net/publication/341909176
CITATIONS READS
0 362
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
PENGEMBANGAN SISTEM DISTILASI SURYA HIBRID (POWER POINT TRACKING METHOD) ESSENTIAL OIL UNTUK KEMANDIRIAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK INDUSTRI
View project
PENGEMBANGAN SISTEM DISTILASI SURYA HIBRID (POWER POINT TRACKING METHOD) ESSENTIAL OIL UNTUK KEMANDIRIAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK INDUSTRI
View project
All content following this page was uploaded by Nelly Safitri on 04 June 2020.
Cetakan Pertama
Oleh
Dr. Nelly Safitri, M.Eng Sc
Suryati, M.Si
Rachmawati, M.Eng
Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Lhokseumawe
Cetakan Pertama
Diterbitkan oleh:
Penerbit Politeknik Negeri Lhokseumawe
Jalan Banda Aceh-Medan Km 280, Buketrata, 24301
Telp. 0645-42670
Lhokseumawe, Aceh
ISBN: 978-602-17282-5-3
ANALISA RANGKAIAN
LISTRIK
(Teori Dasar, Penyelesaian Soal dan Soal-Soal Latihan)
Cetakan Pertama
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Bab 1
KONSEP RANGKAIAN LISTRIK
1.1 Pendahuluan
Pada bab ini dibahas tentang konsep rangkaian listrik.
Rangkaian listrik didefinisikan sebagai kumpulan elemen atau
komponen listrik yang memiliki terminal atau kutub paa kedua
ujungnya seperti resistor (R), induktor (L), kapasitor (C) dan
sumber tegangan dan atau sumber arus yang dihubungkan dengan
cara tertentu (seri atau paralel) yang memiliki paling sedikit satu
lintasan tertutup (closed loop). Lintasan tertutup adalah lintasan
yang dimulai dari titik tertentu sebagai permulaan dan kembali
ketitik tersebut tanpa terputus, dengan mengacuhkan jarak
lintasan.
Sebelum pembahasan rangkaian listrik, ada baiknya
mengenal terlebih dahulu sistem-sistem besaran dan satuan yang
digunakan. Besaran dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu
yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka atau
!!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
"!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
#!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
#$
!"
#%
(a) (b)
Gambar 1.1. Gelombang perubahan arus (a). DC, (b). AC
$!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
1.4 Tegangan
Tegangan atau beda potensial (voltage) dapat didefinisikan
sebagai kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan
(sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari satu
terminal/kutub ke terminal/kutub lainnya, atau pada kedua
terminal/kutub akan mempunyai beda potensial jika kita
menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari
satu terminal ke terminal lainnya.
Tegangan secara matematis didefinisikan sebagai perubahan
energi yang dikeluarkan terhadap perubahan muatan listrik
dengan satuan Volt. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut,
#$
!"
#%
1.5 Energi
Energi dapat didefinisikan sebagai sesuatu kerja pemindahan
sesuatu dengan mengeluarkan gaya sebesar satu Newton dengan
jarak tempuh atau sesuatu tersebut berpindah dengan selisih jarak
satu meter. Dalam hukum kekekalan energi berlaku dimana energi
sebetulnya tidak dapat dihasilkan dan tidak dapat dihilangkan,
energi hanya berpindah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya.
Untuk menyatakan apakah energi dikirim atau diserap tidak hanya
polaritas tegangan tetapi arah arus juga berpengaruh.
Dalam sudut pandang elemen/komponen, penyerapan
energi terjadi jika arus positif meninggalkan terminal positif
menuju terminal elemen/komponen, dengan kata lain arus positif
menuju terminal positif elemen/komponen tersebut (Gambar
1.2.(a)). Apabila pengiriman energi terjadi jika arus positif masuk
%!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
(a) (b)
Gambar 1.2. Prinsip kerja aliran energi dalam rangkaian (a) Penyerapan
energi, (b). Pengiriman energi.
!" # $!%
1.6 Daya
Daya dapat didefinisikan sebagai Daya sama dengan jumlah
energi yang dihabiskan per satuan waktu. Dalam sistem SI, satuan
daya adalah joule per detik (J/s). Secara matematis, daya adalah
perubahan kerja terhadap perubahan muatan listrik dengan satuan
Watt. Daya dapat dituliskan sebagai berikut,
#$ #$ #%
!" " " '(
#% #% #&
Sehingga
#
!"
$% &$'
!
!" # $%" # %
%& ' %" "
&'
Atau !" # $%" # !
&( )&'
'!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Req =R1 + R2
Dimana :
Req= Total Nilai Resistor
R1= Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
RN = Resistor ke-N
I = I1 + I2+…+IN
(!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
atau
# # # #
!" " ( ( *(
$%& $' $) $+
$%
!" # !
$% & $"
$%
!" # !
$" & $%
! ! ! !
% ' ' )'
"#$ "& "( "*
Gambar 1.4. (a) Rangkaian N buah resistor secara paralel, (b) Rangkaian
resistor ekivalen
)!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
%
!"# $
% %
'
!& !(
!% & !'
!"# $
!% ( !'
!*!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!!!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Langkah-langkah penyelesaian
1.! Penamaan komponen/elemen dalam rangkaian
Beri label semua bagian. Tandai arah arus melalui masing-
masing resistor (Gambar 1.7). Resistansi ekuivalen dari kombinasi
resistor paralel seri dapat ditemukan dengan aplikasi berturut-turut
dari aturan untuk menggabungkan Resistor seri dan Resistor
pararel.
REQS = R1 + R2 + R3 + … + RN
Ganti elemen seri yang termasuk dalam bagian DE, CG, dan GF
dengan nilai equivalensinya (Gambar 1.8).
Resistansi paralel setara selalu kurang dari yang lebih kecil dari dua
resistor.
Pada bagian CG, R5||R6 = (1000 . 1500) / (1000 + 1500) = 600Ω.
Bagian CG sekarang terdiri dari dua Resistor 600Ω secara paralel.
!"!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Gambar
FIGURE 1.2 Labeling 1.7. of
the circuit Penamaan
Fig. 1.1. Resistor dalam rangkaian
!#!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Gambar
FIGURE 1.8. elements
1.3 Series Resistorreplaced
seri digantikan dengan
by their equivalent nilai equivalennya.
values.
!$!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Langkah-langkah penyelesaian:
!
Gambar
FIGURE 1.10.ofPenyederhanaan
1.5 Circuit Fig. 1.4 reduced to a sim- Gambar
FIGURE 1.11.
1.6 Final Penyederhanaan
reduced circuit of Fig. 1.1.
kombinasi seri-paralel pada akhir rangkaian.
rangkaian Gambar 1.8.
!%!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!&!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!'!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Req = = 14.4Ω.
i = (3 )/2A.
4.! Perhatikan gambar dibawah ini dan Hitung Resistasi Total dan
Arus Yang mengalir.
!(!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
(a). RT = 6Ω
(b). IT = 2A
(c). I1 = 2A I2 = 1.33A I3 = 0.67A
(d). V1 = 8V V2 = 4V V3 = 4V
!)!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Bab 2
! HUKUM-HUKUM RANGKAIAN
LISTRIK
!
!
Tujuan instruksional umum
•! Mengenalkan Hukum Ohm
•! Mengenalkan Kirchoff 1 dan 2
2.1 Pendahuluan
Bab ini membahas tentang hukum-hukum yang berlaku
dalam sebuah rangkaian equivalensi daripada rangkaian listrik.
Hukum-hukum tersebut yaitu Hukum Ohm, Hukum Kirchoff 1
dan Hukum Kirchoff 2.
Tujuan analisis rangkaian listrik pada umumnya untuk
menentukan kuat arus dan beda potensial (tegangan) pada suatu
rangkaian listrik. Untuk analisis rangkaian listrik ini, di samping
hukum Ohm, hukum yang banyak dipakai adalah hukum
Kirchhoff. Ada dua hukum Kirchoff yakni hukum Kirchoff I atau
KCL (Kirchhoff’s Current Law) dan hukum Kirchoff II atau KVL
(Kirchhoff’ s voltage Law).
"*!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
I = G V = 1/R V=V/R
Cincin ke 1 2 3 4
Gambar 2.1. Resistor dan urutan cincinnya.
Contoh :
Warna cincin ke-1 sampai ke-4 suatu resistor berturut-turut
adalah: cokelat, hitam, merah, emas. Maka:
Angka ke-1 :1, Angka ke-2 :0, Faktor perkalian : 102, Toleransi : 5%.
Jadi besar resistansinya:
R = (10x 102 ± 5%) Ω = (1000 ± 50) Ω. Artinya harga berkisar antara
950Ω sampai dengan 1050Ω, dengan harga rata-rata (terbaik)
sebesar 1000Ω.
"!!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
misalkan pada Gambar 2.2. dapat dilihat arus I1, I2, dan I3
meninggalkan titik cabang, sementara arus I4 dan I5 menuju titik
cabang. Jadi persamaan yang dapat dibentuk adalah:
""!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
I1
I5
I2 A
I4
I3
Gambar 2.2. Arus-arus pada titik percabangan.
ΣVdrop = ΣVrise
"#!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
R1 R2
b I c d
+ +
E1 - - E2
a R3 f R4 e
Gambar 2.3. Arah voltage drop dan voltage rise dalam sebuah loop.
"$!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Pembahasan
R = V / I = 12 volt / 4 Ampere = 3 Ω
20 V, 100µS, 40 mW
&
"%!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
5Ω
"# "#
r!
vs !! 103 vR )#*Ω $%&'
(# (#
45,6oC
"&!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
(a) (b)
!"Ω '"Ω
#$
(c)
"!"$
!"Ω
#"$ iy
#"Ω
ix
"'!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
5Ω
&#
18 V $%#Ω !"#Ω
'
(#
%"#Ω
v = 8V.
i = 2 mA; v = 120 V
,
+ ()"#Ω
!"#Ω V $%"&'
)"#Ω (*"#Ω
_
"(!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
$"# !("Ω
%#$
) &
!"# %&'"# !"#$ %#$
!("Ω
!#Ω
'$
(a) (b)
(a)!v1 = v2 = 60 V, i2 = 3 A, v3 = 15 V, v4 = 45 V, v5 = 45 V,
i5 = 9 A, i4 = 15 A, i3 = 24 A, i1 = 27 A
(b)!P1 = -1,62 kW, P2= -180 W, P2 = 360 W, P4 = 405W, ∑Pab = 0
")!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!"Ω #"Ω
%&"' %&"'
$"Ω
)
(a) i4 = 2/3 A, i3 = 8/9 A, i6 = 14/9 A;
(b) vb – va = -28/3 V;
(c) 8 W disuplai oleh ggl di kiri, 32/3 W disuplai oleh ggl
di kanan
18.!Tentukan v2
!"Ω !"Ω
%
V22 &"$ #"$
#"Ω
'
v2 = 5V.
#*!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Bab 3
! ANALISA RANGKAIAN DC
!
3.1 Pendahuluan
Dalam Bab 3 ini dibahas berbagai metode untuk menganalisa
suatu rangkaian listrik. Pada prinsipnya rangkaian DC maupun AC
dengan perlakuan tertentu dapat dianalisa dengan metode yang
sama. Adapun analisa yang dibahas adalah analisa simpul, mesh
dan arus cabang. Beberapa soal dan penyelesaiannya mengikuti
setelah penjelasan terhadap analisa-analisa tersebut.
#!!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
#"!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
##!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
ΣV = 0 i3 = I Σi = 0
i1 R1 + i2 R2 − V = 0 i1 + i3 = i2
Langkah-langkah perhitungan
1.! Penamaan komponen/elemen dalam rangkaian
#$!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Beri label semua simpul (Gambar 3.3). Salah satu simpul (simpul
A) dipilih sebagai referensi. rangkaian diasumsikan meiliki
pentanahan, yang berada pada tegangan nol atau potensial tanah.
simpul B dan D sudah diketahui berpotensi menjadi sumber
tegangan. Tegangan pada simpul C (VC) tidak diketahui.
Asumsikan bahwa VC >VB dan VC >VD. Gambarlah ketiga arus I1,
I2, dan I3 dari simpul C, yaitu menuju simpul referensi.
Langkah-langkah perhitungan
1.! Hitung arus mesh
Istilah mesh digunakan karena kesamaan penampilan antara loop
jaringan jala-jala. Jala-jala adalah jalur tertutup tanpa jalur tertutup
lainnya di dalamnya. Sebuah loop juga merupakan jalur tertutup,
namun sebuah loop mungkin memiliki jalur tertutup lainnya di
#%!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
#&!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Langkah-langkah perhitungan
1. Penamaan komponen/elemen dalam rangkaian
Beri label semua simpul (Gambar 3.8). Ada empat simpul dalam
rangkaian ini, yang ditunjukkan oleh huruf A, B, C, dan D. Gambar
3.8 berisi tiga cabang, yang masing-masing merupakan jalur dalam
jaringan. Cabang ABC terdiri dari sumber tegangan E1 dan R1
secara seri, cabang ADC terdiri dari sumber tegangan E2 dan R2
secara seri, dan cabang CA hanya terdiri dari R3. Tetapkan arus
yang berbeda arah ke setiap cabang jaringan (I1, I2, I3). Tunjukkan
polaritas masing-masing resistor seperti yang ditentukan oleh arah
yang diasumsikan. Polaritas terminal catu daya tetap dan karena
itu tidak tergantung pada arah arus yang diasumsikan.
#'!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
i1 = 6A dan i2 = 4A.
I1 = -6A I2 = 9A.
#(!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
4.! Carilah nilai arus untuk tiap cabang pada rangkaian berikut:
I1 = 2A I2 = 1A I3 = 1A.
5.! Dari rangkaian pada gambar berikut, tentukan arus cabang, I1,
I2, I3 menggunakan mesh analisis.
#)!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
i1 = 23A i2 = 0A.
i = 1A.
$*!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
v = 64V.
i = 1A.
!" !
iT = = A.
#$ "
$!!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Bab 4
! TEOREMA RANGKAIAN
!
!
!
4.1 Pendahuluan
Dalam bab ini dibahas beberapa teorema yang sering
digunakan saat menganalisa rangkaian listrik. Beberapa kondisi
rangkaian seperti memiliki dua sumber tegangan, memiliki dua
sumber, tegangan dan arus, dan sebagainya mengharuskan kita
untuk menerapkan teorema-teorema seperti superposisi, subsitusi,
Thevenin dan juga Norton ke dalam rangkaian tersebut. Penjelasan
singkat masing-masing teorema dan contoh soal beserta langkah-
langkah penyelesaiannya tersaji dalam bab ini secara berurutan.
$"!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
$#!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
#
!" ' !()
$%&
$$!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
RTH
+ +
a a
Jaringan RTH
VTH
Jaringan
VTH
Linear Esternal
- -
b b
!"#$"%&'"()*"+"(&,*+-"./(&01/-/(+(&
Gambar 4.2. Equivalensi rangkaian dengan menerapkan t
eorema thevenin.
R1 RTH
a a
R2
Vin VTh
b b
Gambar 4.3. Analisa rangkaian Thevenin.
R1 R2 R2
RTh VTh x Vin
R1 ! R2 R1 ! R2
$%!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
%"#
!"# $
&'(
$&!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
#
!" & !'(
$%
+ a
a
Jaringan
Jaringan IN RN
Eksternal
Linear
-
! b
b
$'!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
$%&
!" #
'"
$(!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
V1 V2 V3
it ! !
R1 R2 R3
1 1 1 1
! !
Rt R1 R2 R3
Vek it .Rt
Rek Rt
Langkah-langkah perhitungan
1. Pertimbangkan EA (Gambar 4.7(b))
Karena EB tidak memiliki resistansi internal, sumber EB digantikan
oleh hubung singkat. (Sumber arus, jika ada, diganti dengan sirkuit
$)!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
terbuka). Oleh karena itu, RTA = 100 + (100 || 100) = 150Ω dan ITA =
EA/RTA = 30/150 = 200mA. Dari aturan pembagi arus, I3A =
200mA/2 = 100 mA.
2. Pertimbangkan EB (Gambar 4.7(c))
Karena EA tidak memiliki resistansi internal, sumber EA
dihubungsingkatkan. Oleh karena itu,
RTB = 100 + (100 || 100) = 150Ω dan ITB = EB/RTB = 15/150 = 100
mA. Dari aturan pembagi arus, I3B = 100 mA/2 = 50mA.
(c)
Gambar 4.7. Penerapan teorema superposisi: (a) arus dalam R3 yang akan
ditentukan; (b) efek EA saja; dan (c) efek EB saja.
3. Hitung nilai I3
Jumlah aljabar dari arus komponen I3A dan I3B digunakan untuk
memperoleh kebalikan dan arah sebenarnya dari I3:
I3 = I3A - I3B = 100 - 50 = 50mA (ke arah I3A).
Langkah-langkah perhitungan
1. Hitung tegangan Thevenin (Gambar 4.8(b))
%*!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Gambar
FIGURE 4.8. Penerapan
1.14 Application
Application teorema
of Thevenin’s
of Thevenin’s Thevenin:
theorem:
theorem:( (a) current(a)
I Ito
L ditentukan;
be determined;(b)
(b) calculating
menghitung ETh; (c) menghitung RTh; dan (d) rangkaian ekuivalensi
Thevenin yang dihasilkan.
%!!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Gambar 4.9. Penerapan teorema Norton: (a) IL yang akan ditentukan; (b)
menghitung RN; (c) menghitung IN; dan (d) rangkaian ekuivalensi Norton
yang dihasilkan.
Langkah-langkah perhitungan
1. Hitung resistor paralel Norton, RN (Gambar 4.9(b))
Resistor beban dihilangkan (Gambar 4.9(b)). Semua sumber diatur
ke nol (sumber arus digantikan oleh sirkuit terbuka, dan sumber
tegangan digantikan oleh hubung singkat). RN = 50 + (100 ||100) =
100Ω. Perbandingan Gambar 4.8(c) dan 4.9(b) menunjukkan bahwa
RN = RTh.
%"!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
i = i1 + i2 = 1 – 0.5 = 0.5A.
v = 10V.
%#!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
i = 19/8A.
%$!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
IN = 1A.
RN = 3! , IN= 4.5A.
%%!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Bab 5
! ANALISA RANGKAIAN AC
!
5.1 Pendahuluan
Bab ini membahas tentang arus bolak-balik/AC dalam
rangkaian listrik beserta analisanya. Analisa rangkaian AC ini
meliputi sinyal yang dihasilkan seperti sinyal periodik, dan bentuk
gelombang yang muncul saat pengukuran rms dilakukan. Selain
itu bab ini juga membahas bilangan kompleks dan operasi bilangan
kompleks, serta impedansi dan admitansi dalam rangkaian.
%&!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!
Gambar 5.2. Beda fasa dalam satu perioda.
%'!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
! !
" " # #
$ $" !,/ #%# $" !,/ %# !'
!! !! !
%!
%"#$ &! %!! !,/ ! ' %
!
(!
( "#$ )! ( !! !,/ ! ' %
!
%(!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!
Untuk sinyal lainnya tidak lagi sama dengan # Amplitudonya ,
"
misalnya untuk sinyal kotak (dengan duty cycle 50%) nilai
!
RMS = # Amplitudonya.
"
5.4 Fasor
Fasor adalah bilangan kompleks yang merepresentasikan
besaran atau magnitude dan phasa gelombang sinusoidal.
Rangkaian AC yang dapat dijelaskan dengan menggunakan fasor
disebut berada dalam kawasan frekuensi (frequency domain).
Gambar 5.3 mengilustrasikan diagram fasor tegangan dan arus
dalam rangkaian AC dengan beda fasa antara tegangan dan arus
adalah sebesar Φ.
%)!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
&*!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!!"!7!$!+!8!"!'!($03! !$!+!3*/! .!
Representasi ini dapat dinyatakan dengan bentuk polar atau
eksponensial yaitu
!"!"# "
dengan:
"#,%%,&'' (')'*4,'-'5,/01,'
!
1%, 0 '
"
$
!!"!#!$!$!&!"!'! !"!' !
"!"!/!$!$!0!"!+! $ !"!+ !
Kesamaan
Besaran kompleks A dan Z sama jika a = x dan b = y
Penjumlahan
!"#"$"%"!"#$#/&#$#$#!(#$#0&#
!"#*#$"#+#!"#*#/&#$#$#!(#*#0&#
Perkalian
$
!!"!"!#$! '!#(! $ '!"!$(! $# ) '
!"!$( # ) '!
*+'.(!$#%+!1#(0+-+%+(!1+&+'!5 (-.%!%++- ,#+!
!"#!"!#$!%!$!'(!#/!%!$!0(!"!#$/!+!'0(!%!$!#'/!+!$1(!
Pembagian
" # %$ " %! ##" $! " % #$" #! "
$
! " %! " %! "! !!
&!!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
• !"#$%&'()***!"+*#",*$"%&'()"
" " " ""!"+*-*±*./**000Æ*-1*2$()(3&'()4*/1*2$&53&'()*
*
• 6%")3&'()*****"+*$",*#"%+',)"
* * * ****"+*7,*!"
" " " """*"+*8*±*.9*0000Æ815:'%;53&'()4*
* * * * * ********91(;($#3&'()*
"
&"!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!
"
!
#
$
!
Gambar 5.4. Rangkaian R L C dengan sumber AC.
&#!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Penyelesaian
Anggap sumber ideal (tidak ada informasi hambatan
dalamnya). Impedansi rangkaian tersebut adalah:
" ! ! " #! !
$ " % " % " % !
#
"! " # " " #! " # ! !!
! #! !
$ ! ! !
" % ! ! !
#
" # ! " # !
$
! % %# ! ! ! #! !
$ ! ! !
" ! ! !
#
" # ! " # !
!
$! % "#" "
! & '!
! ( ! (
$! #
! & '! !, , ! ! &) * &+
&
, '! # , '! # ,' "
( ( $* )+% & $+ )*%
$* )+% & $+ )*% $* )+% # $+ )*% #
dengan
!" "'
!"&$%&& # $!( % ( & &&
" $! ' " $! '
&$!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
dengan demikian beda fasa antara tegangan dan arus pada resistor
sebesar
+ ! "#
"%$"+"&'*)$)*")' +"& '
# "!
i1 mendahului i2 155o .
&%!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Bab 6
! ANALISA RANGKAIAN SINUSOIDAL
!
!
Tujuan instruksional umum
•! Mengenalkan respon elemen sinusoidal
•! Mengenalkan respon sinusoidal RC, RL dan LC seri
•! Mengenalkan fasor, bilangan kompleks dan admitansi
6.1 Pendahuluan
Bab ini membahas rangkaian yang memiliki elemen
sinusoidal dan responnya terhadap elemen tersebut. Selain itu
dibahas juga mengenai sudut fasa, fasor dan fasor sebagai bilangan
kompleks serta admitansi. Soal tentang respon RL, RC dan LC
dalam rangkaian seri dan penyelesaiannya juga dibahas dalam bab
ini.
&&!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Komponen R
Pada resistor ideal, arus dan tegangan dihubungkan dengan
hukum Ohm V = IR, bila tegangan tegangan yang dikenakan pada
resistor (unit step) aka arus akan mempunyai bentuk yang sama
dengan tegangan yang hanya dirubah oleh faktor (1/R), maka
dapat dikatakan bahwa arus yang mengalir pada resistor akan
segera berubah dengan seketika bila tegangan pada terminal
resistor tersebut dirubah, sehingga dapat dikatakan bahwa pada
resistor :
iR(0-) ≠ iR(0) ≠ iR(0+)
Komponen L
Arus yang mengalir pada induktor tidak dapat berubah
dengan seketika, karena energi yang secara tiba-tiba diberikan pada
induktor tidak akan merubah arus yang ada sebelumnya pada
induktor tersebut, maka induktor akan bersifat sebagai rangkaian
terbuka pada saat energi yang baru dikenakan pada induktor
&'!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
&(!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
&)!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
&
!,4-!%! !&%!(!)!
,
#9!%! ! !& !%!&*!
" *
!(!)!
, #%
#9!(!&*!& ! "
!0! '! !&*!(! ,
!
$
! "
'*!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
"!
!#&#.#*!#364!#7#.*!8#+56.! # ! *!
$
untuk waktu t = ∞ arus I(t) = 0.
! " ! "
! !
(a) (b)
Gambar 6.3. Rangkaian tanpa sumber, (a) RC, (b) LC.
'!!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
! !" "
# "#
!$ ! %
'"!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!
! ! $ ! $" ! # " # " #! "
$ "
$! $" $ ! $" ! # " # " " ! "
# !
$ #
"
! !"
Penyelesaian
!% !% & &
!*#$# %
#$# %
#$# ' #'
#$# #$#%*'&# '# )(#
' '# )(
" " #
# $ $
'#!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Langkah-langkah penyelesaian
1. Gabungkan semua impedansi seri
Solusinya adalah aljabar vektor harus digunakan untuk reaktansi.
Z1 = 300 + j600 - j200 = 300 + j400 = 500∠53.1oΩ,
Z2 = 500 + j1200 = 1300∠67,4oΩ, dan Z3 = 800 + j600 = 1000∠36.9oΩ.
4. Hitung arus
I1 = E/ZEQ = 100∠0o/1290∠22,4o = 0,0775∠22,4oA. Dari aturan
pembagi arus diperoleh
'$!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
a).v1(t)=150.cos(314t−45o)V b).v2(t)=50cos(1000t+53,1o)V
c). i(t) = 7,07 cos(1000 t + 45 )mA.
o
ZB = 20,8 − j12 Ω.
)/0!1 )./&))!!)-*,!),/-!+)*)!
'%!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
a). I = 2 36,87oA
b). VR = 200 36,87oV,
VC = 200 −53,13oV, VL = 50 126,87oV
c). Vs =VC +VR +VL,
d). i(t)=2.cos(500t+36,87o)A,
vR(t ) = 200.cos(500t + 36,87o)V
vC(t) = 200 cos(500t − 53,13o)V,
vL (t) = 50cos(500t +126,87o)V
'&!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Bab 7
! ANALISA RANGKAIAN RLC
!
!
Tujuan instruksional umum
Mengenalkan rangkaian RLC seri dan paralel
7.1 Pendahuluan
Bab ini membahas tentang rangkaian dengan sumber
tegangan AC dan memiliki komponen/elemen seperti resistor,
induktor dan kapasitor dalam seri maupun paralel.
VR = R I VL = XL I dan VC = XC I
''!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
(VL VC ) 2
V VR2 (VL VC ) 2 tan -1
VR
Karena I adalah sama, maka diagram fasor bisa juga dinyatakan untuk impedansi sbb:
Karena I adalah sama, maka diagram fasor bisa juga dinyatakan
untuk impedansi sebagai Gambar 7.2.
)*+ '*, - #$
!" #$ % &'( )'*+ $, !" # $%&'(
. ,! "
%
(a) (b)
(c)
Gambar 7.1. RLC seri. (a). Rangkaian equivalen RLC seri, (b). Fasor
tegangan dan arus, (c). Bentuk gelombang tegangang dan arus terhadap
waktu.
'(!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
(a) (b)
Gambar 7.3. Grafik untuk rangkaian RLC seri (a). Impedansi terhadap
frekuensi, (b). Sudut fasa terhadap frekuensi.
Pada frekuensi rendah, nilai impedansi besar dan arus kecil. Ketika
frekuensi bertambah, impedansi akan menurun sedang arus akan
membesar. Tepat pada frekuensi resonansi, impedansi akan
minimum (sebesar R) dan arus akan maksimum (sebesar Vt/R).
')!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
V V V
IR ; IL ; IC
R XL XC
( (
! ! ! ! + & #$
# & ) ! " #$% &' )* )+
!"
" $% '( '* , ( , %
,
1
2 f L atau
2 f C
#
!"
$% &'
(*!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
(a) (b)
(c)
Gambar 7.4. RLC paralel. (a). Rangkaian equivalen RLC paralel, (b). Fasor
tegangan dan arus, (c). Bentuk gelombang tegangang dan arus terhadap
waktu.
(a) (b)
Gambar 7.5. Grafik untuk rangkaian RLC paralel, (a). Impedansi terhadap
frekuensi, (b). Sudut fasa terhadap frekuensi.
Pada frekuensi rendah, nilai impedansi kecil dan arus besar. Ketika
frekuensi bertambah, impedansi akan bertambah sedang arus akan
mengecil. Tepat pada frekuensi resonansi, impedansi akan
(!!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Langkah-langkah penyelesaian
1. Hitung Z
Frekuensi sudut ω= 2π f = (2) (3.1416) (60) = 377 rad/s. Tapi XL =
ωL; Oleh karena itu, XL = (377) (0,5) = 188,5Ω.
Juga, XC = 1/ωC = 1/[(377) (26.5) 10-6] = 100Ω.
Kemudian Z = √R + j(XL - XC) = R + jXEQ, dimana XEQ = XL - XC
bersifat net equivalent reactance.
("!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
3. Hitung I
Dari hukum Ohm untuk rangkaian AC, |I| = 120/133.5 = 0.899A.
Karena I adalah referensi, dapat dinyatakan dalam bentuk kutub
seperti I = 0.899 ∠0oA. Sudut antara tegangan dan arus pada
Gambar 7.5(c) sama dengan sudut segitiga impedansi pada
Gambar 7.5(b). Oleh karena itu E = 120 ∠41,5oV.
Langkah-langkah penyelesaian
1. Hitung arus di R, L, dan C
Dalam rangkaian paralel, lebih mudah menggunakan tegangan
sebagai referensi; Oleh karena itu E = 200 ∠0oV. Karena parameter
R, L, dan C dari rangkaian ini sama dengan Gambar 7.5(a) dan
frekuensi dengan 60 Hz, XL = 188,5Ω dan XC = 100Ω.
(#!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
2. Hitung ZEQ
Impedansi adalah ZEQ = E/IT = 200∠0o/2.21∠25.2o = 90.5∠25.2o.
ZEQ, berubah menjadi bentuk rectangular ZEQ = 82,6 + j39 = REQ -
jXEQ. Gambar 7.7(b) mengilustrasikan diagram fasor arus dan
tegangan. Diagram impedansi ekuivalen diberikan pada Gambar
7.6(c). Perhatikan bahwa ZEQ juga bisa dihitung dengan
1
Z EQ !
1 1 1
" #
R jX L jX C
karena ZL = jXL dan ZC =jXC.
(a)
(b) (c)
Gambar 7.7. Rangkaian RLC paralel yang dianalisa (a). Rangkaian
equivalensi, (b). Impedansi total, (c). Fasor tegangan dan arus.
($!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
(%!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
7.! Tentukan v(t), iR(t), iL(t) dan iC(t) dari rangkaian RLC paralel
berikut ini.
(&!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Bab 8
! ANALISA DAYA
!
!
Tujuan instruksional umum
•! Mengenalkan daya sesaat, daya rata-rata, faktor daya dan daya
kompleks
•! Mengenalkan perbaikan faktor daya
8.1 Pendahuluan
Bab ini membahas tentang daya dalam sebuah rangkaian
AC. Dimulai dengan daya sesaat, daya rata-rata, faktor daya dan
daya kompleks. Selanjutnya transformator juga dibahas secara
singkat, diikuti dengan pembahasan tentang penyediaan daya dan
perbaikan faktor daya.
('!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
#$ %&$
!" ()* + , ()*-./ , +0
'
sehingga daya dapat dituliskan menjadi p = v.i = v(t + T). i(t + T).
Dari nilai p yang dinyatakan sebelumnya komponen berubah
terhadap waktu mempunyai periode 2ωT2 = 2π sehingga T2 = π/ω.
Ini sama dengan setengah dari periode sumber. Jadi, dengan kata
lain daya rata-rata dapat dinyatakan sebagai nilai rata-rata dari
suatu fungsi periodik adalah integral fungsi waktu selama periode
lengkap dibagi dengan priode.
Daya rata-rata dinotasikan dengan P, dan memiliki waktu
awal to, dengan t = 2T2, maka P dapat ditulis sebagai berikut:
() *+
#
!" % & '&
$ ()
((!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
4
# %& ' (&
!" *+, - . *+,/01 . -2 31
$ 5 )
0 0
# %& ' (& # %& ' (&
!" *+, - ./ 2 *+,3)4 2 -5 ./
$ 1 ) $ 1 )
0
#$ % &$ #$ % &$ 0
!" )*+ , -. / )*+2'3 / ,4 -.
'( 1 '( 1
#$ % &$
!" )*+ ,
'(
! " #$ %&' (
! " #$ %&' (
()!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Segitiga Daya
Segitiga daya adalahsuatu hubungan antara daya nyata,
daya semu, dan daya reaktif, yang dapat dilihat hubungannya
pada Gambar 8.1 berikut ini.
Pada gambar ini P adalah positif, artinya alih daya terjadi dari arah
sumber ke beban atau beban menyerap daya. Segitiga daya ini bisa
terletak di kuadran pertama atau kuadran keempat, tergantung
apakah Q positif atau negatif. Besar daya kompleks S adalah
yang kita sebut juga sebagai daya tampak dan mempunyai satuan
volt-amper (VA). Hubungan antara daya kompleks dan daya rata-
rata serta daya reaktif adalah
S = P + jQ
! " # $%& ' " ()*+ ,)*+ $%& '
! " # $%& ' " ()*+ ,)*+ $%& '
Faktor Daya
Beda sudut fasa antara fasor tegangan dan arus adalah θ, dan
cos θ disebut faktor daya
)*!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
/
!"#$%&'(")" * +,- . * '
0
)!!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
$
!" # &&&&&&&&&&&'(')&&&&* # !" %
%
. . .
! " #$% "& "'(% )*+,- ! $% *+,- & '(% *+,-
dengan RB dan XB masing-masing adalah resistansi dan
reaktansi beban. Persamaan (14.16) dapat kita uraikan menjadi
' '
S = P + jQ = !" #$%& ()(*+" #$%&
' (
P = !" #$%& ( dan Q = !"# $%&'
%
! "# $ ! "# $ % &'(
&
! "#$ % ! "#$ % & '()
&
! "#$ % ! "#$ % & '() ! *"+,-% & '()
)#!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
1. Global compensation
Dengan metode ini kapasitor dipasang di induk panel
)$!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
2. Sectoral Compensation
Dengan metoda ini kapasitor yang terdiri dari beberapa panel
kapasitor dipasang dipanel SDP. Cara ini cocok diterapkan pada
industri dengan kapasitas beban terpasang besar sampai ribuan
kva dan terlebih jarak antara panel induk dan SDP cukup
berjauhan.
3. Individual Compensation
Dengan metoda ini kapasitor langsung dipasang pada masing
masing beban khususnya yang mempunyai daya yang besar.
Cara ini sebenarnya lebih efektif dan lebih baik dari segi
teknisnya. Namun ada kekurangan nya yaitu harus
menyediakan ruang atau tempat khusus untuk meletakkan
kapasitor tersebut sehingga mengurangi nilai estetika.
Disamping itu jika mesin yang dipasang sampai ratusan buah
berarti total cost yang di perlukan lebih besar dari metode diatas
)%!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
2. Kapasitor Breaker.
Kapasitor Breaker digunakan untuk mengamankan instalasi
kabel dari breaker ke kapasitor bank dan juga kapasitor itu sendiri.
Kapasitas breaker yang digunakan sebesar 1,5 kali dari arus
nominal dengan
Im = 10 x Ir.
In = Qc/ 3 .VL
3. Magnetic Contactor
Magnetic contactor diperlukan sebagai Peralatan
kontrol.Beban kapasitor mempunyai arus puncak yang tinggi ,
lebih tinggi dari beban motor. Untuk pemilihan magnetic contactor
minimal 10 % lebih tinggi dari arus nominal (dengan beban
induktif/kapasitif). Pemilihan magnetic dengan range ampere lebih
tinggi akan lebih baik sehingga umur pemakaian magnetic
contactor lebih lama.
4. Kapasitor Bank
Kapasitor bank adalah peralatan listrik yang mempunyai
sifat kapasitif..yang akan berfungsi sebagai penyeimbang sifat
induktif. Kapasitas kapasitor dari ukuran 5 KVar sampai 60 Kvar.
Dari tegangan kerja 230 V sampai 525 Volt atau Kapasitor Bank
adalah sekumpulan beberapa kapasitor yang disambung secara
parallel untuk mendapatkan kapasitas kapasitif tertentu. Besaran
yang sering dipakai adalah Kvar meskipun didalamnya
)&!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Langkah-langkah penyelesaian
)'!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Gambar 8.3. Menghitung daya ac: (a) rangakaian equivalensi dan (b)
segitiga daya.
)(!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
(a) (b)
Gambar 8.4. Segitiga daya untuk rangkaian equivalensi
(a). RC dan (b). RL
Hitung faktor daya (pf) dan faktor reaktif (rf) untuk rangkaian yang
ditunjukkan pada Gambar 8.5.
Langkah-langkah penyelesaian
1. Tinjau analisis faktor daya
Faktor daya rangkaian AC adalah rasio numerik antara daya
aktif P dan daya semu S. Dapat dilihat dengan mengacu pada
segitiga daya pada Gambar 8.4., bahwa rasio ini sama dengan
kosinus sudut faktor daya. Sudut faktor daya sama dengan sudut
fasa antara tegangan pada rangkaian (atau beban) dan arus yang
melalui rangkaian (atau beban) tersebut. pf = cos P/S.
))!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Langkah-langkah penyelesaian
1. Hitung arus motor
S = P/cos θ = 1200/0.7 = 1714VA. Oleh karena itu, arus motor I
adalah: I = S/E (1714VA) (120V) = 14,29A. Komponen aktif arus ini
sefasa dengan tegangan. Komponen ini, yang menghasilkan
konsumsi daya sesungguhnya, adalah: |I|cos θ = (14,29 A) (0,7) =
10A. Karena motor memiliki faktor daya 70%, rangkaian harus
mensuplai 14,29A untuk mewujudkan arus 10A.
!**!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Gambar 8.6.
Power-factor correction: Perbaikan
(a) given faktor
circuit and (b) daya:
adding (a) rangkaian
a capacitor yang
(C) in analisa
parallel to dan (b)
Penambahan kapasitor (c) secara paralel untuk memperbaiki faktor daya.
2. Hitung nilai C
Untuk mendapatkan faktor daya rangkaian 100%, daya semu
induktif daripada motor dan daya semu kapasitif daripada
kapasitor harus sama. QL = |E||I| √1 - cos2 θ, dimana √1 - cos2 θ
adalah faktor reaktif.
Oleh karena itu QL = (120) (14.29) √1 - (0.7)2 = 1714 √0.51 =
1224VARS (induktif). QC harus sama dengan 1224VARS untuk
faktor daya 100%. XC = V2C/QC = (120)2/1224 = 11.76Ω (kapasitif).
Oleh karena itu,
C = 1/ωXC = 1/(377) (11.76) = 225.5µF.
!*!!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
C = 30.69 mF
ballast
neon=20W
starter
V =220VAC C=?
!*"!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
S = (V.A) / cos φ
Faktor daya jelek terjadi bila cos φ < 0,93
!*#!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!*$!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Bab 9
! RANGAKAIAN TIGA FASA
!
!
Tujuan instruksional umum
•! Mengenalkan sumber dan beban tiga fasa serta hubungannya
•! Mengenalkan daya pada sistem tiga fasa seimbang
•! Mengenalkan sistem tiga fasa tak seimbang
9.1 Pendahuluan
Bab ini membahas tentang rangkaian AC tiga fasa. Dimulai
dari sumber tiga fasa seimbang, beban-beban yang terhubung
dengan sumber tersebut dengan model hubungan Y-Y ,Y-∆, ∆-∆,
dan ∆-Y. Juga daya yang dihasilkan dalam sistem tiga fasa
seimbang tersebut. Selain itu, dalam bab ini juga dibahas sistem tiga
fasa tak seimbang, dengan sumber dan beban serta daya yang
dihasilkan.
!*%!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
vp∠ϕ
vp∠ϕ
vp∠ϕ
(a) (b)
vp∠0°
vp∠ − 120°
vp∠0°
vp∠ − 90°
(c) (d)
Gambar 9.1. Sumber tegangan pada rangkaian AC. (a). Satu-fasa, (b). Satu-
fasa tiga kawat, (c). Dua-fasa, (d). Tiga-fasa empat kawat.
!*&!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
(a)
(b)
(c)
Gambar 9.2. Sumber tegangan tiga-fasa. (a). Generator tiga-fasa, (b).
Tegangan yang dibangkitkan generator tiga-fasa berbeda fasa 120° satu
dengan lainnya, (c). Fasor tegangan.
!*'!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!*(!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
% , , ,
! "#$ % & '( )"#* ) )' ! "#* )'
+ + + +
! "#$ %&%'(
Sehingga diperoleh
!"# $ !%& '()*+,
!"# $ !%& '()*+,-
!*)!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Van = Vp ∠0°
Vbn = Vp ∠ − 120°
Vcn = Vp ∠ − 240° = Vp ∠120°
Van = Vp ∠0°
Vcn = Vp ∠ − 120°
Vbn = Vp ∠ − 240° = Vp ∠120°
(b)
Gambar 9.6. Urutan fasa, (a). Urutan abc, (b). Urutan acb.
!!*!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!!!!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Dari persamaan arus yang terbentuk, tegangan VAN, VBN, dan VCN
adalah tegangan-tegangan fasa yang berbeda fasa 120o satu
terhadap lainnya. Karena tegangan ini dibagi oleh Z yang sama
untuk mendapatkan arus fasa, jelaslah bahwa masing-masing arus
fasa akan tergeser dengan sudut yang sama dari tegangan fasa
yang bersangkutan. Jika kita tetap menggunakan VAN sebagai
referensi maka
!!"!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!
!" #
$
!" # !"$ %!&"' (((!$ # !$& %!"$' (((((!& # !&" %!$& '
!!#!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
maka diperoleh
%"# %'' ()* %''
!"# $ $ $ (+
& & (+ &
!"# $ !%& '() * +,-./
!"# $ !%& '() * +,-./
!!$!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!!%!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Van
Ia =
ZY
!!&!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
VAB
I AB =
Z∆
VBC
I BC =
Z∆
VCA
I CA =
Z∆
Z∆ Z∆
Z∆
Arus-arus line ini juga dapat dihitung dari hasil arus-arus fase
dengan menggunakan arus Kirchhoff pada titik-titik simpul A, B
dan C. Pada titik A: Ia = IAB + ICA. Pada titik B: Ib= IBC + IAB. Pada titik
C: Ic= ICA – IBC.
!!'!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Gambar 9.17. Diagram fasor hubungan sumber dan beban dengan sistem
Y-∆ seimbang.
VAB Vab
I AB = =
Z∆ Z∆
VBC Vbc
I BC = =
Z∆ Z∆
VCA Vca
I CA = =
Z∆ Z∆
! ∆-∆!seimbang.
Gambar 9.17. Hubungan
!!(!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Vp 3∠ − 30°
Ia =
ZY
Ib = Ia ∠-120°
Ic = Ia ∠120°
!!)!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!"*!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
S = Pp +jQp = Vp Ip*
P = 3 VL I L cos θ
Q = 3 VL I L sin θ
S = 3 VL I L
"I 1 !
P = 3VL %% L = 3I L ## cos θ
& 3 3 $
!"!!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Pada beban tak seimbang ini akan muncul arus netral, tidak seperti
pada beban seimbang dimana arus netralnya adalah nol. In =-(Ia +Ib
+Ic)
!""!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Penyelesaian
Sistem diatas adalah sistem hubungan Y-Y seimbang tiga kawat
(tanpa kawat netral).
Van 110∠0°
Ia = = = 6,81∠ − 21,8° A
Z Y 16,155∠21,80°
Vbn 110∠ − 120°
Ib = = = 6,81∠ − 141,80° A
Z Y 16,155∠21,80°
Penyelesaian
Adapun impedansi beban : Z∆ = 8 + j4 = 8,944 26,57°Ω.
tegangan fasa: V = 100 10°V.
Vab = (Van ) 3∠30° = 100 3∠40° = VAB → VAB = 173,2 ∠ 40o volt
!"#!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
arus-arus fasa:
VAB 173,2∠40 o
I AB = = = 19,36∠13,43o A
Z∆ 8,944∠26,57
IBC = IAB∠-120°= (19,36∠13,43°)(1∠-120°) = 19,36∠-
106,57°A
ICA = IAB ∠120°= (19,36∠13,43°)(1∠120°) = 19,36∠133,43°A
Penyelesaian
Impendansi beban per –fasa adalah Z∆ =(20 – j15) = 25 -36,87°Ω.
Karena generator dengan urutan fasa abc, maka
VAB = Vp 0°; VBC = Vp -120° dan VCA = Vp 120° dan VAB = Van.
VCA 330∠120 o
I CA = = = 13,2∠36,87 o A
Z∆ 25∠ − 36,87 o
!"$!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Penyelesaian
Impedansi beban per-fasa: ZY = 40 + j25 = 47,17 32°Ω dan
tegangan sumber: Vab = 210 0o V. Apabila sumber ∆
ditransformasikan menjadi Y maka:
Vab
Van = ∠ − 30 o = 121,2∠ − 30 o v
3
Penyelesaian
Diambil satu fasa (misalnya fasa a) maka: Van = 110 0°V = VP.
Van 110∠0 o
Ia = = o
= 6,81∠ − 21,8 o A = I p
Z Y 16,155∠21,80
!"%!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!"&!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
Penyelesaian
Arus-arus line
VAN 100∠0 o
Ia = = = 6,67∠0 o = (6,67 + j0)A
ZA 15
VBN 100∠120 o 100∠120 o
Ib = = = = 8,94∠93,44 o = (−0,54 + j8,92)A
ZB (10 + j5) 11,18∠26,56 o
VCN 100∠ − 120 o 100∠ − 120 o
Ic = = = o
= 10∠ − 66,87 o = (3,93 + j9,2)A
ZB (6 − j8) 10∠ − 53,13
Arus netral
In = - (Ia + Ib + Ic) = -(6,67 + j0 – 0,54 + j8,92 + 3,93 – j9,2) = - (10,06 – j0,28)
atau In = - 10,06 + j0,28 = 10,06 178,4°A.
!"'!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!"(!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
4.! Tentukan Arus line dan daya serap beban dari rangkaian 3
phasa tak seimbang di bawah ini.
!")!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
6.! Hitung arus- arus line dan arus netral (sumber urutan abc)
untuk rangkaian tiga fasa seperti dibawah ini. Dimana VAN =
100∠0oV, VBN = 100∠120oV dan VCN = 100∠-120oV.
Arus-arus line :
Ia = 6,67∠0o = (6,67 + j0)A
Ib = 8,94∠93,44o = (-0.54 + j8.92)A
Ic = 10∠-66,87o = (3,93 + j9.2)A
Arus Netral :
In = -10.06 + j0.28 = 10.06∠178.4oA
!#*!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
DAFTAR PUSTAKA
!#!!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
TAKARIR
!#"!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!##!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!#$!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!#%!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!#&!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!#'!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!#(!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!#)!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!$*!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!$!!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!$"!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!$#!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
!$$!
ANALISA RANGKAIAN LISTRIK
!!!!
PROFIL PENULIS
!$%!