Anda di halaman 1dari 22

Menguji Komponen dan Menggunakan Alat Ukur

Muhammad Ziyad Ain Nur Rafif – 2006570151, Fadia Assyifa – 2006570196


Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Depok, Jawa Barat 16436
muhammad.ziyad02@ui.ac.id

Dalam Elektronika, terlebih dalam praktiknya, sangat penting untuk bisa menggunakan alat-alat ukur listrik dan
menguji komponen-komponennya. Oleh karena itu, para mahasiswa diharapkan dapat mengoperasikan alat-alat
ukur seperti multimeter dan osiloskop dan juga dapat menguji komponen-komponen elektronika seperti transistor
setelah mengikuti praktikum ini. Alat bantu yang digunakan dalam melakukan praktikum ini adalah aplikasi
Multisim.

PENDAHULUAN TEORI DASAR

Dalam elektronika tentunya banyak hal dan alat yang Menggunakan Multimeter
berkaitan dengan kelistrikan. Kita sebagai manusia
Multimeter adalah alat ukur elektronika yang dipakai
juga hidup dikelilingi oleh alat-alat dan gawai yang
berkaitan dengan listrik dan sirkuit-sirkuitnya. untuk menguji atau mengukur suatu komponen,
Misalnya, benda-benda seperti televisi, handphone, mengetahui kedudukan kaki-kaki komponen, dan
dan lampu sangat bergantung dengan sirkuit listrik dan besar nilai komponen yang diukur. Multimeter
komponen-komponen elektroniknya. Sinyal radio juga memiliki bagian-bagian penting, di antaranya adalah:
sekarang lebih sering dioperasikan secara elektronik
dibandingkan secara manual. Di dalam benda-benda 1. Papan skala
tersebut pastilah banyak rangkaian-rangkaian dan 2. Jarum penunjuk skala
komponen elektronika yang rumit. Maka dari itu,
diperlukan pengenalan terhadap alat-alat dan 3. Pengatur jarum skala
komponen elektronik tersebut agar dapat dipahami
bagaimana suatu rangkaian listrik bekerja dan apa 4. Tombol pengatur nol Ohm
output yang dihasilkan rangkaian tersebut.
5. Batas ukur ohm meter
Pada modul praktikum ini diperkenalkan komponen-
6. Batas ukur DC Volt (DCV)
komponen elektronik seperti resistor dan kapasitor.
Selain komponennya, alat ukur dari komponen 7. Batas ukur AC Volt (ACV)
tersebut juga diperkenalkan. Modul praktikum ini
bertujuan agar mahasiswa dapat menggunakan alat 8. Batas ukur amperemeter DC (DCmA)
ukur multimeter dan osiloskop dengan baik dan dapat
menguji atau mengetes kondisi suatu komponen 9. Lubang positif (+)
elektronika.
10. Lubang negatif (-)

11. Saklar pemilih


Berikut ini beberapa ketentuan untuk menggunakan pengukuran jarum tidak bergerak maka
multimeter. transistor dalam keadaan rusak.

1. Voltmeter
 Transistor NPN
- Penggunaannya dipasang secara paralel dengan Menempelkan probe negatif pada basis dan
komponen yang akan diukur tegangannya. probe positif pada kolektor. Jika jarum
bergerak, maka transistor dalam keadaan
- Memperhatikan jenis tegangannya (AC atau DC) baik. Sedangkan apabila pada salah satu
sebelum melakukan pengukuran. pengukuran jarum tidak bergerak, maka
transistor dalam keadaan rusak.
- Apabila tidak diketahui daerah tegangan yang akan
diukur, dapat menggunakan batas ukuran yang
terbesar dan menggunakan voltmeter yang memiliki
impedansi input tinggi. 5. Menguji Resistor

Resistor atau tahanan dapat putus akibat pemakaian


ataupun umur pakai. Apabila resistor putus maka
2. Amperemeter rangkaian elektronika yang kita buat tidak dapat
bekerja atau mengalami cacat. Berikut adalah langkah-
- Penggunaannya dipasang secara seri pada jalur yang
langkah untuk menguji resistor:
akan diukur arusnya.
a) Memutar saklar pemilih pada posisi
- Apabila tidak diketahui daerah kerja arus yang akan
ohmmeter.
mengalir, dapat menggunakan daerah pengukuran
b) Menempelkan masing-masing probe pada
yang terbesar dari amperemeter yang digunakan.
ujung-ujung resistor, dengan catatan tangan
praktikan tidak menyentuh kedua ujung
kawat resistor secara bersamaan.
3. Ohmmeter c) Jika jarum bergerak maka resistor dalam
keadaan baik, jika jarum penunjuk tidak
Untuk mengukur nilai hambatan, titik awal
bergerak maka resistor telah putus.
pengukuran di-nol-kan terlebih dahulu dengan cara
menghubungkan probe kutub (+) dan (–) lalu
mengatur jarum penunjuk agar tepat di titik nol.
6. Menguji Kondensator Elco

Sebelum dipasang pada rangkaian, kapasitor harus


4. Menguji Transistor diuji dahulu keadaannya atau ketika membeli di toko
perlu dipastikan bahwa elco tersebut dalam keadaan
Pada transistor biasanya letak kaki kolektor berada di
baik yang dapat diuji dengan langkah berikut.
pinggir dan diberi tanda titik atau lingkaran kecil.
Sedangkan kaki basis biasanya terletak di antara a) Memutar saklar pemilih pada posisi
kolektor emitor. ohmmeter.
b) Memperhatikan tanda negatif dan positif
 Transistor PNP
yang ada pada badan elco dan lurus pada
a. Memastikan saklar pada multimeter
salah satu kaki.
menunjuk pada ohmmeter.
c) Menempelkan probe negatif pada kaki positif
b. Menentukan kaki kolektor, basis, dan
(+) dan probe positif pada kaki negatif.
emitornya.
d) Memperhatikan gerakan jarum penunjuk.
c. Menempelkan probe (pencolok) positif
Jika jarum bergerak ke kanan kemudian
pada basis dan probe negatif pada
kembali ke kiri berarti kondensator elco
kolektor. Jika pada kedua pengukuran
dalam keadaan baik. Jika jarum bergerak ke
pada poin a dan b jarum bergerak, maka
kanan kemudian ke kiri namun tidak penuh
transistor dalam keadaan baik.
berarti kondensator elco dalam keadaan
Sebaliknya, apabila pada salah satu
rusak. Jika jarum bergerak ke kanan
kemudian tidak kembali ke kiri (berhenti)
berarti kondensator dalam keadaan bocor. Volt/Div dan Sweep Time/Div sehingga
Jika jarum tidak bergerak sama sekali berarti gelombang kotak yang ada sebesar 0,5 Vp-p.
kondensator elco putus.

Menggunakan Signal Generator


7. Menguji Dioda
Signal generator dapat menghasilkan yang berupa
a) Memutar saklar pemilih pada posisi tegangan DC ataupun tegangan AC yang frekuensi
ohmmeter. dan amplitudonya dapat kita atur. Bagian yang
b) Menempelkan probe positif pada kutub menghasilkan tegangan DC dinamakan DC Power.
katode dan probe negatif pada kutub anoda. Keluarannya terdiri dari +5 V, -5 V, 0 ~ +15 V dan 0
Perhatikan jarum penunjuk, jika jarum ~ -15 V.
bergerak berarti dioda dalam keadaan baik
sedangkan jika jarum diam berarti dioda telah Pada bagian yang menghasilkan sinyal AC dinamakan
putus. Function Generator. Pada bagian ini tombol frequency
c) Selanjutnya, membalik pemasangan probe berguna untuk mengatur frekuensi sinyal keluaran,
kemudian memperhatikan jarum penunjuk. sedangkan tombol amplitude berguna untuk mengatur
Jika jarum diam berarti dioda dalam keadaan amplitudo sinyal keluaran. Bentuk sinyal keluaran
baik sedangkan jika jarum bergerak berarti dapat diatur menjadi sinyal kotak, segitiga, atau
dioda dalam keadaan rusak. sinusoidal melalui tombol function.

Menggunakan Osiloskop TEORI TAMBAHAN

Osiloskop dapat mengukur tegangan AC dan DC serta Multimeter adalah alat yang digunakan untuk
memperlihatkan bentuk gelombangnya. Sebelum mengukur tegangan (Volt), arus (Ampere), dan
menggunakan osiloskop adalah penting untuk hambatan atau resistansi (Ohm). Pada
mengalibrasi osiloskop. perkembangannya, multimeter juga bisa digunakan
untuk mengukur temperatur, induktansi, dan
Cara mengalibrasikan osiloskop sebagai berikut: frekuensi. Multimeter juga bisa disebut dengan AVO
meter. Untuk jenisnya ada multimeter digital dan
 Menghidupkan osiloskop. analog. Biasanya multimeter digital lebih sering
 Mengatur fokus dan tingkat kecerahan digunakan karena tingkat akurasinya tinggi dan
gambar pada osiloskop. fiturnya lebih banyak, seperti tambahan satuan yang
 Memasang kabel pengukur pada osiloskop lebih teliti dan opsi pengukuran yang lebih banyak.
(bisa pada channel X atau Y).
 Mengatur coupling pada posisi AC.
 Menempelkan kabel pengukur
negatif/ground (berwarna hitam pada ground Osiloskop adalah alat ukur elektronik yang dapat
yang terdapat di osiloskop. memproyeksikan sinyal listrik dan frekuensi menjadi
 Menempelkan kabel pengukur positif gambar grafik. Osiloskop dapat menampilkan grafik
(biasanya berwarna merah) pada tempat dua dimensi dengan waktu di sumbu x terhadap
untuk mengalibrasi yang ada pada osiloskop. tegangan di sumbu y. Osiloskop memiliki spesifikasi
 Memutar saklar pemilih variabel Volt/Div yang berbeda-beda yang ditentukan oleh beberapa hal
pada 0,5 V. berikut:
 Memutar skalar pemilih variabel Sweep
Time/Div pada 0,5 ms.
 Mengatur agar gelombang yang muncul di
monitor sama dengan garis-garis kotak yang
ada pada layar monitor osiloskop dengan
menggerak-gerakan tombol merah atau
kuning yang ada pada saklar pemilih variabel
 Bandwidth
Bandwidth atau lebar pita menentukan
rentang frekuensi yang dapat diukur oleh
osiloskop
 Digital atau Analog
Sama halnya dengan multimeter, osiloskop
juga terbagi menjadi analog dan digital.
Perbedaannya, osiloskop analog memiliki
bandwidth yang lebih rendah dan fitur yang
lebih sedikit daripada osiloskop digital.
Gambar 1.3 Rangkaian Percobaan 1
Namun, respons osiloskop analog ini lebih
cepat daripada yang digital.
 Jumlah Channel d. Mengganti sumber tegangan dengan sumber
Osiloskop dapat membaca satu atau lebih gelombang (generator fungsi) bentuk
sinyal secara bersamaan dan dapat e. gelombang sinus dengan tegangan 6 VPP dan
menampilkannya dalam layar secara 12 VPP.
berturut-turut. Kemampuan membaca sinyal f. Mengukur VA, VB, VC, VAB, dan VBC
ini berbeda di setiap osiloskop dengan menggunakan osiloskop dan
 Sampling Rate menggambar hasilnya.
Sampling rate adalah berapa kali sinyal
terbaca dalam satu detik
 Rise Time 2. Percobaan Thevenin
Rise time adalah seberapa cepat osiloskop
mengukur perubahan sinyal naik dari a. Menyusun rangkaian seperti pada gambar
terendah ke tertinggi. 1.4.
 Maximum Input Voltage b. Memberi tegangan baterai E sesuai yang
Adalah batas tegangan yang bisa diinput ke telah ditentukan.
osiloskop c. Mengukur tegangan output.
 Vertical Sensitivity d. Memberi resistor beban pada output sebesar
Adalah kemampuan penguatan vertikal untuk 10KΩ.
memperkuat sinyal lemah. e. Mengukur arus yang mengalir melalui R1,
 Time Base R2, hingga Rload.
Menunjukkan kisaran sensitivitas pada f. Menghitung R thevenin dan V thevenin
sumbu waktu atau sumbu x berdasarkan rangkaian 1.5
 Input Impedance
Impedansi input digunakan saat mengukur
frekuensi tinggi.

CARA KERJA

1. Mengukur arus dan tegangan pada rangkaian

a. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 1.3


dibawah ini.
b. Memberi tegangan batere E (DC) sebesar 4
V, 6 V, 10 V dan 12 V.
c. Mengukur VA, VB, VC, VAB, VBC, IA,
IBC-R1, dan IBC-R2 dengan menggunakan
multimeter. Gambar 1.4 Rangkaian Percobaan 2
Gambar 1.5 Rangkaian Thevenin Gambar 1.9 Rangkaian Percobaan 2 untuk
Mengukur I di setiap R

HASIL

Gambar 2.0 Rangkaian Thevenin hasil Percobaan


Gambar 1.6 Rangkaian Percobaan 1 dengan 2
Multimeter

Gambar 2.1 Hasil Percobaan


Gambar 1.7 Rangkaian Percobaan 1 dengan
Osiloskop
Dengan menggunakan software Multisim, seluruh
rangkaian percobaan dibuat dan didapatkanlah hasil
yang dapat dilihat pada Gambar 2.1 di atas. Hasil
lengkap dapat dilihat pada Lampiran.

Gambar 1.8 Rangkaian Percobaan 2 untuk


mengukur VOutput
PEMBAHASAN dicari tersebut sudah sesuai dengan perhitungan
manual yang dapat dilihat pada Lampiran.
Praktikum modul 1 Elektronika ini bertujuan agar
praktikan dapat menggunakan alat ukur osiloskop dan
multimeter dengan baik dan dapat menguji kondisi
suatu alat elektronika. KESIMPULAN

Pada percobaan pertama, praktikan mengukur  Multimeter adalah alat yang dapat digunakan
beberapa indikator seperti V dan I menggunakan untuk mengukur tegangan, arus, dan
multimeter dan juga osiloskop. Pada percobaan resistansi suatu rangkaian elektronika
multimeter, praktikan merangkai rangkaian sesuai  Untuk mengukur tegangan, multimeter
Gambar 1.3 dan mengukur V di titik A, B, dan C dan dipasangkan secara paralel terhadap
V pada AB, BC, dan AC dengan besar tegangan yang rangkaian dan untuk arus dipasangkan secara
berbeda, yaitu 4 V, 6 V, 10 V, dan 12 V. Selain itu, seri terhadap rangkaian.
praktikan juga mengukur arus di titik A dan arus pada  Osiloskop adalah alat yang dapat
R1 dan R2 yang besarnya masing-masing 330 Ω menampilkan grafik gelombang dari sebuah
dengan tegangan yang bervariasi juga. Saat praktikan tegangan AC dan dapat dilihat V puncak dari
ingin mengukur tegangan, maka multimeter dipasang grafik tersebut.
secara paralel dengan titik yang ingin diukur,  Rangkaian Thevenin adalah hasil
sedangkan Ketika ingin mengukur arus, multimeter penyederhanaan rangkaian yang sebelumnya
dipasang secara seri dengan titik atau alat yang ingin lebih rumit menjadi hanya memiliki satu
diukur. Setelah percobaan dilakukan, didapatkan hasil hambatan dan satu tegangan serta sebuah
tegangan dan arus yang cukup sama dengan hambatan beban.
perhitungan manual. Hasil yang didapat dari simulasi
terlihat lebih akurat dan lebih teliti.

Masih pada percobaan pertama, praktikan selanjutnya


mengganti tegangan DC dengan sumber tegangan Referensi
sinus dengan frekuensi 60 Hz dan besar tegangan 6
Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (1997). Fundamentals of
Vpp dan 12 Vpp. Setelah itu, praktikan mengukur V di
physics. New York: Wiley.
titik A, B, dan C dan V pada AB dan BC dengan
menggunakan osiloskop. Jika dilihat hasilnya berbeda Kho, Dickson. (n.d.). Pengertian osiloskop dan spesifikasi penentu
sedikit dengan perhitungan manual karena mungkin kinerjanya. Diambil dari https://teknikelektronika.com/pengertian-
osiloskop-spesifikasi-penentu-kinerjanya/
ada kesalahan saat membaca Vpp pada gelombang
osiloskop, misalnya titik pembacaan tidak benar-benar Malvino, A., & Bates, D. J. (2007). Electronic Principles, 8Ed
yang paling tinggi dan sebagainya. McGraw-Hill Education.

Putra, I. M. R. A., Wigraha, N. A., & Dantes, K. R. (2017).


Selanjutnya, pada percobaan kedua praktikan Pengembangan Alternator Ganesha Electric Vehicles 1.0 Generasi
Menyusun rangkaian seperti pada Gambar 1.4 untuk I. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha, 5(1), 5.
mengukur Voutput dengan multimeter pada bagian V
output. Setelah Voutput didapat, yaitu 3 V, praktikan
mengganti multimeter dengan RLoad sebesar 10 KΩ dan
mengukur arus masing-masing di R1, R2, R3, dan
RLoad yang besarnya masing-masing 330 Ω, 330 Ω,
220 Ω, dan 10 KΩ dengan menggunakan multimeter
juga. Setelah itu, praktikan membuat rangkaian
Thevenin berdasarkan rangkaian Percobaan 2 tersebut.
Untuk besar VThevenin sama dengan besar VOutput yang
telah dicari sebelumnya, yaitu 3 V. Untuk RThevenin
dicari menggunakan aplikasi dan didapat nilai 385 Ω.
Setelah semua komponen didapatkan, rangkaian
Thevenin bisa dibuat. Nilai-nilai komponen yang
LAMPIRAN

1. Percobaan 1, Multimeter, 4 V

2. Percobaan 1, Multimeter, 6 V
3. Percobaan 1, Multimeter, 10 V
4. Percobaan 1, Multimeter, 12 V

5. Percobaan 1, Osiloskop, 6 Vpp


a. Grafik VA dan VB (A=Merah, B=Biru)

b. Grafik VC

c. Grafik VAB dan VBC (AB=Ungu, BC=Hijau Tua)


6. Percobaan 1, Osiloskop, 12 Vpp

a. Grafik VA dan VB (A=Merah, B=Biru)

b. Grafik VC
c. Grafik VAB dan VBC (AB=Ungu, BC=Hijau Tua)

7. Percobaan 2, VOutput
8. Percobaan 2, Arus

9. Percobaan 2, RThevenin
10. Percobaan 2, Rangkaian Thevenin
TUGAS PENDAHULUAN
Jika hasil tersebut dimasukkan ke dalam table akan terlihat seperti ini:

Percobaan 1

Ebaterai VA VB VC VAB VBC VAC IA IR1 IR2


4 VDC 4V 3.3 V 0V 0.7 V 3.3 V 4V 20 mA 10 mA 10 mA
6 VDC 6V 5.3 V 0V 0.7 V 5.3 V 6V 32 mA 16 mA 16 mA
10 VDC 10 V 9.3 V 0V 0.7 V 9.3 V 10 V 56 mA 28 mA 28 mA
12 VDC 12 V 11.3 V 0V 0.7 V 11.3 V 12 V 68 mA 34 mA 34 mA
6 Vpp AC 6 Vpp 2.3 Vpp 0 Vpp 3.7 Vpp 2.3 Vpp - - - -
12 Vpp AC 12 Vpp 5.3 Vpp 0 Vpp 6.7 Vpp 5.3 Vpp - - - -

Percobaan 2

Ebaterau Arus (mA)


R1 R2 R3 RLoad
6V 9.24 8.94 0.288 0.288

Ebaterai VThevenin R1 R2 R3 RThevenin


6V 3V 330 Ω 330 Ω 220 Ω 385 Ω
POST-TEST

1. Di bawah ini adalah gambar dari multimeter. Berdasarkan arah jarum yang ditunjukkan berapakah nilai
tegangan dari DC Power?

Jawab :

= ×
.
16
= ×5
24
≈ 3,33

2. Dengan menerapkan percobaan Thevenin hitunglah arus yang mengalir di titik A, sertakan penurunan
rumusnya!

Anda mungkin juga menyukai