Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR ELEKTRO

HUKUM OHM DAN MULTIMETER

Oleh :
Yudi Kisdianto (161220000096) R2

Dosen Pembimbing :
Saharul Alim, S.T., M.Eng.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
JEPARA
2016
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, karena berkat dan karunia-

Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. kami berharap semoga makalah yang berjudul

Laporan Praktikum Dasar Teknik Elektro (Hukum Ohm dan Multimeter) ini dapat bermanfaat bagi

pembacanya.

Dalam menyusun makalah ini, saya menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan karena

keterbatasan yang dimiliki. Namun, berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka saya

dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Saya menyadari bahwa

penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Jepara, 13 November 2016

Penyusun

1
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..………1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..……..3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum…………………………………………………..…….5

1.2 Landasan Teori……………………………………………………..……..5

BAB II ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat……………………………………………………………..…………...8

2.2 Bahan…………………………………………………………..…………..8

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat………………………………………..………………9

3.2 Prosedur Langkah Praktikum……………………………..…………….9

BAB IV

4.1 Data Pengukuran R Konstan………………………………………….….12

4.2 Data pengukuran Tegangan Konstan 12 VDC………………………….13

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Membaca dan Mengukur Nilai Resistor (R) …………………..………...14

5.2 Mengukur Tegangan Sumber (V Sumber ), Tegangan Jepit (V Sumber ),

Hambatan Konstan dan Tegangan Konstan…………………………….16

3
BAB VI

6.1 Hasil dan Analisa Pengukuran R 4,7 Ω± 5% Dengan Rumus………..17

6.2 Pengukuran Tegangan Konstan 12 VDC………………………………19

6.3 Perhitungan Hambatan Dalam ( r )…………………………………….20

BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan……………………………………………………………….24

7.2 Saran……………………………………………………………………...24

LAMPIRAN GAMBAR PENGUKURAN

DATA PENGAMATAN

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

1. Mampu menjelaskan prinsip kerja. multimeter sebagai ampermeter, voltmeter dan

ohmmeter.

2. Mampu mengoperasikan multimeter sesuai dengan fungsi dan dengan ketelitian yang

optimal.

3. Mampu melakukan tindak pencegahan kerusakan dalam menggunakan multimeter.

4. Mampu membaca nilai Resistor berdasarkan warna gelang.

5. Mampu menentukan Besarnya Nilai Hambatan dalam suatu rangkaian.

6. Mampu mengukur Tegangan Mengunakan Multimeter.

7. Mampu mengukur Kuat Arus Menggunakan Multimeter

8. Mampu mengukur tegangan jepit dalam sebuah Rangkaian..

9. Memahami penggunaan hukum ohm pada rangkaian resistor, dan mampu

menganalisis penggunaan hukum Ohm pada rangkaian resistor.

1.2 Landasan Teori

Dalam Ilmu Elektronika, Hukum dasar Elektronika yang wajib dipelajari dan

dimengerti oleh setiap Engineer Elektronika ataupun penghobi Elektronika adalah Hukum

Ohm, yaitu Hukum dasar yang menyatakan hubungan antara Arus Listrik (I), Tegangan (V)

dan Hambatan (R). Hukum Ohm dalam bahasa Inggris disebut dengan “Ohm’s Laws”.

Hukum Ohm pertama kali diperkenalkan oleh seorang fisikawan Jerman yang bernama

Georg Simon Ohm (1789-1854) pada tahun 1825. Georg Simon Ohm mempublikasikan

5
Hukum Ohm tersebut pada Paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated

Mathematically” pada tahun 1827.

Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm adalah :

“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan

berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan

berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.

Dimana :

V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))

I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))

R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))

Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti dibawah ini :

Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian

Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat

memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.

6
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang

dipakai adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya seperti milivolt,

kilovolt, miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu melakukan konversi ke

unit Volt, Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk mempermudahkan perhitungan dan juga

untuk mendapatkan hasil yang benar.

Pada praktikum kali ini akan dilakukan 4 kegiatan dalam rangkaian seri:

1. Membaca dan mengukur Nilai Resistor (R)

2. Mengukur Tegangan Sumber. (V Sumber)

3. Mengukur Tegangan Jepit (V Jepit)

4. Mengukur Kuat Arus (I)

Hukum Ohm memberikan informasi mengenai kuat arus atau tegangan suatu alat listrik. Bila

alat listrik diberi tegangan listrik yang lebih kecil dari seharusnya, arus akan mengecil

sehingga alat itu tidak bekerja normal (misalnya lampu akan redup).

7
BAB II

ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat

Alat yang di gunakan dalam praktikum adalah:

1. Dua Pcs Alat Ukur Multimeter ; Fluke 77 dan Krisbow KW0600270.

2. Satu Pcs Adaptor Universal AC/DC; Montana.

3. Satu Pcs Project Board

2.2 Bahan

Bahan yang di pakai dalam praktikum adalah:

1. Satu Pcs Resistor dengan nilai 4,7 Ω

2. Satu Pcs Resistor dengan nilai 10 Ω

3. Satu Pcs Resistor dengan nilai 1,2 Ω

4. Satu Pcs Resistor dengan nilai 5,6 Ω

8
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat

Adapun praktikum dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Minggu ,13 November 2016

Waktu : 09.30-11.00 WIB

Tempat : Ruang D305 Fakultas Sains dan Teknologi UNISNU

3.2 Prosedur Langkah Praktikum

1. Membaca Bismallah sebelum Praktikum

2. Siapkan peralatan yang akan di gunakan dan letakan Pada posisi yang aman paa

saat praktikum

3. Pastikan Multimeter yang digunakan dalam kondisi yang layak guna.

4. Pastikan Multimeter dalam kondisi belum terhubung dengan untaian yang lain.

5. Baca dan ukur nilai Resistor;

 Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)

 Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke

tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog)

 Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.

 Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog

Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)

6. Ukur Tegangan sumber;

 Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV

 Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika tidak

mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih

9
skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada

multimeter.

 Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan DC,

terdapat polaritas, karna itu probe Positif (+) Hubungkan sumber Arus positif (+)

dan Negatif (-) ke sumber Arus Negatif (-).

 Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

7. Ukur Teganagan Jepit;

 Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV

 Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika tidak

mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih

skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada

multimeter.

 Hubungkan probe ke terminal Hambatan yang akan diukur secara Pararel. karna

itu probe Positif (+) Hubungkan sumber Hambatan positif (+) dan Negatif (-) ke

sumber Hambatan Negatif (-).

 Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

8. Ukur Kuat Arus

 Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA

 Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang akan

diukur adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus

yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter

akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.

 Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban.

 Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan

tersebut. Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input

Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian yang akan kita ukur.

 Baca dan catat hasil pengukuran di Display Multimeter.

9. Catat dan ambil Foto data hasil pengukuran anda sebagai data laporan sementara

10
10. Perhatikan keselamatan Praktek dengan mengurangi potensi bahaya arus pendek.

11. Akhiri kegiatandengan Alhamdullilah.

11
BAB IV

DATA PENGUKURAN

4.1 Data Pengukuran R Konstan

4.1.1 Pegukuran Resistor 4,7 Ω ± 5 % Konstan

R R V V V I

Terbaca Terukur Sumber Terukur Jepit Kuat Arus

3 3,22 1,2 0,25

4,5 5,82 1,98 0,43

4,7 4.9 6 7,87 2,69 0,57

7,5 10,22 3,20 0,67

9 12,55 3,6 0,74

12 16,85 4,15 0,85

Tabel 4.1.1

4.1.2 Pegukuran Resistor 4,7 Ω ± 5 % Konstan

0,9
0,8
0,7
Tegangaan ( V )

0,6
0,5
0,4
Grafik Resistor 4,7 Ohm ± 5
0,3
% Konstan
0,2
0,1
0
1,2 1,98 2,69 3,2 3,6 4,15
Arus ( I )

Grafik 4.1.2

12
4.2 Data Pengukuran Tegangan Konstan 12 VDC

4.2.1 Tabel Tegangan Konstan 12 VDC

R R V V V I

Terbaca Terukur Sumber Terukur Jepit Kuat Arus

14,7 Ω 14,5 Ω 12 16,52 7,65 0,53

15,9 Ω 16,1 Ω 12 17,01 7,87 0,51

21,5 Ω 20,9 Ω 12 17,03 8,98 0,42

Tabel 4.2.1

4.2.2 Tabel Tegangan Konstan 12 VDC

0,6
0,5
0,4
Arus ( I )

0,3
0,2 Grafik Tegangan Konstan 12
VDC
0,1
0
14,7 15,9 21,5
Tegangan ( V )

Tabel 4.2.2

13
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Membaca Dan Mengukur Nilai Resistor (R)

Multimeter adalah sebuah alat elektronik yang mampu mengukur beberapa besaran

listrik, seperti tegangan, arus listrik, dan resistensi.

Sebuah voltmeter selalu terhubung secara parallel terhadap komponen yang akan di

ukur nilai tegangannya. Arus listrik yang mengalir pada volt meter akan ikut berpengaruh

terhadapa keseluruhan arus dalam rangkaian, dan pada akhirnya ikut mempengaruhi nilai

tegangan yang terukur. Sebuah voltmeter ideal (sempurna) memiliki nilai resistensi yang

sangat beasar (tak hingga), sehingga tidak ada arus listrik yang mengalir pada voltmeter

dimana tidak mempengaruhi hasil pengukuran.

Dalam membaca dan mengukur nilai Resistor ( R ) adalah:

1. Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1

2. Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2

3. Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan

10 (10n).

4. Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut.

14
Nilai 4 pcs Resistor yang di Gunakan dalam praktikum adalah (4 Bands):

1. Kuning – Ungu - Emas- Emas = 4 7 0.1 ± 5%

= 47 x 0,1

= 4,7 Ω ± 5%

2. Coklat - Hitam - Hitam - Emas = 1 0 1 ± 5%

= 10 x 1

= 10 Ω ± 5%

3. Coklat – Merah - Emas-Emas = 1 2 0,1 ± 5%

= 12 x 0,1

15
= 1,2 Ω ± 5%

4. Hijau - Biru - Emas – Emas = 5 6 0,1 ± 5%

= 56 x 0,1

= 5,6 1,2 Ω ± 5%

5.2 Mengukur Tegangan Sumber (V Sumber ), Tegangan Jepit (V Sumber ),

Hambatan Konstan dan Tegangan Konstan.

Sumber tegangan adalah alat yang dapat menimbulkan beda potensial. Dalam

kehidupan sehari-hari dapat kita lihat peran sumber tegangan untuk menghasilkan arus listrik,

misalnya: untuk menghidupkan lampu senter, radio, dan handphone diperlukan sumber

tegangan berupa batu baterai. Dalam praktek ini Mahasiswa di berikan peran untuk mengukur

sumber tegangan dengan Multimeter dan mengcompare dengan persamaan rumus tegangan,

yaitu:

Sehingga untuk menentukan nilai Tegangan Konstan adalah dengan melihat hasil dari

Tegangan yang terukur


VTerukur = I x RTerukur

Untuk mengukur Arus ( I )dalam Hambatan (R) Konstan adalah dengan membagi hasil

pengukuran Teganagan jepit dengan hasil nilai resistor terukur.

I = VJepit / RTerukur

16
BAB VI

HASIL DAN ANALISA

6.1 Hasil Dan Analisa Pengukuran R 4,7 Ω ± 5% Dengan Rumus

Dengan menggunakan Persamaan umum Hukum Ohm V = I.R maka

Kuat Arus Adalah : I = VJepit / RTerukur

Diketahui dari hasil pengukuran Nilai :

V Jepit 3 VDC : 1,2 V R Terukur : 4,9 Ω

V Jepit 4,5 VDC : 1,98 V

V Jepit 6 VDC : 2,69 V

V Jepit 7,5 VDC : 3,20 V

V Jepit 9 VDC : 3,61 V

V Jepit 12 VDC : 4,15 V

• Arus 3 VDC Maka I = V Jepit / R Terukur

= 1,2 / 4,9

= 0,24 A

• Arus 4,5 VDC Maka I = V Jepit / R Terukur

= 1,98 / 4,9

= 0,40 A

• Arus 6 VDC Maka I = V Jepit / R Terukur

= 2,69 / 4,9

= 0,54 A

• Arus 7,5 VDC Maka I = V Jepit / R Terukur

17
= 3,20 / 4,9

= 0,65 A

• Arus 9 VDC Maka I = V Jepit / R Terukur

= 3,61 / 4,9

= 0,73 A

• Arus 12 VDC Maka I = V Jepit / R Terukur

= 4,15 / 4,9

= 0,84 A

Tabel Perhitungan R 4,7 Ω ± 5%

R R V V V I

Terbaca Terukur Sumber Terbaca Jepit Kuat Arus

3 3,22 1,2 0,24

4,5 5,82 1,98 0,40

4,7 4.9 6 7,87 2,69 0,54

7,5 10,22 3,20 0,65

9 12,55 3,6 0,75

12 16,85 4,15 0,84

18
6.2 Pengukuran Tegangan Konstan 12 VDC

Cara Perhitungan nya menggunakan Persamaan Hukum Ohm

V = I.R
I = I 1 = I 2 = I 3 = (Arus pada rangkaian seri bernilai sama)

Lihat Tabel 4.2.1 Diketahui dari hasil pengukuran Tegangan Konstan 12 VDC diperoleh nilai:

 V Konstan 12 VDC

- Arus ( I ) = 0,53 A

- Hambatan( R ) = 14,5 Ω

- V = I.R

- V = 0,53 A . 14,5 Ω = 7,69 V

 V Konstan 12 VDC

- Arus ( I ) = 0,51 A

- Hambatan( R ) = 16,1 Ω

- V = I.R

- V = 0,51 A . 16,1 Ω = 8,21 V

 V Konstan 12 VDC

- Arus ( I ) = 0,42 A

- Hambatan( R ) = 20,9 Ω

- V = I.R

- V = 0,42 A . 20,9 Ω = 8,78 V

19
Tabel Perhitungan Tegangan Konstan 12 VDC

R R V V V I

Terbaca Terukur Sumber Terukur Jepit Kuat Arus

14,7 Ω 14,5 Ω 12 16,52 7,65 0,53

15,9 Ω 16,1 Ω 12 17,01 7,87 0,51

21,5 Ω 20,9 Ω 12 17,03 8,98 0,42

NOTE = Semakin besar hambatan semakin kecil Kuat Arus

6.3 Perhitungan Hambatan Dalam ( r )

Perbedaan antara besarnya GGL dengan tegangan jepit menimbulkan adanya kerugian

tegangan. Baterai atau sumber arus listrik lainnya memiliki hambatan dalam. Dalam suatu

rangkaian, hambatan dalam (r) selalu tersusun seri dengan hambatan luar (R). Perhatikan

Gambar di bawah ini.

Berdasarkan gambar, rumus Hukum Ohm dapat ditulis sebagai berikut.

V = I.R

E = I( R + r )
Dimana :
E = Gaya Gerak Listrik
I = Arus Listrik
R = Hambatan
R = Hambatan Dalam

20
Maka Tegangan V Terbaca :

 3,22 V

E=I(R+r)

3,22 = 0,25 (4,9 + r )

(4,9 + r ) = 3,22/0,25

r = 3,22/0,25 – 4,9

r = 7,98 Ω

 5,52 V

E=I(R+r)

5,52 = 0,43 (4,9 + r )

(4,9 + r ) = 5,52/0,43

r = 5,52/0,43 – 4,9

r = 7,94 Ω

 7,87 V

E=I(R+r)

7,87 = 0,57 (4,9 + r )

(4,9 + r ) = 7,87/0,57

r = 7,87/0,57 – 4,9

r = 8,91 Ω

 10,22 V

E=I(R+r)

10,22 = 0,67 (4,9 + r )

(4,9 + r ) = 10,22/0,67

r = 10,22/0,67 – 4,9

r = 10,4 Ω

21
 12,55 V

E=I(R+r)

12,55 = 0,74 (4,9 + r )

(4,9 + r ) = 12,55/0,74

r = 12,55/0,74 – 4,9

r = 12,1 Ω

 16,85 V

E=I(R+r)

16,85 = 0,85 (4,9 + r )

(4,9 + r ) = 16,85/ 0,85

r = 16,85/ 0,85 – 4,9

r = 14,9 Ω

NOTE = Semakin Besar Tegangan Maka Semakin Besar juga Hambatan dalam ( r )

Hambatan dalam ( r ) dengan R secara Seri:

 4,7 Ω + 10 Ω

16,65 V

E=I(R+r)

16,65 = 0,53 (14,5 + r )

(14,5 + r ) = 16,65/ 0,53

r = 16,85/ 0,53 – 14,5

r = 17,29 Ω

 4,7 Ω + 10 Ω + 1,2 Ω

17,01 V

E=I(R+r)

17,01 = 0,51 (16,1 + r )

22
(16,1 + r ) = 17,01/ 0,51

r = 17,01/ 0,51 – 16,1

r = 17,25 Ω

 4,7 Ω + 10 Ω + 1,2 Ω

17,03 V

E=I(R+r)

17,03 = 0,42 (20,9 + r )

(20,9 + r ) = 17,03 / 0,42

r = 17,03 / 0,42 – 16,1

r = 19,65 Ω

NOTE = Semakin Besar Tegangan Maka Semakin Besar juga Hambatan dalam ( r ) terlebih

jika nilai hambatan di perbesar.

23
BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini, antara lain :

1. Hubungan antara tegangan dan kuat arus berbanding lurus, jika tegangan bertambah,

maka kuat arus bertambah.

2. Besar hambatan resistor ditandai dengan garis warna pada resistor yang dapat diketahui

dengan perhitungan dan penunjukkan nilai – nilai warna resistor.

3. Hubungan antara Voltmeter dan Amperemeter pada rangkaian seri memberikan kuat

arus yang lebih besar.

4. Rangkaian seri memiliki nilai hambatan yg besar karena tidak terjadi percabangan jalur

arus dan tegangan.

5. Rangkaian seri adalah rangkaian listrik dimana komponen-komponen listrik disusun

secara berderet sehingga arus yang mengalir pada tiap komponen sama.

7.2 Saran

1. Dalam melakukan pengukuran suatu rangkaian maka harus di lakukan dengan sangat

teliti mengigat sering kali terjadi perbedaan nilai perhitungan secara matematis dan

perhitungan

2. Semoga laporan praktikum in dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian

selanjutnya.

24
LAMPIRAN GAMBAR I

I.I Alat

1. Multimeter Krisbow KW0600270 dan

2. Multimeter Fluke 77

3. Satu Pcs Adaptor Universal AC/DC; Montana.

4. Satu Pcs Project Board

1 2

Krisbow KW0600270. Fluke 77

3 4

Adaptor Universal AC/DC; Montana. Project Board

25
LAMPIRAN GAMBAR II

II.I Pengukuran Hambatan ( R ) Konstan dengan sumber tegangan 3 VDC

1. Pengukuran Hambatan Pada Resistor Terbaca 4,7 Ω

2. Pengukuran Tegangan Sumber terukur 3,22 VDC.

3. Pengukuran Tegangan Jepit Pada sumber hambatan.

4. Pengukuran Arus Menggunakan Krisbow Multimeter.

1 2

Resistor 4,7Ω Terukur 4,9 Ω Sumber Tegangan 3 VDC terukur 3.22 VDC

3 4

Hambatan Terukur 1,2 Ω Arus Terukur 0,25 A

26
LAMPIRAN GAMBAR II

II.I Pengukuran Tegangan Konstan 12 VDC

1. Pengukuran Hambatan Pada Resistor Terbaca 4,7 Ω

2. Pengukuran Tegangan Sumber terukur VDC

3. Pengukuran Tegangan Jepit Pada sumber hambatan Terukur 17,03 Ω

4. Pengukuran Arus Menggunakan Krisbow Multimeter Terukur 0,42 A

1 2

Resistor 21,5 Ω Terukur 20,9 Ω Sumber Tegangan 12 VDC 17,03 VDC

3 4

Hambatan Terukur 17,03 Ω Arus Terukur 0,42 A

27
DATA PENGAMATAN

Data Pengukuran

28
DAFTAR PUSTAKA

http://teknikelektronika.com/cara-menggunakan-multimeter-multitester/

http://zonaelektro.net/cara-menggunakan-multimeter/

http://teknikelektronika.com/pengertian-rumus-bunyi-hukum-ohm/

29

Anda mungkin juga menyukai