Abstrak— Percobaan ini berjudul BJT DC analisis. BJT transistor (FET). BJT disebut sebagai transistor bipolar
merupakan kepanjangan dari Bipolar Junction Transistor. karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui sebagai pembawa muatan, yaitu elektron dan hole (lubang).
karakteristik transistor BJT berdasarkan arus Ic, Ib, dan Pada BJT, arus listrik utama harus melewati satu
tegangan antara emitor-colector dan tegangan antara basis-
daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan
emitor VBE dan untuk mengetahui nilai konstanta penguatan
arus (hfe) pada transistor BJT. Prinsip dari percobaan ini adalah ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi
transistor sebagai switch (saklar) dan juga transistor sebagai dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
penguat arus (amplifier). Pada percobaan ini digunakan FET (yang disebut juga dengan transistor unipolar) hanya
transistor jenis bipolar dimana terdapat dua pembawa arus, menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau
yaitu elektron dan hole. Pada percobaan ini diukur nilai hole). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu
tegangan pada basis transistor, tegangan pada kolektor, dan kanal konduksi sempit dengan daerah deplesi di kedua
juga tegangan common emitor. Setelah didapatkan data sisinya. Ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat di sisinya.
tersebut, kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan Ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan
nilai arus pada basis dan juga kolektor. Setelah itu, dihitung
perubahan tegangan yang diberikan, untuk merubah
nilai konstanta penguatan arus searah. Kemudian dibuat grafik
antara arus pada kolektor terhadap tegangan common emitor. ketebalan kanal konduksi tersebut [1].
Pada grafik menunjukkan bahwa arus akan semakin menurun BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah 3 lapis
saat tegangan semakin besar. Grafik yang terbentuk tidak semikonduktor yang terdiri dari dua lapisan tipe-n dan satu
sesuai dengan grafik teori. Kesimpulan dari percobaan ini lapis tipe-p, atau dua lapis tipe-p dan satu lapis tipe-n.
adalah karakteristik dari BJT adalah dapat menguatkan arus Transistor dengan dua lapis tipe-n dan satu lapis tipe-p
(amplifier) dan dapat juga berfungsi sebagai saklar. Dari disebut juga dengan transistor npn. Sedangkan untuk
percobaan ini didapatkan nilai konstanta penguatan arus hfe transistor yang terdiri dari dua lapis tipe-p dan satu lapis tipe-
sebesar 0,1960. Sedangkan nilai konstanta penguatan arus dari n disebut transistor pnp. Transistor memiliki tiga terminal.
proteus adalah 0,3086.
Ketiga terminal transistor tersebut disebut dengan emitor (E),
basis (B), dan kolektor (C). Emitor adalah bahan
Kata Kunci—Amplifier, BJT, Common-Emitor, Saklar semikonduktor dengan tingkat doping yang sangat tinggi.
Bahan kolektor diberi doping dengan tingkat yang sedang.
Kemudian basis adalah bahan dengan doping yang sangat
I. PENDAHULUAN rendah. Semakin rendah tingkat doping, maka
Tabel 1. Tabel 4.
Data Hasil Percobaan BJT DC Analisis Data Hasil Perhitungan dari Data Proteus
No VB (V) VC(V) VCE(V) RC(Ω) RB(Ω) No IB(A) IC(A) hfe
1 3.20 4.31 0.22 9860 500 1 0.000984 0.000302 0.3071
2 3.58 4.62 0.20 9860 1000 2 0.000980 0.000302 0.3084
3 3.63 4.78 0.14 9860 1500 3 0.000976 0.000302 0.3097
4 3.89 4.87 0.11 9860 2000 4 0.000972 0.000302 0.3109
5 3.93 5.06 1.15 9860 2500 5 0.000968 0.000297 0.3070
Rata-rata 0.3086
Tabel 2.
Data Hasil Simulasi Proteus BJT DC Analisis
No VB (V) VC(V) VCE(V) RC(Ω) Grafik Tegangan Common Emitor
1 2.46 2.98 9860 2500 terhadap Arus Kolektor
2 2.45 2.98 9860 2500
3 2.44 2.98 9860 2500 0.0006
4 2.43 2.98 9860 2500
5 2.42 2.93 9860 2500 0.0005
IC (A)
0.0005
Tabel 3.
Data Hasil Perhitungan dari Data Percobaan 0.0004
No IB(A) IC(A) hfe 0 0.5 1 1.5
1 0.00640 0.00044 0.0683
2 0.00358 0.00047 0.1309
VCE (V)
3 0.00242 0.00048 0.2003
4 0.00195 0.00049 0.2539 Gambar. 5. Grafik Tegangan Common Emitor terhadap Arus Kolektor
5 0.00157 0.00051 0.3265
Rata-rata 0.1960 kolektor IC sebagai keluaran dan kuat arus basis Ib sebagai
masukan.
menghubungkan rangkaian. Selain itu, ada potensiometer ℎ𝑓𝑒 = 𝛽 = 𝐶
𝐼
(3)
yang berfungsi sebagai resistor variabel yang nilai 𝐼𝐵