Anda di halaman 1dari 9

Laboratorium Teknik Tegangan Pembangkitan Tegangan TTT.

01
Tinggi Tinggi AC
FakultasTeknikUniversitasAnda
PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK (AC )

I. TUJUAN PERCOBAAN
- Mengetahui cara-cara pembangkitan tegangan tinggi bolak-balik.
- Mengetahui cara-cara pengukuran tegangan tinggi bolak-balik

II. TEORI
Tegangan tinggi bolak-balik banyak dipergunakan untuk pengujian
peralatan listrik, untuk pengujian, pembangkitan tegangan searah dan impuls.
Pembangkitan tegangan tinggi bolak-balik dapat mempergunakan trafo dengan
perbandingan belitan yang tinggi jenis dua belitan dan jenis tiga belitan (untuk
keperluan rangkaian kaskade). Trafo tegangan tinggi bolak-balik untuk keperluan
pengujian mampu menghasilkan tegangan yang sangat tinggi namun menghasilkan
daya yang kecil. Untuk keperluan pengujian peralatan tegangan tinggi kapasitif
seperti kabel tegangan tinggi, kondensator atau pengujian peralatan berisolasi gas
SF6 yang memiliki daya reaktif yang besar dilakukan cara kompensasi disisi primer
atau sekunder dengan menggunakan rangkaian resonansi seri.

2.1.1 Pengukuran tegangan tinggi bolak-balik dengan sela percik bola.


Tembus elektrik suatu sela udara terjadi setelah beberapa s dicapai
tegangan tembus. Pada saat itu dianggap tegangan sistem konstan. Oleh karena itu
tegangan tembus gas selalu terjadi pada nilai puncak tegangan bolak-balik frekuensi
rendah (hingga 500 kHz) sehingga metode ini dapat dipergunakan untuk
pengukuran tegangan puncak bolak-balik.
Tegangan tembus udara tergantung pada kuat medan listrik tembus udara,
diameter bola yang akan mempengaruhi efisiensi medan listrik pada permukaan
konduktor dan jarak sela.
Dalam suatu persamaan dinyatakan bahwa :
Udo = Ed .s . (2.1)
Udo : tegangan tembus udara (kV)
Ed : Kuat medan listrik tembus udara (kV/cm)
s : jarak sela konduktor (cm)
η : efisiensi medan listrik konduktor (berdasarkan tabel berikut)

1
Laboratorium Teknik Tegangan Pembangkitan Tegangan TTT.01
Tinggi Tinggi AC
FakultasTeknikUniversitasAnda
Tabel 2.1. Tabel efisiensi medan listrik konduktor
p η
1 1
1,5 0,85
2 0,732

Pada kondisi normal (temperaturudara 20oC dan tekanan 1 atm :1013 mbar)
diasumsikan kuat medan listrik tembus udara (Ed0) sebesar 30 kV/cm, sehingga Udo
bisa dihitung.
Tegangan tembus sela udara (Ud) pada kondisi udara yang berbeda-beda
tergantung kepada kerapatan udara yang dipengaruhi oleh tekanan dan temperature
udara pada saat pengukuran.
p
U d  0,289 Ud0 (2.2)
273  t
dimana:
p = tekanan udara (mbar)
t = temperatur udara (oC)
Pada percobaan ini, besar tegangan tembus sela bola dengan diameter 100 mm pada
kondisi normal (20oC dan tekanan 1013 mbar (1 atm)) menggunakan tabel VDE
0433-2 sebagai berikut:
Tabel 2.2. Tabel VDE 0433-2
S (mm) 10 20 30 40 50
Udo (Kv) 31.7 59 84 105 123

2.1.2. Pengukuran tegangan tinggi bolak-balik dengan pembagi kapasitif.


Rangkaian pengukuran seperti gambar 2.1 dibawah ini:

c1

Um
c2

Gambar 2.1. Rangkaian pembagi tegangan kapasitif

2
Laboratorium Teknik Tegangan Pembangkitan Tegangan TTT.01
Tinggi Tinggi AC
FakultasTeknikUniversitasAnda
Dengan pembagi kapasitif dapat terukur nilai puncak dan nilai efektifnya.
C1  C 2
U Um (2.3)
C1
dimana :
U = Tegangan tinggi
Um =Tegangan yang terukur
C1 = Kapasitor tegangan tinggi
C2 = Kapasitor pembagi

2.1.3. Penentuan tinggi tegangan berdasarkan besar harga pembanding


belitan.
Unjuk kerja trafo uji ditentukan oleh kapasitansi diri dan kapasitansi beban
luar. Secara pendekatan rangkaian ekivalen trafo uji dapat dilihat pada gambar 2.2
dibawah ini.
Rk Lk I

U'1 C U2

Gambar 2.2. Rangkaian ekivalen trafo uji

Jika Rk<<<ωLk maka U’1=U2


Dengan rangkaian ekivalen, diperoleh tegangan sekunder dengan
perbandingan belitan trafo. Jika diasumsikan bahwa rugi-rugi belitan trafo tegangan
tinggi cukup kecil maka didapatkan persamaan:
U 2  n.U1 (2.4)
dimana :
U1= tegangan primer yang terukur.
N = perbandingan belitan trafo
U2 = tegangan sekunder trafo.

3
III. PERALATAN PERCOBAAN
Pada percobaan ini akan dipergunakan peralatan sebagai berikut:
T = Trafo uji dengan perbandingan belitan 220 V/100 kV;
Daya 5 kVA.
KF = Konduktor bola (diameter bola = 100 mm).
CM = Kapasitor pengukuran tegangan AC: 100pF
SM = Alat ukur tegangan AC
Rd = Resistor Redaman ( 2,5mega ohm )
VDAC = Pembagi Tegangan AC: 68 nF
Tektronix DPO 5104
Regulator

4
Laboratorium Teknik Tegangan Pembangkitan Tegangan TTT.01
Tinggi Tinggi AC
FakultasTeknikUniversitasAnda
IV. PROSEDUR PERCOBAAN

4.1 Pengukuran tegangan tinggi bolak-balik dengan pembagi kapasitif


dan perbandingan belitan
1. Buat rangkaian seperti gambar :

2. Susun rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian, kemudian periksa


rangkaian apakah sudah sesuai dengan gambar.
3. Pastikan pintu sangkar faraday dalam keadaan terkunci dan discharge
rod sudah dilepas dari rangkaian.
4. Pasang kabel ukur untuk pengukuran tegangan tinggi AC pada Chanel 1
Tektronix DPO 5104
5. Klik program Tekscope pada Tektronix DPO 5104 dan periksa settingan
pada program Tekscope :
 Periksa Settingan Measurements channel 1 pada program Tekscope:
 Select the Channel to Measurement :1
 Select type of measurements : Maximum
 Pada Math 1 ketik ch1*676 dan klik apply
6. Tekan
7. Berikan tegangan input melalui Regulator Tegangan dengan prosedur :
 Hidupkan MCB pada regulator
 Naikkan tegangan dengan memutar regulator (dimana nilai tegangan
input dapat dilihat pada alat ukur)
 Nilai tegangan AC (rms) dan gelombang tegangan dapat dilihat pada
program Picoscope di komputer.
8. Variasikan nilai tegangan input mulai dari 10, 20, 30, 40 dan 50. Catat
tegangan AC RMS pada Tekscope serta tegangan pada voltmeter untuk
setiap variasi tegangan

5
Laboratorium Teknik Tegangan Pembangkitan Tegangan TTT.01
Tinggi Tinggi AC
FakultasTeknikUniversitasAnda
4.2 Pengukuran tegangan tinggi bolak-balik dengan menggunakan sela bola

1. Susun rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian, kemudian periksa


rangkaian apakah sudah sesuai dengan gambar, atur jarak sela bola sesuai
dengan data yang kita inginkan.
2. Pastikan pintu Sangkar Faraday dalam keadaan terkunci dan discharge
rod sudah dilepas dari rangkaian.
3. Pasang kabel ukur untuk pengukuran tegangan tinggi AC pada channel
1Tektronix DPO 5104 dan kabel Trigger pada channel 2 Tektronix DPO 5104
4. Periksa settingan pada program Tektronix :
 Periksa Settingan Measurements channel 1 pada program Tekscope:
 Select the Channel to Measurement :1
 Select type of measurements : Maximum
 Pada Math 1 ketik ch1*676 dan klik apply
 Periksa Settingan Measurements channel 2 pada program Tekscope:
 Select the Channel to Measurement :2
 Select type of measurements : Maximum
 Pada Math 2 ketik ch2*676 dan klik apply
 Set Trigger : Single
5. Tekan tombol Run.
6. Sebelum diberikan tegangan input melalui Regulator Tegangan, lepaskan
discharge rod dari rangkaian.
7. Berikan tegangan input melalui Regulator Tegangan dengan prosedur :
- Hidupkan MCB pada regulator

6
- Naikkan tegangan input dengan memutar regulator (dimana nilai tegangan
input dapat dilihat pada alat ukur)
- Naikkan tegangan input sampai terjadi tembus pada sela bola. Nilai
tegangan AC (rms) dan gelombang tegangan dapat dilihat pada Program
Tekscope
8. Ukur tegangan puncak pada saat terjadi tembus pada sela bola, untuk setiap
jarak sela s: 2, 4 dan 6 mm. Lakukan masing-masing percobaan sebanyak 5
kali dan diambil nilai rata-ratanya. Setiap kali terjadi tembus putus MCB
pada input, turunkan tegangan input, tekan tombol emergency stop,
hubungkan peralatan dengan discharge rod.
9. Buat kurva tegangan puncak bolak-balik terhadap jarak sela yang didapatkan
dari percobaan yaitu:
U1: Tegangan puncak bolak-balik yang terukur melalui program Tekscope
U2: Tegangan puncak bolak-balik yang didapatkan dengan perbandingan
belitan.

7
Laboratorium Teknik Tegangan Pembangkitan Tegangan TTT.01
Tinggi Tinggi AC
FakultasTeknikUniversitasAnda
JURNAL PRAKTIKUM

PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK (AC)

Nama :
No. Bp :
Kelompok :
Hari/Tgl Praktikum :
Shift :

1. Pengukuran tegangan tinggi AC dengan trafo Kaskade

a. 1 Trafo

U1 (volt) AC peak (kV)

10

15

b. 2 Trafo (Kaskade Trafo)

U1 (volt) AC peak (kV)

10

15

8
2. Pengukuran tegangan tinggi AC dengan sela percik bola

S U1 (Volt) AC Peak (kV)

2 mm

3 mm

4 mm

3. Pengukuran dengan pembagi kapasitif dengan perbandingan belitan.

AC RMS VTektronix
Vin (V) AC Max (kV) VTektronix (V)
(Teori) (Teori)
5
10
15

Mengetahui,
Asisten Lab.TTT

( )

Anda mungkin juga menyukai