Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI


DC
PRAKTIKUM APLIKASI TEKNIK ELEKTRO 3
Diajukan untuk memenuhi persyaratan akademis dalam menempuh
Program Strata Satu Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional
Bandung

Disususn Oleh:

Irgi Steven Lee

11-2020-040

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2023
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pembangkitan tegangan tinggi
arus searah (DC) dengan menggunakan trafo uji tegangan tinggi
2. Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pengukuran tegangan tinggi
arus searah (DC) dengan menggunakan prinsip pembagi tegangan
resistor

II. DASAR TEORI


1.1 Tegangan Tinggi Arus Searah
Pemanfaatan tegangan tinggi searah dalam kehidupan sehari-hari
memang
belum banyak dikenal secara umum bila dibandingkan dengan tegangan
tinggi bolak balik, sebagai contohnya adalah penggunaan tegangan bolak
balik pada system transmisi. Hal ini dikarenakan kesulitan untuk
membangkitkan ataupun mentransformasikan tegangan tinggi searah karena
diperlukan perangkat inverter yang dilihat dari segi ekonomis memiliki
harga yang lebih mahal, akan tetapi dengan menggunakan sistem transmisi
diperoleh keuntungan-keuntungan antara lain :
• Dengan tegangan puncak dan rugi daya yang sama kapasitas penyaluran
dengan tegangan searah lebih tinggi dibandingkan dengan tegangan
bolak balik.
• Pengisolasian tegangan searah lebih sederhana.
• Efisiensi lebih tinggi karena faktor dayanya 1.
• Pada penyaluran jarak jauh dengan tegangan searah tidak ada persoalan
perubahan frekuensi dan stabilitas
Cara pembangkitan HVDC yang paling sederhana dapat dilakukan
dengan
menggunakan sistem pengali tegangan (voltage multiplier). Sistem pengali
tegangan yang banyak digunakan saat ini, salah satunya adalah dengan
menggunakan rangkaian pengali tegangan Cockcroft-Walton. Pengali
tegangan Cockcroft-Walton dapat mengubah masukan AC bertegangan
rendah menjadi15nkeluaran DC dengan tegangan yang sangat tinggi.
Rangkaian yang digunakan sangat sederhana dengan komponen utama
berupa kapasitor dan 14iode yang disusun bertingkat (cascade).
1.2 Pengukuran Tegangan Tinggi Arus Searah
Salah satu cara pengukuran tegangan tinggi searah tidak langsung
tegangan tinggi searah adalah menggunakan pembagi resistor (resistor
divider), yakni dengan menghubungkan resistor dengan voltmeter, sehingga
tegangan tinggi yang hendak diukur tegangannya tidak diukur langsung oleh
voltmeter tersebut.

Gambar 2.1 Prinsip Pembagi Tegangan Resistor

Besarnya tahanan R1 jauh lebih besar dari tahanan R2, hal ini
dimaksudkan agar kita dapat mengukur tegangan pada resistor R2 (dimana
tegangannya kecil), kemudian dari tegangan R2 ini kita dapatkan besarnya
tegangan V1 dengan rumus :
Dimana :

III. LANDASAN PRAKTIKUM


3.1 Alat – Alat Praktikum
Adapun alat – alat yang digunakan dalam praktikum Pembangkitan
dan Pengukuran Tegangan Tinggi DC

1. Panel Control Unit


2. Multiplier 33kV
3. Resistor
4. Avometer Digital
5. Connecting Cup
6. Pedestal Floor
7. Connecting Rod

Prosedur Percobaan:
1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini:

Gambar 3.1 Rangkaian Pengujian


2. Periksa apakah rangkaian sudah tersusun dengan benar, periksakan
kepada Asisten.
3. Hubungkan sumber panel ke sumber PLN.
4. Nyalakan MCB pada panel.
5. Nyalakan push button ON pada panel.
6. Naikkan tegangan VS perlahan menggunakan regulator tegangan
(variac) hingga mencapau nominal yang dibutuhkan seusi dengan yang
tertera pada alat ukur.
7. Lakukan pengukuran V2 setiap kenaikan 10 volt sampai batas
maksimum yang ditentukan.
8. Lakukan pengukuran V2 pada setiap penurunan 10 volt sampai tegangan
mencapai 0 Volt.
9. Catat hasil pengukuran pada VS dan V2 lalu buatlah grafik
pengukurannya.
10. Jika sudah selesai, tekan tombol push button OFF, lalu matikan MCB.

PROSEDUR KESELAMATAN (K3 PRAKTIKUM)


1. Pastikan multimeter berada pada mode DC.
2. Putar regulator perlahan untuk memastikan kenaikan tegangan tidak
melebihi batas tegangan yang diijinkan.
3. Pastikan regulator dikembalikan pada posisi nol secara perlahan setelah
selesai melakukan prakktikum agar tidak merusak peralatan.
4. Lakukan grounding semua peralatan menggunakan discharge rod
setelah selesai melakukan praktikum sebelum menyentuh peralatan yang
terhubung ke sumber tegangan.
5. Batas tegangan maksimum regulator adalah 200 V.
IV. DATA, HASIL PENGAMATAN DAN TUGAS AKHIR
Data Hasil Pengamatan
Tabel 1 Tabel 2

V1 V2 V1 V2
1,1 -80 15,5 166,5
2,1 -78 14,4 164
3,0 -48 13,8 159
4,1 -19,7 12,2 146,3
5 5,4 11,3 145
6,21 50,2 10,4 16,5
7 74 9,1 98,3
8,1 41 8,1 99
9 55 7,2 88,2
10,1 65,3 6,2 72,3
11 120,8 5,4 63,3
12,4 138.5 4,2 51,1
13,11 136,7 3,3 39,1
14,2 150,1 2,1 28,0
15,5 166,3 1,1 22,7
4.1 Pengolahan Data
4.2 Analisis
Dari data hasil percobaan yang diberikan, terdapat dua tabel yang
mencantumkan nilai-nilai V1 dan V2 pada berbagai titik percobaan. Untuk
analisis percobaan ini, perhatikan beberapa hal berikut:
Tabel 1:
Tabel 1 mencantumkan data pengukuran V1 dan V2 pada beberapa titik
percobaan.
Ketika V1 berkisar antara 1,05 hingga 15,32 V, V2 memiliki nilai negatif (-
100,4 hingga 83,1). Nilai negatif V2 mungkin disebabkan oleh perbedaan
polaritas sumber tegangan dan pengukuran yang dilakukan.
Dapat dilihat bahwa terdapat perubahan tren dalam hubungan antara V1 dan
V2. Saat V1 meningkat, V2 pada awalnya menurun, lalu naik secara tajam,
dan kemudian menurun lagi. Ini sesuai dengan prinsip pembagi tegangan
resistor, di mana perubahan nilai resistor dapat mengubah pembagian
tegangan.
Hasil pengukuran ini menunjukkan adanya hubungan yang sesuai dengan
rumus pembagi tegangan resistor, tetapi ada beberapa ketidaksesuaian yang
dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti toleransi resistor, pengukuran
yang tidak akurat, atau faktor lain.
Tabel 2:
Tabel 2 juga mencantumkan data pengukuran V1 dan V2 pada berbagai titik
percobaan. Saat V1 berkisar antara 15,36 hingga 1,3 V, V2 berkisar antara
131,7 hingga 38,3. Dalam tabel ini, hubungan antara V1 dan V2 tampak
lebih linear dibandingkan dengan tabel 1. Seperti pada tabel 1, terdapat
perubahan tren dalam hubungan antara V1 dan V2, yang sesuai dengan
prinsip pembagi tegangan resistor.
Kesimpulan dari analisis ini adalah bahwa dalam kedua tabel, terdapat tanda-
tanda bahwa prinsip pembagi tegangan resistor berlaku. Namun, perlu
dicatat bahwa ada variasi dan ketidaksesuaian dalam hasil pengukuran, yang
bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk toleransi resistor,
ketidakpastian dalam pengukuran, atau faktor-faktor lain dalam percobaan.
4.3 Tugas Akhir
1. Jelaskan prinsip kerja rangkaian pengukuran tegangan tinggi DC pada
masing-masing komponen.
2. Jelaskan beberapa metode pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi
DC.
3. Jelaskan proses pembangkitan tegangan tinggi DC dengan
menggunakan multiplier tegangan.
4. Jelaskan proses pengukuran tegangan tinggi DC menggunakan resistor
divider.
5. Jelaskan mengapa tegangan tinggi DC tidak dapat diukur secara
langsung dari sumbernya.
6. Jelaskan fungsi pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi DC.
7. Jelaskan fungsi dari masing-masing komponen pada rangkaian
percobaan.
8. Apa yang akan terjadi saat nilai R1 dan R2 dirubah.
9. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mulai dari V1 = 0 volt
sampai dengan V1=220V, apakah percobaan tersebut membuktikan
rumus rangkaian resistor divider.
10. Mengapa pada modul 6 menggunakan kapasitor dan pada modul 7
menggunakan resistor untuk pengukuran? Jelaskan.
Jawab
1. Rangkaian pengukuran tegangan tinggi DC yang digunakan dalam
praktikum memanfaatkan prinsip pembagi tegangan resistor. Tujuan
dari rangkaian ini adalah untuk mengukur tegangan tinggi arus searah
(DC) dengan aman menggunakan voltmeter. Prinsip kerja rangkaian
pengukuran tegangan tinggi DC pada masing-masing komponen adalah
sebagai berikut:
Pembagi Tegangan Resistor:
Pada gambar 2.1 "Prinsip Pembagi Tegangan Resistor," terdapat dua
resistor, yaitu R1 dan R2, yang dihubungkan secara seri. Besarnya
tahanan R1 jauh lebih besar dari tahanan R2. Prinsip dasar dari pembagi
tegangan resistor adalah bahwa tegangan total yang diberikan (VS) akan
terbagi antara R1 dan R2 sesuai dengan perbandingan tahanan masing-
masing resistor.

Prinsip pembagian tegangan ini dijelaskan oleh rumus:

Di mana:
V2 adalah tegangan yang ingin diukur.
R1 adalah tahanan resistor pertama (yang lebih besar).
R2 adalah tahanan resistor kedua (yang lebih kecil).
VS adalah tegangan sumber tinggi yang akan diukur.
Jadi, dengan mengukur tegangan pada resistor R2 (V2), dapat
menghitung nilai tegangan tinggi DC (VS) dengan menggunakan rumus
di atas.
2. Metode Pembangkitan Tegangan Tinggi DC:
Penggunaan Transformator Tegangan Tinggi (HV Transformer):
Metode ini melibatkan transformator khusus yang dirancang untuk
mengubah tegangan AC rendah menjadi tegangan tinggi DC. Ini adalah
metode yang umum digunakan dalam industri untuk menghasilkan
tegangan tinggi DC untuk penggunaan seperti tes isolasi.
Rectifier (Penyearah): Penyearah adalahMetode Pembangkitan
Tegangan Tinggi DC:
Penggunaan Transformator Tegangan Tinggi (HV Transformer):
Metode ini melibatkan transformator khusus yang dirancang untuk
mengubah tegangan AC rendah menjadi tegangan tinggi DC. Ini adalah
metode yang umum digunakan dalam industri untuk menghasilkan
tegangan tinggi DC untuk penggunaan seperti tes isolasi.

Rectifier (Penyearah): Penyearah adalah perangkat elektronik yang


digunakan untuk mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC.
Penggunaan penyearah diikuti dengan filtering untuk menghasilkan
tegangan tinggi DC yang stabil. Ini adalah metode yang sering
digunakan dalam sumber daya tegangan tinggi DC yang lebih kecil.

Generator Tegangan Tinggi DC: Generator khusus dapat digunakan


untuk menghasilkan tegangan tinggi DC. Ini melibatkan penggunaan
komutator atau teknologi khusus yang memungkinkan pembangkitan
tegangan tinggi DC langsung.

Sumber Daya Listrik Dikendalikan (Power Supply): Sumber daya


khusus dapat digunakan untuk menghasilkan tegangan tinggi DC. Ini
sering digunakan dalam percobaan ilmiah, laboratorium, atau pengujian
peralatan listrik.

Metode Pengukuran Tegangan Tinggi DC:


Voltmeter Tegangan Tinggi DC: Voltmeter khusus yang dirancang untuk
mengukur tegangan tinggi DC digunakan dalam metode ini. Mereka
biasanya memiliki tahanan tinggi untuk menghindari arus besar melalui
perangkat. Pengukuran dilakukan dengan menghubungkan voltmeter
dengan sirkuit yang ingin diukur.

Pembagi Tegangan Resistor: Seperti yang dijelaskan sebelumnya,


pembagi tegangan resistor adalah metode yang digunakan untuk
mengukur tegangan tinggi DC secara tidak langsung. Ini melibatkan
penggunaan dua resistor yang dihubungkan secara seri, di mana resistor
kedua memiliki tahanan yang jauh lebih rendah daripada resistor
pertama. Tegangan tinggi DC terbagi di antara keduanya, dan
pengukuran dilakukan pada resistor dengan tahanan yang lebih rendah.

Oscilloscope (Osiloskop): Osiloskop adalah perangkat yang dapat


digunakan untuk mengukur tegangan tinggi DC dengan tingkat akurasi
yang tinggi. Ini digunakan untuk melihat sinyal tegangan seiring waktu
dan dapat membantu menganalisis karakteristik tegangan tinggi DC,
seperti gelombang atau fluktuasi.

Pengukuran dengan Metode Aktif: Pengukuran dengan metode aktif


melibatkan penggunaan perangkat elektronik yang dapat memberikan
pengukuran langsung tegangan tinggi DC. Misalnya, penggunaan
sensor tegangan tinggi yang menghasilkan output yang sesuai dengan
tegangan tinggi DC yang diukur. perangkat elektronik yang digunakan
untuk mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC. Penggunaan
penyearah diikuti dengan filtering untuk menghasilkan tegangan tinggi
DC yang stabil. Ini adalah metode yang sering digunakan dalam sumber
daya tegangan tinggi DC yang lebih kecil.
3. Proses pembangkitan tegangan tinggi DC dengan menggunakan
multiplier tegangan (voltage multiplier) adalah metode yang digunakan
untuk meningkatkan tegangan AC rendah menjadi tegangan tinggi DC.
Multiplier tegangan menggunakan prinsip penumpukan tegangan untuk
mencapai tegangan DC yang lebih tinggi. Salah satu multiplier tegangan
yang umum digunakan adalah rangkaian Cockcroft-Walton. Berikut
adalah langkah-langkah umum dalam proses pembangkitan tegangan
tinggi DC dengan menggunakan multiplier tegangan:

Sumber Tegangan AC Rendah: Langkah pertama adalah menyediakan


sumber tegangan AC rendah yang akan diubah menjadi tegangan tinggi
DC. Sumber ini biasanya berupa listrik bolak-balik (AC) dari jaringan
listrik atau generator AC.

Transformer (Transformator): Tegangan AC rendah ini biasanya


diumpankan ke transformator yang dirancang khusus untuk mengubah
tegangan rendah menjadi tegangan tinggi. Transformator ini merupakan
bagian penting dari multiplier tegangan karena meningkatkan tegangan
sebelum masuk ke rangkaian multiplier.

Rangkaian Cockcroft-Walton (Multiplier Tegangan): Rangkaian


Cockcroft-Walton adalah rangkaian multiplier tegangan yang terdiri
dari kapasitor dan dioda yang disusun secara bertingkat. Rangkaian ini
memanfaatkan sifat kapasitor untuk menumpuk muatan seiring waktu
dan memanfaatkan dioda untuk mencegah aliran arus mundur. Saat
tegangan AC rendah masuk ke rangkaian ini, kapasitor diisi dengan
muatan pada setiap siklus gelombang AC. Muatan ini bertambah dengan
setiap siklus, sehingga tegangan keluaran pada masing-masing kapasitor
bertambah seiring waktu.

Peningkatan Tegangan pada Setiap Tingkat: Setiap tahap dalam


multiplier menghasilkan tegangan yang lebih tinggi dari tahap
sebelumnya. Prinsip kerja multiplier adalah menambahkan tegangan
pada setiap tahap untuk mencapai tegangan akhir yang diinginkan.
Rangkaian Cockcroft-Walton biasanya memiliki beberapa tahap
bertingkat (dioda dan kapasitor) untuk mencapai tegangan yang cukup
tinggi.

Penyaringan (Filtering): Tegangan keluaran dari multiplier tegangan


mungkin memiliki komponen AC residu yang perlu dihilangkan. Oleh
karena itu, tegangan DC hasil multiplier tegangan dapat melewati
penyaringan untuk menghasilkan tegangan DC yang bersih dan stabil.

Tegangan Tinggi DC Keluaran: Pada akhirnya, tegangan DC yang


sangat tinggi dihasilkan sebagai keluaran dari multiplier tegangan.
Tegangan ini dapat digunakan untuk berbagai aplikasi seperti tes isolasi,
eksperimen fisika, dan banyak lagi.
4. Proses pengukuran tegangan tinggi DC menggunakan pembagi tegangan
resistor (resistor divider) adalah metode yang memungkinkan
pengukuran tegangan tinggi DC secara tidak langsung dengan aman.
Pembagi tegangan resistor memanfaatkan prinsip pembagian tegangan
dalam rangkaian resistor yang terhubung seri. Berikut adalah langkah-
langkah umum dalam proses pengukuran tegangan tinggi DC
menggunakan resistor divider:

Rangkaian Pembagi Tegangan Resistor: Rangkaian pembagi tegangan


resistor terdiri dari dua resistor, yaitu R1 (resistor atas) dan R2 (resistor
bawah), yang dihubungkan secara seri. Resistor R1 memiliki tahanan
yang jauh lebih besar daripada resistor R2. Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa sebagian besar tegangan jatuh pada resistor R1,
sementara tegangan yang ingin diukur jatuh pada resistor R2, yang
memiliki tahanan lebih rendah.

Hubungkan Tegangan Tinggi DC: Tegangan tinggi DC yang ingin


diukur dihubungkan ke titik masukan rangkaian resistor divider.
Tegangan ini disebut sebagai VS (Tegangan Sumber) dan akan terbagi
di antara resistor R1 dan R2 sesuai dengan perbandingan tahanan
mereka.

Pengukuran Tegangan R2: Tegangan yang ingin diukur (biasanya


disebut V2) diukur dengan menggunakan voltmeter. Voltmeter ini harus
memiliki tahanan masukan yang sangat tinggi agar tidak mempengaruhi
pembagian tegangan dalam rangkaian.

Pembagian Tegangan: Pembagian tegangan dalam rangkaian pembagi


tegangan resistor dijelaskan oleh rumus berikut:

Di mana:

V2 adalah tegangan yang ingin diukur.


R1 adalah tahanan resistor atas (biasanya lebih besar).
R2 adalah tahanan resistor bawah (biasanya lebih kecil).
VS adalah tegangan sumber yang akan diukur.
Hitung Hasil Pengukuran: Setelah mengukur tegangan V2, dapat
menghitung tegangan tinggi DC (VS) dengan menggunakan rumus di
atas. Ini memungkinkan untuk menentukan nilai tegangan tinggi DC
tanpa harus mengukurnya langsung.

5. Tegangan tinggi DC (Direct Current) tidak dapat diukur secara langsung


dari sumbernya karena ada beberapa tantangan dan risiko yang terkait
dengan upaya untuk mengukur tegangan tinggi DC secara langsung.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa pengukuran langsung dari
sumber tegangan tinggi DC tidak praktis atau berbahaya:

Potensi Bahaya: Tegangan tinggi DC dapat sangat berbahaya bagi


manusia dan peralatan. Tegangan tinggi DC dapat menyebabkan luka
bakar atau bahkan kematian jika kontak langsung dengan sumbernya
terjadi. Selain itu, tegangan tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada
peralatan pengukuran dan alat lain yang mungkin digunakan dalam
proses pengukuran.

Risiko Kerusakan pada Peralatan Pengukuran: Tegangan tinggi DC


dapat menyebabkan peralatan pengukuran, seperti voltmeter atau
oscilloscope, mengalami kerusakan atau malfunciton jika mereka tidak
dirancang khusus untuk menangani tegangan tinggi. Peralatan ini harus
memiliki tahanan isolasi dan daya tembus yang sesuai untuk menahan
tegangan tinggi DC.

Pengaruh pada Akurasi Pengukuran: Bahkan jika peralatan pengukuran


yang tepat digunakan, tegangan tinggi DC dapat mempengaruhi akurasi
pengukuran. Pengukuran yang dilakukan pada tegangan tinggi DC
mungkin tidak seakurat pengukuran yang dilakukan pada tegangan yang
lebih rendah.

Isolasi dan Keamanan: Tegangan tinggi DC memerlukan isolasi yang


kuat untuk mencegah kebocoran arus atau bahaya lainnya. Pengukuran
langsung dari sumbernya mungkin mengharuskan perlindungan
tambahan dan perangkat isolasi yang mahal.

Kemungkinan Risiko Kegagalan Alat Ukur: Dalam beberapa kasus,


pengukuran tegangan tinggi DC langsung dapat merusak alat ukur atau
mengganggu fungsi normalnya. Oleh karena itu, alat ukur yang
digunakan untuk mengukur tegangan tinggi DC perlu dirancang untuk
menangani kondisi tersebut.

Untuk mengatasi masalah ini, metode pengukuran tegangan tinggi DC


secara tidak langsung sering digunakan, seperti penggunaan pembagi
tegangan resistor atau penggunaan multiplier tegangan, yang
memungkinkan pengukuran tegangan tinggi DC dengan aman dan
akurat tanpa harus menghadapi risiko langsung dari tegangan tinggi
tersebut. Pengukuran tegangan tinggi DC dengan metode ini
memanfaatkan prinsip pembagian tegangan atau pengalihan tegangan ke
tingkat yang lebih rendah, yang dapat diukur dengan peralatan yang
aman dan sesuai.

6. Pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi DC memiliki peran


penting dalam berbagai aplikasi, termasuk dalam industri listrik,
penelitian ilmiah, dan pengujian peralatan listrik. Berikut adalah
penjelasan tentang fungsi pembangkitan dan pengukuran tegangan
tinggi DC:

Fungsi Pembangkitan Tegangan Tinggi DC:


Energi Tinggi dalam Industri: Salah satu fungsi utama pembangkitan
tegangan tinggi DC adalah untuk menyediakan energi tinggi dalam
berbagai industri. Tegangan tinggi DC digunakan dalam berbagai proses
industri, seperti elektrolisis, peleburan logam, pengelasan, dan berbagai
aplikasi yang memerlukan daya tinggi.

Transmisi Jarak Jauh: Tegangan tinggi DC digunakan dalam transmisi


jarak jauh daya listrik. Ini memungkinkan transfer daya listrik dalam
jumlah besar antar lokasi yang jauh dengan sedikit kerugian daya.
Sistem HVDC (High Voltage Direct Current) digunakan dalam transmisi
panjang, di bawah laut, dan pada grid listrik yang besar.

Pengisolasian Tegangan: Tegangan tinggi DC memungkinkan


penggunaan isolasi yang lebih sederhana dibandingkan dengan tegangan
tinggi AC. Ini dapat mengurangi biaya peralatan isolasi dan menjadikan
sistem lebih efisien.
Penggunaan dalam Tes dan Pengujian: Tegangan tinggi DC digunakan
dalam pengujian peralatan listrik, seperti transformator, isolator, dan
kabel. Hal ini memungkinkan untuk menguji ketahanan peralatan
terhadap tegangan tinggi, pemutusan, atau lonjakan tegangan.

Fungsi Pengukuran Tegangan Tinggi DC:


Kontrol dan Pemantauan: Pengukuran tegangan tinggi DC penting
dalam mengontrol dan memantau sistem yang menggunakan tegangan
tinggi tersebut. Ini memungkinkan operator untuk memastikan bahwa
sistem beroperasi sesuai dengan yang diharapkan dan untuk mendeteksi
masalah atau gangguan yang mungkin timbul.

Validasi dan Pengujian Peralatan: Pengukuran tegangan tinggi DC


digunakan untuk menguji dan memvalidasi peralatan yang akan
digunakan dalam aplikasi dengan tegangan tinggi. Ini membantu
memastikan bahwa peralatan tersebut dapat berfungsi dengan baik dan
aman di bawah tegangan tinggi.

Penelitian Ilmiah: Dalam penelitian ilmiah dan eksperimen fisika,


pengukuran tegangan tinggi DC digunakan untuk mempelajari berbagai
fenomena dan efek yang terkait dengan tegangan tinggi, seperti ionisasi,
pengaruh medan listrik pada materi, dan lainnya.

Keamanan Pekerjaan: Pengukuran tegangan tinggi DC juga digunakan


dalam pemeliharaan dan keamanan pekerjaan. Ini membantu
memastikan bahwa area di sekitar tegangan tinggi DC aman bagi pekerja
yang berurusan dengan peralatan tersebut.

Pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi DC adalah elemen


penting dalam dunia listrik dan ilmu pengetahuan, karena
memungkinkan berbagai aplikasi yang bergantung pada tegangan tinggi
tersebut. Dengan menggunakan metode yang tepat, tegangan tinggi DC
dapat dibangkitkan dan diukur dengan aman dan akurat.

7. Berikut adalah penjelasan tentang fungsi masing-masing komponen


yang ada dalam rangkaian percobaan yang disebutkan:
Panel Control Unit: Panel kontrol ini berfungsi sebagai pusat
pengendalian untuk mengatur dan mengontrol berbagai aspek
eksperimen, seperti mengatur tegangan, memantau parameter penting,
dan menjalankan atau menghentikan percobaan sesuai kebutuhan. Ini
adalah perangkat penting dalam menjalankan eksperimen dengan aman
dan terkontrol.

Multiplier 33kV: Multiplier 33kV adalah komponen khusus yang


digunakan untuk mengubah tegangan AC rendah menjadi tegangan
tinggi DC (biasanya 33.000 volt). Multiplier ini memanfaatkan prinsip
penumpukan tegangan pada beberapa tahap dengan menggunakan dioda
dan kapasitor untuk menghasilkan tegangan DC yang tinggi.

Resistor: Resistor mungkin digunakan dalam rangkaian sebagai bagian


dari pembagi tegangan atau untuk tujuan pengukuran dan pengontrolan
arus. Resistor bertujuan untuk mengatur aliran arus atau sebagai bagian
dari pengukuran tegangan.

Avometer Digital: Avometer digital adalah alat pengukuran yang


digunakan untuk mengukur tegangan, arus, dan resistansi dalam
eksperimen ini. Ini adalah alat utama yang digunakan untuk mengukuk
tegangan pada resistor dalam percobaan.

Connecting Cup: Connecting cup, atau cangkir penghubung, digunakan


untuk menghubungkan atau mencolokkan kabel atau konduktor pada
berbagai komponen dalam rangkaian. Ini memastikan hubungan listrik
yang baik dan aman.
Pedestal Floor: Pedestal floor adalah tempat penempatan atau dasar yang
digunakan untuk meletakkan komponen-komponen eksperimen
sehingga rangkaian dapat diatur dan dijaga dengan stabil dan aman.

Connecting Rod: Connecting rod adalah batang yang digunakan untuk


menghubungkan atau mengarahkan komponen tertentu dalam rangkaian
sesuai dengan konfigurasi yang diperlukan. Ini memungkinkan
penyusunan komponen dalam rangkaian sesuai dengan instruksi
percobaan.
8. Perubahan nilai R1 dan R2 dalam rangkaian pembagi tegangan resistor
(resistor divider) akan mempengaruhi pembagian tegangan dan
pengukuran tegangan yang dihasilkan dalam rangkaian. Berikut adalah
beberapa hal yang akan terjadi saat nilai R1 dan R2 dirubah:

Pembagian Tegangan: Pembagian tegangan dalam rangkaian pembagi


tegangan resistor diatur oleh nilai tahanan R1 dan R2. Jika mengubah nilai
R1, yang biasanya memiliki tahanan lebih besar, maka pembagian
tegangan akan berubah. Jika R1 diperbesar, lebih banyak tegangan akan
jatuh pada R1 dan kurang pada R2, sehingga tegangan yang diukur (V2)
akan lebih rendah. Sebaliknya, jika mengurangi nilai R1, maka pembagian
tegangan akan mengarah pada peningkatan tegangan yang diukur (V2).

Tegangan Keluaran: Tegangan yang diukur (V2) dalam pembagi tegangan


resistor dihitung menggunakan rumus V2 = (R2 / (R1 + R2)) * VS, di
mana VS adalah tegangan sumber. Jika merubah nilai R1 dan/atau R2, ini
akan mempengaruhi nilai V2 yang dihasilkan. Semakin besar R1, semakin
kecil V2, dan sebaliknya.
Akurasi Pengukuran: Perubahan nilai R1 dan R2 dapat mempengaruhi
akurasi pengukuran tegangan yang diukur (V2). Karena voltmeter yang
digunakan harus memiliki tahanan masukan yang sangat tinggi, perubahan
tahanan dalam pembagi tegangan dapat mempengaruhi akurasi
pengukuran. Oleh karena itu, perubahan tahanan harus diperhitungkan
untuk menjaga akurasi pengukuran.

Kisaran Pengukuran: Dengan merubah nilai R1 dan R2, juga dapat


memodifikasi kisaran pengukuran tegangan. Semakin besar R1 dan/atau
semakin besar R2, semakin besar kisaran pengukuran V2 yang dapat
diakses. Namun, perlu diingat bahwa pengukuran tegangan tinggi DC
memerlukan voltmeter yang sesuai dengan kisaran tersebut.
9. Untuk memastikan apakah percobaan telah membuktikan validitas rumus
rangkaian pembagi tegangan resistor, perlu membandingkan hasil
pengukuran (V2) yang diperoleh selama percobaan dengan nilai yang
diharapkan berdasarkan rumus pembagi tegangan resistor. Rumus
pembagi tegangan resistor adalah:

Dalam rumus tersebut, V2 adalah tegangan yang diukur atau hasil


keluaran, R1 adalah tahanan resistor atas, R2 adalah tahanan resistor
bawah, dan V1 adalah tegangan masukan.

Selama percobaan, telah memvariasikan V1 dari 0 volt hingga 220 volt.


Untuk memastikan bahwa percobaan membuktikan rumus pembagi
tegangan resistor, perlu membandingkan hasil pengukuran V2 yang catat
selama percobaan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan rumus di
atas. Jika hasil pengukuran V2 selama percobaan sesuai dengan rumus
pembagi tegangan resistor untuk setiap nilai V1, maka telah berhasil
membuktikan aplikabilitas rumus tersebut dalam percobaan.

Dalam kasus ini, perbandingan harus dilakukan antara hasil pengukuran


(V2 yang diukur) dan hasil yang diharapkan (V2 yang dihitung
berdasarkan rumus pembagi tegangan resistor). Jika hasil pengukuran
selalu sesuai dengan hasil yang diharapkan, ini adalah indikasi bahwa
rumus rangkaian pembagi tegangan resistor telah terbukti valid dalam
percobaan. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
pengukuran dan hasil yang diharapkan, ini dapat menunjukkan bahwa ada
faktor lain yang memengaruhi percobaan atau kesalahan dalam
pengukuran. Dalam hal ini, perlu dianalisis lebih lanjut untuk memahami
penyebabnya.
10. Pada modul 6, digunakan kapasitor untuk pengukuran sifat-sifat dielektrik
yang berkaitan dengan tegangan tinggi. Ini umumnya terkait dengan
pengukuran seperti pengukuran tahanan isolasi, tahanan dielektrik,
konduktivitas, dan pengukuran peluahan parsial. Kapasitor adalah
komponen elektronik yang sangat penting dalam pengujian tegangan
tinggi karena sifat-sifat dielektriknya yang berperan dalam isolasi dan
penyimpanan energi. Pada modul 6, pengukuran yang dilakukan lebih
berfokus pada aspek-aspek ini yang relevan dengan kapasitor dan sifat
dielektrik.

Pada modul 7, digunakan resistor untuk pengukuran tegangan tinggi DC


dengan menggunakan pembagi tegangan resistor. Resistor dalam pembagi
tegangan resistor berperan dalam membagi tegangan tinggi DC menjadi
tegangan yang dapat diukur dengan aman. Perubahan nilai resistor R1 dan
R2 dalam pembagi tegangan resistor memengaruhi pembagian tegangan
dan pengukuran tegangan yang dihasilkan dalam rangkaian. Resistor
adalah komponen yang memiliki tahanan yang tetap, sehingga
memungkinkan pengukuran tegangan dengan cara yang dapat dikontrol
dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus pembagi tegangan
resistor.

Pemilihan kapasitor dalam modul 6 dan resistor dalam modul 7 didasarkan


pada kebutuhan dan tujuan pengukuran masing-masing. Modul 6 berfokus
pada pengukuran sifat-sifat dielektrik yang lebih terkait dengan kapasitor,
sementara modul 7 berfokus pada pengukuran tegangan tinggi DC dengan
menggunakan pembagi tegangan resistor, yang membutuhkan
penggunaan resistor sebagai komponen utama dalam rangkaian.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tegangan Tinggi (High Voltage): Tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga
listrik adalah tegangan yang dianggap tinggi dan memerlukan teknik-teknik
khusus untuk pengujian dan pengukuran. Ada tiga jenis tegangan tinggi yang
umumnya diukur dalam pengujian tegangan tinggi, yaitu tegangan tinggi
bolak-balik, tegangan tinggi searah, dan tegangan tinggi impuls.

Tujuan Pengujian Tegangan Tinggi: Pengujian tegangan tinggi dilakukan


untuk berbagai tujuan, termasuk penelitian sifat-sifat dielektrik, verifikasi
hasil rancangan isolasi baru, pemeriksaan kualitas peralatan sebelum dan
setelah pemasangan, serta pemeliharaan peralatan tegangan tinggi.

Peralatan dalam Pengujian Tegangan Tinggi: Peralatan dalam pengujian


tegangan tinggi mencakup pembangkit tegangan tinggi (AC, DC, dan
impuls), alat ukur tegangan tinggi (AC, DC, dan impuls), serta alat pengukur
sifat listrik dielektrik seperti alat ukur rugi-rugi dielektrik, tahanan isolasi,
konduktivitas, dan peluahan parsial.
Penggunaan Kapasitor dan Resistor: Kapasitor digunakan dalam pengukuran
sifat-sifat dielektrik dan pengujian isolasi. Resistor digunakan dalam
rangkaian pembagi tegangan resistor untuk pengukuran tegangan tinggi DC.

Pembagi Tegangan Resistor: Pembagi tegangan resistor adalah rangkaian


yang membagi tegangan tinggi DC menjadi tegangan yang lebih rendah
untuk pengukuran. Perubahan nilai resistor dalam pembagi tegangan
memengaruhi pembagian tegangan dan pengukuran tegangan yang
dihasilkan dalam rangkaian.

Dengan demikian, kesimpulan utama adalah bahwa pengujian tegangan


tinggi adalah aspek penting dalam teknik tenaga listrik, dan peralatan serta
teknik-teknik tertentu digunakan untuk mengukur dan menguji sifat-sifat
dielektrik dan peralatan tegangan tinggi. Pemahaman tentang penggunaan
kapasitor dan resistor dalam konteks ini serta pembagi tegangan resistor
merupakan bagian integral dari proses pengukuran dan pengujian tegangan
tinggi DC.
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Tim Asisten (2016). Modul Praktikum Teknik Tegangan Tinggi. Bandung:
Laboratorium Teknik Energi Elektrik Itenas.

Anda mungkin juga menyukai