Anda di halaman 1dari 23

Cara kerja dan penggunaan

avometer

Definisi avometer
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk
mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan
tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian
multimeter secara umum, sedangkan pada
perkembangannya multimeter masih bisa
digunakan untuk beberapa fungsi seperti
mengukur temperatur, induktansi, frekuensi,
dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut
multimeter dengan sebutan AVO meter,
mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan
O(ohm).

Multimeter analog
Kelebihannya adalah mudah

dalam pembacaannya dengan


tampilan yang lebih simple.
Sedangkan kekurangannya
adalah akurasinya rendah, jadi
untuk pengukuran yang
memerlukan ketelitian tinggi
sebaiknya menggunakan
multimeter digital.

Multimeter digital
Kelebihannya memiliki akurasi yang

tinggi, dan kegunaan yang lebih


banyak jika dibandingkan dengan
multimeter analog. Yaitu memiliki
tambahan-tambahan satuan yang lebih
teliti, dan juga opsi pengukuran yang
lebih banyak, tidak terbatas pada
ampere, volt, dan ohm saja.
Kekurangannya adalah susah untuk
memonitor tegangan yang tidak stabil.
Jadi bila melakukan pengukuran
tegangan yang bergerak naik-turun,
sebaiknya menggunakan multimeter
analog

Mengenal multitester analog

Selector & skala

Paling kiri atas merupakan


blok selektor DC Volt. Ini
merupakan blok selektor
yang harus kita pilih saat
melakukan pengukuran
tegangan DC.
Paling kanan atas
merupakan blok selektor
AC Volt. Ini merupakan
blok selektor yang harus
kita pilih saat melakukan
pengukuran tegangan AC

Bawah kanan tertulis


satuan Ohm untuk
mengukur resistansi
Kiri bawah tertulis DC
mA yang digunakan
untuk mengukur Arus
DC. Arus yang terukur
maksimal 250 milli
Ampere DC.
penggunaan batasn
ukur harus diatas nilai
arus perkiraan yang ada
pada rangkaian.

Memilih
avo boleh
yangmembebani/mempengaruhi
baik
Alat ukur tidak
yang diukur atau disebut mempunyai impedansi
masuk yang besar.
Mempunyai kesaksamaan yang tinggi, yaitu alat
harus mempunyai ketepatan dan ketelitian yang
tinggi (mempunyai accuracy error dan precision
error yang tinggi).
Mempunyai kepekaan (sensiti tas) yang tinggi,
yaitu batas input signal yang sekecil-kecilnya
sehingga mampu membedakan gejala-gejala yang
kecil

Mempunyai stabilitas yang tinggi sehingga


menolong dalam pembacaan dan tidak
terganggu karena keadaan yang tidak
dikehendaki112
Kemampuan baca (readibilitas) yang baik, hal
ini banyak tergantung dari skala dan alat
penunjuknya serta piranti untuk menghindari
kesalahan paralak.
Kemantapan (realibilitas) alat yang tinggi, yaitu
alat yang dapat dipercaya kebenarannya untuk
jangka waktu yang lama.

Dalam
menggunakankerja
multimeter sebagai pengukur
Keselamatan
tegangan kita harus memperhatikan manual book
masing masing multimeter, yang dapat diringkas
sebagai berikut :
Pasanglah probe sesuai dengan kedudukannya. Probe
berwarna merah dicolokkan pada terminal (+), dan
probe berwarna hitam dicolokkan pada terminal com
(-).
Ada beberapa multimeter yang memiliki probe
include dengan multimeternya sehingga tidak perlu
susah-susah memasang Jenis tegangan.

Sebelum melakukan pengukuran kita harus


mengetahui jenis tegangan apa yang akan kita ukur,
apakah tegangan AC (alternating current) atau
tegangan DC (direct current).
Dengan mengetahui jenis tegangannya kita dapat
menentukan penempatan selector pada bagian AC
atau DC.
Jika tegangan yang akan kita ukur adalah tegangan
AC arahkan selektor pada bagian AC.
Jika tegangan yang akan kita ukur adalah tegangan
DC maka arahkanlah selektor pada bagian DC.
Jika kita belum mengetahui jenis tegangannya,
supaya aman dalam pengukuran hendaknya
arahkan selektor pada bagian AC (karena tegangan
DC sebenarnya bagian dari tegangan AC).

Cara membaca

Hubungkan kedua ujung probe jadi satu. Bila


jarum belum bisa menunjuk skala pada titik
nol putar ohm ADJ sampai jarum menunjukan
nol (ingat skala 0 bagian kanan!). jika tidak
dapat diatur ke titik nol maka baterai dalam
multimeter perlu di ganti

Kalibrasi
Sebelum melakukan pengukuran listrik, multi
tester harus dilakukan pengkalibrasian, agar
dalam pengukuran listrik terjadi sinkronisasi
antara skala alat ukur dan yang diukur. Caranya
sebagai berikut :

Mengukur
resistansi
Gunanya mengukur
resistansi

adalah untuk
mengetahui kondisi suatu komponen dalam keadaan
rusak atau baik, serta untuk menentukan berapakah
besar nilai Resistansinya.

Langkah kerja

1. Letakan selektor atau


batas ukur (BU)
resistansi yang paling
sesuai. Pilih batas ukur
resistansi sehingga
mendekati tengah skala.
Sebagai contoh: dengan
skala yang ditunjukkan
dibawah dengan
resistansi sekitar 1ohm
2. Selanjutnya
Kalibrasikan dahulu
alat ukur

3. Hitung nilai
resistansi yang terukur
R = BU x JP
R = resistansi yang
terukur (ohm)
BU = Batas Ukur
yang digunakan
JP = Penunjukan
Jarum pada skala

Mengukur arus

untuk pengukuran tegangan PLN,


Mengukur tegangan
diketahui jenis tegangan-nya

adalah AC dan besar tegangan


adalah 220 VAC, sehingga batas
ukur yang harus digunakan adalah
250 atau 1000. Jika tidak
diketahui nilai tegangan yang akan
diukur, pilih batas ukur tertinggi.
hubungkan probe merah pada
terminal (+), dan probe hitam
pada terminal (-) pada multimeter.

Dalam pengukuran tegangan AC


posisi penempatan probe bisa bolakbalik.
Hubungkan kedua ujung probe
(colokan) multimeter masing-masing
pada dua kutub jalur tegangan PLN
misalnya stop kontak.
Perhatikan saat melakukan
pengukuran, jangan sampai ujung
probe merah dan hitam saling
bersentuhan, karena akan
menyebabkan korsleting.

Dari pengukuran tersebut


diperoleh penunjukan
jarum seperti jarum
disamping.
Cara menentukan
pembacaan hasil
ukur, rumus yang
digunakan

BU = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP = Jarum Penunjuk
VAC = Tegangan terukur

Anda mungkin juga menyukai