Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT UKUR
DAN PENGUKURAN TC

TC

PERCOBAAN KE 08
FUNCTION GENERATOR

PRAKTIKAN

: Teguh Saputra

NO. BP

: 1401051004

KELAS

: 1A TC

PEMBIMBING

:1. Yustini SST., MT


2. Amelia Yolanda, ST

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI D III TEKNIK TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI PADANG


2015
Lembar Pengesahan

No. Percobaan

: 08

Judul

: Function Generator

Praktikan

: Teguh Saputra

No. Bp

: 1401051004

Kelas

: 1A TC

Kelompok

:1

Partner

: 1. Kemala Bakti

Pembimbing

2. Anisa Nadya Onty

1401051023

3. Arie Muhammad

1301051040

4. Wirdatul Usrah

1401052009

5. Miftah Annisa

1401052012

: 1. Yustini, SST., MT
2. Amelia Yolanda, ST

Tanggal Percobaan

: 04 Juni 2015

Tanggal Penyerahan :
Keterangan

Nilai

1401051021

PERCOBAAN 08
FUNCTION GENERATOR
I. KOMPETENSI UTAMA
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan :
1. Mahasiswa mengerti dan mengetahui cara pengukuran Gelombang Sinus,
Gelombang Persegi, Gelombang segitiga, Gelombang Pulsa, Modulasi
Internal, Operasi Sweep.
2. Mahasiswa dapat mengkalibrasi Function Generator dengan Amplitudo 2
Vpp.
3. Mahasiswa dapat menggambarkan karakteristik dari masing-masing
karakteristik outputnya.
II. KOMPETENSI PENUNJANG
Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan :
1. Mahasiswa mampu memahami teori function generator.
2. Mahasiswa memahami konsep dasar function generator.
III.
TEORI PENUNJANG PRAKTIKUM
Function Generator adalah instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat
yang digunakan untuk mengukur dan penganalisaan karakteristik output dalam
rangkaian elektronika. Pada dasarnya, FG adalah alat untuk menetukan amplitudo
dan frekuensi yang digunakan.
FG digunakan untuk mengukur karakteristik peristiwa transien dan besaran
yang lain yang berubah terhadap waktu dari frekuensi yang sangat rendah hingga
frekuensi sangat tinggi.
Salah satu function Generator yang digunakan adalah yang baru menawarkan
pekerjaan yang belum pernah terjadi yang besar diseluruh dunia dalam daerah
jangkauan yang jauh. Dengan nilai maksimum 1 MHz, kejadian sinyal antara 0.05
Hz dan sekitar 100 KHz dapat ditangkap dan diperlihatkan dalam sebuah
penglihatan serba guna. Operasi penyimpangan berfungsi dengan sangat mudah.
Dengan hanya menekan tombol 1 Hz-1Mhz seluruh sinyal pada daerah input
akan menghitung dan disimpan. Dan setelah itu kita bisa menentukan berapa
frekuensi yang harus kita gunakan dengan memutar knop yang ada pada function
generator tersebut.
IV.
ALAT DAN BAHAN
1 Function Generator
4 buah kabel banana to banana
V. GAMBAR RANGKAIAN

Beberapa tombol/saklar pengatur yang biasanya terdapat pada generator :


1. Saklar daya (power switch) : untuk menyalakan generator sinyal.
2. Pengatur frekuensi : untuk mengatur frekuensi dalam range frekuensi.
3. Indikator frekuensi : penunjuk nilai frekuensi.
4. Terminal output TTL/CMOS : terminal yang menghasilkan keluaran yang
kompartibel dengan TTL/CMOS.
5. Duty function : tarik dan putar tombol ini untuk mengatur duty cycle
gelombang.
6. Selektor TTL/CMOS : ketika tombol ini ditekan terminal output
TTL/CMOS akan mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan
TTL. Sedangkan jika tombol ditarik maka besarnya tegangan kompatibel

(yang keluar dari terminal output TTL/CMOS) dapat diatur antara 5


15Vpp sesuai besarnya tegangan.
7. DC Offset : untuk memberikan offset (tegangan DC). Tarik dan putar
searah jarum jam untuk mendapatkan level tegangan DC positif atau putar
kearah yang berlawanan untuk mendapatkan level tegangan DC negatif.
8. Amplituda output : putar searah jarum jam untuk medapatkan tegangan
maksimal dan kebalikannya untuk output -20 dB. Jika tombol ditarik
maka output akan diperlemah sebesar 20 dB.
9. Selektor fungsi : tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih
bentuk gelombang output.
10. Terminal output utama : terminal yang mengeluarkan sinyal output utama.
11. Tampilan pencacah (counter display)
12. Selektro range frekuensi : tekan tombol ini untuk memilih range frekuensi
yang dibutuhkan.
13. Pelemahan 20 dB : tekan tombol untuk mandapatkan output tegangan
yang diperlemah sebesar 20 dB.

VI.

LANGKAH KERJA.
1. Gelombang sinus : lakukan pengukuran output untuk frekuensi : 100 Hz, 1
KHz, 10 KHz, 100 KHz, dan 1 MHz dan buatkan grafik yang menunjukkan
hubungan antara amplitude dengan kenaikan frekuensi, dengan amplitudo 2
Vpp.
2. Gelombang segitiga : lakukan pengukuran output untuk frekuensi : 100 Hz,
1 KHz, 10 KHz, 100 KHz, dan 1 MHz dan buatkan grafik yang menunjukkan
hubungan antara amplitude dengan kenaikan frekuensi, dengan amplitudo 2
Vpp.
3. Gelombang Pulsa : lakukan pengukuran output untuk frekuensi : 100 Hz, 1
KHz, 10 KHz, 100 KHz, dan 1 MHz dan buatkan grafik yang menunjukkan
hubungan antara amplitude dengan kenaikan frekuensi, dengan amplitudo 2
Vpp.
4. Modulasi Internal

Pada percobaan ini sinyal informasi adalah 400 Hz sudah terdapat pada
function generator dan tegangan 2 Vpp.
5. Sinyal Amplitudo Modulasi
1. AM : Sinus, Sinyal pembawa 100 Hz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
2. AM : Sinus, sinyal pembawa 1 KHz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
3. AM : Sinus, sinyal pembawa 100 KHz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
4. AM : Sinus, sinyal pembawa 1 MHz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
5. AM : Persegi, sinyal pembawa 100 Hz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
6. AM : Persegi, sinyal pembawa 1 KHz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
7. AM : Persegi, sinyal pembawa 100 KHz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum

8. AM : Persegi, sinyal pembawa 1 MHz :


Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
9. AM : Segitiga, sinyal pembawa 100 Hz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
10. AM : Segitiga, sinyal pembawa 1 KHz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
11. AM : Segitiga, sinyal pembawa 100 KHz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
12. AM : Segitiga, sinyal pembawa 1 MHz :
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maks.
Lakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar maksimum
6. Sinyal Frekuensi Modulasi
1. FM : Sinus, sinyal informasi 300 KHz :
Lakukan pengukuran output untuk f yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk f yang diputar maks
Lakukan pengukuran output untuk f yang diputar maks
Lakukan pengukuran output untuk f yang diputar maks
Lakukan pengukuran output untuk f yang diputar maksimum
2. FM : Sinus, sinyal informasi 1 MHz :
Lakukan pengukuran output untuk f yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk f yang diputar maks
Lakukan pengukuran output untuk f yang diputar maks
Lakukan pengukuran output untuk f yang diputar maks
Lakukan pengukuran output untuk f yang diputar maksimum
3. FM : Sinus, sinyal informasi 3 MHz :
Lakukan pengukuran output untuk f yang diputar minimum

Lakukan pengukuran output untuk


Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
4. FM : Sinus, sinyal informasi 5 MHz :
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
5. FM : Persegi, sinyal informasi 300 KHz :
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
6. FM : Persegi, sinyal informasi 1 MHz :
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk

7. FM : Persegi, sinyal informasi 3 MHz :


Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
8. FM : Persegi, sinyal informasi 5 MHz :
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
9. FM : Segitiga, sinyal informasi 300 KHz :
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
10. FM : Segitiga, sinyal informasi 1 MHz :
Lakukan pengukuran output untuk

f
f
f
f

yang diputar maks


yang diputar maks
yang diputar maks
yang diputar maksimum

f
f
f
f
f

yang diputar minimum


yang diputar maks
yang diputar maks
yang diputar maks
yang diputar maksimum

f
f
f
f
f

yang diputar minimum


yang diputar maks
yang diputar maks
yang diputar maks
yang diputar maksimum

f
f
f
f
f

yang diputar minimum


yang diputar maks
yang diputar maks
yang diputar maks
yang diputar maksimum

f
f
f
f
f

yang diputar minimum


yang diputar maks
yang diputar maks
yang diputar maks
yang diputar maksimum

f
f
f
f
f

yang diputar minimum


yang diputar maks
yang diputar maks
yang diputar maks
yang diputar maksimum

f
f
f
f
f

yang diputar minimum


yang diputar maks
yang diputar maks
yang diputar maks
yang diputar maksimum

yang diputar minimum

Lakukan pengukuran output untuk


Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
11. FM : Segitiga, sinyal informasi 3 MHz :
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk
Lakukan pengukuran output untuk

f
f
f
f

yang diputar maks


yang diputar maks
yang diputar maks
yang diputar maksimum

f
f
f
f
f

yang diputar minimum


yang diputar maks
yang diputar maks
yang diputar maks
yang diputar maksimum

12. FM : Segitiga, sinyal informasi 5 MHz :


Lakukan pengukuran output untuk f yang diputar minimum
Lakukan pengukuran output untuk f yang diputar maks
Lakukan pengukuran output untuk f yang diputar maks
Lakukan pengukuran output untuk f yang diputar maks
Lakukan pengukuran output untuk f yang diputar maksimum
VII.
DATA PERCOBAAN
Hasil data percobaan digambarkan pada kertas milimeter.
VIII. PERTANYAAN / SOAL
1. Apa yang dimaksud dengan Function generator dan apa kegunaannya ?
2. Jelaskan apa perbedaan dari modulasi internal AM dan FM ?

Jawaban Pertanyaan :
1. Function
bermanfaat

Generator
yang

adalah

digunakan

instrumen

laboratorium

untuk mengukur

dan

yang

sangat

penganalisaan

karakteristik output dalam rangkaian elektronika. Dasarnya function


generator adalah alat untuk menentukan amplitudo dan frekuensi yang
digunakan.
Beberapa fungsi fungtion generator, diantaranya :
Function Generator Output, Untuk mendapatkan keluaran (output)

bentuk gelombang yang diinginkan.


Sweep Generator Output, Untuk mendapatkan ayunan (sweep)

bentuk gelombang yang diinginkan.


Frequency Counter, untuk menghitung frekuensi.
2. Pada modulasi internal AM, sinyal termodulasi AM terlihat bahwa
Amplitudo sinyal pembawa yang awalnya konstan berubah-ubah secara
proporsonal terhadap perubahan Amplitudo sinyal informasi.
Pada modulasi internal FM, sinyal termodulasi FM terlihat bahwa
frekuensi sinyal pembawa yang tadinya konstan berubah-ubah secara
proporsional terhadap perubahan amplitudo sinyal informasi.

IX.

ANALISA
Praktek yang telah dilakukan bertujuan agar praktikan mengerti dan

mengetahui cara pengukuran Gelombang Sinus, Gelombang Persegi, Gelombang


segitiga, Gelombang Pulsa, Modulasi Internal, Operasi Sweep, kemudian agar
praktikan dapat mengkalibrasi Function Generator dengan Amplitudo 2 Vpp,
serta agar praktikan dapat menggambarkan karakteristik dari masing-masing
karakteristik outputnya.
Function Generator adalah instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat
yang digunakan untuk mengukur dan penganalisaan karakteristik output dalam
rangkaian elektronika. Pada dasarnya, FG adalah alat untuk menetukan amplitudo
dan frekuensi yang digunakan. Jangkauan dari suatu function generator yang
praktikan gunakan berkisar dari 1 Hz 1 MHz.
Sebelum melakukan percobaan, sebelumnya praktikan sebaiknya mengetahui
fungsi masing-masing dari tombol pada function generator, seperti yang sudah
dijelaskan pada laporan pendahuluan. Tombol-tombol tersebut sangat penting
untuk kelangsungan praktikan saat melakukan praktek.
Percobaan pertama yakni mengukur frekuensi dari gelombang yang terbaca
pada osiloskop dengan memberikan input dari function generator ke osiloskop
mulai dari 100 Hz hingga 1 MHz dengan amplitudo sinyal keluaran sebesar 2
Vpp. Ini dilakukan untuk tampilan gelombang sinus, segitiga maupun bursa
(kotak). Setelah dilakukan percobaan didapatlah data seperti pada data sementara,
dimana saat praktikan memberikan input sesuai dengan yang diperintahkan pada
langkah percobaan, sebesar itupun yang akan terbaca pada osiloskop, ini
membukikan bahwa function generator yang digunakan masih dalam kondisi baik
maupun osiloskop yang digunakan.
Percobaan selanjutnya, yakni mengukur sinyal modulasi amplitudo dengan
memasukkan input dari function generator sebesar 100 Hz, 1 KHz, 100 KHz, dan
1 MHz sebagai sinyal pembawa (carrier), sedangkan untuk sinyal informasinya
didapat dari modulasi internal yang sudah terdapat pada function generator
dengan frekuensi fm sebesar 400 Hz, dan tegangan sebesar 2 Vpp. Percobaan
dilakukan dengan melakukan pengukuran output untuk modulasi yang diputar
melalui sweep/rate, yakni dari yang diputar minimum, maks, maks, maks,
dan diputar maksimum dengan tampilan gelombang pada osiloskop yakni dalam
gelombang sinus, segitiga, dan bursa.

Setelah dilakukan percobaan, diketahui saat frekuensi sinyal pembawa yang


diberikan 100 Hz, dan 1 KHz belum terjadi modulasi, ini dapat dilihat pada data
sementara bentuk gelombang yang ditampilkan pada osiloskop belum
menunjukkan gelombang termodulasi AM baik untuk gelombang sinus, segitiga,
maupun bursa. Namun, setelah frekuensi pembawa yang diberikan sebesar 100
KHz, dan 1 MHz barulah dapat terlihat sinyal termodulasi AM, baik untuk
tampilan sinus, segitiga, maupun bursa.
Dari sinyal termodulasi AM ini, dapat ditentukan nilai indeks modulasi untuk
sinyal sinus, segitiga, dan bursa saat melakukan pengukuran output yang diputar
minimum, , , , dan maksimum seperti pada data sementara, sebagai sampel
diambil data untuk perhitungan sinyal sinus, dengan persamaan yang digunakan :
EcmaksEmmaks
m=
Ecmaks+ Emmaks
Sinyal sinus, dengan pembawa 100 KHz
a. Saat diputar minimum tidak terlihat indeks modulasinya, ini dapat dilihat
pada data sementara, karna tinggi antara Emmaks dan Ecmaks nya samasama, yakni 1.5 sehingga :
m=
=
b.

EcmaksEmmaks
Ecmaks+ Emmaks
1.51.5
0
=
1.5+1.5
3.0

=0
Saat diputar maks tidak terlihat indeks modulasinya, ini dapat dilihat
pada data sementara, karna tinggi antara Emmaks dan Ecmaks nya samasama, yakni 1.5 sehingga :
m=
=

EcmaksEmmaks
Ecmaks+ Emmaks
1.51.5
0
=
1.5+1.5
3.0

=0
c. Saat diputar maks.

EcmaksEmmaks
Ecmaks+ Emmaks
2.20.8
1.4
=
=
2.2+ 0.8
3.0
= 0.46

m=

d. Saat diputar maks.


m=
=

EcmaksEmmaks
Ecmaks+ Emmaks
2.80.2
2.6
=
2.8+0.2
3.0

= 0.86
e. Saat diputar maksimum.
EcmaksEmmaks
m=
Ecmaks+ Emmaks
3.00.2
2.8
=
=
3.0+0.2
3.2
= 0.875
Sinyal sinus, dengan pembawa 1 MHz
a. Saat diputar minimum tidak terlihat indeks modulasinya, ini dapat dilihat
pada data sementara, karna tinggi antara Emmaks dan Ecmaks nya samasama, yakni 1.8 sehingga :
m=
=
b.

EcmaksEmmaks
Ecmaks+ Emmaks
1.81.8
0
=
1.8+1.8
3.6

=0
Saat diputar maks tidak terlihat indeks modulasinya, ini dapat dilihat
pada data sementara, karna tinggi antara Emmaks dan Ecmaks nya samasama, yakni 1.8 sehingga :
m=
=

EcmaksEmmaks
Ecmaks+ Emmaks
1.81.8
0
=
1.8+1.8
3.6

=0
c. Saat diputar maks.

EcmaksEmmaks
Ecmaks+ Emmaks
2.21.0
1.2
=
=
2.2+ 1.0
3.2
= 0.375

m=

d. Saat diputar maks.

EcmaksEmmaks
Ecmaks+ Emmaks
3.00.2
2.8
=
=
3.0+0.2
3.2
= 0.875
e. Saat diputar maksimum.
EcmaksEmmaks
m=
Ecmaks+ Emmaks
320.2
3.0
=
=
3.2+ 0.2
3.4
= 0.882
Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa saat sweep/rate diputar
m=

minimum, dan maksimum belum terjadi indeks modulasi atau indeks modulasi

= 0, ini terjadi karna Emmaks dan Ecmaks nya sama-sama tinggi, untuk sweep/rate
diputar maksimum diketahui bahwa modulasi AM dalam kondisi ideal, untuk
yang diputar maksimum, dan maksimum terjadi over modulasi, ini dapat dilihat
langsung dari data sementara bentuk gelombang termodulasi AM yang dihasilkan.
Untuk perhitungan indeks modulasi AM dalam bentuk sinyal segitiga dan bursa
dapat dilihat pada data sementara.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sinyal AM yang memiliki sinyal informasi
dengan fm sebesar 400 KHz, dan Em = 2 Vpp, mengalami modulasi atau
penumpangan sinyal saat frekuensi pembawa yang diberikan sebesar 100 KHz,
dan 1 MHz, kemudian untuk indeks modulasi AM nya, saat kondisi m = 0 itu
tidak terjadi indeks modulasi, saat m = 5 ini adalah indeks modulasi ideal, dan
untuk m > 5 ini disebut dengan overmodulasi.
Percobaan terakhir, yakni mengukur sinyal frekuensi amplitudo dengan
memasukkan input dari function generator sebesar 300 KHz, dan 1 MHz sebagai
sinyal pembawa (carrier), sedangkan untuk sinyal informasinya didapat dari
modulasi internal yang sudah terdapat pada function generator dengan frekuensi
informasi sebesar 400 Hz, dan tegangan sebesar 2 Vpp. Percobaan dilakukan
dengan melakukan pengukuran output untuk

diputar minimum, maks,

maks, maks, dan diputar maksimum dengan tampilan gelombang pada


osiloskop yakni dalam gelombang sinus, segitiga, dan bursa.
Perbedaan antara pengukuran sinyal AM dan FM yakni, jika saat AM tombol
sweep / rate nya ditarik, sedangkan pada sinyal FM sinyal sweep / rate nya ditarik
agar tidak terjadi distorsi. Untuk cara perhitungannya yakni sama halnya dengan
AM yakni dengan memutar sweep/rate nya, kemudian menghitung

pada

rapatan dan regangannya, kemudian menghitung besar indeks modulasi yang


terjadi baik untuk sinyal sinus, persegi, maupun bursa.
Adapun perhitungan untuk indeks modulasi fm, dapat dihitung dengan
persamaan :
mf =

f
fm

f = f 2 f1
f2 = frekuensi regangan.
f1 = frekuensi rapatan.
Untuk membuktikan nilai indeks modulasinya, diambil satu sampel dari data

dimana :

yakni sinyal sinus.

Saat diputar minimum


f1 = 260 Hz
f2 = 609 Hz
f = 609 Hz 260 Hz

= 349 Hz
349
mf =
= 0.8725 kali
400
Saat diputar maks
f1 = 640 Hz
f2 = 1136 Hz
f = 1136 Hz 640 Hz

= 496 Hz
496
mf =
= 1.24 kali
400
Saat diputar maks
f1 = 1030 Hz
f2 = 2430 Hz
f = 2430 Hz 1030 Hz

= 1400 Hz
1400
mf =
= 3.5 kali
400
Saat diputar maks
f1 = 2650 Hz
f2 = 2740 Hz
f = 2740 Hz - 2650 Hz

= 90 Hz
90
mf =
= 0.025 kali
400
Saat diputar maksimum
f1 = 3205.15 Hz
f2 = 3906.25 Hz
f
= 3906.25 Hz
3205.15 Hz

= 701.13 Hz
701.13
mf =
= 1.75 kali
400

Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa indeks modulasi yang


dihasilkan dari saat diputar minimun hingga diputar maksimum didapatkan
hasil bahwa indeks nya selalu naik, namun saat maksimum turun drastis hingga
0.025 kali dan naik kembali saat diputar maksimum, ini mungkin terjadi karna
kurang telitinya praktikan dalam mebaca nilai rapatan dan regangan pada
osiloskop.
Untuk perhitungan lainnya dapat dilihat lengkapnya pada data sementara
baik untuk sinyal segitiga, maupun bursa. Namun secara keseluruhan dari data
didapat bahwa saat diputar minimum hingga maksimum, nilai indeknya selalu
naik, dan saat diputar maksimum nilai indeksnya turun, dan naik lagi saat
diputar maksimum.

X. KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan, didapatlah kesimpulan sebagai berikut :
1. Function Generator adalah instrumen laboratorium yang sangat
bermanfaat yang digunakan untuk mengukur dan penganalisaan
karakteristik output dalam rangkaian elektronika.
2. Function generator dapat menampilkan beberapa tampilan gelombang,
diantaranya :

Sinus
Segitiga
Persegi

Modulasi AM
Modulasi FM

3. Pada saat modulasi AM, Amplitudo sinyal pembawa yang tadinya konstan
akan mengikuti perubahan Amplitudo sinyal informasi selama proses
modulasi.
4. Pada saat modulasi FM, frekuensi sinyal pembawa yang tadinya konstan
akan mengikuti perubahan Amplitudo sinyal informasi selama proses

9.

XI.

modulasi.
5. Indeks modulasi AM dapat dihitung dengan persamaan :
EcmaksEmmaks
6.
m=
Ecmaks+ Emmaks
7. Indeks modulasi FM dapat dihitung dengan persamaan :
f
8.
mf =
fm
f = f 2 f1
dimana :
10.
f2 = frekuensi regangan.
11.
f1 = frekuensi rapatan.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
DAFTAR PUSTAKA
20.
Modul Praktikum Alat Ukur dan Pengukuran

Telekomunikasi. Politeknik Negeri Padang. 2015.

dalam

Anda mungkin juga menyukai