ALAT UKUR
DAN PENGUKURAN TC
TC
PERCOBAAN KE 01
MULTIMETER I
PRAKTIKAN
: Teguh Saputra
NO. BP
: 1401051004
KELAS
: 1A TC
PEMBIMBING
No. Percobaan
: 01
Judul
: Multimeter
Praktikan
: Teguh Saputra
No. Bp
: 1401051004
Kelas / Kelompok
: 1.A TC / 1
Partner
: 1. Kemala Bakti
Pembimbing
1401051023
3. Arie Muhammad
1301051040
4. Wirdatul Usrah
1401052009
5. Miftah Annisa
1401052012
: 1. Yustini, SST., MT
2. Amelia Yolanda, ST
Tanggal Percobaan
: 12 Maret 2015
Tanggal Penyerahan :
Keterangan
Nilai
1401051021
Maret 2015
PERCOBAAN I
MULTIMETER I
I. KOMPETENSI UTAMA
Setelah menyelesaikan pratikum ini diharapkan :
1. Mahasiswa mampu menggunakan multimeter sebagai pengukur
tegangan (voltmeter) dan sebagai pengukur arus (amperemeter).
2. Mahasiswa mampu dan mengerti cara kerja dari multimeter analog dan
multimeter digital.
3. Mahasiswa mampu mengukur besar listrik (DC dan AC) dan mampu
menganalisa.
4. Mahasiswa memahami keterbatasan alat ukur pada pengukuran
tegangan jatuh DC dan AC pada resistansi/impedansi besar.
5. Mahasiswa dapat menggunakan alat ukur dengan tepat sehingga hasil
pengukuran akurat.
II. KOMPETENSI PENUNJANG
Setelah menyelesaikan pratikum ini diharapkan :
1. Mahasiswa mapu menggunakan mutimeter analog dan multimeter
digital dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mampu memahami teori multimeter dan pengoperasian
multimeter.
3. Mahasiswa mampu menganalisa hasil pengukuran.
III. TEORI PENUNJANG PRATIKUM
Multimeter sering disebut AVO meter atau multitester, alat ini biasa dipakai
untuk mengukur harga resistansi (tahanan), tegangan AC (Alternating Current),
tegangan DC (Direct Current), dan arus DC. Alat ini mempunyai berbagai
penepatan ( range ) pada setiap mempunyai pilihan AC atau DC.
Pemakaian dan Pengukuran
Cara pemakaian multimeter analog adalah pertama-tama jarum penunjuk
meter diperiksa apakah sudah tepat pada angka 0 pada skla DC mA , DC V atau
AC V posisi jarum nol dibagian kiri (lihat gambar 1.2a), dan untuk skala
ohmmeter posisi jarum nol dibagian kanan (lihat gambar 1.2b). Jika belum tepat
harus diatur dengan memutar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter
kekiri atau kekanan dengan menggunakan obeng pipih (-)
Pengukuran arus
Amperemeter adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat
arus listrik dalam suatu amper (A). Didalam kepekaan ukur menunjukkan
spesifikasi dari alat ukurnya. Cara pemakaian alat ukur amper harus dihubungkan
seri terhadap instrumen dari alat pemakai. Untuk mengukur arus yang lebih kecil
digunakan alat ukur miliamper meter dan untuk yang lebih kecil dipergunakan
mikroamper meter.
A
I
R
-
Pengukuran Tegangan
Volt meter adalah suatu alat ukur yang menera tegangan listrik dalam
satuan volt. Cara pemakaian volt meter harus dipasang paralel terhadap instrumen
dari alat pemakai. Kekayaan batas ukur dalam masyarakat pada umumnya 110
volt, 220 v serta 380 volt, kecuali alat-alat pemakai dan pada laboratorium listrik
bias menggunakan milivolt sampai kilovolt, bahkan pada jaringan distribusi
maupun
jaringan
transmisi
sampai
ratusan
kilovolt.
Adapun
cara
Gambarpengukuran
3.1 Penyambungan
Apabila dalam
teganganVoltmeter
menggunakan multimeter, maka
selektor harus ditempatkan pada posisi DC V atau AC V. Adapun cara
membacanya sama seperti pembacaan pada pengukuran arus, yaitu
Hasil = batas ukur / simpangan skala penuh penunjukan
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Multimeter analog dan digital
2. Power Supply DC variable
3. Resistor 100
4. Resistor 220
5. Resistor 330
6. Resistor 470
7. Jumper Besar
8. Papan Percobaan
Vs
+
_
R1
220
A
470
R2
B
Gambar 4.1 Rangkaian Pengukuran Tegangan DC
Vs
+10 V
0V
Vs
V1
R1
R2
V V2
R1
Gambar 5.1
220
A
R2
470
B
Gambar 6.1 Rangkaian Pengukuran Tegangan AC
VI. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
a. Percobaan Mengukur Tegangan DC
1. Buatlah rangkaian seperti gambar 4.1 dengan sumber tegangan 10 V
DC, R1 = 220 R2 = 470
2. Ukurlah tegangan VAB, catat hasil pengukuran pada tabel 1.1
3. Ulangi pengukuran tegangan VAB dengan memodifikasi parameter
menjadi R1 = 330 R2 = 220
R1 = 470 R2 = 330
4. Buatlah rangkaian seperti gambar 5.1 dengan sumber tegangan 10 V
DC, R1 = 220 R2 = 470
5. Ukurlah tegangan V pada masing-masing tahanann. Catat hasil
pengukuran pada tabel 2.1
b. Percobaan Mengukur Tegangan AC
1. Buatlah rangkaian seperti gambar 6.1 Pada rangkaian ini digunakan
function generator sebagai sumber tegangan bolak-balik.
2. Atur function generator pada frekuensi 50 Hz. Ukur dan atur
amplitudo function generator sebesar 10 Vefektif dengan multimeter.
3. Sekarang ukurlah tegangan Vab tersebut dengan multimeter analog.
(Perhatikan polaritas meter!) sesuaikan batas ukur dengan nilai arus
Multimeter Analog
Vs(V)
R1()
R2()
10
10
10
220
330
470
470
220
330
Batas Ukur
(V)
Multimeter
Digital
VAB (V)
VAB (V)
R1()
R2()
10
10
10
220
330
470
470
220
330
Multimeter Analog
Batas
Ukur (V)
V1(V)
V2(V)
Multimeter
Digital
V1(V)
V2(V)
VAB (V)
Multimeter Analog
Multimeter Digital
500
5K
50 K
500 K
VIII. PERTANYAAN / SOAL
1. Jelaskan perbedaan tegangan AC dan tegangan DC ?
2. Sebutkan contoh-contoh sumber tegangan AC dan DC ? masing-masing
minimal 3.
3. Mengapa dalam pengukuran tegangan DC, kita tidak boleh terbalik dalam
penggunaan probe pada multimeter ?
4. Mengapa kalau dalam mengukur tegangan AC probe dari multimeter boleh
dibolak-balik ?
5. Mengapa dalam penggunaan range selector pada multimeter kita harus
mengggunakan skala yang besar lebih dahulu ?
6. Buatlah kesimpulan dari praktek pengukuran tegangan AC dan DC ini !
Tegangan DC
Tegangan DC adalah tegangan di mana muatan berjalan hanya
dalam satu arah. Setiap pola tegangan yang tidak memiliki daerah
nol bersih di bawah tegangan kurva waktu dapat diidentifikasi
sebagai tegangan DC.
2. Sebutkan contoh-contoh sumber tegangan AC dan DC? Masing-masing
minimal 3
Jawab:
Contoh sumber tegangan AC
1. Tegangan murni dari PLN (220V AC 240VAC)
2. Tegangan output Transformator
3. Tegangan output motor generator.
3. Mengapa dalam pengukuran tegangan DC, kita tidak boleh terbalik dalam
penggunaan probe pada multimeter?
Jawab:
Untuk multimeter analog, bila untuk mengukur DC dan terbalik
penyimpangan jarum kearah terbalik yang biasanya pada
multimeter pada titik nol nya diberi penahan. Tapi pada
pengukuran tegangan bolak balik tidak menjadi masalah.
Untuk multimeter digital, pengukuran DC dan polaritas terbalik
tidak masalah hanya pada display menunjukkan tanda negatif.
Sedangkan pada pengukuran AC tidak menjadi masalah.
IX.
ANALISA
Praktek yang telah dilakukan bertujuan agar praktikan mampu
menggunakan Multimeter Analog dan Multimeter Digital dengan baik dan benar,
serta mampu mengoperasikannya dan selanjutnya dapat menganalisa hasil
pengukuran.
1. Percobaan mengukur tegangan DC
Setelah rangkaian disusun seperti gambar rangkaian 4.1, serta diberikan
sumber tegangan dari Power Suppy sebesar 10 V DC, dengan menggunakan
resistor 220 , 330 , dan 470 secara bergantian sesuai jobsheet, Kemudian
rangkaian diukur dengan Multimeter Analog dan Multimeter Digital, sehingga
didapat hasil seperti pada tabel 1.1.
Berdasarkan data yang didapat pada tabel 1.1 kita dapat membuktikan
kebenaran hasil pengukuran, dengan perhitungan sebagai berikut.
IT = VS / RT
= 10 V / 550
= 0.018 A
= 18 mA
Karena, IT = IR1 = IR2,
Maka, VR2
= IR2 x R2
= 18 mA x 220
= 3960 mV
= 3.960 V
Jika
dibandingkan
antara
hasil
perhitungan
dengan
pengukuran
menggunakan Multimeter Analog dan Multimeter digital maka data yang didapat
adalah, sebagai berikut
VR2 Hasil Pengukuran
Multimeter Analog
Multimeter Digital
3.960 V
4V
3.979 V
Jadi, berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa pengukuran yang telah
VR2 Hasil Perhitungan
dilakukan pada saat pratikum mendapatkan hasil yang nyaris sama dengan hasil
perhitungan teori hanya terdapat perbedaan yang sedikit saja, kemungkinan ini
disebabkan karna ketelitian dalam pengukuran, dan kualitas alat yang digunakan.
= IR1 x R1
VR2
= IR2 x R2
= 14 mA x 220
= 14 mA x 470
= 3080 mV
= 6580 mV
= 3.080 V
= 6.580 V
dibandingkan
antara
hasil
perhitungan
dengan
pengukuran
menggunakan Multimeter Analog dan Multimeter digital maka data yang didapat
adalah, sebagai berikut
Hasil Perhitungan
3.080 V + 6.580 V
9.660 V
Hasil Pengukuran
Multimeter Analog
Multimeter Digital
3.1 V + 6.8 V
3.2 V + 6.85 V
9.9 V
10.05 V
ini disebabkan karna ketelitian dalam pengukuran, dan kualitas alat yang
digunakan.
2. Percobaan mengukur tegangan AC
Setelah rangkaian disusun seperti gambar rangkaian 6.1 dengan menggunakan
tahanan R1 = 220 dan R2 = 470 . , serta diberikan sumber tegangan dari
function generator pada frekuensi 50 Hz dan mengatur Amplitudo FG hingga
Multimeter Digital menampilkan tegangan sebesar 3 Vefektif. Kemudian kita
mengukur besarnya tegangan VAB pada frekuensi yang telah ditentukan sesuai
langkah percobaan, hingga didapatkan hasil pengukuran seperti pada tabel 3.1.
Berdasarkan data yang didapat pada tabel 2.1 kita dapat membuktikan
kebenaran hasil pengukuran, dengan perhitungan sebagai berikut
Vrms = Veff / 2
Vpp = Vanalog x
= 3 / 2
= 20 x
= 2.12 V
=2V
Jadi, diketahui bahwa pada saat kita mengganti frekuensi pada function
generator, itu akan membuat Vefektif pada tampilan di multimeter digital akan jadi
lebih besar, artinya dapat disimpulkan bahwa dengan menaikkan frekuensi ke
angka yang lebih besar, maka itu akan mempengaruhi amplitudo dari function
generator itu sendiri. Namun, jika kita mengembalikan Vefektif seperti semula walau
frekuensinya dinaikkan ini tidak ada pengaruhnya sama sekali pada hasil tegangan
VAB yang sedang dicari, walau pada data yang saya dapatkan ada perubahan, itu
dikarenakan karna Multimeter atau komponen lain yang digunakan tidak stabil.
Kesimpulan
Multimeter adalah alat ukur yang mempunyai kemampuan tiga fungsi
yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus disebut Ampere meter,
sedangkan alat ukur tegangan disebut Volt meter dan alat ukur resistansi
disebut Ohm meter.
Pada percobaan pertama dilakukan pengukuran tegangan DC pada R2
sehingga didapatkan hasil antara pengukuran dengan Multimeter Analog dan
Multimeter digital tidak jauh berbeda.
Jumlah tegangan yang didapat pada pengukuran kedua adalah sama
dengan jumlah tegangan input Vinput = VR1 + VR2.
Frekuensi pada Function Generator jika dinaikkan akan mempengaruhi
Amplitudo Function Generator tersebut, karnanya tampilan Vefektif pada
Multimeter Digital akan naik pula, namun jika Amplitudonya disesuikan
hingga Vefektif nya kembali seperti semula, ini tidak akan mempengaruhi
besarnya VAB.
X.
DAFTAR PUSTAKA
Yustini, Yolanda Amelia, Modul Pratikum Alat Ukur dan Pengukuran,
2015, Politeknik Negeri Padang