Anda di halaman 1dari 8

A.

TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mempelajari hubungan antara kuat arus masukan Ib (arus basis) dan kuat arus
keluaran IC (arus kolektor).
2. Menentukan besar penguatan arus (β) emitor ditanahkan.
3. Mempelajari hubungan antara tegangan masukan Vi dan tegangan keluaran Vo.
4. Menentukan besarnya penguatan tegangan (KV).
5. Menentukan kepekaan penguat.
B. ALAT – ALAT
1. Matrik Board 6. Multimeter
2. Transistor (NPN) BD 139 7. AFG
3. Potensio 10 K 8. Osiloskop
4. Resistor 150, 680, 2K2, 4K7, 27K 9. Power Suplly
5. Kapasitor 1 μF, 100 μF 10. Kabel
C. SKEMA RANGKAIAN
I. Penguatan Arus
1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 8.2 Rangkaian Untuk Menentukan Penguatan Arus.


2. Dengan mengubah-ubah hambatan potensio 10k, catatlah hasil pengukuran kuat
arus basis (Ib) dan kuat arus kolektor (IC), minimal 12 data.
II. Penguatan Tegangan
3. Buatlah rangkaian seperti dibawah ini, catatlah nilai-nilai komponen yang
digunakan.

Gambar 8.3 Rangkaian Untuk Mentukan Penguatan Tegangan (KV).


4. Pasanglah AFG pada frekuensi 1 kHz, dimana tegangan keluaran AFG merupakan
tegangan masukan (VI) penguat.
5. Gunakanlah osiloskop double chanel untuk pengukuran ini, dimana channel 1
untuk mengukur tegangan masukan VI dan channel 2 untuk mengukur tegangan
keluaran VO.
6. Perbesar terus tegangan keluaran AFG hingga tegangan keluaran penguat mulai
potong/clip, catat besar tegangan masukan (VI) penguat.
7. Kurangilah tegangan keluaran AFG, catatlah tegangan masukan (VI) dan tegangan
keluaran (VO) penguat pada osiloskop, setiap perubahan tegangan keluaran AFG,
minimal 12 data.
D. Data Pengamatan
I. Penguat Arus
Data Pengukuran Kuat Arus Basis (Ib) dan Kuat Arus Kolektor (IC)
No. Ib (µA) Ic (mA) No. Ib (µA) Ic (mA)
1 10 0 7 70 3
2 20 0,5 8 80 3,5
3 30 1 9 90 4
4 40 1,5 10 100 4,5
5 50 2 11 110 5
6 60 2,5 12 120 5,5
II. Penguat Tegangan
Data Pengukuran Teganagn Masukan (VI) dan Tegangan Keluaran (VO)
Vi = 52 mV
No. Vi (mV) Vo(Volt) No. Vi (Volt) Vo(Volt)
1 0,6 0,065 7 0,3 0,035

2 0,55 0,065 8 0,25 0,03

3 0,5 0,06 9 0,2 0,025

4 0,45 0,055 10 0,15 0,02

5 0,4 0,05 11 0,1 0,01

6 0,35 0,04 12 0,05 0,005


E. ANALISIS DATA PERCOBAAN
1. Buatlah grafik hubungan antara kuat arus basis (Ib) sebagai sumbu X dan kuat arus
kolektor (IC) sebagai sumbu Y. Perhaluslah kurva yang diperoleh, dari kurva tersebut,
bagaimanakah hubungan antara kuat arus basis (Ib) dan kuat arus kolektor (IC).

Hubungan antara Kuat Arus Basis (Ib) dan Kuat


Arus Kolektor (Ic)
6
5
4
(IC) mA

3
2
1
0
0 20 40 60 80 100 120 140
(Ib) µA

Berdasarkan grafik hubungan antara kuat arus basis dan kuat arus kolektor yang
membentuk garis linier, dapat diketahui bahwa jika kuat arus basis bertambah besar
maka kuat arus kolektor juga bertambah besar.
2. Dari grafik no. 1, berapakah besar penguatan arusnya?
∆Ic
β=
∆Ib
Dimana β sebagai penguat arus, ∆IC sebagai perubahan arus kolektor, dan ∆Ib sebagai
perubahan arus basis.
∆Ic Ic (akhir−awal) (5,5−0) 𝑥 10−3
β = ∆Ib =Ib (akhir−awal) =(120−10) 𝑥10−6 = 50,0
3. Buatlah grafik hubungan antara tegangan masukan (Vi) sbg. sumbu X dan tegangan
keluaran (Vo) sbg. sumbu Y. Perhaluslah kurva yang diperoleh, dari kurva tersebut,
bagaimanakah hubungan antara tegangan masukan (Vi) dan tegangan keluaran (Vo).

Hubungan antara Tegangan masukan


(Vi) dan Tegangan keluaran (Vo)
0.07
0.06
0.05
VO (Volt)

0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7

VI (Volt)
Berdasarkan grafik hubungan antara tegangan masukan (VI) dan tegangan keluaran
(VO) yang membentuk garis lurus menunjukkan bahwa bila nilai tegangan masukan
(VI) mengecil, maka nilai tegangan keluaran (VO) juga akan mengecil.
4. Dari grafik no. 4, berapakah besar penguatan tegangannya dan berapa kepekaannya?
 Besar penguat tegangan
𝑉𝑜
KV =
𝑉𝑖

Dengan KV penguat tegangan, VO tegangan keluaran (output), dan Vi tegangan


masukan (input).
∆𝑉𝑜 0,005−0,065 −0,06×103
KV = = (0,05−0,6)×10−3 = = 109
∆𝑉𝑖 −0,55

 Besar kepekaannya
Kepekaan tegangan penguat (kepekaan penguat) adalah tegangan masukan (input)
terbesar, yaitu pada saat penguat menghasilkan tegangan keluaran (output) yang
tepat akan terpotong/clip. Kepekaan tegangan penguat pada percobaan ini sebesar
0,6 mV.
5. Tentukanlah besar kepekaan penguat.
Kepekaan tegangan penguat (kepekaan penguat) adalah tegangan masukan (input)
terbesar, yaitu pada saat penguat menghasilkan tegangan keluaran (output) yang tepat
akan terpotong/clip. Kepekaan tegangan penguat pada percobaan ini sebesar 0,6 mV.
F. Diskusi
Menghitung nilai-nilai hambatan yang digunakan pada gambar 8.3

RB = 27 K// 4,7K ≅ 4KΩ


25 25
hie =(1+ hfe) re = (1+ hfe) , artinya re =
𝐼𝐸 (𝑞)(𝑚𝐴) I𝐸 (q)(mA)

Berdasarkan informasi bahwa tegangan panjar transistor ada di tengah-tengah garis


beban, VCE (q) = ½ VCC = ½ 12V = 6V, berarti ICRC + IERE = VCC – VCE (q) = 12V - 6V =
6V.
𝑉𝑐𝑐 −𝑉𝑐𝑏 (𝑞) 6
IC (q) = = = 2,08 mA
𝑅𝐶 +𝑅𝐸 2,88 𝐾

dengan arus IC =  IE karena  ≅ 1 maka IC ≅ IE, sehingga IE = 2,08 mA.


25 25
hie = (1+ hfe)
(q)(mA)
=(301) ≅ 3,6 KΩ
I𝐸 2,08 (mA)

Impedansi masukan/ hambatan masukan


Ri = RB//hie = 4K//3,6K ≅ 1,9K Ω
Impedansi keluaran// hambatan keluaran
1
RO = (ℎ //RC) = (40K//2,2K) ≅ 2,1 KΩ
𝑜𝑒

G. Pembahasan
I. Transistor sebagai Penguat Arus
Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan, nilai dari arus basis (Ib) dan arus
kolektor (IC) berbanding lurus yang bermakna bahwa semakin besar arus basis semakin
besar juga arus kolektornya. Jika digambarkan dalam grafik hubungan antara arus basis
dan arus kolektor maka diperoleh grafik yang berbentuk garis linier. Dimana sumbu X
menyatakan kuat arus basis (Ib) dan sumbu Y menyatakan kuat arus kolektor (IC).
Berdasarkan analisi data untuk menentukan besarnya penguat arus, diperoleh nilai
dari penguat arus emitor ditanahkan sebesar 50,0. Sedangkan berdasarkan teori nilai
rentang penguat arus emitor ditanahkan antara 100-300. Sehingga dapat diketahui
bahwa nilai dari hasil analisis data praktikum yang didapatkan mengalami
ketidaksesuaian dengan nilai penguat arus berdasarkan teori.
II. Transistor sebagai Penguat Tegangan
Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan, nilai tegangan keluaran (VO)
lebih kecil daripada tegangan masukannya (VI), dimana nilai tegangan keluaran (VO)
100 kali lebih besar dari pada tegangan masukan (VI). Jika digambarkan dalam grafik
hubungan antara tegangan keluaran (Vo) dan tegangan masukannya (Vi) memiliki
bentuk linier. Selain itu, dari percobaan ini juga diperoleh nilai dari VI = 52 mV.
Berdasarkan teori yang ada jika sebuah transistor dihubungkan dengan kapasitor 1 μF
akan menghasilkan tegangan (VI) dan salah satu sisinya dihubungkan dengan kapasitor
100 μF akan menghasilkan tegangan (Vo). Maka akan dihasilkan (VO) > 100 (VI).
Berdasarkan analisi data untuk menentukan besarnya penguat tegangan, diperoleh
nilai dari penguat tegangan sebesar 109. Kepekaan tegangan penguat (kepekaan
penguat) adalah tegangan masukan (input) terbesar, yaitu pada saat penguat
menghasilkan tegangan keluaran (output) yang tepat akan terpotong/clip. Kepekaan
tegangan penguat pada percobaan ini sebesar 0,6 mV.
Berdasarkan hasil diskusi diperoleh impedansi masukan/hambatan masukan dari
rangkaian percobaan II (gambar 8.3) sebesar 1,9KΩ, sedangkan impedansi
keluaran/hambatan keluarannya sebesar 2,1 KΩ.
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan I (transistor sebagai penguat arus) diperoleh nilai dari (Ib)
dan (Ic) yang berbanding lurus yang bermakna bahwa semakin besar arus basis semakin
besar juga arus kolektornya. Jika diwujudkan dalam grafik hubungan antara arus basis
dan arus kolektor maka diperoleh grafik yang berbentuk garis linier.
Berdasarkan analisa data yang dilakukan diperoleh besarnya penguat arus sebesar
𝛽 =50,0. Hal ini kurang sesuai dengan teori yang menyatakan besarnya penguat arus 𝛽
antara 100-300.
Berdasarkan percobaan transistor sebagai penguat tegangan diperoleh nilai
tegangan masukan (VI) dan tegangan keluaran (VO). Jika data tersebut diwujudkan dalam
grafik dimana tegangan masukan (VI) sebagai X dan tegangan keluaran (VO) sebagai Y
diperoleh grafik yang berbentuk garis linier. Namun tegangan output 100x lebih besar
daripada tegangan input. Besarnya tegangan input dan tegangan output sebanding yang
bermakna semakin besar tegangan input maka tegangan output juga semakin besar
dengan perbandingan VO = 100 VI.
Berdasarkan analisa data yang dilakukan, diperoleh besarnya penguat tegangan
sebesar 109. Hal ini sesuai dengan teori yang ada jika sebuah transistor yang
dihubungkan dengan kapasitor 1 mikroF akan menghasilkan tegangan (Vi) dan salah satu
sisinya dihubungkan dengan kapasitor 100 mikroF akan menghasilkan tegangan (Vo).
Maka akan dihasilkan (VO) >100 (VI).
Kepekaan tegangan penguat (kepekaan penguat) adalah tegangan masukan (input)
terbesar, yaitu pada saat penguat menghasilkan tegangan keluaran (output) yang tepat
akan terpotong/clip. Kepekaan tegangan penguat pada percobaan ini sebesar 0,6 mV.
I. Daftar Pustaka
Listiyarini, Ratih. 2018. Dasar Listrik dan Elektronika, diakses pada 30 Oktober 2019.
(https://books.google.co.id)
Sutrisno. 1986. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya. Bandung : Penerbit ITB,
terbitan pertama,1986.
Tim ELDAS, 2019. Modul Praktikum Elektronika Dasar I. Universitas Negeri Malang,
Malang.
J. Cek Plagiasi
K. Data Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai