Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 11 ELEKTRONIKA DASAR 1

KARAKTERISTIK TRANSISTOR BIPOLAR

OLEH
NISAUL HAFIZAH
17033142
DOSEN: DrS. HUFRI,M.Si

FISIKA
FALKUTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGRI PADANG
2018
KARAKTERISTIK TRANSISTOR BIPOLAR
1. Pengertian Dasar
Transistor adalah salah satu komponen yang selalu ada di setiap rangkaian
elektronika, seperti radio, televisi, handphone, lampu flip-flop dll. Fungsi dari komponen ini
sangatlah penting. Kebanyakan, transistor digunakan untuk kebutuhan penyambungan dan
pemutusan (switching), seperti halnya saklar. Yaitu untuk memutus atau menyambungkan
arus listrik. Selain itu transistor juga berfungsi sebagai penguat (amplifier), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal, dan banyak lagi. Keinginan kita untuk merubah fungsi
transistor ini adalah dari pemilihan jenis transistor atau dengan cara perangkaian sirkit
transistor itu sendiri. Dengan banyaknya fungsi itu, komponen transistor banyak sekali
digunakan di dalam rangkaian elektronika.

Jenis-jenis transistor dibedakan berdasarkan arus inputnya BJT (Bipolar Junction


Transistor) atau tegangan inputnya FET (Field Effect Transistor). Yang membedakan
transistor dengan komponen lain, adalah memiliki 3 kaki utama, yaitu Base (B), Collector,
(C) dan Emitter (E). dimana base terdapat arus yang sangat kecil, yang berguna untuk
mengatur arus dan tegangan yang ada pada Emitor, pada keluaran arus Kolektor. Sehingga
apabila terdapat arus pada basis, tegangan yang besar pada kolektor akan mengalir menuju
emitor.

Bahan dasar pembuatan transistor itu sendiri atara lain Germanium, Silikon, Galium
Arsenide. Sedangkan kemasan dari transistor itu sendiri biasanya terbuat dari Plastik, Metal,
Surface Mount, dan ada juga beberapa transistor yang dikemas dalam satu wadah yang
disebut IC (Intregeted Circuit).

Contoh penggunaan transistor dalam rangkaian analog, adalah digunakan untuk fungsi
amplifier (penguat), rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil
(stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor
digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-
rangkaian lainnya.
2. Karakteristik Loop Masukan Common Base

Karakteristik yang paling mencolok dari konfigurasi seperti ini adalah sumber sinyal
input membawa arus penuh emitor, seperti yang ditunjukkan oleh panah tebal pada gambar
ilustrasi yang pertama diatas. Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa arus emitor
merupakan arus yang paling besar dari arus-arus yang lainnya dalam transistor, karena arus
emitor merupakan nilai penjumlahan dari arus basis dan arus kolektor.
Karena arus masukan (input) melebihi semua arus yang lain di sirkuit, termasuk juga arus
keluaran, keuntungan perolehan arus pada penguat ini akan kurang dari 1 (perhatikan beban
R (Rload) yang terhubung ke kolektor, sehingga arus yang dibawa akan menjadi sedikit atau
berkurang bila dibandingkan dengan sumber sinyal). Dengan kata lain, yang terjadi bukannya
memperkuat arus, melainkan memperlemah arus. Pada konfigurasi penguat common-emitor
dan common-kolektor, parameter yang terkait dengan keuntungan rasio penguatan adalah β
(beta). Namun dalam konfigurasi common-basis, yang digunakan adalah parameter dengan
basic yang lain: rasio antara arus kolektor dan arus emitor, dimana perbandingan rasio ini
akan selalu kurang dari 1. Dan nilai perbandingan ini disebut rasio alpha (α).
Karena sudah jelas tidak bisa meningkatkan atau memperkuat arus sinyal, mungkin akan
tampak lebih masuk akal bila konfigurasi ini digunakan untuk meningkatkan tegangan sinyal.
Sebuah simulasi rangkaian dibawah ini akan menjelaskan asumsi tersebut benar atau tidak.

3. Karakteristik Loop Keluaran Common Base

Rangkaian common-basis dengan sumber sinyal DC (untuk


analisa)
Perhatikan gambar diatas yang menjelaskan tegangan output yang 0 volt atau tidak ada
(cutoff) dan terus meningkat sampai 15,75 volt (saturasi), saat diberikan tegangan input yang
mencakup rentang tegangan dari 0,6 volt sampai 1,2 volt. Kurva diatas juga menjelaskan
tegangan output baru meningkat ketika tegangan input 0,7 volt, jika tegangan input kurang
dari itu, tegangan output sama dengan nol. Dan memotong atau mendatar pada sekitar 1,12
volt tegangan input. Ini merupakan keuntungan penguatan tegangan yang cukup besar,
perbandingan antara rentang tegangan output 15,75 volt dengan rentang tegangan input 0,42
volt, maka rasio keuntungannya sebesar 37,5 atau 31,48 dB. Perhatikan juga bagaimana
tegangan output (diukur dari beban R) benar-benar melebihi tegangan power supply (15 volt)
pada saat kejenuhan atau saturation, hal ini terjadi karena ada tambahan dari efek seri sumber
tegangan input.
Analisis sirkuit yang kedua (gambar dibawah ini), dengan sumber sinyal AC (DC dan
tegangan bias) menunjukkan hasil yang sama : yaitu keuntungan tegangan yang tinggi.

Rangkaian common-basis dengan sumber sinyal AC (untuk


analisa)
Coba lihat pada gambar diatas, gelombang input dan output berada pada fase satu sama
lain. Hal ini memberitahu kita kalau penguat common-basis bukan penguat pembalik.
Pada analisis AC dibawah ini dengan frekuensi tunggal 2 KHz memberikan tegangan
input dan tegangan output untuk perhitungan keuntungan penguatan.

Anda mungkin juga menyukai