Anda di halaman 1dari 9

SISTEM PEGAS TERKOPEL

Nabilla Ika Febiawati


Program Studi Fisika, Universitas Negeri Yogyakarta
email: nabillaika.2022@student.uny.ac.id

Abstrak. Telah dilakukan praktikum mengenai Sistem Pegas Terkopel tanggal 21 Maret 2023
di Ruang Laboratorium Fisika Dasar Universitas Negeri Yogyakarta. Praktikum ini
bertujuan untuk menentukan periode gerak harmonik pada sistem pegas terkopel dan
mengetahui pengaruh variasi massa terhadap periode gerak harmonik pada sistem pegas
terkopel. Alat dan bahan yang digunakan adalah dua buah pegas, statif, penggaris, enam
buah beban, neraca ohaus, dan stopwatch. Metode dalam praktikum ini adalah melakukan
percobaan dengan mengukur dan menggantungkan beban pertama di pegas pertama dan
beban kedua di pegas kedua yang kemudian kedua sistem tersebut digabungkan hingga
tersusun secara seri serta dihitung perubahan panjangnya dan lama waktu yang diperlukan
selama 20 kali osilasi. Pengukuran ini dilakukan dengan massa tetap sebesar 0,0203 kg dan
enam variasi massa beban yaitu 0,0299 kg ; 0,0404 kg ; 0,0498 kg ; 0,0796 kg ; dan 0,1000
kg. Hal ini menunjukkan bahwa hasil praktikum yang diperoleh adalah besar periode gerak
harmonik pada sistem pegas terkopel di masing-masing massa sebesar 0,636 s ; 0,700 s ;
0,767 s ; 0,900 s ; 0,983 s dan nilai frekuensi sudut di masing-masing massa yaitu 9,879 rad/s
; 8,975 rad/s ; 8,191 rad/s ; 6,981 rad/s ; 6,391 rad/s, sehingga dapat disimpulkan jika
hubungan antara massa beban terhadap periode adalah berbanding lurus.

Kata Kunci : pegas terkopel ; periode ; gerak harmonik

Abstract. On 21 March 2023, a public practice was held on the Skipped Pegas System at
Yogyakarta State University's Basic Physics Laboratory. This practice aims to determine the
period of harmonic motion of a coupled spring system and to determine the effect of mass
variations on the period of harmonic motion of a coupled spring system. The tools and
materials used are two springs, a static, a ruler, six weights, an ohaus balance, and a
stopwatch. The method in practice is to perform an experiment by hanging the first load in the
first spring and the second load in the second spring, which combines the two systems into
series and calculating the length change and calculating the length of time required from 20
oscillations. This measurement was carried out with a fixed mass of 0,0203 kg and six
variations in load mass of 0,0299 kg, 0,0404 kg, 0,0498 kg, 0,0796 kg, and 0,1000 kg. This
shows that the result of the practiceum obtained is a large harmonic motion period in the
coupled spring system at each mass of 0.636 s; 0.700 s; 0.767 s; 0.900 s; 0.983 s; and an
angular frequency value at each mass of 9.879 rad/s; 8.975 rad/s; 8.191 rad/s; 6.981 rad/s.
so that it can be concluded that the relationship between the mass of the load and the period
is straight-forward.

Keywords : coupled spring ; period ; harmonic motion

I. PENDAHULUAN normalnya, pegas sering digunakan pada


suspensi mobil. Hal ini karena pegas
Benda yang digunakan untuk memiliki kapasitas untuk kembali ke keadaan
menyimpan energi mekanik adalah pegas. semula ketika mengalami gaya eksternal.
Ada berbagai jenis pegas, antara lain pegas Ketika mengalami gaya eksternal, pegas
cakram, pegas spiral, dan pegas daun. Untuk dapat kembali ke keadaan awalnya. Saat
mempertahankan roda kendaraan pada posisi diberi perpindahan dan dihubungkan melalui

1
pegas, benda secara berkala akan bergerak sehingga pada titik ekuilibriumnya sistem
dalam batas yang telah ditentukan. Dalam akan bergerak bolak-balik dari pengaruh
percobaan simulasi yang kami lakukan, pendekatan pemulihan. Gerak ini disebut
osilasi yang terhubung adalah yang terjadi sebagai gerak harmonik sederhana [2]. Gerak
[5]. harmonik sederhana ini dipengaruhi karena
Pegas terbuat dari lilitan-lilitan kawat sifat elastisitas yang dimiliki oleh sistem
yang memiliki fleksibilitas. Sifat yang pegas, sehingga mengakibatkan gaya luar
dimiliki oleh pagas adalah sifat elastik ketika timbul dan gaya pemulih arahnya menjadi
ditarik akan kembali ke bentul awal. Sifat ini berlawanan dengan arah simpangan. Contoh
tidak hanya terjadi di pegas, tetapi juga di dari penerapan osilasi gerak harmonik
benda-benda lainnya yang memiliki suatu sederhana yaitu pergerakan suatu benda yang
batas tertentu. Sebuah gaya pemulih yaitu memiliki massa m kemudian dikaitkan di
gaya berlawanan dengan perpindahan sistem sistem pegas [6].
yang mendorong atau menarik sistem Sistem osilasi yang terhubung
kembali menuju kesetimbangan. Gaya digunakan ketika ada banyak objek dan
tersebut besarnya berbanding lurus dengan pegas. Osilasi terkopel adalah suatu peristiwa
jarak sistem dari posisi keseimbangannya. dimana osilator dihubungkan dengan osilator
Gaya tersebut dipengaruhi oleh besarnya lainnya yang gerakannya akan memengaruhi
jarak simpangan yang diberikan pegas. satu sama lain. Osilasi yang dikenal sebagai
Kekuatan pegas dapat ditentukan oleh sistem osilasi pegas terkopel terjadi ketika
elastisitas pegas yang bervariasi. Faktor dua atau lebih sistem osilasi terhubung
dalam menentukan sistem pegas terkopel itu dengan cara yang memungkinkan transfer
memengaruhi periode gerak harmonik yang energi [5]. Gaya dalam osilasi berpasangan
dialami oleh pegas, hal tersebut juga dapat sebanding dengan besarnya keseimbangan
memengaruhi frekuensi sudut dari pegas itu dan perpindahan. Getaran pegas tertentu
[3]. dalam sistem pegas terkopel yang
Sistem pegas adalah suatu sistem yang menggunakan massa beban adalah suatu
berkaitan dengan pegas dan terdiri dari benda yang penyajiannya berupa persamaan
benda-benda yang memiliki massa beban. diferensial yang sulit dipecahkan secara
Sistem pegas terkopel dapat disusun berupa analitik dan memerlukan penyelesaian
rangakaian secara seri dan paralel yang numerik [4].
disesuaikan dengan kebutuhan praktikum. Terdapat penelitian yang membahas
Sistem pegas yang disusun secara seri mengenai sistem pegas terkopel, antara lain
memiliki pengaruh dalam menurunkan adalah penelitian yang dilakukan oleh Dwi
konstanta pegas, sementara sistem pegas Candra Vitaloka, Moh Hasan, dan Rusli
secara paralel akan memiliki pengaruh dalam Hidayat (2013). Penelitian tersebut dilakukan
menaikan konstanta pegas [1]. Sistem pegas dengan mensimulasikan sistem pegas massa
terdiri dari dua pegas yang terhubung dan dengan konstanta pegas dan variasi massa
dua benda. Dinding dan benda pertama beban. Dalam penelitian tersebut, dipelajari
dihubungkan ke ujung pegas pertama. Ujung beberapa perilaku sistem pegas, baik dengan
pegas kedua juga dipasang ke benda pertama gaya gesek maupun tanpa gaya gesek,
dan benda kedua dihubungkan ke ujung dengan menggunakan massa sistem pegas
kedua pegas lainnya [5]. yang berbeda yang dikopel oleh dua pegas
Benda yang bergerak bolak-balik pada paralel dan seri. Temuan penelitian
lintasan yang sama dengan interval teratur mengungkapkan bahwa sistem pegas massa
disebut osilasi [7]. Sebuah ilustrasi tentang yang bergerak bebas tanpa gaya gesek
bagaimana menggunakan ide tersebut, fisika amplitudo tidak menunjukkan getaran
mendefinisikan osilasi sebagai gerak eksponensial dan penurunan frekuensi yang
harmonik dengan hanya penggunaan sistem serupa [1].
pegas. Jika sebuah sistem bermassa m dan Adapun tujuan yang diharapkan dari
berkaitan dengan sebuah pegas dengan praktikum ini adalah untuk menentukan
variasi jarak kemudian pegas dilepaskan, periode gerak harmonik pada sistem pegas

2
terkopel dan mengetahui pengaruh variasi Adapun variabel bebas yang mempengaruhi
massa terhadap periode gerak harmonik pada jalannya percobaan yaitu variasi massa
sistem pegas terkopel. Agar praktikum ini beban. Kemudian terdapat variabel terikat
mencapai tujuan pembahasan yang yang dipengaruhi adanya variabel bebas yaitu
diharapkan, penulis perlu mengkaji lebih periode. Selain itu, terdapat variabel kontrol
mendalam terkait sistem pegas terkopel yang dikendalikan dan dibuat sama dalam
sehingga dapat lebih memahami mengenai percobaan ini adalah percepatan gravitasi dan
terjadinya osilasi pada sistem pegas. hambatan udara. Dalam sistem pegas,
perilaku variabel satu memengaruhi variabel
II. METODE PRAKTIKUM yang lain. Pada praktikum ini menggunakan
osilasi terkopel dalam pegas yang disusun
Praktikum mengenai Sistem Pegas secara seri, seperti gambar dibawah ini :
Terkopel dilakukan pada Selasa, 21 Maret
2023 pukul 09.20 WIB di Ruang
Laboratorium Fisika Dasar Universitas
Negeri Yogyakarta. Jenis praktikum yang
dilakukan termasuk dalam jenis metode
eksperimen dan kuantitatif. Metode
eksperimen adalah metode yang dilakukan
dengan melakukan percobaan Sistem Pegas
Terkopel secara langsung. Selain itu, metode
kuanitatif merupakan metode yang bersifat
induktif, ilmiah, dan objektif dimana data
yang diperoleh berbentuk angka yang
kemudian dihitung dan dianalisis dengan uji
statistik. Penelitian ini dilakukan untuk
menentukan periode gerak harmonik pada Gambar 1. Skema Praktikum
sistem pegas terkopel dan mengetahui (Sumber : Petunjuk Praktikum
pengaruh variasi massa terhadap periode Getaran dan Gelombang)
gerak harmonik pada sistem pegas terkopel.
Pada praktikum ini alat dan bahan yang Dalam melakukan praktikum Sistem
digunakan adalah dua buah pegas, statif, Pegas Terkopel terdapat langkah-langkah
penggaris, enam buah beban, neraca ohaus, percobaan yang harus dilakukan untuk proses
dan stopwatch. Pengukuran ini dilakukan pengambilan data. Pertama, menyiapkan dan
dengan massa tetap sebesar 0,0203 kg dan menyusun alat dan bahan yang akan
enam variasi massa beban yaitu 0,0299 kg ; digunakan. Kedua, mengukur satu massa
0,0404 kg ; 0,0498 kg ; 0,0796 kg ; dan tetap dan lima variasi massa yang akan
0,1000 kg. Data yang diambil dari dari digunakan. Ketiga, mengukur panjang kedua
praktikum ini adalah berupa perubahan pegas tanpa beban dan menggantungkan
panjang pada pegas pertama dan pegas kedua beban pertama di pegas pertama dan beban
serta lama waktu yang dibutuhkan selama 20 kedua di pegas kedua.
kali osilasi. Data yang diperoleh dari hasil
pengukuran tersebut kemudian digunakan
untuk mengetahui periode dan frekuensi
sudut pada sistem pegas.
Dalam praktikum ini menggunakan tiga
variabel yaitu Variabel Bebas (Independent
Variable), Variabel Terikat (Dependent
Variable), dan Variabel Kontrol (Controlled
Variable). Identifikasi variabel dilakukan
agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan
percobaan praktikum dan analisis data.

3
Gambar 4. Skema Pengukuran Panjang Pegas
Pertama dan Kedua Setelah
Gambar 2. Skema Pengukuran Panjang Tersusun Secara Seri
Pegas Tanpa Beban (Sumber : Petunjuk Praktikum
(Sumber : Petunjuk Praktikum Getaran dan Gelombang)
Getaran dan Gelombang)
Keenam, mencatat perubahan panjang
yang terjadi pada sistem pegas yang telah
digabungkan. Ketujuh, menarik pegas hingga
kurang lebih 1 cm untuk mencatat lama
waktu yang digunakan selama 20 kali osilasi.
Kedelapan, langkah terakhir adalah
mengulangi langkah kedua hingga ketujuh
tersebut dengan cara mengganti variasi
massa beban kedua.
Setelah mendapatkan lima hasil
percobaan dengan mengulangi langkah kedua
hingga ketujuh dengan mengganti variasi
massa beban, kemudian hal tersebut dapat
ditujukan untuk mencari periode yang
dialami sistem pegas. Periode gerak
Gambar 3. Skema Pengukuran Panjang Pegas harmonik sederhana pada sistem pegas
Pertama dan Kedua Setelah Diberi Beban terkopel diperoleh dari waktu yang
(Sumber : Petunjuk Praktikum dibutuhkan sistem pegas selama 20 kali
Getaran dan Gelombang) osilasi, sehingga persamaan yang digunakan
yaitu :
Keempat, mengamati, menghitung, dan
mencatat perubahan panjang yang terjadi
(1)
pada pegas pertama dan kedua. Kelima,
menggabungkan kedua sistem tersebut
hingga tersusun secara seri. Keterangan :
T = Periode (s)
t = Waktu (s)
n = Jumlah Osilasi
Jika telah mengetahui nilai periode
yang dicari, maka periode tersebut dapat
digunakan untuk menghitung frekuensi sudut
yang diperlukan sistem pegas terkopel untuk
melakukan osilasi yang dapat dituliskan
menggunakan persamaan sebagai berikut :

4
(2) 2 0,135 0,360 14,000
3 0,135 0,380 15,340
Keterangan : 4 0,135 0,440 18,010
= Frekuensi sudut (rad/s) 5 0,135 0,480 19,670
T = Periode (s)
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
III. HASIL PRAKTIKUM
Praktikum Sistem Pegas Terkopel
Setelah melakukan kegiatan praktikum, dilakukan dengan mengatur massa beban
diperoleh data hubungan antara massa beban yang akan digunakan dan menggantungkan
tetap sebagai dan variasi massa beban beban pada sistem pegas untuk menentukan
sebagai sebagai berikut : perubahan panjang dan lama waktu yang
terjadi selama 20 kali osilasi kemudian
Tabel 1. Hasil pengukuran massa beban menghitung periode dan frekuensi sudut
yang digunakan berdasarkan persamaan matematis. Variasi
massa beban yang digunakan dalam
No (kg) (kg) praktikum ini terdapat lima jenis yaitu 0,0299
kg ; 0,0404 kg ; 0,0498 kg ; 0,0796 kg ; dan
1 0,0203 0,0299 0,1000 kg. Pengambilan data dilakukan
dengan 1-2 kali pengukuran untuk
2 0,0203 0,0404
mendapatkan hasil perubahan panjang pegas
3 0,0203 0,0498
yang lebih akurat. Dalam praktikum ini,
4 0,0203 0,0796 terdiri atas dua kegiatan yaitu menentukan
5 0,0203 0,1000 periode gerak harmonik pada sistem pegas
terkopel dan mengetahui pengaruh variasi
Kemudian diperoleh data dari massa terhadap periode gerak harmonik pada
panjang sistem pegas pertama dan kedua sistem pegas terkopel.
yang belum diberikan beban sebagai berikut : Kegiatan pertama adalah menentukan
periode gerak harmonik pada sistem pegas
Tabel 2. Hasil Pengukuran Panjang terkopel. Berdasarkan teori diatas, gerak
mula-mula kedua pegas sebelum diberi beban harmonik merupakan sebuah sistem
bermassa dan berkaitan dengan sebuah
No (m) (m) pegas dengan variasi jarak kemudian pegas
dilepaskan, sehingga pada titik
1 0,116 0,110 ekuilibriumnya sistem akan bergerak bolak-
balik dari pengaruh pendekatan pemulihan.
Selain itu, diperoleh juga data dari Periode gerak pada sistem pegas adalah
perubahan panjang pegas pertama dan kedua wakyu yang diperlukan untuk melakukan
setelah diberi beban dan lama waktu yang gerakan satu getaran penuh. Pada praktikum
digunakan sistem pegas melakukan osilasi dalam mengukur hasil dari periode gerak
selama 20 kali terhadap periode sebagai sangat berkaitan dengan lama waktu yang
berikut : diperlukan ketika melakukan osilasi yaitu
sebanyak 20 kali.
Tabel 3. Hasil pengukuran panjang Setelah data hasil percobaan
pegas pertama dan susunan pegas seri setelah didapatkan pada Tabel 1, kemudian data
diberi beban tersebut dapat dihitung berdasarkan
persamaan matematis. Berikut analisis
No (m) (m) perhitungan dalam menentukan periode
gerak harmonik pada sistem pegas terkopel :

1 0,135 0,330 12,720 a. Mencari periode pada t = 12,72 s

5
lurus dengan lama waktu pada sistem pegas
yang telah berosilasi selama 20 kali. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin lama waktu
yang diperlukan untuk pegas melakukan
osilasi, maka akan semakin besar pula
periode gerak harmonik yang dibutuhkan.
b. Mencari periode pada t = 14,00 s Sebaliknya, jika semakin cepat waktu yang
diperlukan untuk pegas melakukan osilasi,
maka akan semakin kecil nilai periode yang
dihasilkan. Hasil ini sesuai dan terbukti
dengan persamaan (1) yang digunakan dalam
perhitungan matematis.
. Selain itu, diperoleh juga grafik
c. Mencari periode pada t = 15,34 s hubungan antara waktu terhadap periode
sebagai berikut :

Grafik Hubungan Waktu


Terhadap Periode
d. Mencari periode pada t = 18,01 s 1,5
Periode (s)
0,983
1 0,767 0,9
0,7
0,636
0,5

0
0 5 10 15 20 25
e. Mencari periode pada t = 19,67 s Waktu (s)

Grafik 1. Hasil grafik hubungan waktu


terhadap periode

Berdasarkan hasil grafik perhitungan


Setelah diperoleh hasil perhitungan tersebut, terbukti bahwa sesuai dengan teori
tersebut, maka dapat dituliskan tabel dan persamaan (1) yaitu kurva naik secara
hubungan antara waktu terhadap periode linier. Grafik ini menunjukkan bahwa kurva
sebagai berikut : grafik waktu akan naik selama periode yang
dihasilkan juga bertambah. Hal tersebut
Tabel 4. Data analisis perhitungan sesuai dengan pernyataan jika periode
waktu dan periode berbanding lurus dengan lama waktu yang
dibutuhkan ketika osilasi.
No T (s) Kemudian jika periode gerak harmonik
1 12,720 0,636 telah diperoleh, maka frekuensi sudut dapat
2 14,000 0,700 dihitung menggunakan persamaan
3 15,340 0,767 matematis. Frekuensi sudut adalah gerak
18,010 0,900 osilasi yang diperlukan untuk mengukur
4
kecepatan putaran dalam satu kali periode.
5 19,670 0,983
Maka, setelah hasil periode didapatkan pada
Tabel 2, kemudian data tersebut dapat
Berdasarkan hasil tabel perhitungan dihitung frekuensi sudutnya berdasarkan
tersebut, terbukti bahwa periode gerak persamaan matematis. Berikut analisis
harmonik pada pegas terkopel berbanding

6
perhitungan dalam menentukan frekuensi 1 0,636 9,879
sudut pada sistem pegas terkopel : 2 0,700 8,975
3 0,767 8,191
a. Mencari frekuensi sudut pada T = 4 0,900 6,981
0,636 s 5 0,983 6,391

Berdasarkan hasil tabel perhitungan


tersebut, terbukti bahwa besarnya frekuensi
sudut pada pegas terkopel berbanding
terbalik dengan periode gerak harmonik
pegas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
b. Mencari frekuensi sudut pada T = singkat periode yang digunakan maka
0,700 s frekuensi sudut yang dihasilkan akan
semakin besar. Sebaliknya jika semakin
banyak periode yang digunakan maka nilai
frekuensi sudut yang dihasilkan akan
semakin kecil. Hasil ini sesuai dan terbukti
dengan persamaan (2) yang digunakan dalam
perhitungan matematis.
c. Mencari frekuensi sudut pada T = Selain itu, diperoleh juga grafik
0,767 s hubungan antara periode terhadap frekuensi
sudut sebagai berikut :

Grafik Hubungan Periode


Terhadap Frekuensi Sudut
Frekuensi Sudut ( rad/s)

12,000
d. Mencari frekuensi sudut pada T =
10,000 9,879
0,900 s 8,975
8,191
8,000 6,981
6,000 6,391
4,000
2,000
0,000
0,000 0,500 1,000 1,500
Periode (s)
e. Mencari frekuensi sudut pada T =
0,983 s Grafik 2. Hasil grafik hubungan periode
terhadap frekuensi sudut

Berdasarkan hasil grafik perhitungan


tersebut, terbukti bahwa sesuai dengan teori
dan persamaan (2) yaitu kurva turun secara
linier. Grafik ini menunjukkan bahwa kurva
Setelah diperoleh hasil perhitungan grafik waktu akan turun selama frekuensi
tersebut, maka dapat dituliskan tabel sudut yang dihasilkan juga bertambah besar.
hubungan antara periode terhadap frekuensi Hal tersebut sesuai dengan pernyataan jika
sudut sebagai berikut : frekuensi sudut pada pegas terkopel
berbanding terbalik dengan periode gerak
Tabel 5. Data analisis perhitungan harmonik pegas.
periode dan frekuensi sudut Kegiatan kedua adalah mengetahui
pengaruh variasi massa terhadap periode
No (rad/s) gerak harmonik pada sistem pegas terkopel.

7
Berdasarkan hasil perhitungan, variasi massa artinya kurva grafik waktu akan naik selama
beban sangat berpengaruh dan berkaitan periode yang dihasilkan juga bertambah.
dalam menentukan hasil periode. Hal ini Hal ini dapat dikatakan bahwa variasi
dikarenakan massa beban memengaruhi massa beban sangat berpengaruh dan
waktu yang dibutuhkan pegas untuk berkaitan dalam menentukan hasil periode.
berosilasi selama 20 kali. Maka dari itu, Hal ini dikarenakan massa beban
hubungan antara massa beban terhadap memengaruhi waktu yang dibutuhkan pegas
periode adalah berbandng lurus. Ketika untuk berosilasi selama 20 kali. Ketika massa
massa beban yang digunakan semakin besar, beban yang digunakan semakin besar, maka
maka perubahan panjang pegas juga akan perubahan panjang pegas juga akan semakin
semakin banyak, sehingga nilai periode gerak banyak, sehingga nilai periode gerak
harmonik pegas akan semakin besar karena harmonik pegas akan semakin besar karena
lama waktu yang diperlukan untuk pegas lama waktu yang diperlukan untuk pegas
melakukan osilasi juga semakin lama. melakukan osilasi juga semakin lama,
Sebaliknya, ketika massa beban yang begitupun sebaliknya. Jadi dapat disimpulkan
digunakan semakin kecil maka perubahan bahwa hubungan antara massa beban
panjang pegas akan menjadi sedikit, sehingga terhadap periode adalah berbanding lurus.
nilai periode yang dihasilkan akan semakin Berdasarkan hasil praktikum Sistem
kecil pula karena lama waktu yang Pegas Terkopel ini, praktikan diharapkan
diperlukan untuk pegas melakukan osilasi lebih teliti dalam mengamati perubahan
semakin singkat. panjang pegas dan lama waktu yang
Pada praktikum mengenai Sistem diperlukan pegas ketika berosilasi, agar hasil
Pegas Terkopel ini, terdapat ketidaksesuaian yang didapatkan semakin lebih akurat. Selain
dalam melakukan percobaan ketika itu, praktikum ini diharapkan dapat menjadi
pengambilan data dikarenakan terdapat referensi untuk praktikan selanjutnya yang
beberapa faktor yang memengaruhi hasil akan melakukan praktikum mengenai Sistem
praktikum menjadi tidak sempurna yaitu Pegas Terkopel.
diantaranya keterbatasan praktikan dalam
mengamati perubahan panjang dan waktu DAFTAR PUSTAKA
pegas, ketidaktelitian dalam
merepresentasikan skala ukur di sistem [1] Aryadint, N. 2020. Solusi Numerik
pegas, dan ketidaktelitian praktikaan dalam Persamaan Sistem Pegas Terkopel
mengolah data. Dua Massa Identik Menggunakan
Metode Runge Kutta. Skripsi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas
Periode gerak pada sistem pegas adalah Hasanuddin, Makassar.
waktu yang diperlukan untuk melakukan [2] D. Halliday, R. Resnick dan J.
gerakan satu getaran penuh. Pada praktikum Walker, Fisika Dasar, Jakarta:
dalam mengukur hasil dari periode gerak Erlangga, 2010
sangat berkaitan dengan lama waktu yang [3] Elisa & Claudya Yenny. 2016.
diperlukan ketika melakukan osilasi yaitu Penentuan Konstanta Pegas Dengan
sebanyak 20 kali. Berdasarkan analisis Cara Statis dan Dinamis. Jurnal
perhitungan yang telah diperoleh, didapatkan Fisika Edukasi, Vol. 3, No. 1: 1-57.
hasil periode pada masing-masing massa [4] Kusumadjati, A., Hartati, S., dkk.
beban yaitu 0,636 s ; 0,700 s ; 0,767 s ; 0,900 2017. Simulasi 1D Gerak Osilasi
s ; dan 0,983 s. Hal ini menunjukkan bahwa Terkopel di Sumbu Vertikal Untuk
periode gerak harmonik pada pegas terkopel Menentukan Amplitudo Maksimum
berbanding lurus dengan lama waktu pada Benda Terbawah. Prosiding
sistem pegas yang telah berosilasi selama 20 Simposium Nasional Inovasi dan
kali. Selain itu, grafik yang dihasilkan Pembelajaran Sains: 184-190.
menunjukkan kurva naik secara linier,

8
[5] Nawwaaf, A. & Girindra, Irfan, M.
2016. Simulasi Osilasi Terkopel.
Research Based Learning. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
[6] P. A. Tipler dan G. Mosca, Physics
for Scientists and Engineers, New
York: W. H. Freeman and Company,
2008
[7] Rahmatullah, S., Arman, Y., &
Apriansyah. 2020. Simulasi Gerak
Osilasi Model Pegas Bergandeng
Menggunakan Metode Runge-Kutta.
Prisma Fisika, Vol. 8, No. 3: 180-
184.

Anda mungkin juga menyukai