Oleh:
Kelompok :7
Judul Praktik : Pengukuran Resistor Dengan Amperemeter
Tanggal Praktik : Rabu, 21 September 2022
Tanggal Pengumpulan Laporan : Selasa, 27 September 2022
Nama Praktikan : Nandini Ayu Ramadhani (221344054)
Nama Partner : 1. Mochammad Riftan Riasdie (221344049)
: 2. Rizky Rahmatunnisa (221344059)
Nama Dosen : Mina Naidah Gani, DUTech., ST., M.Eng
: Rifa Hanifatunnisa, S.ST., M.T
DAFTAR ISI
KETERANGAN .......................................................................................................
Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari ukuran fisik resistor dan
tulisan kapasitas daya dalam satuan Watt untuk resistor dengan kemasan fisik besar.
Menentukan kapasitas daya resistor ini penting dilakukan untuk menghindari resistor
rusak karena terjadi kelebihan daya yang mengalir sehingga resistor terbakar dan
sebagai bentuk efisiensi biaya dan tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.
Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang tercantum pada
badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor dalam kondisi baik.
Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik resistor yang terjadi
akibat operasional resistor tersebut. Nilai torleransi resistor ini ada beberapa macam
yaitu resistor dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi
kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan
resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%).
2.2. Multimeter Analog dan Digital
Multimeter saat ini tersedia dua macam, yaitu multimeter analog (AMM) dan
multimeter digital (DMM). Multimeter analog menggunakan jarum penunjuk
(kumparan putar) untuk menunjukkan nilai-nilai ukurnya. Sedangkan multimeter
digital menampilkan harga ukur dalam bentuk angka. Untuk multimeter analog ada
yang menggunakan kumparan putar satu arah (titik nol berada di ujung paling kiri) dan
ada yang dua arah yaitu titik nol ditengah skala.
Alat ukur multimeter merupakan alat ukur yang mampu dipergunakan untuk
mengukur besaran-besaran fisis kelistrikan, yaitu:
2.3.Power Supply
Catu daya merupakan suatu Rangkaian yang paling penting bagi sistem elektronika.
Power supply atau catu daya adalah suatu alat atau perangkat elektronik yang berfungsi
untuk merubah arus AC menjadi arus DC untuk memberi daya suatu perangkat keras
lainnya. Sumber AC yaitu sumber tegangan bolak-balik, sedangkan sumber tegangan
DC merupakan sumber tegangan searah.
Power supply/unit catu daya secara efektif harus mengisolasi rangkaian internal dari
jaringan utama, dan biasanya harus dilengkapi dengan pembatas arus otomatis atau
pemutus bila terjadi beban lebih atau hubung singkat. Bila pada saat terjadinya
kesalahan catu daya, tegangan keluaran DC meningkat di atas suatu nilai aman
maksimum untuk rangkaian internal, maka daya secara otomatis harus diputuskan.
Dalam pengukuran ada beberapa alat beserta komponen yang digunakan untuk
mencapai hasil suatu pengukuran, antara lain:
1. Multimeter (V) Analog dan Digital
2. Power Supply
3. Komponen resistor dengan batas range:
a. R ≤ 100
b. R ≤ 1k
c. 1k < R ≤ 10k
d. 10k < R ≤ 100k
e. 100k < R ≤ 1M
IV. LANGKAH KERJA
Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan komponen lalu rangkailah resistor seperti gambar diatas
2. Mengukur sumber tegangan (power supply) menggunakan voltmeter sebesar 1.5V
3. Ukurlah I, I1 , I2 menggunakan amperemeter
4. Catat hasil pengukuran ke dalam tabel
V. TABEL PERCOBAAN
Berikut data hasil percobaan yang diperoleh ketika selesai melakukan pengukuran.
Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran
Teori
No. R Nominal R Analog Digital
I 𝐈𝟏 𝐈𝟐 I 𝐈𝟏 𝐈𝟐 I 𝐈𝟏 𝐈𝟐
R 1 = 68
1 R ≤ 100 R 2 = 68 14,70 mA 7,35 mA 7,35 mA 13.50 mA 6.5 mA 6.5 mA 14.90 mA 7.40 mA 7.35 mA
R 3 = 68
R 1 = 330
2 R ≤ 1k R 2 = 330 3,03 mA 1,51 mA 1,51 mA 3 mA 1.5 mA 1.5 mA 3 mA 1.5 mA 1.5 mA
R 3 = 330
R 1 = 3.3k
3 R ≤ 10k R 2 = 3.3k 0,30 mA 0,15 mA 0,15 mA 0.25 mA 0.11 mA 0.11 mA 0.27 mA 0.13 mA 0.12 mA
R 3 = 3.3k
R 1 = 15k
4 R ≤ 100k R 2 = 15k 0,06 mA 0,03 mA 0,03 mA 0.05 mA 0.029 mA 0.029 mA 0.04 mA 0.01 mA 0.01 mA
R 3 = 15k
R 1 = 470k
R 3 = 470k
1. R ≤ 100
68 .68 4624
Rtot = 68 + 68+68 = 68 + = 102
136
𝑉𝑠 1,5
I = 𝑅𝑡𝑜𝑡 = 102 = 0,0147 A = 14,7 mA
𝑅2 68
𝐼1 = 𝑅1+𝑅2 x I = 136 x 14,7 = 7,35 mA
𝑅1
𝐼2 = 𝑅1+𝑅2 x I = 7,35 mA
2. R ≤ 1k
𝑉𝑠 1,5
I = 𝑅𝑡𝑜𝑡 = 495 = 0,00303 A = 3,03 mA
𝑅2 330
𝐼1 = 𝑅1+𝑅2 x I = 660 x 3,03 = 1,51 mA
𝑅1
𝐼2 = 𝑅1+𝑅2 x I = 1,51 mA
3. R ≤ 10k
𝑉𝑠 1,5
I = 𝑅𝑡𝑜𝑡 = 4950 = 0,00030 A = 0,30 mA
𝑅2 3300
𝐼1 = 𝑅1+𝑅2 x I = 6600 x 0,30 = 0,15 mA
𝑅1
𝐼2 = 𝑅1+𝑅2 x I = 0,15 mA
4. R ≤ 100k
𝑉𝑠 1,5
I = 𝑅𝑡𝑜𝑡 = 22,5𝑘 = 0,00006 A = 0,06 mA
𝑅2 15𝑘
𝐼1 = 𝑅1+𝑅2 x I = 30𝑘 x 0,06 = 0,033 mA
𝑅1
𝐼2 = 𝑅1+𝑅2 x I = 0,033 mA
5. R ≤ 1M
𝑉𝑠 1,5
I = 𝑅𝑡𝑜𝑡 = 705𝑘 = 0,0000021 A = 2,1 µA
𝑅2 470𝑘
𝐼1 = 𝑅1+𝑅2 x I = 940𝑘 x 0,0000021 A = 0,00000105 A = 1,05 µA
𝑅1
𝐼2 = 𝑅1+𝑅2 x I = 0,00000105 A = 1,05 µA
VIII. KESIMPULAN
Dari pratikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa,
• Multimeter dapat digunakan sebagai pengukur arus pada rangkaian contohnya
pengukuran arus yang melewati sebuah rangkaian.
• Arus yang terukur pada multimeter dapat dilihat sesuai dengan hasil yang tertera
pada multimeter analog dan digital
• Pengukuran arus dilakukan dengan cara menggunakan multimeter yang
dipasang seri pada rangkaian
• Semakin besar nilai tahanan maka semakin kecil arus yang dilewatkan, namun
semakin kecil nilai tahanan maka semakin besar arus yang dilewatkan