(COMMON EMITTER)
NIM : A1C320049
Kelas : Reguler B
UNIVERSITAS JAMBI
2021
I. Judul : Transistor Sebagai Penguat Tegangan (Common Emitter)
II. Hari / Tanggal : Rabu / 15 Desember 2021
III. Tujuan :
Adapun tujuan dari praktikum elektronika dasar pada percobaan Transistor
Sebagai Penguat Tegangan (Common Emitter) diantaranya sebagai berikut :
1. Dapat mengidentifikasi karakteristik Transistor sebagai penguat dengan benar
2. Dapat membedakan prinsip transistor sebagai penguat dengan transistor
sebagai saklar dengan benar
3. Dapat menghitung penguatan rangkaian dengan benar
where Av, is the gain of the amplifier, usually referred to as the voltage gain. The
input signal to an amplifier is provided by a signal source, which can be a
laboratory instrument (e.g., a waveform generator), a sensor or trans ducer
converting the quantity of interest into electrical form, or another circuit.
Whatever the signal source is, so long as the provided input signal to the
amplifier is of voltage type, the input signal source can be modeled by Thevenin's
theorem. Menurut Sodagar (2018), Penguat tegangan adalah penguat yang
menerima tegangan sebagai sinyal input, menguatkannya, dan memberikan sinyal
yang diperkuat pada output dalam bentuk tegangan Model dua port untuk penguat
tegangan ideal disajikan pada Gambar 1.4, di mana Av, adalah penguatan penguat,
biasanya disebut sebagai penguatan tegangan. Sinyal input ke amplifier
disediakan oleh sumber sinyal, yang dapat berupa instrumen laboratorium
(misalnya, generator bentuk gelombang), sensor atau transduser yang mengubah
besaran menjadi bentuk listrik, atau rangkaian lain. Apapun sumber sinyalnya,
selama sinyal input yang diberikan ke amplifier bertipe tegangan, sumber sinyal
input dapat dimodelkan dengan teorema Thevenin.
According to Amos (2013), thus we can distinguish three ways in which the
transistor may be used as an amplifier:
(a) with emitter current controlling collector current,
(b) with base current controlling collector current,
(c) with base current controlling emitter current.
It is significant that in all these modes of use, operation of the transistor is given
in terms of input and output current. This is an inevitable consequence of the
physics of the bipolar transistor: such transistors are current-controlled devices:
by contrast thermionic valves and field-effect transistors are voltage-controlled
devices. Menurut Amos (2013), dengan demikian kita dapat membedakan tiga
cara transistor dapat digunakan sebagai penguat:
(a) dengan arus kolektor yang mengendalikan arus emitor,
(b) dengan arus basis yang mengendalikan arus kolektor,
(c) dengan arus basis yang mengendalikan arus emitor.
Sangat penting bahwa dalam semua mode penggunaan ini, operasi transistor
diberikan dalam hal arus input dan output. Ini adalah konsekuensi yang tak
terhindarkan dari fisika transistor bipolar: transistor semacam itu adalah perangkat
yang dikendalikan arus: sebaliknya katup termionik dan transistor efek medan
adalah perangkat yang dikendalikan tegangan.
Menurut Mujadi (2018), dengan mengacu pada transistor sebagai penguat
arus hFE(β) untuk sebuah transistor, maka penguatan β dapatdilipatkan menjadi
lebih besar jika menggunakan lebih dari sebuah transistor. Dengan cara
memasangkan dua buah transistor yang masing-masing memiliki β1dan β2 ,
pasangan tersebut akan mempunyai penguatan total hFE (β) = β1 β2 Pasangan
transistor demikian ini dinamakan rangkaian/ pasangan Darlington Dalam
rangkaian Darlington makin tinggi β, makin tinggi impedansi input dari basis
gambar di bawah ini menunjukkan rangkaian Darlington dari transistor NPN dan
PNP.
Menurut Putri (2021), penguat common emitter adalah penguat yang kaki
emitor transistor di-ground- kan, kemudian input pada kaki basis dan output pada
kaki kolektor. Penguat common emitter juga mempunyai karakteristik sebagai
penguat tegangan. Karakteristiknya antara lain:
1. Sinyal output-nya berbalik fasa 180° terhadap sinyal input.
2. Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya umpan balik positif, sehingga
sering dipasang umpan balik negatif untuk mencegahnya.
3. Sering digunakan sebagai penguat frekuensi rendah (terutama pada sinyal
audio).
4. Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah, karena bergantung pada
kestabilan suhu dan bias transistor.
Pada rangkaian penguat common emitter (CE) kaki emitter diground-kan,
input dimasukkan kedalam base dan output diambil dari kaki collector. Tegangan
VBB akan menyebabkan forward bias hubungan base dan emitter pada transistor.
Dengan mengatur VBB dan RB kita dapat mengatur arus yang masuk pada base.
Penentuan besar kecilnya nilai arus yang masuk pada base akan mempengaruhi
arus yang dihasilkan pada collector. Untuk dapat mengalirkan arus, beda potensial
pada collector harus lebih positif dari pada bagian emiter. Penguat CE memiliki
karakter sebagai penguat tegangan. Output dari kaki collector akan mempunyai
beda fasa 180º atau berbalik fasa sebesar 180º terhadap sinyal input (Syafira dkk,
2019).
Prinsip dasar transistor sebagai penguat adalah arus kecil pada basis
mengontrol arus yang lebih besar dari kolektor melewati transistor. Transistor
berfungsi sebagai penguat ketika arus basis berubah. Perubahan kecil arus basis
mengontrol perubahan besar pada arus yang mengalir dari kolektor ke emitter.
Pada saat ini transistor berfungsi sebagai penguat (Zikri dkk, 2017).
V. Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang diperlukan dalam praktikum diantaranya sebagai
berikut :
V.1.Alat :
1. Kit Komponen (Toolbox)
2. Multimeter Digital = 1 unit
3. Osiloskop = 1 unit
4. Power Supply = 1 unit
5. Signal Generator = 1 unit
6. Project Board = 1 Unit
7. Kabel Jumper = 1 meter
V.2.Bahan :
1. Resistor 1k = 1 pcs
2. Resistor 100 Ω = 2 pcs
3. Resistor 470 Ω = 1 pcs
4. Transistor NPN = 1 pcs
5. Kabel Jumper = 1 meter
Liao, L., Wang, J., Tang, S., Shuai, Z., Yin, X., & Shen, Z. J. (2017). A New
Proportional Base Drive Technique for SiC Bipolar Junction Transistor.
IEEE Transactions on Power Electronics, 32(6), 4600–4606.
https://doi.org/10.1109/TPEL.2016.2597139
Putri, H., & Novianti, A. 2021. Mahir Elektronika Telekomunikasi. Jawa Timur :
Uwais Inspirasi Indonesia.
Syafira, N. W., Darlis, D., & Darlis, A. R. 2019. Perancangan Dan Implementasi
Underwater Visible Light Communication (UVLC) Untuk Pengiriman
Data Digital Menggunakan Filter Warna. e-Proceeding Of Applied
Science, 5(1), 319-333.
Zikri, F., Salahuddin, & Jannah, M. 2017. Rancang Bangun Sistem Keamanan
Sepeda Motor Dengan Sensor Sidik Jari. Bina Teknika, 13(2), 223