Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK TEGANGAN TINGGI

PERCOBAAN I
TEGANGAN TINGGI ARUS BOLAK BALIK

NAMA : HAUZAAN KALIMATULLAH


NIM : 03041381722099
KELOMPOK : 16 (ENAM BELAS)
ANGGOTA : 1. MUHAMMAD ANSYARI ARPAN (03041381722096)
2. MUHAMMAD HAFIZH ALKAUTSAR (03041381722097)
3. MUHAMMAD NAZRI (03041381722098)
TANGGAL : 22 APRIL 2020
KEPALA LAB : PROF. Ir. H. ZAINUDDIN NAWAWI, PH.D
DOSEN : Dr. M ABU BAKAR SIDDIK, S.T., M.Eng
DR. MUHAMMAD IRFAN JAMBAK, S.T, M.ENG
ASISTEN : GILANG SATRIA PASEKA
MUHAMMAD ZEN
TEKNISI LAB : LUKMANUL HAKIM, S.T.

LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI


DAN PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
PERCOBAAN I

I. Nama Percobaan : Tegangan Tinggi Arus Bolak Balik

II. Tujuan Percobaan :


1. Mempelajari dan mengamati cara-cara pembangkitan tegangan tinggi dengan
menggunakan transformator tegangan tinggi satu fasa.
2. Mempelajari dan mengamati cara-cara pengukuran tegangan tinggi bolak-balik
dengan menggunakan metode :
- Sela bola,
- Pembagi tegangan kapasitif
3. Mempelajari dan mengamati karakteristik tembus dari beberapa elektroda yang
diberi tegangan tinggi bolak-balik.
4. Mempelajari cara menentukan tegangan tembus dengan menggunakan konsep
efisiensi medan.

III. Alat-Alat yang Digunakan :


1. Trafo Pembangkit Tegangan TInggi 60 kV, 5 kVA.
2. Elektroda-elektroda Bola, Piring, Jarum, Batang
3. Instrumen Ukur dan Panel Kontrol
4. Barometer
5. Voltmeter AC

IV. Teori dasar :


Umumnya pada laboratorium-laboratorium, tegangan tinggi bolak-balik diperoleh
dengan cara menaikkan tegangan jala-jala dengan menggunakan transformator
penguji tegangan tinggi satu phasa. Untuk memperoleh harga tegangan yang melebihi
batas rating tegangan dari sebuah transformator, maka dibuatlah suatu susunan
cascade dari beberapa buah transformator.

1
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
A. Metode Pengukuran Tegangan Tinggi Bolak-Balik Dengan Sela Bola
Pada gambar(1) diperlihatkan prinsip pengukuran tegangan puncak dengan
menggunakan susunan elektroda bola. Salah satu bola diketanahkan dan bola yang
lain diberi tegangan bolak-balik U(t).

Gambar1. Susunan Elektroda bola dengan sela S


Untuk suatu sela S tertentu, terdapat suatu harga puncak U(t) yang dapat
menyebabkan tembus pada sela, sehingga terjadi breakdown pada beda tegangan,
dimana sesaat sebelum breakdown, harga U(t) sama dengan harga ∆U. Gejala
breakdown ini dipengaruhi oleh suatu kelambatan waktu statistik yang singkat yang
merupakan waktu penantian timbulnya sebuah eIektron untuk mengawali suatu
lompatan elektron, dan suatu kelambatan waktu formatif yang sarna singkatnya yang
diperlukan agar terjadi breakdown tegangan atau kenaikan arus yang cepat pada jalur
lompatan elektron.
Agar hasil pengukuran tegangan cukup baik, rnaka harus diusahakan Jangan
sampai terjadi gejala "Pre-Discharge" dan gejala korona sebelum breakdown,
dengan cara membatasi lebar sela S sedemikian rupa, sehingga medan listrik pada
sela bola bersifat homogen.
Tegangan breakdown pada sela bola dengan isolasi udara dapat ditentukan
berdasarkan rumus berikut :
Ud = kd Udo …………………………………………………...(1)
Dimana:
Kd adalah faktor koreksi yang harganya ditentukan oleh kerapatan udara relatif
(RAD), yang dapat ditentukan harganya berdasarkan rumus :

2
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
P (273+t 0)
Kd= ……………………………………………….(2)
P 0 (273+t )

B. Metode Pengkuran Tegangan Tinggi Bolak-Balik Dengan Pembagi


Tegangan Kapasitif

Pembagi tegangan kapasitif berfungsi menurunkan harga tegangan yang tinggi ke


harga tegangan yang dapat diukur dengan aman. Proses pengukuran dapat dijelaskan
dengan menggunakan keterangan seperti gambar (2).

Dengan mengabaikan arus-arus yang mengalir pada cabang-cabang CM1 dan CM2,
maka didapatkan harga tegangan U2 sebagai berikut :

C4
U2 =
C1 + C 4 + C5
............................................................................(3)

Kapasitor CM2 diisi melalui dioda D2 sampai ke harga tegangan puncak dari U2 ke
U2 maks. Galvanometer G akan menunjukkan harga rata-rata dari UG dimana:

U G= U 2 maks + U 2
.................................................................................... (4)

Sedangkan

3
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
∞t
U t = U 1 maks . Sin
.................................................................................(5)

Substitusikan persamaan (1.2) clan 1.4) ke persamaan (1.3) akan menghasilkan :

C4
U2 = (U t + U 1 maks )
C1 + C 4 + C5

C4
= U (1 − Sin ∞ t ) dt
C 1 + C 4 + C5 1 maks

Jadi :

1
T
C4
UG = ∫ +U ( 1 − Sin ∞ t ) dt
T C1 + C 4 + C5 1 maks

C4
= U 1 maks
C 1 + C 4 + C5 ........................................................................(6)

V. Prosedur Percobaan :
A. Pembangkit dan Pengukuran Tegangan Tinggi Bolak Balik
1. Rangkaian Percobaan :

4
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
TH = Transformator tegangan tinggi, 100 kV rms , 5 kVA
CST = Pembagi tegangan kapasitif, 100 kV rms , 500 pF
CWS = Bagian pengukuran dari pembagi tegangan kapasitif
SB = Voltmeter AC pada kontrol box
TSM = Pengukur arus AC pada sisi sekunder transformator tegangan tinggi
S = Sela bola
R6 = Tahanan peredam tegangan impuls
R7 = Tahanan peredam tegangan AC
F = Arrester

2. Kalibrasi
1. Catat temperatur dan tekanan udara sekeliling.
2. Buat rangkaian pereobaan seperti diatas.
3. Atur lebar sela S pada harga tertentu.
4. Atur trafo pengatur, sehingga harga tegangan pada sela S dapat menyebabkan tembus.
5. Catat penunjukkan voltmeter pada SB sesaat sebelum terjadi tembus.
6. Atur kembali sela S untuk beberapa harga, dan untuk setiap harga S Inl diulangi
pereobaan diatas.
7. Gunakan elektroda bola dengan D = 10 em dan pereobaan dilakukan untuk nilai S = 1,0;
1,5 ; 2,0; 2,5 ; 3,0 em.
8. Matikan sumber listrik.
9. Bandingkan nilai yang ditunjukkan pada voltmeter.

5
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
B. Karakteristik Tembus Beberapa Elektroda
1. Ganti susunan bola pada gambar (3) dengan elektroda yang lain seeara bergantian, seperti
piring-piring, jarum-jarum, batang-batang.
2. Untuk setiap susunan elektroda, atur lebar S dan naikkan harga tegangan selasela, dengan
mengatur transformator pengatur, sampai terjadi tembus.
3. Catat penunjukkan SB sesaat sebelum terjadi tembus.
4. Lakukan pereobaan ini dengan lebar sela seperti diatas.

5. Setelah percobaan seperti diatas dilakukan dengan semua elektroda, maka turunkan
tegangan sampai minimum dan matikan sumber listrik.

Catatan:
Untuk setiap elektroda, maka harga-harga lebar sela S harus sama

VI. Pertanyaan dan Jawaban


1.Jelaskan cara kerja alat ukur tegangan SB?
2.Buat tabel-tabel yang berisi hasil-hasil percobaan tegangan oleh alat ukur SB dan harga
tegangan yang dihitung dari pengukuran sela bola?
3.Jelaskan kegunaan dan prinsip kerja arrester yang dipasang pada SISI tegangan rendah
transformator?
4.Gambarkan kurva tegangan tembus Ub sebagai fungsi dari setiap elektroda?
5.Jelaskan proses terjadinya tembus pada elektroda dan bandingkan serta jelaskan perbedaan
antara elektroda-elektroda tersebut?

Jawaban :
1. SB / Voltmeter AC pada kontrol box bekerja berdasarkan prinsip bagi tegangan kapasitif.
Kapasitor CD dan CWS diberi tegangan puncak Vs, dimana karakteristik tegangan AC
berbentuk sinusoidal. CS dan CWS akan melepaskan muatannya melalui sela pada saat
tegangan puncak pelepasan . kapasitor telah mencapai harga tegangan tersebut, maka akan
terjadi flash over (loncatan bunga api) pada sela bola . Harga dari tegangan puncak pada
tegangan tembus sama dengan tegangan jatuh pada CWS yang terukur pada voltmeter SB.
Prinsip kerjanya menggunakan prinsip capasitor divider.

6
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
Cara kerja alat ukur tegangan SB adalah dengan mengikuti prinsip pembagi tegangan
kapasitif. Kapasitor CS dan CWS diberi tegangan puncak Vs, dimana karakteristik
tegangan AC berbentuk sinusoidal, CS dan CWS akan melepaskan muatan yang melalui
sela pada saat tegangan puncak pelepasan kapasitor telah mencapai harga tegangan
tersebut maka akan terjadi flash over pada sela bola.

2. Terlampir pada Data Hasil Percobaan (VII. Data Hasil Percobaan)

3. A. Kegunaan arester :
 Arester akan bekerja dengan tahanan linear jadi saat terjadu lonjakan, maka ia akan
memotong lonjakan arus tersebut sehingga alat akan normal kembali.
 Menjaga kumparan tegangan rendah dari pengukuran perubahan tegangan yang besar
secara tiba-tiba pada saat melakukan percobaan.
 Agar sisi belitan primer tidak terbakar akibat lonjakan pada saat terjadi tegangan
tembus.

B. Prinsip Kerja Arrester :

Arrester akan melewatkan arus lebih ke sistem pentahanan sehingga tidak menimbulkan


tegangan lebih yang dapat merusak isolasi pada peralatan listrik. Pada saat keadaan
normal arrester berlaku sebagai konduktor dengan pentanahan relatif rendah.

4.Terlampir pada pengolahan data (VIII. Pengolahan Data)

5.Proses terjadinya tembus pada elektroda dan serta perbedaan antara elektroda-elektroda
tersebut :

Bila sisi primer transformator disuplai oleh tegangan, maka phasa sisi sekunder
terdapat tegangan yang besarnya dapat dilihat pada voltmeter. Pada sisi primer ini
terdapat dua ujung yang bermuatan listrik tidak sama. Apabila diantara kedua ujung diberi
sela yang kecil, maka akan terjadi perpindahan muatan listrik atau loncatan energi listrik.
Perpindahan muatan inilah yang menyebabkan tembus elektroda.

7
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
Perbedaan tembus pada setiap elektroda :
a) Elektroda Jarum
Dengan menggunakan elektroda jarum akan terbentuk ketidak homogenan
medan, sehingga tegangan tembus pada elektroda jarum akan lebih mudah tembus
dengan tengangan yang rendah dan arus yang sangat tinggi yang dikarenakan luas
penampang nya kecil.

b) Elektroda Batang
Adanya ketidak homogenan membuat medanya lebih sedikit berbeda,
sehingga pembentukan avalanche lebih lambat. Tegangan tembus pada elektroda
batang akan lebih besar daripada tegangan tembus elektroda jarum.

c) Elektroda Piring
Proses tembus udara diantara dua elektroda terjadi melalui proses ionisasi
tumbukan dari molekul yang jumlahnya bertambah secara eksponensial. Oleh karena
itu, elektroda ini mempunyai medan yang homogenyang berarti tembus pada
elektroda piring lebih sulit dan membutuhkan tegangan tembus yang besar.

d) Elektroda bola
Kuat medan yang terbentuk pada elektroda bola belum hampir merata. Hal ini
menyebabkan diperlukannya muatan yang cukup besar terkumpul pada sekitar
elektroda untuk menghasilkan tegangan tembus.

8
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
VII. Data Hasil Percobaan

9
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
Arus Suhu (
Tegangan
Jarak Waktu Arus Primer Sekunder Tekanan Kelembaban ℃)
Tembus
(mm) (s) (A) (mA) (Atm) (%)
(kV)

58 22 9 3,1 985 83 26

4 59 23 9 3 985 83 26

61 23 9 3 985 83 26

55 23 9 3,2 985 83 26

6 54 23 9 3,2 985 83 26

54 24 9 3,1 985 83 26

57 26 9 3,3 985 83 26

56 26 9 3,2 985 83 26
8

3,2 985 26
53 27 9 83

VIII. Pengolahan Data

10
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
1. Tegangan Tembus Pada Jarak 4 mm

V 1+ V 2+ V 3 22+23+23
a. V s rata−rata= =
3 3

V s rata −rata=22,67 kV

b. ∆ V s rata−rata=
|V 1−V s rata−rata|+|V 2−V s rata −rata|+|V 3−V s rata−rata|
3

|22−22,67|+|23−22,67|+|23−22,67|
¿
3

∆ V s rata−rata=|−0,67|+|0,33|+¿ 0,33∨ ¿ =¿¿ 0,443 kV


3

c. Kesalahan Absolut = V s rata −rata +∆ V s rata−rata

= 22,67+ 0,443=23,113 kV

∆ V s rata −rata
d. Kesalahan Relatif ¿ ×100 %
V s rata−rata

0,443
¿ ×100 %
22,67

¿ 1,95 %

11
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
2. Tegangan Tembus Pada Jarak 6 mm

V 1+ V 2+ V 3 23+23+ 24
a. V s rata−rata= =
3 3

V s rata −rata=23,33 kV

b. ∆ V s rata−rata=
|V 1−V s rata−rata|+|V 2−V s rata −rata|+|V 3−V s rata−rata|
3

|23−23,33|+|23−23,33|+|24−23,33|
¿
3

∆ V s rata−rata=|−0,33|+|−0,33|+¿ 0,67∨ ¿ =¿ ¿ 0,443 kV


3

c. Kesalahan Absolut = V s rata −rata +∆ V s rata−rata

= 23,33+0,443=23,773 kV

∆ V s rata −rata
d. Kesalahan Relatif ¿ ×100 %
V s rata−rata

0,443
¿ ×100 %
23,33

¿ 1,89 %

12
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
3. Tegangan Tembus Pada Jarak 8 mm

V 1+ V 2+ V 3 26+ 26+27
a. V s rata−rata= =
3 3

V s rata −rata=26,33 kV

b. ∆ V s rata−rata=
|V 1−V s rata−rata|+|V 2−V s rata −rata|+|V 3−V s rata−rata|
3

|26−26,33|+|26−26,33|+|27−26,33|
¿
3

∆ V s rata−rata=|−0,33|+|−0,33|+¿ 0,67∨ ¿ =¿ ¿ 0,443 kV


3

c. Kesalahan Absolut = V s rata −rata +∆ V s rata−rata

= 26,33+0,443=26,773 kV

∆ V s rata −rata
d. Kesalahan Relatif ¿ ×100 %
V s rata−rata

0,443
¿ ×100 %
26,33

¿ 1,68 %

13
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
Grafik Tegangan Tembus Terhadap Jarak sela
27

26

25

24

23

22

21

20
4 6 8

Grafik Tegangan Tembus Terhadap Jarak sela

14
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
IX. Analisa Hasil Percobaan

Pada Praktikum kali ini membahas mengenai Tegangan Tinggi Arus Bolak Balik,dimana pada
percobaan kali ini kami mengukur batas tegangan tembus dari kedua elektroda yang didekatkan.
Untuk setiap percobaan yang dilakukan yaitu sebanyak tiga kali dengan menggunakan masing-
masing jarak nya yaitu 4 mm, 6mm , dan 8mm. Adapun parameter yang kami uji pada percobaan
ini antara lain suhu, kelembaban, tekanan, arus sekunder, arus primer, tegangan tembus serta
lama waktu terjadinya. Pada percobaan ini kami menggunakan parameter seperti Arus Primer,
Tekanan, Kelembaban dan Suhu yang sama pada setiap percobaan yaitu berturut-turut sebesar 9
Ampere untuk Arus primer, 985 Atm untuk Tekanan, 83 % kelembaban dan dengan Suhu 26 ̊C
pada area lingkungan percobaan. Percobaan pertama yaitu menggunakan elektroda bola dengan
jarak 4 mm. Dalam waktu 58 sekon, 69 sekon, dan 61 sekon dihasilkan nilai tegangan tembus
masing-masing sebesar 22 kV, 23 kV, dan 23 kV. Selanjutnya untuk nilai Arus sekunder masing-
masing yaitu sebesar 3,1 mA,3 mA, dan 3 mA. Kemudian untuk percobaan kedua yaitu
menggunakan elektroda bola dengan jarak sebesar 6 mm. Dalam waktu 55 sekon, 54 sekon, dan
54 sekon berturut-turut dihasilkan Tegangan tembus nya sebesar 23 kV, 23 kV, dan 24
kV.selanjutnya untuk Arus sekunder nya berturut-turut sebesar 3,2 mA, 3,2 mA, dan 3,1 mA.
Dan percobaan terakhir yaitu menggunakan elektroda bola dengan jarak sebesar 8 mm. Kami
memperoleh nilai tegangan tembus berturut-turut sebesar 26 kV, 26 kV, 27 kV dan diperoleh
nilai arus sekunder yaitu sebesar 3,3 mA, 3,2 mA, dan 3,2 mA dengan lama waktu yang
didapatkan yaitu 57 sekon, 56 sekon, dan 53 sekon. Berdasarkan dari data percobaan yang
dilakukan dapat diketahui bahwa walaupun jarak antar elektroda yang digunakan semakin besar
tetapi nilai tegangan tembusnya tetap bernilai konstan, dan nilai arus sekunder nya pun cenderun
g bernilai konstan dengan jarak berbeda-beda antar elektroda yang digunakan , hal ini dapat
terjadi karena adanya pengaruh dari kelembaban ruangan itu sendiri. Kelembaban pada suatu
tempat tergantung pada suhu yang menentukan kapasitas udara untuk meanmpung uap air serta k
andungan uap air actual ditempat tersebut. Selain itu beberapa faktor seperti temperatur,
tekanan ,dan kelembaban yang terdapat pada area percobaan sekitar mempengaruhi besar

15
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
kecilnya nilai dari tegangan tembus tersebut. Kemudian adapun faktor lain yaitu faktor
kebersihan elektroda, dimana kebersihan elektroda ini akan mempengaruhi besar atau kecilnya
nilai tegangan tembus yang terjadi.

X. Kesimpulan

1. Besar atau kecilnya suatu tembus tegangan dipengaruhi oleh jarak antar kedua elektroda,jika
semakin besar jarak antar kedua elektroda, maka semakin besar pula tembus tegangan yang
dihasilkan dan sebaliknya.

2. Arus sekunder akan semakin besar apabila jarak antara kedua elektrodanya semakin besar
dan sebaliknya, arus sekunder akan semakin kecil jika jarak antar kedua elektroda nya kecil

3. Faktor-faktor seperti kebersihan elektroda,suhu, tekanan dan juga kelembaban lingkungan


sangat mempengaruhi terhadap besarnya tegangan tembus. Karena faktor kelembaban suatu
ruangan mempengaruhi media isolasi udara antar elektroda.

4. Lamanya waktu terjadinya tembus berdasarkan dari besar atau kecilnya jarak antar kedua
elektroda yang digunakan.

16
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
DAFTAR PUSTAKA

Tim Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan Pengukuran Besaran Listrik. Modul Praktikum
Teknik Tegangan Tinggi. 2020. Indralaya: Universitas Sriwijaya.

Bogas L. Tobing. 2003. Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.

Nur Singgih, Sugeng. 2009. Analisis Pengaruh Keadaan Suhu Terhadap Tegangan Tembus
AC dan DC. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jte/article/view/1593. (Online).
Diakses pada tanggal 24 April 2020.

Prihatnolo, Sasmito Teguh dkk. 2011. Pengukuran Tegangan Tembus Dielektrik Udara Pada
Berbagai Sela dan Bentuk Elektroda Dengan Variasi Temperatur Sekitar. Semarang :
Universitas Diponegoro.

Anonim. 2016. Fungsi dan Prinsip Kerja Arrester Untuk Pengaman Sistem Kelistrikan.
https://.co.id/home/artikel/273-fungsi-dan-prinsip-kerja-arrester-untuk-
pengamanan- sistem-kelistrikan.html. (Online). Diakses pada tanggal 24 April 2020.

17
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
LAMPIRAN

1. Lampiran Alat

Transformator 100 kV Elektroda Bola

Multi Test Set Control Module Barometer

18
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
2. Lampiran Grafik

Grafik Tegangan Tembus Terhadap Jarak sela


27

26

25

24

23

22

21

20
4 6 8

Grafik Tegangan Tembus Terhadap Jarak sela

19
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya
3. Lampiran Mengikuti Praktikum 1

20
Laboratorium TTTPL Kampus UNSRI Indralaya

Anda mungkin juga menyukai