ALAT UKUR
DAN PENGUKURAN TC
TC
PERCOBAAN KE 08
FUNCTION GENERATOR
PRAKTIKAN
: Teguh Saputra
NO. BP
: 1401051004
KELAS
: 1A TC
PEMBIMBING
No. Percobaan
: 08
Judul
: Function Generator
Praktikan
: Teguh Saputra
No. Bp
: 1401051004
Kelas
: 1A TC
Kelompok
:1
Partner
: 1. Kemala Bakti
Pembimbing
1401051023
3. Arie Muhammad
1301051040
4. Wirdatul Usrah
1401052009
5. Miftah Annisa
1401052012
: 1. Yustini, SST., MT
2. Amelia Yolanda, ST
Tanggal Percobaan
: 04 Juni 2015
Tanggal Penyerahan :
Keterangan
Nilai
1401051021
PERCOBAAN 08
FUNCTION GENERATOR
I. KOMPETENSI UTAMA
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan :
1. Mahasiswa mengerti dan mengetahui cara pengukuran Gelombang Sinus,
Gelombang Persegi, Gelombang segitiga, Gelombang Pulsa, Modulasi
Internal, Operasi Sweep.
2. Mahasiswa dapat mengkalibrasi Function Generator dengan Amplitudo 2
Vpp.
3. Mahasiswa dapat menggambarkan karakteristik dari masing-masing
karakteristik outputnya.
II. KOMPETENSI PENUNJANG
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan :
1. Mahasiswa mampu memahami teori function generator.
2. Mahasiswa memahami konsep dasar function generator.
III.
TEORI PENUNJANG PRAKTIKUM
Function Generator adalah instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat
yang digunakan untuk mengukur dan penganalisaan karakteristik output dalam
rangkaian elektronika. Pada dasarnya, FG adalah alat untuk menetukan amplitudo
dan frekuensi yang digunakan.
FG digunakan untuk mengukur karakteristik peristiwa transien dan besaran
yang lain yang berubah terhadap waktu dari frekuensi yang sangat rendah hingga
frekuensi sangat tinggi.
Salah satu function Generator yang digunakan adalah yang baru menawarkan
pekerjaan yang belum pernah terjadi yang besar diseluruh dunia dalam daerah
jangkauan yang jauh. Dengan nilai maksimum 1 MHz, kejadian sinyal antara 0.05
Hz dan sekitar 100 KHz dapat ditangkap dan diperlihatkan dalam sebuah
penglihatan serba guna. Operasi penyimpangan berfungsi dengan sangat mudah.
Dengan hanya menekan tombol 1 Hz-1Mhz seluruh sinyal pada daerah input
akan menghitung dan disimpan. Dan setelah itu kita bisa menentukan berapa
frekuensi yang harus kita gunakan dengan memutar knop yang ada pada function
generator tersebut.
IV.
ALAT DAN BAHAN
1 Function Generator
4 buah kabel banana to banana
V. GAMBAR RANGKAIAN
VI.
LANGKAH KERJA.
1. Gelombang sinus : lakukan pengukuran output untuk frekuensi : 100 Hz, 1
KHz, 10 KHz, 100 KHz, dan 1 MHz dan buatkan grafik yang menunjukkan
hubungan antara amplitude dengan kenaikan frekuensi, dengan amplitudo 2
Vpp.
2. Gelombang segitiga : lakukan pengukuran output untuk frekuensi : 100 Hz,
1 KHz, 10 KHz, 100 KHz, dan 1 MHz dan buatkan grafik yang menunjukkan
hubungan antara amplitude dengan kenaikan frekuensi, dengan amplitudo 2
Vpp.
3. Gelombang Pulsa : lakukan pengukuran output untuk frekuensi : 100 Hz, 1
KHz, 10 KHz, 100 KHz, dan 1 MHz dan buatkan grafik yang menunjukkan
hubungan antara amplitude dengan kenaikan frekuensi, dengan amplitudo 2
Vpp.
4. Modulasi Internal
Pada percobaan ini sinyal informasi adalah 400 Hz sudah terdapat pada
function generator dan tegangan 2 Vpp.
5. Sinyal Amplitudo Modulasi
1. AM : Sinus, Sinyal pembawa 100 Hz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
2. AM : Sinus, sinyal pembawa 1 KHz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
3. AM : Sinus, sinyal pembawa 100 KHz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
4. AM : Sinus, sinyal pembawa 1 MHz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
5. AM : Persegi, sinyal pembawa 100 Hz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
6. AM : Persegi, sinyal pembawa 1 KHz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
7. AM : Persegi, sinyal pembawa 100 KHz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
f
Jawaban Pertanyaan :
1. Function
bermanfaat
Generator
yang
adalah
digunakan
instrumen
laboratorium
untuk mengukur
dan
yang
sangat
penganalisaan
IX.
ANALISA
Praktek yang telah dilakukan bertujuan agar praktikan mengerti dan
EcmaksEmmaks
Ecmaks+ Emmaks
1.51.5
0
=
1.5+1.5
3.0
=0
Saat diputar maks tidak terlihat indeks modulasinya, ini dapat dilihat
pada data sementara, karna tinggi antara Emmaks dan Ecmaks nya samasama, yakni 1.5 sehingga :
m=
=
EcmaksEmmaks
Ecmaks+ Emmaks
1.51.5
0
=
1.5+1.5
3.0
=0
c. Saat diputar maks.
EcmaksEmmaks
Ecmaks+ Emmaks
2.20.8
1.4
=
=
2.2+ 0.8
3.0
= 0.46
m=
EcmaksEmmaks
Ecmaks+ Emmaks
2.80.2
2.6
=
2.8+0.2
3.0
= 0.86
e. Saat diputar maksimum.
EcmaksEmmaks
m=
Ecmaks+ Emmaks
3.00.2
2.8
=
=
3.0+0.2
3.2
= 0.875
Sinyal sinus, dengan pembawa 1 MHz
a. Saat diputar minimum tidak terlihat indeks modulasinya, ini dapat dilihat
pada data sementara, karna tinggi antara Emmaks dan Ecmaks nya samasama, yakni 1.8 sehingga :
m=
=
b.
EcmaksEmmaks
Ecmaks+ Emmaks
1.81.8
0
=
1.8+1.8
3.6
=0
Saat diputar maks tidak terlihat indeks modulasinya, ini dapat dilihat
pada data sementara, karna tinggi antara Emmaks dan Ecmaks nya samasama, yakni 1.8 sehingga :
m=
=
EcmaksEmmaks
Ecmaks+ Emmaks
1.81.8
0
=
1.8+1.8
3.6
=0
c. Saat diputar maks.
EcmaksEmmaks
Ecmaks+ Emmaks
2.21.0
1.2
=
=
2.2+ 1.0
3.2
= 0.375
m=
EcmaksEmmaks
Ecmaks+ Emmaks
3.00.2
2.8
=
=
3.0+0.2
3.2
= 0.875
e. Saat diputar maksimum.
EcmaksEmmaks
m=
Ecmaks+ Emmaks
320.2
3.0
=
=
3.2+ 0.2
3.4
= 0.882
Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa saat sweep/rate diputar
m=
minimum, dan maksimum belum terjadi indeks modulasi atau indeks modulasi
= 0, ini terjadi karna Emmaks dan Ecmaks nya sama-sama tinggi, untuk sweep/rate
diputar maksimum diketahui bahwa modulasi AM dalam kondisi ideal, untuk
yang diputar maksimum, dan maksimum terjadi over modulasi, ini dapat dilihat
langsung dari data sementara bentuk gelombang termodulasi AM yang dihasilkan.
Untuk perhitungan indeks modulasi AM dalam bentuk sinyal segitiga dan bursa
dapat dilihat pada data sementara.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sinyal AM yang memiliki sinyal informasi
dengan fm sebesar 400 KHz, dan Em = 2 Vpp, mengalami modulasi atau
penumpangan sinyal saat frekuensi pembawa yang diberikan sebesar 100 KHz,
dan 1 MHz, kemudian untuk indeks modulasi AM nya, saat kondisi m = 0 itu
tidak terjadi indeks modulasi, saat m = 5 ini adalah indeks modulasi ideal, dan
untuk m > 5 ini disebut dengan overmodulasi.
Percobaan terakhir, yakni mengukur sinyal frekuensi amplitudo dengan
memasukkan input dari function generator sebesar 300 KHz, dan 1 MHz sebagai
sinyal pembawa (carrier), sedangkan untuk sinyal informasinya didapat dari
modulasi internal yang sudah terdapat pada function generator dengan frekuensi
informasi sebesar 400 Hz, dan tegangan sebesar 2 Vpp. Percobaan dilakukan
dengan melakukan pengukuran output untuk
pada
f
fm
f = f 2 f1
f2 = frekuensi regangan.
f1 = frekuensi rapatan.
Untuk membuktikan nilai indeks modulasinya, diambil satu sampel dari data
dimana :
= 349 Hz
349
mf =
= 0.8725 kali
400
Saat diputar maks
f1 = 640 Hz
f2 = 1136 Hz
f = 1136 Hz 640 Hz
= 496 Hz
496
mf =
= 1.24 kali
400
Saat diputar maks
f1 = 1030 Hz
f2 = 2430 Hz
f = 2430 Hz 1030 Hz
= 1400 Hz
1400
mf =
= 3.5 kali
400
Saat diputar maks
f1 = 2650 Hz
f2 = 2740 Hz
f = 2740 Hz - 2650 Hz
= 90 Hz
90
mf =
= 0.025 kali
400
Saat diputar maksimum
f1 = 3205.15 Hz
f2 = 3906.25 Hz
f
= 3906.25 Hz
3205.15 Hz
= 701.13 Hz
701.13
mf =
= 1.75 kali
400
X. KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan, didapatlah kesimpulan sebagai berikut :
1. Function Generator adalah instrumen laboratorium yang sangat
bermanfaat yang digunakan untuk mengukur dan penganalisaan
karakteristik output dalam rangkaian elektronika.
2. Function generator dapat menampilkan beberapa tampilan gelombang,
diantaranya :
Sinus
Segitiga
Persegi
Modulasi AM
Modulasi FM
3. Pada saat modulasi AM, Amplitudo sinyal pembawa yang tadinya konstan
akan mengikuti perubahan Amplitudo sinyal informasi selama proses
modulasi.
4. Pada saat modulasi FM, frekuensi sinyal pembawa yang tadinya konstan
akan mengikuti perubahan Amplitudo sinyal informasi selama proses
9.
XI.
modulasi.
5. Indeks modulasi AM dapat dihitung dengan persamaan :
EcmaksEmmaks
6.
m=
Ecmaks+ Emmaks
7. Indeks modulasi FM dapat dihitung dengan persamaan :
f
8.
mf =
fm
f = f 2 f1
dimana :
10.
f2 = frekuensi regangan.
11.
f1 = frekuensi rapatan.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
DAFTAR PUSTAKA
20.
Modul Praktikum Alat Ukur dan Pengukuran
dalam