

4) Mengukur resistor
a. Kalibrasi
Gambar 2.8 Cara Melakukan Kalibrasi Pengukuran Ohm

Sebelum mengukur resistor, pertama-tama kita harus menepatkan


penunjukan jarum ke angka 0 di ujung kanan skala “ohm”. Penepatan ini
dilakukan dengan memutar tombol kalibrasi ohm (zero ohm adjuster)
sambil menyentuhkan kedua ujung kabel tester, hingga pembacaan
jarum penunjuk di angka 0 pada skala “ohm” di ujung kanan skala
tersebut. Kalibrasi ini harus dilakukan setiap kali mengubah jangka
selektor.
Angka selektor untuk pengukuran ohm terdiri atas ‘x 1’, ‘x 10’, ‘x 100’,
dan ‘x 1 kΩ’. Angka selektor ini dipilih berdasarkan nilai tahanan yang
akan diukur.

b. Metode Pengukuran
Gambar 2.9 Cara Mengukur Tahanan Resistor

Tabel 2.4 Jangka Skala Pengukuran Resistor


Angka Selektor Jangka tahanan yang dapat diukur (Ω)
x1 0 – 1K
x 10 0 – 10K
x 100 0 – 100K
x 1K 0 – tak terhingga

Metodenya adalah sebagai berikut:


 Tepatkan jarum pada angka 0 di sebelah kanan skala
 Sentuhkan ujung kabel pengetesan dengan kedua kawat tahanan
yang akan diukur.
 Baca penunjukkannya. Hasil pengukuran diperoleh dengan
mengalikan angka selektor yang dipilih dengan angka selektor yang
dipilih dengan angka pada jarum.
 Contoh pembacaan pengukuran
Gambar 2.10 Cara Membaca Hasil Pengukuran Tahanan Resistor
Karena selektor diarahkan ke ‘x 1’ maka dengan penunjukkan jarum
pada angka 100 pada skala ohm berarti nilai tahanan yang diukur ialah
100 x 1 = 100 ohm
5) Pengetesan Kesinambungan Hubungan
Mengetes kesinambungan hubungan kelistrikan di dalam komponen atau
rangkaian pada dasarnya sama dengan mengukur tahanan komponen atau
rangkaian. Untuk mengetes kesinambungan ini, putarlah selektor pada ‘x1’
dan lakukan kalibrasi terlebih dahulu. Kemudian hubungkan kabel tester pada
terminal komponen atau rangkaian yang akan diuji. Hubungan yang
berkesinambungan ditandai dengan jarum penunjuk bergerak ke kanan yang
sekaligus akan menunjukkan nilai tahanan alat atau komponen tersebut jika
angka selektornya memang tepat.

Gambar 2.11 Cara Melakukan Pengetesan Kesinambungan Kabel Busi


b. Multimeter digital
Multimeter digital disarankan untuk digunakan pada rangkaian dan peralatan
elektronik. Multimeter digital seperti voltmeter, amperemeter, dan ohmmeter
digunakan untuk menguji kondisi rangkaian, nilai dan ketercapaian komponen.
Multimeter digital lainnya seperti pemeriksa diode dan frekuensi meter dapat
digunakan untuk mendiagnosis sistem pengapian dan keterpakaian komponen.

Gambar 2.12 Bagian dari Multimeter Digital


Cara penggunaan multimeter digital pada dasarnya sama dengan multimeter
analog, hanya kelebihan multimeter digital untuk hasil pengukurannya tidak
perlu dilakukan perhitungan-perhitungan, tetapi langsung membaca nilai hasil
pengukuran nya.
2. Penguji Tune-Up Motor Bakar (Engine Tuner)
Ada beberapa jenis penguji tune up motor bakar (engine tuner) yang dilengkapi
dengan:
a) Tachometer digunakan untuk mengukur putaran mesin bensin
b) Dwellmeter digunakan untuk mengukur besarnya sudut diam (lamanya platina
menutup)
c) Vacuum gauge digunakan untuk mengukur besarnya kevakuman pada manifold
pemasukan dengan tujuan:
 Mengetahui kebocoran kompresi dari katup
 Mengetahui keterlambatan pewaktuan katup (valve timing)
 Mengetahui kebocoran perapat kepala silinder dan manifold
d) Timing light digunakan untuk mengetahui saat penyalaan/pengapian (ignition
timing)

Gambar 2.13 Engine Tuner


Adapun bagian-bagian dari engine tuner ditunjukkan oleh gambar berikut

Gambar 2.14 Bagian-bagian Engine Tuner


Keterangan:
1. Saklar pilih (selektor)
2. Saklar pilih jumlah silinder
3. Nipel selang vakum
4. Pengecekan sudut dan putaran dwell
5. Pengecekan keluaran
6. Indikator meter: Rpm, Dwell, Volt, dan Breaker point
7. Lampu LH dan indikator
8. Pengukur vakum
9. Lampu pewaktu
10. Kabel baterai
11. Kabel klip distributor
12. Pick up klip distributor
13. Adaptor vakum manifold pemasukan (intake manifold)
Petunjuk penggunaan penguji tune up motor bakar (engine tuner), langkahnya
adalah sebagai berikut:
a. Pasang kabel (10) warna merah ke terminal ( + ) baterai dan kabel warna hitam
ke terminal ( - ) baterai.
b. Pasang kabel (11) dengan terminal platina atau koil ( - ).
c. Pasang kabel (12) dengan kabel busi no 1.
d. Buka baut penutup vakum pada manifold pemasukan dan pasanglah adaptor
(13)
e. Putar sakelar (2) menurut jumlah silinder mesin.
f. Tentukan pemakaian tester dengan memutar sakelar pilih (1)
g. Hidupkan mesin hingga mencapai temperatur kerjanya.
Perhatikan pula prosedur penggunaan berikut:
 Untuk mengukur putaran mesin, putarlah saklar (1) ke arah “jangka putaran”
 Untuk mengukur sudut diam, putarlah saklar (1) ke arah “jangka sudut diam”
 Untuk mengukur keluaran alternator, putarlah saklar (1) ke arah “Volt”
 Untuk mengukur platina, putarkan saklar (1) ke arah simbol “platina”
(pengukuran platina digunakan saat mesin mati dan kunci kontak dalam keadaan
ON)

Metode pemeriksaan
1. Matikan mesin pada waktu memasang kabel-kabel.
2. Pasang kabel (10) pada baterai
3. Pasang kabel (11) pada koil ( - ) ignition coil atau terminal platina
4. Pasang kabel (12) pada pemeriksa keluaran (5)
5. Putar sakelar (2) sesuai dengan jumlah silindernya
6. Putar sakelar (1) pada posisi rpm dan baut rpm mesin pada 800 rpm
7. Tekan sakelar (4) dan jarum rpm harus bergerak ke kanan 2 strip. Kemudian cek
putaran mesin pada 4000 rpm dan tariklah saklar (4), jarum rpm harus bergerak
ke kanan 2 strip.
8. Putar sakelar (1) pada posisi diam (dwell), kemudian matikan mesin. Tekan
sakelar (4) dan jarum pada posisi 45 o. Kemudian tariklah sakelar (4), jarum
menunjuk 90o
3. Tacho dan Pengukur Sudut Diam
Pengertian sudut diam (dwell angle) mengacu pada sudut perputaran distributor
selama platina menutup. Sudut diam ini harus disetel dengan benar sesuai spesifikasi
pabrikan kendaraan yang bersangkutan. Jika sudut diam terlalu kecil (celah platina
terlalu besar), koil pengapian tidak mendapat cukup waktu untuk membangkitkan
medan magnet dan akan menghasilkan tegangan sekunder yang lemah. Jika sudut
diam terlalu besar (celah kontak point terlalu kecil), tegangan induksi pada
kumparan primer koil pengapian akan melompat di antara celah platina dan tidak
mengisi kapasitor. Induksi medan magnet pada koil melemah dan mengakibatkan
tegangan sekunder menjadi rendah. Keausan poros distributor atau mekanisme
pemaju dapat diidentifikasi dengan cara menaikkan putaran mesin atau
memberikan kevakuman yang berbeda pada unit vakum dan mencatat variasi sudut
diam yang terbaca. Distributor yang memiliki perbedaan lebih dari 2 o perlu
diperbaiki.
Petunjuk penggunaan:
a) Sambungkan meter listrik ke terminal negatif koil pengapian dan massa

Gambar 2.15 Pemasangan kabel pada saat pengukuran putaran mesin dan sudut
dwell
b) Putar selektor sesuai dengan jenis dan jumlah silinder
c) Hidupkan motor bakarnya dan perhatikan pembacaan meter
d) Bila diperlukan, lakukan penyetelan celah platina
Gambar 2.16 Penyetelan Celah Platina

e) Periksa kembali pembacaan pengukur sudut diam.

Gambar 2.17 Skala Pengukuran Putaran Mesin dan Sudut Dwell

Baca sesuai angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk (pointer) sesuai
dengan jumlah silinder mesin, pada alat ukur ini terdapat dua skala jumlah
silinder yaitu 6 dan 8 silinder, apabila yang diukur yaitu mesin dengan 4 silinder
maka gunakan skala pada alat ukur di 8 silinder, baca hasil pengukuran
kemudian kalikan 2.
Untuk RPM, angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk (pointer) risikonya
dikalikan 100. Apabila mesin tersebut mempunyai 4 silinder maka lakukan
pembacaan pada alat ukur di skala 8 silinder, namun hasil pembacaan dikalikan
2
Catatan penting:
1) Selalu ikuti petunjuk penggunaan bila menggunakan pengukur sudut diam.
Sambungan setiap pengukur ini dapat berbeda pada berbagai motor bakar
2) Sudut diam pada sistem pengapian elektronik sudah ditentukan dan tidak dapat
disetel
3) Untuk mesin 4 silinder sudut diam = 54o ± 2o
4) Untuk mesin 6 silinder sudut diam = 36o ± 2o
5) Untuk mesin 8 silinder sudut diam = 27o ± 2o
6) Perubahan jarum hanya 2 strip
* Rumus sudut dwell = 60 % x sudut pengapian
Sudut Pengapian = 360 : z
Dimana "z" adalah jumlah silinder

4. Timing Light
Timing light digunakan untuk memeriksa apakah saat pengapian telah sesuai dengan
yang dispesifikasikan oleh pabrik pembuat kendaraan. Pengapian harus terjadi pada
sudut putar poros engkol tertentu yang secara langsung berhubungan dengan posisi
piston saat itu. Sudut ini telah ditentukan oleh pabrik dengan memberi markah
berupa garis pada puli poros engkol. Markah ini harus tepat sejajar dengan markah
utama yang juga berupa garis yang dibuat pada blok mesin yang berada dekat
pinggir puli poros engkol. Timing light menyala hanya selama dipicu oleh arus listrik
yang mengalir melalui busi yang biasanya ialah busi silinder nomor 1. Karena
perbedaan intensitas cahaya alami yang ada di sekitar dan intensitas cahaya timing
light yang hanya menyala sesaat, maka markah garis yang ada pada puli yang
berputar itu hanya dapat dilihat ketika lampu timing light menyala. Akibatnya kita
akan melihat markah garis pada satu kedudukan relatif terhadap blok mesin
sehingga markah garis pada puli seolah diam terhadap blok mesin. Markah garis
yang ada pada puli akan kelihatan berjarak sama dengan markah garis utama yang
telah disediakan pada blok mesin. Saat pengapian yang tepat terjadi hanya ketika
markah garis pada puli tepat sebaris dengan markah garis utama pada blok mesin.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan penyetelan:
a) Penyetelan harus dilakukan pada putaran idle motor bakarnya.
b) Kalau motor bakarnya dilengkapi dengan solenoid kecepatan idle, solenoid ini
harus dihidupkan juga.
c) Selang vakum harus juga dilepas agar pemaju vakum tidak bekerja, lubang
vakum pada blok motor bakarnya harus disumbat.
d) Pastikan bahwa kabel-kabel tidak akan menyentuh bagian yang bergerak atau
yang panas pada motor bakar, karena dapat menyebabkan kabel terpuntir oleh
puli yang berputar atau putus akibat bersentuhan dengan daun kipas yang
sedang berputar
e) Jangan biarkan timing light hidup terlalu lama karena akan dapat mengakibatkan
kerusakan.
Langkah-langkah penyetelan:
a) Jepitkan kabel pemicu timing light pada kabel busi silinder nomor 1

Gambar 2.18 Pemasangan Kabel Pick Up Induktif ke Kabel Busi Nomor 1

b) Arahkan timing light pada puli poros engkol dan akan terlihat kedudukan
markah garis pada puli terhadap markah garis pada blok mesin.

Gambar 2.19 Arah Timing Light Pada Puli Poros Engkol


c) Longgarkan sekrup pengikat rumah distributor.
d) Sambil memperhatikan markah garis pada puli, putar secara perlahan rumah
distributor searah atau berlawanan arah jarum jam hingga markah garis pada
puli tepat sebaris dengan markah garis pada blok mesin.

Gambar 2.20 Arah Putaran Rumah Distributor

e) Setelah kedua markah garis sebaris, kencangkan kembali sekrup pengikat rumah
distributornya.
f) Lepas jepitan kabel pemicu timing light dari kabel busi.

Langkah penyetelan untuk sistem pengapian elektronik memiliki sedikit perbedaan


antara lain:
a) Kabel pemicu timing light tidak dijepitkan pada kabel busi tetapi ujung kabel
pemicunya dicolokkan ke dalam soket yang tersedia di dekat markah garis pada
blok mesin.
b) Timing light nya sudah berupa sistem elektronik cerdas yang mempunyai
prosesor yang dapat menampilkan kode yang berupa angka. Setiap angka
bersesuaian dengan jenis gangguan yang terjadi pada sistem pengapian. Kode ini
biasanya ditempelkan pada casing timing light.

B. LEMBAR KERJA SISWA


1. Berapakah hasil pengukuran multi meter berikut:
Jika selektor diarahkan ke:
a) ‘x 10 Ω’
b) ‘x 1 Ω’
c) ‘x 1 k Ω’
2. Berapakah hasil pengukuran multi meter berikut:

Jika selektor diarahkan ke:


a) 2,5 Volt
b) 10 Volt
c) 25 Volt
d) 50 Volt
e) 500 Volt

3. Berapakah hasil pengukuran putaran mesin dan sudut dwell berikut:


C. RANGKUMAN MATERI
Alat Ukur Elektrik yang biasa digunakan di bengkel otomotif yakni multi meter, engine
tuner, timing light, tachometer, dan dwell tester.
1. Multi meter
Berfungsi untuk mengukur tegangan, arus, dan tahanan listrik serta untuk memeriksa
hubungan kelistrikan suatu komponen. Multi meter terdiri dari multi meter analog
dan multi meter digital.
2. Engine tuner
Engine tuner merupakan alat ukur elektronik yang dilengkapi dengan tachometer,
dwell tester, pengukur vacuum dan timing light.
3. Timing light
Timing light digunakan untuk memeriksa apakah saat pengapian telah sesuai dengan
yang dispesifikasikan oleh pabrik pembuat kendaraan
4. Tachometer
Tachometer berfungsi untuk mengukur putaran mesin (rpm) kendaraan bermotor.
5. Dwellmeter
Dwellmeter berfungsi untuk mengetahui nilai sudut dwell dimana sudut perputaran
distributor selama platina menutup. Sudut diam ini harus disetel dengan benar
sesuai spesifikasi pabrikan kendaraan.

D. EVALUASI
1. Jelaskan bagaimana cara pengukuran arus listrik 20 Ampere dengan menggunakan
multi meter !
2. Jelaskan cara mengkalibrasi multi meter sebelum dilakukan pengukuran ohm meter !
3. Jelaskan bagaimana cara menggunakan timing light !
4. Jelaskan bagaimana cara menggunakan alat ukur dwell tester !

E. KUNCI JAWABAN EVALUASI


1. Mengukur arus DC ( 0 – 20 A)
Pengukuran arus listrik pada dasarnya diukur dengan cara yang sama seperti
pengukuran arus DC dari 0 – 250 mA, hanya saja dalam pengukuran ini kabel tester
merah dihubungkan ke lubang khusus yang hanya digunakan untuk mengukur 20 A
DC. Kemudian selektor disetel pada DC A 20 A kemudian pembacaan jarum penunjuk
ialah pada skala 20 A DC.

2. Kalibrasi
Sebelum mengukur resistor, pertama-tama kita harus menepatkan penunjukan
jarum ke angka 0 di ujung kanan skala “ohm”. Penepatan ini dilakukan dengan
memutar tombol kalibrasi ohm sambil menyentuhkan kedua ujung kabel tester,
hingga pembacaan jarum penunjuk di angka 0 pada skala “ohm” di ujung kanan skala
tersebut. Kalibrasi ini harus dilakukan setiap kali mengubah jangka selektor.

3. Langkah-langkah penyetelan:
a) Jepitkan kabel pemicu timing light pada kabel busi silinder nomor 1
b) Arahkan timing light pada puli poros engkol dan akan terlihat kedudukan markah
garis pada puli terhadap markah garis pada blok mesin.
c) Longgarkan sekrup pengikat rumah distributor.
d) Sambil memperhatikan markah garis pada puli, putar secara perlahan rumah
distributor searah atau berlawanan arah jarum jam hingga markah garis pada
puli tepat sebaris dengan markah garis pada blok mesin.
e) Setelah kedua markah garis sebaris, kencangkan kembali sekrup pengikat rumah
distributornya.
f) Lepas jepitan kabel pemicu timing light dari kabel busi.

4. Petunjuk penggunaan:
a) Sambungkan meter listrik ke terminal negatif koil pengapian dan massa
b) Putar selektor sesuai dengan jenis dan jumlah silinder
c) Hidupkan motor bakarnya dan perhatikan pembacaan meter
d) Bila diperlukan, lakukan penyetelan celah platina
e) Periksa kembali pembacaan pengukur sudut diam
F. SUMBER MEDIA dan SUMBER BELAJAR YANG DIGUNAKAN
Berbagai macam alat ukur elektronik yang biasa digunakan di bengkel otomotif yakni
multi meter, engine tuner, dwelltester, tachometer, timinglight.
Adapun sumber belajar yang digunakan yakni:
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Teks Mata Pelajaran
Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif Kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Teks Mata Pelajaran
Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif Kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
3. Th. Katman. 2009. Modul Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur. Jakarta:
Erlangga
4. PT. Toyota Astra Motor. 1995. New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT Toyota
Astra Motor Training Center
5. PT. Toyota Astra Motor. 1997. Buku Praktek Untuk STM Otmotif. Jakarta: PT Toyota
Astra Motor Training Center.
6. internet,
7. Sumber lain yang relevan

Anda mungkin juga menyukai