Anda di halaman 1dari 3

penguat Tunggal emitor adalah salah satu dari tiga topologi dasar penguat BJT

tingkat tunggal, biasanya digunakan sebagai penguat tegangan [1]. Dalam sirkuit ini
saluran basis menjadi masukan, dan kolektor adalah keluaran, sedangkan emitor
digunakan bersama (tunggal) untuk keduanya (mungkin disambungkan ke ground
atau jalur catu daya). Sirkuit analognya dalam FET adalah penguat tunggal sumber.

Rangkaian rangkaian penguat satu tingkat dengan transistor yang dirangkai dengan
mengikuti konfigurasi common emitor (emitor bersama). Disebut penguat satu
tingkat karena rangkaian ini, sebagai satu kesatuan, merupakan salah satu tahapan
yang digunakan dalam suatu sistim penguatan sinyal audio (sinyal suara), selain itu
dinyatakan dalam konfigurasi common emitor karena kaki emitor dari transistor
tersebut digunakan bersama sebagai bagian masukan (input) dan juga sebagai
keluaran (output).

FUNGSI KOMPONEN

R1 bersama-sama R2 membentuk rangkaian seri resistor yang dihubungkan ke catu


daya (power supply). Rangkaian seri ini menghasilkan tegangan drop pada ujung-
ujung kakinya yang diberikan kepada transistor untuk membuat transistor bekerja
dan mengalirkan arus listrik melalui transistor.

R3 yang dipasangkan pada kaki kolektor berfungsi untuk membatasi besar arus
yang boleh mengalir masuk ke kaki kolektor. Pembatasan arus masuk ke kolektor
agar tidak melewati batas maksimum arus yang boleh masuk ke kaki kolektor agar
tidak merusakkan transistor yang bersangkutan.

R4 yang dipasangkan pada kaki emitor berfungsi untuk membatasi besar arus yang
boleh mengalir masuk ke kaki emitor. Pembatasan arus masuk ke emitor agar tidak
melewati batas maksimum arus yang boleh masuk ke kaki emitor agar tidak
merusakkan transistor yang bersangkutan.

C1 yang dipasang pada rangkaian input berfungsi untuk menolak (mem blok) arus
searah dari terminal masukan agar tidak masuk ke rangkaian tetapi meneruskan
arus bolak-balik dari terminal masukan untuk diteruskan masuk ke dalam rangkaian
dan dikuatkan.

C2 yang dipasang pada rangkaian output berfungsi untuk menolak (mem blok) arus
searah pada rangkaian dibagian keluaran agar tidak masuk ke rangkaian tetapi
meneruskan arus bolak-balik yang sudah dikuatkan untuk diteruskan masuk ke
rangkaian penguat berikutnya.

C3 yang dipasang paralel terhadap resistor Emitor berfungsi sebagai jalan pintas (by
pass) arus sinyal bolak-balik (ac) sehingga sinyal ac tersebut (yang sesuai dengan
sinyal masukan yang dikuatkan) tidak perlu melewati resistor emitor yang bernilai
cukup besar. Dengan demikian diperoleh arus sinyal bolak-balik yang besar dan
menghasilkan tegangan sinyal yang besar pula di keluaran (output).

Transistor dalam rangkaian penguat ini berfungsi melipatgandakan arus yang kecil di
bagian masukan (basis) menjadi jauh lebih besar (sesuai kemampuantransistor) di
bagian keluaran (emitor kolektor). Perubahan-perubahan pada arus basis ini juga
dirasakan sebagai perubahan-perubahan yang lebih besar di bagian keluaran.

ANALISA ARUS DAN TEGANGAN DC

Arus dan tegangan DC pada rangkaian di atas dapat dipahami dengan mengingat
prinsip dasar yang diungkapkan oleh Hukum Ohm, Hukum Kirchoff I tentang arus
dan Hukum Kirchoff II tentang tegangan.

Sesaat setelah catu daya diberikan arus listrik mengalir dari kutub positip VCC
masuk resistor R1 dan R2 dan selanjutnya menuju kutub negatif Gnd. Sesuai prinsip
Hukum Ohm, arus listrik yang mengalir melalui R1 akan menimbulkan tegangan
drop pada R1 tersebut dan demikian juga arus yang mengalir pada R2 menimbulkan
drop tegangan pada R2. Drop tegangan pada R1 selanjutnya kita sebut VR1 dan
drop tegangan pada R2 kita sebut VR2. Terminal atau kaki resistor yang lebih dekat
ke arah kutub positif baterei bernilai lebih positif dibandingkan dengan terminal yang
cenderung dekat ke arah kutub negatif.

Daftar pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Tunggal_emitor

https://sekolahelektronika.wordpress.com/2012/11/03/penguat-1-tingkat-dengan-
transistor/
Pokok bahasan bagian ini dikhususkan pada pengaruh masing-masing komponen
yang rusak dalam suatu rangkaian penguat emitor bersama satu tingkat.

Rangkaian ini biasanya memiliki delapan buah komponen, dengan mengingat bahwa
:

Resistor dapat rusak karena menjadi rangkaian terbuka atau rangkaian


hubung singkat
Kapasitor rusak akibat menjadi rangkaian terbuka atau rangkaian hubung
singkat
Serta transistor rusak karena diantara sambungannya ada yang menjadi
rangkaian terbuka atau rangkaian hubung singkat

2. CARA KERJA RANGKAIAN


Dalam penguat kelas A arus mengalir melalui transistor dan sinyal masukan
menyebabkan arus membesar atau mengecil. Perubahan dalam arus kolektor ini
pada gilirannya akan menjangkitkan sinyal tegangan melintasi resistor beban
kolektor R3.

Titik kerja tegangan kolektor adalah tegangan dc diantara kolektor dan ground (0V),
yang merupakan suatu nilai yang memungkinkan sinyal keluaran terayun sama
besar ke arah positif dan negatif.

Jika R1 terbuka arus yg mengalir dalam R2 dan basis adalah nol. Peristiwa ini diikuti
dengan tersumbatnya transistor, sehingga tegangan basis dan emitor keduanya nol.
Karena itu tak ada arus kolektor yang mengalir, tegangan yang melintasi beban
kolektor R3 turun menjadi nol dan tegangan kolektor itu sendiri sama dengan
tegangan catu vcc

DAFTAR PUSTAKA

http://www.gatewan.com/2016/01/pelacakan-kerusakan-rangkaian-penguat-satu-
tingkat.html

www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai