Pada zaman sekarang ini, penggunaan bahasa Indonesia mulai memudar. Banyak sekali orang di
Indonesia yang menggunakan bahasa asing untuk berkomunikasi karena dianggap lebih menarik
daripada menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari
sudah menjadi hal yang biasa. Mulai dari balita hingga orang dewasa, mereka sudah
menggunakan bahasa asing untuk berkomunikasi. Para balita sudah diajarkan oleh orang tuanya
untuk menggunakan bahasa Inggris saat berbicara. Para orang tua tersebut berharap agar anak-
anak mereka dapat berbicara bahasa Inggris dengan fasih pada saat mereka dewasa nanti.
Upaya yang dilakukan para orang tua memang sangat bagus. Pengenalan bahasa asing sejak dini
dapat membantu anak-anak untuk terbiasa berbicara menggunakan bahasa asing. Seiring
berjalannya waktu, penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mulai memudar.
Sekolah-sekolah mulai dari SD hingga ke jenjang SMA banyak yang menggunakan bahasa asing
sebagai bahasa pengantar maupun sebagai bahasa sehari-hari. Walaupun sekolah SBI dan RSBI
telah dihapuskan, tetap saja masih ada sekolah-sekolah yang menggunakan bahasa asing sebagai
bahasa pengantar. Salah satu hal yang melatarbelakangi penggunaan bahasa asing di kehidupan
sehari-hari dan lingkungan pendidikan adalah globalisasi. Bahasa-bahasa seperti bahasa Inggris,
Spanyol, Mandarin, dan lain-lain sering digunakan di lingkungan internasional dan lingkungan
pekerjaan sehingga kemampuan berbahasa asing merupakan sebuah nilai tambah bagi seseorang
nantinya. Selain itu ada faktor gengsi diantara kalangan pelajar. Dari globalisasi pula timbul
gengsi antar pelajar. Penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari akan memunculkan
gengsi diantara pelajar sehingga pelajar lain akan turut mendalami bahasa Inggris hanya untuk
mengadu gengsi. Faktor lain adalah dari tenaga pengajar di sekolah-sekolah. Guru bahasa
Indonesia melakukan tugas yang baik dalam mengajarkan teori berbahasa Indonesia yang baik
dan benar, namun dalam prakteknya jarang meminta muridnya menggunakan bahasa Indonesia
yang baik di kehidupan sehari-hari.
Melihat kondisi yang seperti ini, penting sekali untuk mengadakan penyeimbangan penggunaan
bahasa Indonesia dan bahasa asing di lingkungan pendidikan.
Berhubungan dengan pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan NKRI dan cerminan
budaya Indonesia, maka pemerintah mengatur penggunaan bahasa Indonesia lewat undang-
undang kebahasaan yaitu Undang-undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Undang-undang ini mencerminkan niat untuk
memperkuat budaya dan kedaulatan Indonesia serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia.
Dalam UU No. 24 Tahun 2009 pasal 29 yang berbunyi Bahasa Indonesia wajib digunakan
sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional, dijelaskan bahwa Bahasa yang wajib
digunakan sebagai pengantar dalam proses belajar mengajar adalah Bahasa Indonesia.
Seharusnya sekolah-sekolah yang masih menggunakan bahasa asing sebagai pengantar mulai
beralih dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantar. Paling tidak menggunakan
dua bahasa sekaligus yaitu bahasa asing dan bahasa Indonesia sebagai pengantar. Hal ini
dilakukan agar bisa menyeimbangkan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa asing.
Untuk melestarikan bahasa Indonesia, kita dapat melakukannya dengan berbicara menggunakan
bahasa Indonesia dimulai dari lingkungan sekolah. Para siswa kebanyakan menghabiskan
waktunya selama satu hari penuh di sekolah. Sangat dianjurkan bagi pihak sekolah untuk
mewajibkan para siswa untuk menggunakan bahasa Indonesia saat berkomunikasi. Selain itu
juga harus ditanamkan kepada para siswa sejak dini bahwa penggunaan bahasa Indonesia sebagai
bahasa sehari-hari merupakan suatu kebutuhan.
Saat proses belajar mengajar sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantar.
Karena kemungkinan ada beberapa anak yang tidak dapat memahami pelajaran saat guru
menjelaskan materi dengan menggunakan bahasa asing. Penggunaan bahasa Indonesia dapat
mempermudah proses belajar mengajar dan juga secara tidak langsung dapat melestarikan
bahasa Indonesia.
Walaupun tidak ada sanksi untuk pelanggaran UU. No. 24 Tahun 2009 pasal 29, tetapi
seharusnya sekolah-sekolah tetap menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.