Oleh :
Yudi Kisdianto (161220000096) R2
Dosen Pembimbing :
Saharul Alim, S.T., M.Eng.
Dengan mengucapkan Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, karena berkat dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. kami berharap semoga makalah yang berjudul
Laporan Praktikum Dasar Teknik Elektro (Hukum Ohm dan Multimeter) ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
Dalam menyusun makalah ini, saya menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan karena
keterbatasan yang dimiliki. Namun, berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Saya menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Penyusun
1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..………1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..……..3
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Alat……………………………………………………………..…………...8
2.2 Bahan…………………………………………………………..…………..8
BAB IV
BAB V PEMBAHASAN
3
BAB VI
7.1 Kesimpulan……………………………………………………………….24
7.2 Saran……………………………………………………………………...24
DATA PENGAMATAN
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
ohmmeter.
2. Mampu mengoperasikan multimeter sesuai dengan fungsi dan dengan ketelitian yang
optimal.
Dalam Ilmu Elektronika, Hukum dasar Elektronika yang wajib dipelajari dan
dimengerti oleh setiap Engineer Elektronika ataupun penghobi Elektronika adalah Hukum
Ohm, yaitu Hukum dasar yang menyatakan hubungan antara Arus Listrik (I), Tegangan (V)
dan Hambatan (R). Hukum Ohm dalam bahasa Inggris disebut dengan “Ohm’s Laws”.
Hukum Ohm pertama kali diperkenalkan oleh seorang fisikawan Jerman yang bernama
Georg Simon Ohm (1789-1854) pada tahun 1825. Georg Simon Ohm mempublikasikan
5
Hukum Ohm tersebut pada Paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated
“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan
berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan
Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))
Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti dibawah ini :
Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian
Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat
6
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang
dipakai adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya seperti milivolt,
kilovolt, miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu melakukan konversi ke
unit Volt, Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk mempermudahkan perhitungan dan juga
Pada praktikum kali ini akan dilakukan 4 kegiatan dalam rangkaian seri:
Hukum Ohm memberikan informasi mengenai kuat arus atau tegangan suatu alat listrik. Bila
alat listrik diberi tegangan listrik yang lebih kecil dari seharusnya, arus akan mengecil
sehingga alat itu tidak bekerja normal (misalnya lampu akan redup).
7
BAB II
2.1 Alat
2.2 Bahan
8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
2. Siapkan peralatan yang akan di gunakan dan letakan Pada posisi yang aman paa
saat praktikum
4. Pastikan Multimeter dalam kondisi belum terhubung dengan untaian yang lain.
Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke
Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika tidak
9
skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada
multimeter.
Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan DC,
terdapat polaritas, karna itu probe Positif (+) Hubungkan sumber Arus positif (+)
Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika tidak
multimeter.
Hubungkan probe ke terminal Hambatan yang akan diukur secara Pararel. karna
itu probe Positif (+) Hubungkan sumber Hambatan positif (+) dan Negatif (-) ke
Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang akan
diukur adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus
yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter
akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.
tersebut. Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input
9. Catat dan ambil Foto data hasil pengukuran anda sebagai data laporan sementara
10
10. Perhatikan keselamatan Praktek dengan mengurangi potensi bahaya arus pendek.
11
BAB IV
DATA PENGUKURAN
R R V V V I
Tabel 4.1.1
0,9
0,8
0,7
Tegangaan ( V )
0,6
0,5
0,4
Grafik Resistor 4,7 Ohm ± 5
0,3
% Konstan
0,2
0,1
0
1,2 1,98 2,69 3,2 3,6 4,15
Arus ( I )
Grafik 4.1.2
12
4.2 Data Pengukuran Tegangan Konstan 12 VDC
R R V V V I
Tabel 4.2.1
0,6
0,5
0,4
Arus ( I )
0,3
0,2 Grafik Tegangan Konstan 12
VDC
0,1
0
14,7 15,9 21,5
Tegangan ( V )
Tabel 4.2.2
13
BAB V
PEMBAHASAN
Multimeter adalah sebuah alat elektronik yang mampu mengukur beberapa besaran
Sebuah voltmeter selalu terhubung secara parallel terhadap komponen yang akan di
ukur nilai tegangannya. Arus listrik yang mengalir pada volt meter akan ikut berpengaruh
terhadapa keseluruhan arus dalam rangkaian, dan pada akhirnya ikut mempengaruhi nilai
tegangan yang terukur. Sebuah voltmeter ideal (sempurna) memiliki nilai resistensi yang
sangat beasar (tak hingga), sehingga tidak ada arus listrik yang mengalir pada voltmeter
3. Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan
10 (10n).
14
Nilai 4 pcs Resistor yang di Gunakan dalam praktikum adalah (4 Bands):
= 47 x 0,1
= 4,7 Ω ± 5%
= 10 x 1
= 10 Ω ± 5%
= 12 x 0,1
15
= 1,2 Ω ± 5%
= 56 x 0,1
= 5,6 1,2 Ω ± 5%
Sumber tegangan adalah alat yang dapat menimbulkan beda potensial. Dalam
kehidupan sehari-hari dapat kita lihat peran sumber tegangan untuk menghasilkan arus listrik,
misalnya: untuk menghidupkan lampu senter, radio, dan handphone diperlukan sumber
tegangan berupa batu baterai. Dalam praktek ini Mahasiswa di berikan peran untuk mengukur
sumber tegangan dengan Multimeter dan mengcompare dengan persamaan rumus tegangan,
yaitu:
Sehingga untuk menentukan nilai Tegangan Konstan adalah dengan melihat hasil dari
Untuk mengukur Arus ( I )dalam Hambatan (R) Konstan adalah dengan membagi hasil
I = VJepit / RTerukur
16
BAB VI
= 1,2 / 4,9
= 0,24 A
= 1,98 / 4,9
= 0,40 A
= 2,69 / 4,9
= 0,54 A
17
= 3,20 / 4,9
= 0,65 A
= 3,61 / 4,9
= 0,73 A
= 4,15 / 4,9
= 0,84 A
R R V V V I
18
6.2 Pengukuran Tegangan Konstan 12 VDC
V = I.R
I = I 1 = I 2 = I 3 = (Arus pada rangkaian seri bernilai sama)
Lihat Tabel 4.2.1 Diketahui dari hasil pengukuran Tegangan Konstan 12 VDC diperoleh nilai:
V Konstan 12 VDC
- Arus ( I ) = 0,53 A
- Hambatan( R ) = 14,5 Ω
- V = I.R
V Konstan 12 VDC
- Arus ( I ) = 0,51 A
- Hambatan( R ) = 16,1 Ω
- V = I.R
V Konstan 12 VDC
- Arus ( I ) = 0,42 A
- Hambatan( R ) = 20,9 Ω
- V = I.R
19
Tabel Perhitungan Tegangan Konstan 12 VDC
R R V V V I
Perbedaan antara besarnya GGL dengan tegangan jepit menimbulkan adanya kerugian
tegangan. Baterai atau sumber arus listrik lainnya memiliki hambatan dalam. Dalam suatu
rangkaian, hambatan dalam (r) selalu tersusun seri dengan hambatan luar (R). Perhatikan
V = I.R
E = I( R + r )
Dimana :
E = Gaya Gerak Listrik
I = Arus Listrik
R = Hambatan
R = Hambatan Dalam
20
Maka Tegangan V Terbaca :
3,22 V
E=I(R+r)
(4,9 + r ) = 3,22/0,25
r = 3,22/0,25 – 4,9
r = 7,98 Ω
5,52 V
E=I(R+r)
(4,9 + r ) = 5,52/0,43
r = 5,52/0,43 – 4,9
r = 7,94 Ω
7,87 V
E=I(R+r)
(4,9 + r ) = 7,87/0,57
r = 7,87/0,57 – 4,9
r = 8,91 Ω
10,22 V
E=I(R+r)
(4,9 + r ) = 10,22/0,67
r = 10,22/0,67 – 4,9
r = 10,4 Ω
21
12,55 V
E=I(R+r)
(4,9 + r ) = 12,55/0,74
r = 12,55/0,74 – 4,9
r = 12,1 Ω
16,85 V
E=I(R+r)
r = 14,9 Ω
NOTE = Semakin Besar Tegangan Maka Semakin Besar juga Hambatan dalam ( r )
4,7 Ω + 10 Ω
16,65 V
E=I(R+r)
r = 17,29 Ω
4,7 Ω + 10 Ω + 1,2 Ω
17,01 V
E=I(R+r)
22
(16,1 + r ) = 17,01/ 0,51
r = 17,25 Ω
4,7 Ω + 10 Ω + 1,2 Ω
17,03 V
E=I(R+r)
r = 19,65 Ω
NOTE = Semakin Besar Tegangan Maka Semakin Besar juga Hambatan dalam ( r ) terlebih
23
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini, antara lain :
1. Hubungan antara tegangan dan kuat arus berbanding lurus, jika tegangan bertambah,
2. Besar hambatan resistor ditandai dengan garis warna pada resistor yang dapat diketahui
3. Hubungan antara Voltmeter dan Amperemeter pada rangkaian seri memberikan kuat
4. Rangkaian seri memiliki nilai hambatan yg besar karena tidak terjadi percabangan jalur
secara berderet sehingga arus yang mengalir pada tiap komponen sama.
7.2 Saran
1. Dalam melakukan pengukuran suatu rangkaian maka harus di lakukan dengan sangat
teliti mengigat sering kali terjadi perbedaan nilai perhitungan secara matematis dan
perhitungan
selanjutnya.
24
LAMPIRAN GAMBAR I
I.I Alat
2. Multimeter Fluke 77
1 2
3 4
25
LAMPIRAN GAMBAR II
1 2
Resistor 4,7Ω Terukur 4,9 Ω Sumber Tegangan 3 VDC terukur 3.22 VDC
3 4
26
LAMPIRAN GAMBAR II
1 2
3 4
27
DATA PENGAMATAN
Data Pengukuran
28
DAFTAR PUSTAKA
http://teknikelektronika.com/cara-menggunakan-multimeter-multitester/
http://zonaelektro.net/cara-menggunakan-multimeter/
http://teknikelektronika.com/pengertian-rumus-bunyi-hukum-ohm/
29