DAN
RESPONSE FREKUENSI
OLEH
NIM : 221344054
NOVEMBER 2022
KETERANGAN
Kelompok :7
KETERANGAN..................................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
I. TUJUAN PRAKTIKUM...................................................................................
II. DASAR TEORI.................................................................................................
III. ALAT DAN KOMPONEN................................................................................
IV. LANGKAH KERJA..........................................................................................
V. TABEL PERCOBAAN......................................................................................
VI. ANALISIS DATA..............................................................................................
VII. PERTANYAAN DAN JAWABAN....................................................................
VIII. KESIMPULAN.................................................................................................
IX. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami apa yang dimaksud dengan phasa,
2. Memahami apa yang dimaksud beda phasa antara 2 (dua) sinyal,
3. Dapat mengukur beda phasa secara teori,
4. Dapat mengukur beda phasa secara dual trace/mode,
5. Dapat mengukur beda phasa secara xy mode (lissajous).
6. Dapat membuat keluaran frekuensi dari Function Generator diukur
menggunakan Osiloskop.
7. Memahami adanya pengaruh terhadap tegangan output akibat perubahan
frekuensi
8. Memahami adanya pengaruh terhadap beda phasa akibat perubahan
frekuensi
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat
menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan
yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal
sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini.
Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782
(dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk
menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya.
Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih
mengacu pada perkataan bahasa Italia condensateur, "condensatore", Indonesia
dan Jerman. Condensator atau Spanyol Condensador. Kondensator
diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta
memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah,
tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan
berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tabelt
atau kancing baju.
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung
pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang
tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan
atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor
(capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan
huruf (C). Berikut macam kapasitor berdasarkan kegunaannya:
1. Kapasitor tetap
Kapasitor tetap ialah suatu kapasitor yang nilainya konstan dan tidak
berubah-ubah. (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah).
a. Kapasitor keramik
b. Kapasitor polyester
c. Kapasitor kertas
d. Kapasitor elektrolit
2. Kapasitor variabel (variabel dan trimmer)
Kapasitor variabel dan trimmer adalah jenis kapasitor yang kapasitasnya
bisa diubah-ubah. Kapasitor ini dapat berubah kapasitasnya karena
secara fisik mempunyai poros yang dapat diputar dengan menggunakan
obeng.
Kapasitor variabel (Varco) terbuat dari logam, mempunyai kapasitas
maksimum sekitar 100 pF (pikoFarad) sampai 500 pF (100pF =
0.0001μF). Kapasitor variabel dengan spul antena dan spul osilator
berfungsi sebagai pemilih gelombang frekuensi tertentu yang akan
ditangkap.
2.3. MULTIMETER
Cara pengukuran tegangan DC, letakkan posisi saklar volt meter pada
posisi DC volt pada range tertentu, hasilnya dapat dilihat pada jarum penunjuk.
Begitu pula ketika menginginkan untuk mengukur tegangan AC, maka letakkan
posisi saklar voltmeter pada posisi AC volt.
Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah
suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik
ataupun elektronika lainnya. Pada dasarnya Power Supply atau Catu daya ini
memerlukan sumber energi listrik yang kemudian mengubahnya menjadi energi
listrik yang dibutuhkan oleh perangkat elektronika lainnya. Oleh karena itu,
Power Supply kadang-kadang disebut juga dengan istilah Electric Power
Converter.
Berdasarkan fungsinya, Power supply dapat dibedakan menjadi Regulated
Power Supply, Unregulated Power Supply dan Adjustable Power Supply.
a. AC to DC Power Supply
AC to DC Power Supply, yaitu DC Power Supply yang mengubah
sumber tegangan listrik AC menjadi tegangan DC yang dibutuhkan oleh
peralatan Elektronika. AC to DC Power Supply pada umumnya memiliki
sebuah Transformator yang menurunkan tegangan, Dioda sebagai
Penyearah dan Kapasitor sebagai Penyaring (Filter).
b. Linear Regulator
Linear Regulator berfungsi untuk mengubah tegangan DC yang
berfluktuasi menjadi konstan (stabil) dan biasanya menurunkan tegangan
DC Input.
2.5. OSILOSKOP
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik.
Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana
sinyal berubah terhadap waktu. Seperti yang bias dilihat pada gambar yang
ditunjukkan bahwa pada sumbu vertical (Y) mempresentasikan tegangan V,
pada sumbu horizontal (X) menunjukkan waktu (t).
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertical dan 10 kotak
dalam arah horizontal. Tiap kotak besar dibagi lagi menjadi 5 skala yang lebih
kecil. Sejumlah tombol yang ada pada osiloskop berguna untuk merubah nilai
skala-skala pada layar osiloskop tersebut.
Beberapa Panel dasar yang perlu diperhatikan pada sebuah Osiloskop adalah
sebagai berikut:
1. Teori
= −tan−1 2 πfRC
= −tan−1 2 π (1500)(3300)(10. 10−9 ¿ ) ¿
= −tan−1 0,3110176727
= 17,29
1 1
Vo = x Vin = x 2 = 1,90 V
√1+(2 πfRC ) 2
√1+(0,311)2
2. Dual Mode
a 0 ,2
= x 360 = x 360 = 21,176
b 3.4
Vo = 1,9 V
3. XY Mode
Y 1 = 0,6
Y 2 = 1,9
−1 Y1 −1 0 , 6
= sin = sin = 18,40
Y2 1,9
R = 4.7k dan C = 10 nF
1. Teori
= −tan−1 2 πfRC
= −tan−1 2 π (1500)(4700)( 10.10−9 ¿)¿
= −tan−1 0,4429645642
= 23,89
1 1
Vo = x Vin = x 2 = 1,83 V
√1+(2 πfRC ) 2
√1+(0,442)2
2. Dual Mode
a 0 ,25
= x 360 = x 360 = 26,47
b 3,4
Vo = 1,8 V
3. XY Mode
Y 1 = 0,8
Y 2 = 1,7
−1 Y1 −1 0 , 8
= sin = sin = 28,07
Y2 1 ,7
R = 5.6k dan C = 10 nF
1. Teori
= −tan−1 2 πfRC
= −tan−1 2 π (1500)(5600)(10. 10−9 ¿ )¿
= −tan−1 0 ,5277875658
= 27,82
1 1
Vo = x Vin = x 2 = 1,77 V
√1+(2 πfRC ) 2
√1+(0 , 527)2
2. Dual Mode
a 0 ,3
= x 360 = x 360 = 31,76
b 3 ,3
Vo = 1,7 V
3. XY Mode
Y 1 = 0,85
Y 2 = 1,7
−1 Y1 −1 0 , 85
= sin = sin = 30
Y2 1 ,7
R = 3.3k dan C = 47 nF
1. Teori
= −tan−1 2 πfRC
= −tan−1 2 π (1500)(33 00)( 47 .10−9 ¿ )¿
= −tan−1 1,4617830617
= 55,62
1 1
Vo = x Vin = x 2 = 1,13 V
√1+(2 πfRC ) 2
√1+(1,461)2
2. Dual Mode
a 0 ,5
= x 360 = x 360 = 54,5
b 3 ,3
Vo = 1,02 V
3. XY Mode
Y 1 = 0,9
Y 2 = 1,1
−1 Y1 −1 0 , 9
= sin = sin = 54,90
Y2 1 ,1
R = 4.7k dan C = 47 nF
1. Teori
= −tan−1 2 πfRC
= −tan−1 2 π (1500)(4700)( 49 . 10−9 ¿ )¿
= −tan−1 2,1705263644
= 64,24
1 1
Vo = x Vin = x 2 = 0,86 V
√1+(2 πfRC ) 2
√1+(2,170)2
2. Dual Mode
a 0 ,5 5
= x 360 = x 360 = 60
b 3 ,3
Vo = 0,8 V
3. XY Mode
Y 1 = 0,8
Y 2 = 0,82
−1 Y1 −1 0 , 8
= sin = sin = 64,01
Y2 0 , 82
R = 5.6k dan C = 47 nF
1. Teori
= −tan−1 2 πfRC
= −tan−1 2 π (1500)(5600)( 47 .10−9 ¿ )¿
= −tan−1 2,4806015593
= 68,04
1 1
Vo = x Vin = x 2 = 0,75 V
√1+(2 πfRC ) 2
√1+(2,480)2
2. Dual Mode
a 0,6
= x 360 = x 360 = 65,45
b 3 ,3
Vo = 0,7 V
3. XY Mode
Y 1 = 0,7
Y 2 = 0,75
−1 Y1 −1 0 ,7
= sin = sin = 68,96
Y2 0 ,75
VI.2. Response Frekuensi
500 Hz
Real Teori
0 ,2 = −tan−1 0,314159 = 17,44
= x 360 = 18
4
Vo = 1,8 x 2 = 3,6 V 1
Vo = x 4 = 3,81 V
√1+(0,314)2
1000 Hz
Real Teori
0 , 45 = −tan−1 0 ,6283 = 32,14
= x 360 = 32,4
5
1
Vo = x 4 = 3,38 V
Vo = 1,65 x 2 = 3,3 V √1+(0 , 628)2
2500 Hz
Real Teori
0 , 62 = −tan−1 1,5708 = 57,51
= x 360 = 55,8
4
1
Vo = x 4 = 2,14 V
Vo = 1,1 x 2 = 2,2 V √1+(1,570)2
5k Hz
Real Teori
0,4 = −tan−1 3,14159 = 72,34
= x 360 = 72
2
1
Vo = x 4 = 1,21 V
Vo = 0,6 x 2 = 1,2 V √1+(3,141)2
8k Hz
Real Teori
0 ,55 = −tan−1 5,0265 = 78,74
= x 360 = 79,2
2 ,5
1
Vo = x 4 = 0,78 V
Vo = 0,4 x 2 = 0,8 V √1+(5,026)2
10k Hz
Real Teori
1, 15 = −tan−1 6,28319 = 80,95
= x 360 = 82,8
5
1
Vo = x 4 = 0,62 V
Vo = 0,35 x 2 = 0,7 V √1+(6,283)2
20k Hz
Real Teori
0,6 = −tan−1 12,56637 = 85,45
= x 360 = 86,4
2 ,5
1
Vo = x 4 = 0,31 V
Vo = 0,18 x 2 = 0,36 V √1+(12,566)2
50k Hz
Real Teori
1 = −tan−1 31,41593 = 88,17
= x 360 = 90
4
1
Vo = x 4 = 0,12 V
Vo = 0,06 x 2 = 0,12 V √1+(31,415)2
VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa,
1. Beda phasa yaitu keadaan dimana terdapat 2 sinyal untuk membandingkan
gelombang input dan output
2. Dari perbedaan phasa tersebut maka diperlukan perhitungan secara teori dan
pengukuran untuk membandingkan hasil yang didapatkan apakah sesuai atau
tidak.
3. Pada saat pengukuran 2 sinyal, grounding sangat dibutuhkan untuk
menyesuaikan titik nol pada tampilan layar osiloskop
4. Respon frekuensi adalah metode pengukuran spektrum dari sebuah sistem
pada titik keluarannya setelah diberi pemaparan variasi frekuensi dengan
amplitude konstan.
5. Respon frekuensi terjadi ketika adanya perbedaan besar tegangan dari function
generator dan phasa antara input dan output.