Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGUKURAN TEKNIK TEGANGAN TINGGI

DISUSUN OLEH :
Dinda Bellia Clarissa (2110951047)

DOSEN PENGAMPU :
Aulia, Ph.D

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang mana telah melimpahkan
rahmat, dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mengenai Pengukuran
Tegangan Tinggi . Shalawat beserta salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW. Untuk makalah ini kami telah membuat semaksimal mungkin dan dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan lancar. Untuk itu,
kami mengucapkan terima kasih kepda pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini. Serta kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Aulia Ph.D, selaku
dosen pengampu mata kuliah Teknik Tegangan Tinggi yang telah membimbing kami dalam
penyelesaian makalah ini.

Namun, kami menyadari sepenuhnya bahwa pada makalah ini ada kekurangan baik dari
segi penyusunan bahasa, penyampaian yang kurang informatif, maupun dari segi lainnya.
Oleh karena itu, kami mengharapkan pembaca memberi saran maupun kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan tersebut. Kami berharap dengan pembuatan
makalah ini pembaca dapat mengambil hikmah dan ilmu sehingga dapat memberikan manfaat
kepada pembaca.

Padang, 13 Desember 2023


BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia teknik yang digolongkan tegangan tinggi adalah mulai dari tegangan 0,6 kV
(600 Volt) sampai dengan tegangan yang mempunya nilai ribuan volt. Untuk jeni tegangan
tinggi ini, masing-masing negara mempunyai batas yang berbeda. Tetapi tegangan tinggi dapat
dibagi atas beberapa bagian :
1. Tegangan Tinggi (High Voltage)
2. Tegangan Tinggi Menengah (Medium High Voltage)
3. Tegangan Ekstra Tinggi (Extra High Voltage)
4. Tegangan Ultra Tinggi (Ultra High Voltage)

Pengukuran teknik tegangan tinggi adalah tentang pengukuran tegangan listrik yang
melebihi 1000 volt. Tegangan tinggi biasanya digunakan dalam pembangkitan, transmisi, dan
distribusi tenaga listrik. Pengukuran tegangan tinggi AC, DC, dan Impulse yang dipakai di
dalam laboratorium tegangan tinggi berbeda dengan yang dipakai di Industri atau
Pembangkitan Tenaga Listrik. Di dalam industri maupun laboratorium, pengukuran arus,
tegangan dan lainnya memerlukan alat pengukuran yang tepat. Dibawah ini ditunjukkan
macam-macam alat pengukur yang biasa dipakai untuk pengukuran di dalam laboratorium
tegangan tinggi.

Jenis Tegangan Cara atau Teknik Pengukuran


Tegangan Searah (AC) Mikro ampere meter dengan tahanan seri,
pembagi tegangan, meter pembangkit
tegangan, bola dan percikan dalam udara
Tegangan bolak-balik (DC) Meter arus dengan impedansi seri. Pembagi
tegangan berisi kapasitor dan tahanan.
Transformator dengan (Elektrostatic
Voltmeter, sela bola (dua bola).
Tegangan Impuls Pembagi tegangan dengan kapasitor/tahanan,
osciloskop, volt-meter puncak sela dua bola.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengukuran Tegangan Tinggi AC


Dalam laboratorium diperlukan tegangan tinggi bolak-balik untuk percobaan dan
pengujian dengan arus bolak-balik serta untuk membangkitkan tegangan tinggi searah dan
pulsa. Trafo uji yang biasa digunakan untuk keperluan tersebut memiliki daya yang lebih
rendah serta perbandingan belitan yang jauh lebih besar daripada trafo daya. Arus primer
biasanya disulang dengan ototrafo sedangkan untuk kasus khusus disulang dengan
pembangkit sinkron.

Hampir semua pengujian dan percobaan dengan tegangan tinggi bolak-balik


mensyaratkan nilai tegangan yang teliti. Hal tersebut umumnya hanya akan terpenuhi jika
pengukuran dilakukan pada sisi tegangan tinggi; untuk itu telah disusun berbagai cara dalam
mengukur tegangan tinggi bolak-balik.

Bentuk V(t) untuk tegangan tinggi bolak-balik sering menyimpang dari bentuk sinus.
Dalam teknik tegangan tinggi, nilai puncak Vˆ dan nilai efektif Vef memiliki arti yang sangat
penting :

a. Pengukuran tegangan puncak dengan sela bola


Jika tegangan yang diterapkan melampaui tegangan tembus statis, maka dalam waktu
beberapa µs, sela percik akan tembus. Selama selang waktu tersebut puncak tegangan jaringan
dapat dianggap konstan. Oleh karena itu tembus dalam gas selalu terjadi pada puncak tegangan
bolak-balik frekuensi rendah. Untuk sela dengan medan yang homogen (waktu peluahan
tembus sangat singkat) perilaku tersebut teramati untuk frekuensi yang lebih tinggi. Karena itu
puncak tegangan bolak-balik dengan frekuensi hingga 500 kHz dapat ditentukan dengan
mengukur besar sela udara atmosfir sewaktu tembus

(a). Susunan mendatar, (b) susunan tegak


b. Pengukuran tegangan puncak dengan kapasitor ukur

Dalam gambar di atas ditunjukkan suatu rangkaian untuk mengukur dengan tepat dan
secara kontinu nilai puncak tegangan tinggi bolak-balik terhadap bumi (Chubb dan Fortesque
1913). Arus i yang bergantung pada laju perubahan tegangan u(t) mengalir melalui kapasitor
tegangan tinggi C dan dilalukan menuju bumi melalui dua penyearah V₁ dan V2 yang terpasang
antiparalel. Nilai rata-rata I₁ dari arus i₁ diukur dengan piranti kumparan putar; pada kondisi
tertentu nilai I₁ sebanding dengan nilai puncak tegangan tinggi Û.

Jika digunakan rangkaian penyearah gelombang penuh (rangkaian Graetz) sebagai


pengganti rangkaian penyearah setengah gelombang pada gambar tersebut, maka faktor 2 pada
penyebut dalam persamaan di atas harus diganti menjadi 4. Untuk menurunkan persamaan yang
dimaksud maka u(t) tidak dianggap sinus; meski pun jika digunakan penyearah pasif (terutama
dioda semikonduktor) maka tegangan tinggi yang diukur tidak boleh memiliki lebih dari satu
puncak dalam setengah periode. Penggunaan penyearah mekanik sinkron atau penyearah yang
dapat dikendali (kontak osilasi, penyearah putar) memungkinkan pengukuran tegangan bolak-
balik yang benar dengan lebih dari sebuah puncak dalam setengah periode. Pemantauan bentuk
tegangan tinggi dengan osiloskop adalah perlu dan biasanya dilakukan dengan mengamati arus
ii yang hanya memiliki sebuah perpotongan dalam setengah periode.
c. Pengukuran nilai puncak dengan pembagi tegangan kapasitif

Kini telah dikembangkan beberapa rangkaian penyearah untuk mengukur puncak


tegangan tinggi bolak-balik dengan bantuan pembagi kapasitif. Metode-metode ini lebih
menguntungkan dibandingkan dengan rangkaian Chubb-Fortesque dikarenakan nilai terukur
tidak bergantung pada frekuensi serta membolehkan pengukuran dengan banyak puncak
tegangan dalam setiap setengah periode.

Dalam gambar di atas ditunjukkan rangkaian setengah gelombang yang sang sederhana
serta cukup teliti untuk berbagai penggunaan. Dalam rangkaian i kapasitor ukur Cm dimuati
hingga bertegangan Üz yakni nilai puncak dari u(t). Resistor Rm yang membuang muatan Cm
diperlukan untuk mengatasi penurunan pada tegangan yang diterapkan.Konstanta waktu yang
dipilih bergantung pada respon rangkaian yang dikehendaki; sehingga resistansi dalam dari
perangkat ukur yang digunaka juga harus diperhitungkan.

Alat ukur yang digunakan harus memiliki impedansi masukan yang tinggi. Untuk itu
dapat digunakan meter-Volt elektrostatik, alat ukur kumparan putar dengan kepekaan tinggi
dan penguat elektrometer atau penguatresistansi dengan penunjukkan digital atau analog.
Perubahan rentang ukur biasanya diakibatkan oleh pengubahan besar C2.Ketentuan-ketentuan
terhadap nilai-nilai komponen di atas tidak berlaku umum serta membatasi ketelitian yang
diperoleh terutama pada frekuensi rendah. Sifat-sifat tersebut dapat diperbaiki dengan
menggunakan rangkaian yang lebih teliti [ZaenglVölcker 1961].

Ketelitian secara keseluruhan tidak hanya bergantung pada sifat-sifat rangkaian ukur pada
sisi tegangan rendah, tetapi juga pada kapasitor tegangan tinggi. Kapasitor ukur untuk
tegangan yang sangat tinggi sering tidak ditapis dengan sempurna sehingga menimbulkan
galat tambahan akibat medan-medan bocor [Lühmann 1970]
d. Pengukuran dengan trafo tegangan

(a) trafo tegangan edukatif, (b) trafo tegangan kapasitif 1. belitan promer, 2. belitan sekunder, 3. inti besi, C1, C2 kapasitor
pembagi, L indikator resonansi, w trafo penyesuai (penomoran sama dengan pada a
Dengan trafo tegangan dapat diukur nilai sesaat tegangan tinggi bolak-balik secara
sangat teliti. Meski pun piranti tersebut banyak digunakan dalam sistem tenaga namun jarang
digunakan dalam laboratorium untuk penggunaan diatas 100 kV. Dalam gambar di atas
ditunjukkan rangkaian dasar dari trafo tegangan induktif dan kapasitif untuk mengukur besar
tegangan terhadap bumi
Untuk tegangan yang sangat tinggi serta frekuensi yang relatif rendah (50 Hz) maka
perkalian fluksi maknetik dan jumlah lilitan dari belitan tegangan tinggi menjadi sangat besar.
Hal ini yang menjadikan trafo tegangan induktif untuk tegangan yang sangat tinggi menjadi
mahal.Trafo tegangan kapasitif yang banyak digunakan dalam sistem tenaga sering dipandang
tidak sesuai untuk keperluan pengujian normal terutama karena trafo tersebut memiliki beban
kapasitif yang besar terhadap sumber tegangan.

Jadi, trafo tegangan induktif dan kapasitif hanya akan digunakan dalam laboratorium jika
diperlukan pengukuran-pengukuran tegangan menengah yang sangat telitiBentuk tegangan
sekunder dari trafo tegangan akan serupa dengan tegangan primer tanpa terpengaruh oleh
beban sekunder.Bergantung pada jenis alat ukur yang digunakan maka dimungkinkan untuk
mengukur nilai puncak, nilai efektif atau kurva tegangan tinggi

e. Pengukuran nilai efektif dengan meter-Volt elektrostatik

a. dengan pengukuran elektroda (Hueter), b. dengan pengukuran segmen elektrode (Starke dan Schroder)

Dalam gambar dicontohkan dengan sederhana suatu piranti ukur elektrostatik yang dirancang oleh
Starke dan Schroeder. Gaya F(t)bekerja pada pelat kecil 1 yang ditempatkan pada tuas dengan sebuah
poros; pada ujung tuas yang lain ditempatkan cermin 3 yang memantulkan berkas cahaya untuk
penunjukkan optik. Pegas pelat 2 berfungsi untuk menghasilkan momen penahan.Meter-Volt
elektrostatik dicirikan dengan resistansi dalam yang sangat tinggi serta kapasitansi yang sangat kecil;
oleh karena itu piranti tersebut juga sesuai untuk digunakan mengukur tegangan tinggi secara langsung
dengan frekuensi hingga rentang MHz.

B. Pengukuran Tegangan Tinggi DC


Pengukuran tegangan tinggi DC sebagaimana pada pengukuran tegangan rendah
umumnya dilakukan dengan menambah tahanan seri yang besar mengingat arus dalam meter
biasanya dibatasi pada nilai 1-10 mikroampere untuk full scale deflection. Sedangkan untuk
tegangan yang sangat tinggi (1000 kV ke atas), permasalahan yang muncul adalah disipasi daya
yang besar, arus bocor, perubahan resistansi berkenaan variasi temperatur, dll.
a. Pengukuran dengan resistor tegangan tinggi

Mengukur tegangan searah dengan suatu resistor seri atau pembagian resistif

Dengan bantuan resistor maka pengukuran tegangan searah dapat dilakukan melalui
pengukuran arus searah. Dalam gambar di atas ditunjukkan rangkaian dasar yang sangat
sederhana. Arus ukur untuk penerapan tegangan tinggi harus selalu sangat kecil, berkisar 1
mA, dikarenakan batas pembebanan pada sumber tegangan serta pemanasan pada resistor ukur,
Akan tetapi arus yang kecil mudah terganggu oleh arus-arus galat berupa arus-arus bocor dalam
bahan isolasi dan pada permukaan isolasi serta berupa peluahan korona.

Parameter tegangan searah yang diukur bergantung pada prinsip kerja meter-amper pada
potensial nol yang terhubung seri dengan resistor ukur. Alat ukur yang biasa digunakan berupa
piranti kumparan putar yang peka yang mengukur nilai rata-rata tegangan searah U. Rentang
ukur mudah diubah dengan memaralelkan resistansi R2 pada alat ukur yang mengubah resistor
seri menjadi suatu pembagi tegangan resistif. Selain meter-amper dapat juga digunakan meter-
Volt dengan resistansi dalam yang seyogyanya jauh lebih besar dari R2

b. Meter-Volt dan meter kuat medan berdasarkan prinsip generator

Pengukuran tegangan dan kuat medan menuruti prinsip generator (a) skerna susunan pengukuran, (b) kurva muatan dan
arus

c. Pengukuran tegangan-tegangan cacat


Rangkaian untuk mengukur tegangan cacat

Tegangan cacat adalah tegangan bolak-balik yang jauh berbeda dengan bentuk sinus;
tegangan ini dapat dinyatakan dalam deret Fourier. Untuk tegangan searah yang rata maka nilai
puncak tegangan cacat 8U selalu jauh lebih kecil dari U dan ini yang menyebabkan pengukuran
osiloskop pada pembagi resistif menjadi terlalu tidak peka. Karena itu digunakan rangkaian
yang memungkinkan pengukuran u(t) - U secara langsung.Dalam gambar di atas ditunjukkan
suatu rangkaian sederhana dengan kapasitor tegangan tinggi C memisahkan tegangan cacat dari
tegangan searah.

C. Pengukuran Tegangan Tinggi Impuls

Tegangan tinggi impulse (impulse voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu
singkat, seringkali digunakan dalam pengujian isolasi dari sebuah sistem. Tegangan impulse
merupakan gelombang tegangan yang besarnya naik secara pesat mencapai nilai tertentu
kemudian drop menuju nilai nol. Tegangan impulse diperlakukan dalam pengujian tegangan
tinggi untuk mensimulasi terpaan akibat tegangan lebih dalam dan luar serta untuk meneliti
mekanisme transien yang diinduksikan.
Umumnya, tegangan impulse dibangkitkan dengan meluahkan muatan kapasitor tegangan
tinggi, dan untuk itu sering digunakan rangkaian pengali tegangan. Nilai puncak dari tegangan
impulse dapat ditentukan dengan bantuan sela ukur atau dengan menggunakan alat ukur yang
sesuai. Terdapat beberapa jenis generator impulse yang digunakan untuk pembangkitan
tegangan impulse. Standar bentuk tegangan impulse antara lain ditentukan oleh IEC, ASA,
VDE, dan JEC. Tegangan impulse dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti kilat, switching,
dan transient. Pada pengujian tegangan impulse, penting untuk memahami teknik
pembangkitan dan pengukuran tegangan impulse serta menggunakan alat ukur yang tepat untuk
menghasilkan hasil yang akurat dan tepat.

a. Mengukur tegangan puncak dengan sela bola

Fungsi distribusi dari tegangan tembus pada sela bola untuk tegangan impuls
Kelebihan sela bola untuk mengukur nilai puncak tegangan impuls ialah bahwa jika hanya
bertumpu pada ada tidaknya tembus maka tidak dapat dipastikan selisih antara nilai puncak
tegangan impuls yang diterapkan Ú terhadap nilai Ua. Hal ini hanya dapat ditentukan dengan
impuls-impuls yang berulang.

b. Rangkaian dan perilaku transien dari pembagi tegangan impuls


1. Karakteristik perilaku transien

a. perilaku RC, b. perilaku RLC

2. Pembagi tegangan resistif

a. diagram rangkaian, b. rangkaian ekivalen dengan kapasitansi bumi


Pembagi resistif sangat menguntungkan digunakan untuk mengukur tegangan impuls yang
curam dengan tempo yang tidak terlalu panjang. Pembagi untuk tegangan impuls terpa hubung
harus dibuat dengan resistansi R yang besar karena pemanasan dan pembebanan dari sumber
tegangan, yang menghasilkan respon transien kurang menguntungkan pada perubahan
tegangan yang cepat. Untuk tegangan diatas 1 MV maka konstruksi pembag resistif respon
cepat menjadi semakin sulit, dikarenakan pengaruh kapasitansi bumi harus di konpensasi
dengan meningkatkan kapasitansi gandeng pada elektroda tegangan tinggi. Karena itu lalu
diperoleh pembagi resistif yang dikehendaki. Kapasitif yang memiliki kapasitansi yang cukup
besar yang terhubung paralel dengan resistansi pembagi. Selanjutnya, kapasitansi ini dapat
dipengaruhi untuk berosilasi dengan induktansi rangkaian ukur sehingga sistem dapat
memperlihatkan perilaku RLC
3. Pembagi tegangan kapasitif

a. Diagram rangkaian, b. rangkaian ekivalen dengan induktansi saluran


Pembagi kapasitif yang teredam seperti ini berlaku sebagai pembagi resistif untuk
frekuensi tinggi dan sebagai pembagi kapasitif untu frekuensi rendah, Karena itu dapat
digunakan untuk rentang frekuensi yang lebar, yakni untuk tegangan impuls dengan tempo
yang sangat berlain dan juga untuk tegangan bolak balik. Untuk perhitungan rangkaian pemba
ini dan yang serupa maka sebaiknya pembagi dipandang sebagai suatu jarim kerja iteratif yang
homogen dan kemudian menyelesaikan persamaan yang diperoleh secara numerik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengukuran teknik tegangan tinggi adalah tentang pengukuran tegangan listrik yang melebihi
1000 volt. Tegangan tinggi biasanya digunakan dalam pembangkitan, transmisi, dan distribusi
tenaga listrik. Pengukuran tegangan tinggi AC, DC, dan Impulse yang dipakai di dalam
laboratorium tegangan tinggi berbeda dengan yang dipakai di Industri atau Pembangkitan
Tenaga Listrik. Di dalam industri maupun laboratorium, pengukuran arus, tegangan dan
lainnya memerlukan alat pengukuran yang tepat.
Pengukuran Tegangan Tinggi AC :
- Pengukuran tegangan puncak dengan sela bola
- Pengukuran tegangan puncak dengan kapasitor ukur
- Pengukuran nilai puncak dengan pembagi tegangan kapasitif
- Pengukuran dengan trafo tegangan
- Pengukuran nilai efektif dengan meter-Volt elektrostatik
Pengukuran Tegangan Tinggi DC :
- Pengukuran dengan resistor tegangan tinggi
- Meter-Volt dan meter kuat medan berdasarkan prinsip generator
- Pengukuran tegangan-tegangan cacat
Pengukuran Tegangan Tinggi Impuls
- Mengukur tegangan puncak dengan sela bola
- Karakteristik perilaku transien
- Pembagi tegangan resistif
- Pembagi tegangan kapasitif

Anda mungkin juga menyukai