Transistor adalah komponen elektronik aktif yang memiliki karakteristik penting seperti gain, impedansi input dan
output, serta daya tahan listrik dan suhu. Transistor memiliki dua jenis, yaitu transistor jenis NPN dan PNP. Pada
transistor NPN, elektron mengalir dari basis ke kolektor, sedangkan pada transistor PNP, elektron mengalir dari
kolektor ke basis. Transistor juga memiliki beberapa rangkaian yang digunakan dalam aplikasi elektronik, seperti
common emitter, common base, dan common collector. Rangkaian common emitter digunakan untuk amplifikasi
sinyal, sedangkan rangkaian common base digunakan untuk mengontrol impedansi input. Rangkaian common
collector digunakan sebagai buffer antara sumber sinyal dan beban, dengan impedansi input yang tinggi dan
impedansi output yang rendah. Dalam rangkaian transistor, biasa digunakan pula resistor sebagai pembatas arus.
Transistor juga dapat dihubungkan dalam rangkaian seri dan paralel untuk meningkatkan kekuatan dan
keandalannya. Oleh karena itu, transistor adalah salah satu komponen kunci dalam dunia elektronik modern.
Regulator
Cara yang sederhana untuk menyempurnakan
pengaturan tegangan adalah dengan regulator Zener,
seperti pada gambar 3.8. Kelebihan rangkaian tersebut
Gambar 1.2. Rangkaian Ekivalen AC dibandingkan dengan rangkaian common emitter
adalah arus yang dihasilkan lebih besar. Tegangan
beban akan tetap sama dengan tegangan Zener
Rangkaian Ekivalen AC dan DC (dikurangi dengan tegangan yang jatuh pada transistor
𝑉𝐵𝐸 ), kecilnya arus pada diode zener dapat diatasi oleh
Rangkaian ekivalen DC adalah rangkaian untuk penguatan arus transistor (β). Oleh
menentukan tegangan dan arus pada emitor, basis dan
kolektor. Rangkaian ekivalen ini diperoleh dengan karena itu regulator tersebut dapat digunakan untuk
menganggap semua kapasitor terbuka sehingga dapat menggerakkan beban yang membutuhkan arus yang
dihilangkan dari rangkaian. besar.
𝛽 = 𝛽𝑖 × 𝛽 (1)
Keuntungan dari penguat darlington adalah memiliki
Zin (impedansi input) yang tinggi.
Persamaan Dioda Shockley Cara Menghitung Rangkaian dengan Transistor
Pada gambar di atas, di sebelah kiri terdapat rumus
Persamaan Dioda ini, dikembangkan oleh William
untuk mencari tahu besarnya arus yang mengalir.
Shockley, menggambarkan hubungan antara arus yang Untuk β (beta) atau hfe Anda dapat mencarinya dari
mengalir melalui dioda dan tegangan yang datasheet transistor yang digunakan. Kemudian,
melewatinya. Persamaannya adalah sebagai berikut: karena transistor NPN cenderung lebih banyak
digunakan maka di sini menggunakan transistor NPN
sebagai contoh soalnya.
Di sebelah kiri pada gambar di atas terdapat transistor
ID = Is• [e(VD/n.VT) – 1] dalam sebuah rangkaian, di mana arus yang mengalir
ke basis sebesar 100 μA (1000 μA = 1 mA), sedangkan
hfe = 200. Ditanyakan adalah IC dan IE. Jawabannya
adalah IC = 10 mA dan IE = 10 mA. Dari contoh soal
Dimana: di atas, hfe > 100 yang mana itu berarti besarnya IE
kira-kira akan sama dengan IC (IE ≈ IC). Jawaban IE
ID = arus dioda (Ampere) sebenarnya 10,05 mA, tetapi itu dapat dibulatkan
menjadi 10 mA sehingga masih sama atau kira-kira
Is = arus saturasi balik (Ampere) sama dengan IC. (Cakrawala, 2023)
e = bilangan natural, 2.71828…
Salah satu aplikasi penting adalah penyearah, di mana
VD = tegangan yang melintasi dioda (Volt) dioda digunakan untuk mengubah tegangan AC
n = konstanta, 1 untuk Ge; 2 untuk Si menjadi tegangan DC. Aplikasi penting lainnya adalah
pengaturan tegangan, di mana dioda zener digunakan
VT = tegangan termal (Volt) untuk mempertahankan tegangan konstan pada beban.
(Shockley, 1949)
50K 1
4. Kapasitor 10μF 2
6. Multimeter - 1
7. Osiloskop - 1
3. Analisis Rangkaian DC
a. Menyusun rangkaian seperti pada Gambar 2.3
Gambar 2.4. Rangkaian Ekivalen AC
rangkaian ekivalen DC.
b. Mengukur tegangan 𝑉𝐴, 𝑉𝐵𝐸 , 𝑉𝐶 , 𝑉𝐸 , dan 𝑉𝐶𝐸 .
5. Rangkaian Darlington
c. Mencatat tegangan 𝑉𝐴, 𝑉𝐵𝐸 , 𝑉𝐶 , 𝑉𝐸 , dan 𝑉𝐶𝐸 .
a. Menyusun rangkaian seperti pada Gambar 2.5
b. Mengatur potensio hingga 𝑉𝐴 = 0 𝑉. Catat nilai
4. Analisis Rangkaian AC
a. Menyusun rangkaian seperti Gambar 2.4 𝑉𝐵, 𝑉𝐶 , 𝑉𝐷, 𝑉𝐸 , dan 𝑉𝐹 .
6. Penguat Diferensial
a. Menyusun rangkaian seperti pada Gambar 2.6
Gambar 2.3. Rangkaian Ekivalen DC b. Mengukur dan mencatat nilai awal 𝑉𝐴 dan 𝑉𝐵.
c. Mengatur potensio 5 kΩ sehingga nilai 𝑉𝐴 = 𝑉𝐵.
d. Memvariasikan sinyal sinus:
• Vin 1 = 40 mVpp Vin 2 = 40 mVpp
• Vin 1 = 40 mVpp Vin 2 = ground
• Vin 1 = ground Vin 2 = 40 mVpp
HASIL
0V 0.4mV 95.5mV 0A 0A -
Gambar 2.7. Rangkaian Darlington
9V 176.5mV 43.3mV 0A 0A -
Tabel 2.3. Tabel Data Pengamatan Percobaan 3 Gambar 3.5. Rangkaian Percobaan 5
𝑉𝐴 (V) 𝑉𝐵(V) 𝑉𝐶 𝑉𝐷(V) 𝑉𝐸 𝑉𝐹
(V) (V) (V)
7.14V 8.41V 0.1mV 0.1mV 8.89V
0V
8.87V 8.4V 8.14V 0.5mV 8.87V Iout maksimum (µA) Tegangan Rload (V)
5V
Pada percobaan kelima, praktikan membuat rangkaian Berdsasarkan Praktikum yang telah dilaksanakan oleh
darlington untuk membuktikan teori rangkaian darlington. praktikan, dapat terpenuhi tujuan pada modul ini.
Variasi yang digunakan adalah 0v, 1v, 2v, 3v, 4v, 5v. Praktikan menganalisis rangkaian AC dan DC.
Konfigurasi transistor Darlington memberikan
Pada percobaan keenam ini, praktikan membuat penguatan arus jauh lebih tinggi daripada transistor
rangkaian penguat diferensial dengan mencari nilai tunggal yang diambil secara individual. Penguat
VA, VB, dan VAB. Variasi yang digunakan adalah Diferensial merupakan salah satu jenis penguat dengan
40mVpp. menggunakan kopel langsung. Rangkaian regulator
dapat digunakan untuk menggerakkan beban yang
membutuhkan arus yang besar.
REFERENSI
A. Menentukan Nilai β
Skematik
Variasi Hasil
Vin = 0V DC IB = 0A
IC = 0A
VCE = 0V
VBE = 0V
Skematik
Variasi Hasil
Vin = 1.5V DC IB = 0A
IC = 88.5μA
VCE = 615mV
VBE = 569mV
Skematik
Variasi Hasil
Vin = 3V DC IB = 0A
IC = 294μA
VCE = 58.6V
VBE = 603mV
Skematik
Variasi Hasil
Skematik
Variasi Hasil
Vin = 6V DC IB = 17.4μA
IC = 595μA
VCE = 48.7mV
VBE = 623mV
Skematik
Variasi Hasil
Skematik
Variasi Hasil
Vin = 9V DC IB = 29μA
IC = 895μA
VCE = 46.2mV
VBE = 634mV
Skematik
Variasi Hasil
Vin = 9V DC IC = 897μA
VCE = 25.7mV
C. Analisis Rangkaian DC
Tabel 1.3 Analisis Rangkaian DC
Skematik
Variasi Hasil
Vin = 9V DC VA = 1.62V
VBE = 631mV
VC = 5.76V
VE = 986mV
VCE = 4.77V
D. Analisis Rangkaian AC
Skematik
Variasi Hasil
Vin = 10 VPP AC
VA =
VBE =
VC =
VE =
VCE =
E. Rangkaian Darlington
Variasi Hasil
Vin = 9V DC VA = 0V
VB = 0V
VC = 0V
VD = 0V
VE = 0V
VF = 0V
Skematik
Variasi Hasil
Vin = 9V DC VA = 1V
VB = 1V
VC = 642mV
VD = 587mV
VE = 3.5mV
VF = 8.84V
Skematik
Variasi Hasil
Vin = 9V DC VA = 2V
VB = 2V
VC = 1.47V
VD = 702mV
VE = 49.4mV
VF = 6.75V
Skematik
Variasi Hasil
Vin = 9V DC VA = 3V
VB = 3V
VC = 2.53V
VD = 786mV
VE = 113mV
VF = 3.9V
Skematik
Variasi Hasil
Vin = 9V DC VA = 4V
VB = 4V
VC = 3.41V
VD = 849mV
VE = 166mV
VF = 1.49V
Skematik
Variasi Hasil
Vin = 9V DC VA = 5V
VB = 5V
VC = 4.48V
VD = 879mV
VE = 192mV
VF = 327mV
F. Penguat Diferensial
Variasi Hasil
Skematik
Variasi Hasil
Vin = GroundP-40mVPP VA = 9V
VB = 5.58V
VAB = 3.42V
G. Regulator