Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN 8

TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT TEGANGAN

LAPORAN
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Strategi Praktikum Elektronika 1
Yang dibina oleh Bapak Burhan Indriawan
Dan Bapak Nugroho Adi Pramono

Oleh :
Alvira Rizka Nurhalizza
180322615048
Kelompok 6

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA

APRIL 2019
BAB I

A. Latar Belakang

Transistor merupakan komponen elektronika yang befungsi sebagai pengut


arus, stabilisaai, penyaklaran dan lain-lain. Dalam adaptor transistor berfungsi
sebagai stabilizer, untuk penyetabil arus yang keluar dari blok filter. Keuntungan
komponen transistor ini dibanding dengan pendahulunya yakni tabung hampa, adalah
ukuran fisiknya yang sangat kecil dan ringan. Bahkan dengan tekonologi sekarang ini
ratusan ribu transistor dapat dibuat dalam satu keeping silikon (Arafh dan Ikhfan,
2012).

Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat. Untuk bekerja


sebagai penguat, transistor harus berada dalam keadaan aktif. Kondisi aktif ada 3
macam konfigurasi dari rangkaian penguat transistor yaitu Common Emitter (CE),
Common Base (CB), dan Common Colector (CC).

Penguat Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor digrounkan
atau ditanahkan, lalu input dimasukan dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat
Common Emitter adalah penguat yang kaki emitor transistor digrounkan, lalu input
dimasukan kebasis dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Common Colector
adalah penguat yang kaki kolektor transistor digrounkan, lalu input dimasukan kebias
dan output diambil pada kaki emitor.

B. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yang pertama agar mahasiswa mampu mempelajari
hubungan antara kuat arus masukan Ib (arus basis) dan kuat arus keluaran Ic (arus
kolektor), yang kedua dapat menentukan besar penguatan arus (𝛽) emitor ditanahkan,
tujuan selanjutnya agar mahasiswa mampu mempelajari hubungan antara tegangan
masukan Vi dan tegangan keluaran Vo, tujuan keempat dapat menentukan besarnya
penguatan tegangan (Kv) dan tujuan terakhir adalah dapat menentukan kepekaan
penguat.
C. Manfaat
Manfaat dari percobaan ini dari aspek kehidupan sehari-hari banyak sekali
seperti pada radio, tape, compo, TV, VCD dll. Selain itu dapat kita amati ada mobil
yang menggunakan sound sistem dengan daya ribuan watt sehingga musiknya dapat
terdengar dari luar mobil tersebut. Jadi perkembangan teknologi transistor yang
dirakit sebagai penguat baik penguat arus maupun penguat tegangan sehingga dengan
penguat (amplifier) dapat dihasilkan daya output yang besar sesuai yang diinginkan.

D. Alat dan Bahan


Dalam percobaan transistor sebagai penguat arus dan tegangan diperlukan 10
buah alat dan bahan yang digunakan diantaranya yang pertama adalah matrik board
berfungsi untuk meletakkan komponen-komponen elektronika dan sebagai
penghubung kaki-kaki komponen yang satu dengan yang lainnya baik yang pasif
maupun aktif. Yang kedua adalah transistor BD 139 sebagai saklar yang
memanfaatkan titik saturasi dan cutoff transistor dan BD 139 akan mengalami
saturasi jika basisnya diatas 0,7 volt. Alat yang ketiga adalah potensio 10K digunakan
agar dapat melakukan analisa pada kondisi arus basis yang berbeda-beda dengan
melakukan variasi kondisi dari potensi tersebut. Selanjutnya resistor 150, 680, 2K2,
4K7, dan 27K sebagai pengatur jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian.
Kapasitor 1 𝜇F dan 100𝜇F sebagai penyimpan arus atau tegangan listrik. Yang
keenam adalah multimeter yaitu alat yang digunakan untuk mengukur tegangan
listrik, arus listrik, dan tahanan. AFG (Audio Function Generator) merupakan alat
ukur yang menghasilkan gelombang. Selanjutnya adalah osiloskop digunakan untuk
membaca sinyal listrik maupun frekuensi bentuk sinyal listrik. Yang kesembilan
adalah power supply berfungsi untuk memberikan atau menyuplai arus listrik. Dan
yang terakhir adalah kabel sebagai media penghubung antara komponen satu dengan
komponen lainnya.
BAB II

DASAR TEORI

Salah satu fungsi transistor yang paling banyak banyak digunakan didunia.
Elektronika analog adalah sebagai penguat yaitu penguat arus, penguat tegangan, dan
penguat daya. Fungsi komponen semikonduktor ini dapat kita temukan pada
rangkaianpres-amp mic, pres-amp head, echo, tone control, amplifier dan lain-lain.
Berdasarkan cara pemasangannya ground dan pengambilan output, penguat transistor
dibagi menjadi tiga yaitu Common Base (CB), Common Emittor (CE), dan Common
Collector (CC) (Isparela, 2012).
Rangakaian transistor adalah rangkaian komponen elektronika yang terbuat serta
tersusun oleh bahan semikonduktor yang mempunyai tiga kaki yang biasa
disimbolkanbasis (B), emitor (E), dan kolektor (K). Transistor sendiri dibagi menjadi
dua jenis tipe yaitu transistor PNP dan juga transistor NPN yang membedakan kedua
transistor tersebut yaitu dapat dilihat pada tanda panah pada area emitor (E), jika anak
panah kebagian dalam, maka transistor tersebut adalah transistor PNP, sementara jika
anak panah mengarah kearah luar maka transistor tersebut NPN (Zemansky, 1962).
Transistor adalah suatu komponen aktif yang dibuat dari bahan semikonduktor
ada dua macam yaitu transistor dwikutub (bipolar) dan transistor efek medan.
Transistor digunakan dalam rangkaian untuk memperkuat isyrat artinya isyarat
masukan lemah dan diubah menjadi isyarat kuat pada keluaran. Pada transistor
dwikutub sambungan p-n antara emitor dan basis (Sutrisno, 1986).
Transistor dapat digunakan sebagai penguat, baik sebagai penguat arus,
tegangan ataupun daya. Agar transistor dapat berfungsi sebagai penguat, maka
transistor harus dioperasikan pada daerah aktif. Daerah aktif dapat diperoleh dengan
membuat sambungan basis-emitor (jE) diberi tegangan maju dan sambungan basis-
kolektor (jC) diberi tegangan balik. Perbandingan antara kuat arus keluaran dan kuat
arus masukannya disebut penguatan arus (𝛽). Perbandingan antaran tegangan
keluaran (Vo) dan tegangan masukannya (Vi) disebut penguatan tegangan
(Kv).Tegangan masukan (input) terbesar pada saat penguat menghasilkan tegangan
keluaran tepat akan terpotong/clip disebut kepekaan tegangan penguat (kepekaan
penguat). Untuk penguat emitor ditanahkan diperoleh rumus:
∆𝐼𝑐
𝛽=
∆𝐼𝑏
Dengan 𝛽 penguatan arus, ∆Ic perubahan arus kolektor, dan ∆Ib perubahan arus
basis.
𝑉𝑜
𝐾𝑣 =
𝑉𝑖
Dengan Kv penguatan tegangan, Vo tegangan keluaran (output), dan Vi tegangan
masukan (input).
BAB III

LANGKAH KERJA

Penguatan Tegangan

Langkah pertama yakni dengan membuat rangkaian sesuai dengan gambar


dibawah dan mencatat nilai-nilai komponen yang digunakan.

Selanjutnya adalah memasang AFG pada frekuensi 1 kHz dengan tegangan


keluaran AFG merupakan tegangan masukan (Vi) penguat.
Tahapan berikutnya yaitu dengan menggunakan osiloskop double channel
dimana channel 1 untuk mengukur tegangan masukan Vi dan channel 2 untuk
mengukur tegangan keluaran Vo. Tegangan keluaran AFG diperbesar terus sampai
tegangan keluaran penguat mulai potong/clip dan catat besar tegangan masukan (Vi)
penguat.
Langkah terakhir adalah mengurangi tegangan keluaran AFG dan mencatat
tegangan masukan (vi) dan tegangan keluaran (Vo) penguat pada osiloskop dan setiap
perubahan tegangan keluaran AFG dan lakukan percobaan atau pengambilan data
minimal 12 data.
BAB IV

PEMBAHASAN
A. Hasil Data Pengamatan

Pengukuran tegangan masukan (Vi) dan tegangan keluaran (Vo)

Vi = 520 mV

NO Vi (Volt) Vo (Volt)
1 0.14 3.2
2 0.16 3.6
3 0.20 4.4
4 0.24 5.2
5 0.26 5.6
6 0.28 6.4
7 0.30 6.8
8 0.32 7.2
9 0.34 7.6
10 0.38 8.0
11 0.42 8.8
12 0.44 9.2
13 0.48 9.6
14 0.50 10

B. Pembahasan
Transistor adalah suatu komponen aktif yang dibuat dari bahan semikonduktor
ada dua macam yaitu transistor dwikutub (bipolar) dan transistor efek medan.
Transistor digunakan dalam rangkaian untuk memperkuat isyrat artinya isyarat
masukan lemah dan diubah menjadi isyarat kuat pada keluaran. Pada transistor
dwikutub sambungan p-n antara emitor dan basis (Sutrisno, 1986).
Pada praktikum kali ini akan dibahas tipe penguat emitter ditanahkan (common
emitter). Pada rangkaian penguat emitter ditanahkan, tegangan V pp akan
menyebabkan panjar maju hubungan basis dan emitter pada transistor. Dengan
mengatur Vpp dan R kita dapat mengatur arus yang masuk pada basis. Penentuan
besar kecilnya nilai arus yang masuk pada basis akan mempengaruhi arus yang
dihasilkan pada kolektor. Untuk dapat mengalirkan arus, beda potensial pada
kolektor harus lebih positif dari pada bagian emitter.
Seperti halnya pada percobaan ini, dilakukan dua percobaan tentang penguat
transistor emitter dengan menggunakan kapasitor dan tanpa menggunakan
kapasitor. Kapasitor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan
untuk menyimpan muatan listrik tanpa waktu tertentu. Sedangkan transistor adalah
komponen semikonduktor yang mempunyai sifat menguatkan.
Pada data pengamatan diatas didapat tegangan keluaran (VOut) yang lebih besar
daripada tegangan masukan (V In). Karena fungsi dari kapasitor sendiri adalah
sebagai penyimpan muatan. Ketika arus mengalir dari sumber menuju kapasitor
maka kapasitor menyimpan muatan yang mengalir dari sumber sampai penuh
didalam kapasitor dan kemudian dialirkan sehingga tegangan keluaran (V Out) yang
dihasilkan pada osiloskop besar. Sedangkan pada tegangan masukan (V In) kecil
karena arus yang terima seadanya dari sumber arus.
Pada percobaan tanpa menggunakan kapasitor didapat V out sebesar dan
Vin sebesar Percobaan tanpa menggunakan kapasitor besar tegangan masukan
(VIn) yang dihasilakan adalah lebih besar daripada tegangan keluaran (V Out) yang
dikarenaka tegangan langsung menuju ground tanpa adanya muatan yang disimpan
menggunakan kapasitor.
Yang berarti, tegangan masukan akan lebih besar dari pada tegangan keluaran.
Tetapi pada percobaan tanpa mengguanakan common emitter salah karena
seharusnya tegangan keluaran lebih besar dari pada tegangan masukan. Namun,
pada pengolahan data tegangan masukan lebih besar dari pada tegangan keluaran.
Hal ini dikarenakan terjadinya kesalahan dalam perangkaian alat sehingga
menyebabkan perbedaan pada tegangan masukkan dan tegangan keluar.
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan rangkaian penguat common


emiter , maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Tegangan input berbeda
pada saat CE di pasang dan tidak dipasang. Adapun sifat-sifat penguat emitter
yaitu sinyal output berbeda fasa 180o dan memungkinkan adanya osilasi akibat
feedback, untuk mencegahnya sering dipasang feedback negatif. Sering dipakai
sebagai penguat audio (frekuensi rendah). Stabilitas penguatan rendah karena
tergantung stabilitas suhu dan bias transistor.
Adapun penguat Common Emitter mempunyai karakteristik yaitu sinyal
outputnya berbalik fasa 180 o terhadap sinyal input. Sangat mungkin terjadi osilasi
karena adanya umpan balik positif, sehingga sering dipasang umpaan balik negatif
untuk mencegahnya. Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah (terutama pada
sinyal audio). Mempunyai stabilitass penguatan yang rendah karena bergantung
bada kestabilan suhu dan bias transistor.
DAFTAR PUSTAKA

David Halliday dkk.2010.Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 2.Jakarta : Penerbit Erlangga.


Daryanto, 2000, Fisika Teknik, PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Sunaryono dan Ahmad Taufiq. 2010. Super Tips dan Trik Fisika SMA. Jakarta :
KAWAHmedia.
Sutrisno. 1986. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya. Bandung : Penerbit ITB,
terbitan pertama,1986.
Tim Elektronika Dasar. 2019. Modul Praktikum Elektronika Dasar I. Malang :
Universitas Negeri Malang.

Tipler, P.A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik, Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai