Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

UNIVERSITAS PAMULANG PROGRAM STUDI S1

TEKNIK ELEKTRO

OLEH :

Afrizal Dwi Ramadhan


211010100083

04TELP001
DAFTAR ISI

BAB 1 RANGKAIAN RESISTOR.....................................................................................

I.DASAR TEORI .............................................................................................................

II.PERALATAN PERCOBAAN........................................................................................

III.PROSEDUR PERCOBAAN........................................................................................

BAB 2 PENGUKURAN RANGKAIAN RLC....................................................................

I.DASAR TEORI .............................................................................................................

II.PERALATAN PERCOBAAN........................................................................................

III.PROSEDUR PERCOBAAN........................................................................................

BAB 3 RESISTANSI DAN ISOLASI ...............................................................................

I.DASAR TEORI .............................................................................................................

II.PERALATAN PERCOBAAN .......................................................................................

III.PROSEDUR PERCOBAAN........................................................................................

BAB 4 PENGUKURAN DAYA 1 FASA .........................................................................

I.DASAR TEORI .............................................................................................................

II.PERALATAN PERCOBAAN........................................................................................

III.PROSEDUR PERCOBAAN........................................................................................

BAB 5 PENGGUKURAN PENCAHAYAAN ....................................................................

I.DASAR TEORI .............................................................................................................

II.PERALATAN PERCOBAAN........................................................................................

IIIPROSEDUR PERCOBAAN.........................................................................................

BAB 6 PENGUKURAN ROTASI PHASE DAN TEGANGAN 3 PHASA .........................


I.DASAR TEORI .............................................................................................................

II.PERALATAN PERCOBAAN........................................................................................

III.PROSEDUR PERCOBAAN........................................................................................

BAB 7 PENGUKURAN PENTANAHAN .........................................................................

I.DASAR TEORI .............................................................................................................

II.PERALATAN PRCOBAAN..........................................................................................

III.RANGKAIAN PERCOBAAN ......................................................................................

KESIMPULAN...............................................................................................................
BAB 1 RANGKAIAN RESISTOR

I. DASAR TEORI

Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki nilai
hambatan tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang mengalir
melaluinya. Sebuah resistor biasanya terbuat dari bahan campuran Carbon. Namun tidak sedikit
juga resistor yang terbuat dari kawat nikrom, sebuah kawat yang memiliki resistansi yang cukup
tinggi dan tahan pada arus kuat.Fungsi resistor pada rangkaian elektronika adalah melindungi
sirkuit dari kelebihan beban.Kelebihan beban pada perangkat elektronik dapat mengakibatkan
kerusakan pada perangkat elektronika, kenaikan suhu, dan percikan api yang mengakibatkan
kebakaran.

Resistor juga memiliki dua macam jenis yakni Fixed Resistor atau Resistor Tetap dan Variable
Resistor atau Resistor Tidak Tetap.

1. Resistor tetap (fixed resistor)

jenis ini memiliki nilai resistansi yang tetap dan permanen selama resistor tersebut dalam
kondisi yang baik. Resistor tetap memiliki ciri ciri yang tidak bisa berubah ubah jika resistor
tersebut tidak rusak.
2. Resistor Tidak Tetap (variable resistor)

Resistor variable dapat berubah nilai resistansinya sesuai pengaruh eksternal yang memang
sudah didesain demikian. Pengelompokan jenis resistor variable didasarkan pada bagaimana
cara merubah resistansi tersebut. Misalnya saja LDR bisa berubah resistansinya jika terjadi
perubahan intensitas cahaya yang mengenai permukaanya.

II. PERALATAN PERCOBAAN

1. Resistor

2. Alat ukur resistor (Multimeter)


III. PROSEDUR PERCOBAAN

Cara melakukan pengukuran tahanan resistor (satuan ohm yang disimbolkan Ω) dengan
menggunakan multimeter analog. Bagian yang paling penting dalam pembacaan tahanan
menggunakan multimeter adalah :

1).Pengaturan pengali pada knop multimeter

2).Kalibrasi

3).Pembacaan skala

Adapun langkah pengukuran adalah sebagai berikut :

a).Siapkan multimeter.

b).tancapkan probe merah pada terminal + dan probe hitam pada terminal – (com). Pada saat
pemasangan probe pastikan dan biasakan warna probe sesuai dengan terminalnya, meskipun
sebenarnaya tidak akan mempengaruhi pengukuran atau membahayakan alat ukur itu sendiri.

c).Baca besar resistor berdasarkan gelang warnanya. Hal ini dilakukan untuk menentukan
pemilihan pengali pada knop multimeter.

d).Pilih pengali dengan mengarahkan knop multimeter pada pengali tahanan. Pemilihan pengali
disesuaikan dengan besar tahanan yang akan diukur.

e).Lakukan kalibrasi alat ukur. Perlu diingat bahwasannya kalibrasi dilakukan setiap kali kita
mengganti besar pengalinya. Adapun langkah kalibrasi akan saya jelaskan pada bagian bawah
artikel ini bagian contoh pengukuran.

f).Lakukan pembacaan skala. Perlu diingat bahwa dalam pembacaan skala pada multimeter cari
garis skala yang memiliki penunjuk angka nol di sebelah kanan. Biasanya garis skala
pengukuran tahanan berwarna hijau dan ditandai dengan simbol Ω.
BAB 2 PENGUKURAN RANGKAIAN RLC

I.Dasar Teori

Rangkaian RLC adalah rangkaian listrik yang tersusunatas resistor, induktor, dan kapasitor
baik secara seri maupun paralel.Rangkaian ini dapat dikatakan rangkaian RLC karena sesuai
dengan lambang dari masing masing komponennya yaitu, ketahanan atau hambatan (R),
induktor (L), dan kapasitor (C).Rangkaian ini sangatlah kompleks penerapannya dalam alat alat
elektronik namun sedikt gambaran rangkaian RLC ini dapat membentuk osilator harmonik dan
akan beresonansi pada rangkaian LC.

Mari kita analisis rangkaian RCL

A. Rangkaian RC seri

Pada rangkaian RC seri resistor dan kapsitor dirangkai secara seri dan dihubungkan pada
suatu tegangan bolak balik atau AC. Jika diamati nilai VR akan sefase dengan arus sedangkan
Vc akan tertinggal sejauh 900 dari arus. Kejadian itu dapat dijelaskan secara matematis sebagai
berikut.

Tegangan Efektif Impedansi Arus Efektif


B. Rangkaian RL Seri

Jika rangkaian ini dihubungkan maka akan menimbulkan efeksebagai berikut. Pada komponen
R akan mucultegangan Vr dan pada komponen L akan muncul teganggan VL. Untuk lebih
jelasnya venomena ini dapat dihitung secara matematis sebagai berikut.

Tegangan Efektif Impedansi Arus Efektif

C. Rangkaian LC Seri

Efek yang ditimbulkan pada rangkaian ini terlihhat bahwa komponen L dan C akan dilalui arus
yang sama yaittu I.Oleh sebab itu pada rangkaian L akan muncul tegangan Vl dan pada
komponen C akan muncul Vc.

Tegangan Efektif Impedansi Arus Efektif

D. Rangkaian RLC Seri

Rangkaian ini adalah rangkaian yang kompleks dimana setiapkomponen akan saling
memberi efek pada komponen yang lainnya. Secara matematis fenomena ini akan teramat pada
persamaan berikut ini.

Tegangan Efektif Impedansi Arus Efektif


II. PERALATAN PERCOBAAN

1. MULTIMETER DIGITAL

2. FUNGTION GENERATOR

3. KABEL PENGHUBUNG

4. RESISTOR BOX

5. KAPASITOR

6. INDUKTOR

7. OSILOSKOP

III. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur Percobaan

1.Menyiapkan alat dan bahan

2. Menyusun rangkaian seperti skema dibawah ini :

3. Menghidupkan sumber tegangan AC 12 V

4. Menutup saklar atau posisi ON, membaca Vr (tegangan pada hambatan R ) pada voltmeter,
dan mencatat hasil pada tabel pengamatan

5. Membuka saklar atau posisi OF, kemudian memindahkan volmeter kekomponen induktor atau
membaca VL (tegangan pada induktor L),kemudian memindahkan volmeter ke komponen
induktor atau membacaVc (tegangan pada Kapasitor ) dan mencatat hasil pada tabel
pengamatan.
BAB 3 RESISTANSI DAN ISOLASI

I.DASAR TEORI

Tahanan (resistansi) isolasi dari kabel instalasi listrik merupakan salah satu unsur yang
menentukan kualitas instalasi listrik, mengingat fungsi utama isolasi sebagai sarana
pengamanan instalasi listrik. Tahanan isolasi adalah tahanan yang terdapat diantara dua kawat
saluran (kabel) yang diisolasi satu sama lain atau tahanan antara satu kawatsaluran dengan
netral (N).

Ketentuan-ketentuan tentang tahanan isolasi ini sudah diatur dalam PUIL sebagai berikut:

1).Tahanan isolasi dari bagian instalasi listrik dalam ruangan yang kering harus mempunyai nilai
sekurang-kurangnya 1000 ohm tiap 1 Volt tegangan nominalnya, dengan pengertian bahwa arus
bocor dari tiap bagian instalasi listrik pada tegangan nominalnya tidak boleh melebihi 1 mA tiap
100 m panjang instalasi listrik.

2).Tahanan isolasi dari bagian instalasi listrik dalam ruang yang lembab atau basah harus
mempunyai nilai sekurang-kurangnya 1000 ohm tiap 1 volt tegangan nominalnya.

3).Alat ukur tahanan isolasi suatu instalasi harus mampu:

a.Membangkitkan tegangan searah sekurangkurangnya sama dengan tegangan nominal


instalasi tersebut, tetapi tidak boleh kurang dari 500 Volt.

b.Menghasilkan arus sekurang-kurangnya 1 mA pada tegangan tersebut.

Bagian instalasi listrik yang diukur tahanan isolasinya adalah :

a.Yang terletak di antara dua pengaman arus lebih.

b.Yang terletak sesudah alat pengaman arus lebih yang terakhir.

II.PERALATAN PERCOBAAN

Insulation tester adalah alat untuk mengukur besarnya nilai tahanan isolasi.

Jenis insulation tester adalah:

1. insulation tester dengan engkol sbg pembangkit tegangan. Sumber tenaga pada

insulation tester jenis ini berasal dari generator pembangkit tenaga listrik yang ada dalam

alat ukur ini dan untuk membangkitkannya poros insulation tester harus diputar dengan
alat penunjukannya jarum

2. insulation tester dengan sumber tenaga dari baterai dan alat penunjukkanya berupa

jarum juga. Salah satu contoh penggunaan dari alat ukur ini adalah untuk mengukur

kemungkinan gangguan lain adalah terjadinya hubung singkat pada belitan antar phasa,

antara phasa dengan bodi dan antar belitan pada phasa yang sama

III.PROSEDUR PERCOBAAN

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan pengukuran adalah alat yang

diukur harus bebas tegangan AC / DC atau tegangan induksi, karena tegangan tersebut akan

mempengaruhi hasil pengukuran insulation tester Merk Metriso 5000 dan laksanakan sesuai
prosedur pengukuran sebagai berikut :

1) Check batere apakah dalam kondisi baik

2) Mekanikal zero check pada kondisi insulation tester off, jarum penunjuk harus tepat

berimpit dengan garis skala. Bila tidak tepat, atur pointer zero (10) pada alat ukur.

3) Lakukan elektrikal zero check:

• Pasang kabel test pada insulation tester terminal (1) dan (3), serta hubung singkatkan

ujung yang lain.

• Letakkan saklar pemilih (8) di posisi 500.

• Letakkan saklar pemilih skala (7) pada posisi skala 1.

• On-kan insulation tester, jarum akan bergerak dan harus menunjuk tepat keangka nol,

bila tidak tepat atur pointer (11). Bila dengan pengaturan pointer tidak berhasil

(penunjukan tidak mencapai nol) periksa / ganti batere.

• Off-kan insulation tester dan ulangi poin pengecekan elektrikal zero. 4) Pasang kabel

test ke peralatan yang diukur .

5) Pilih tegangan ukur melalui saklar (8) sesuai tegangan kerja alat yang diukur.

6) On-kan insulation tester, baca tampilan pada skalanya


Bila skala 1 hasil ukur menunjuk, pindahkan ke pemilih skala 2, bila hasilnya sama

pindahkan ke skala 3, dan tunggu sampai waktu pengukuran yang ditentukan ( 0,5 –

1 menit) atau jarum penunjuk tidak bergerak lagi. Catat hasil ukur dan kalikan dengan

factor kali alat ukur, bandingkan hasil ukur dengan standard tahanan isolasi. Harga

terendah 1 MΩ / kV.
BAB 4 PENGUKURAN DAYA 1 FASA

I. DASAR TEORI

Listrik 1 Phase adalah jaringan listrik yang hanya menggunakan 2 kawat penghantar yang
kesatu sebagai kawat phase (L) dan yang kedua sebagai kawat neutral (N). Umumnya listrik 1
phase bertegangan 220-240 volt yang digunakan banyak orang.Konversi Dalam 1 Phase (220V)-
1 HP = 746 W (Watt). - 1 kW = 1000 W (Watt).

Daya 1 phase adalah:

a.Digunakan di sebagian besar rumah dan usaha kecil

b.Mampu memasok banyak tenaga untuk sebagian besar pelanggan yang lebih kecil, termasuk
rumah dan usaha kecil non-industri

c.Cukup untuk menjalankan motor hingga sekitar 5 horsepower; sebuah motor fase tunggal
menarik arus yang jauh lebih besar daripada motor 3 fase yang setara, membuat daya 3-fase
menjadi pilihan yang lebih efisien untuk aplikasi industri.

II. PERALATAN PERCOBAAN

1. Amperemeter AC 1 – 5 A

2. Voltmeter AC 0 – 600 V

3. Wattmeter dan Power Analyzer DW – 6091

4. Cos meter

5. LCR meter

6. Beban Resistif

7. Beban Induktif

8. Beban kapasitif
9. Lampu pijar 100 Watt

10. Kabel

III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Mengukur daya dan factor daya berbagai jenis beban

1. Susunlah rangkaian percobaan seperti gambar

2. Pasang kombinasi beban menggunakan set bebean

3. Masukkan saklar S sumber AC

4. Ukur dan catat besar V, I, P, dan Pf

B. Mengukur nilai tahanan lampu pijar

1. Masukkan lampu pijar ke fitting lampu

2. Hubungkan probe LCR meter dengan kutub pada fitting lampu

3. Ukur dan catat besar tahanan lampu pijar


BAB 5 PENGUKURAN PENCAHAYAAN

I. DASAR TEORI

Intensitas cahaya adalah kuat cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah sumber cahaya ke arah
tertentu. Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya ini adalah lux
meter.Pada umumnya cahaya memiliki 4 faktor yang Dapat mempengaruhi kualitas
pencahayaan :

a.Kontras

b.Silau

c.Refleksi cahaya

d.kualitas warna cahaya

Alat ukur untuk mengukur cahaya ialah Lux meter.Kerja lux meter adalah cahaya yang menyinari
sel foto dalam bentuk energi akan diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Sensor alat ini
menggunakan photo diode yang termasuk dalam jenis sensor optic yang mampu mendeteksi
perubahan cahaya dari sumber cahaya, bias cahaya yang mengenai area tertentu, atau pantulan
cahaya.Kekuatan arus ini akan semakin besar jika cahaya yang diserap semakin banyak dimana
hasil pengukuran intensitas cahaya ini akan ditampilkan pada layar / display alat.
Bagian-bagian Lux meter:

Untuk membahas bagian-bagian lux meter ini, kita menggunakan unit Digital Lux Meter VICTOR
1010C berikut kegunaan fitur-fiturnya:

Tombol ON / OFF

Sebagaimana alat ukur lainnya, tombol ini berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan unit.

Tombol Range

Tombol ini untuk memilih rentang ukur yang akan kita gunakan. Jika kita tekan tombol ini
secara berurutan akan menunjukkan rentang ukur yang dapat kita pilih yaitu :

200 > 2000 > 20000 > 200000 > AUTO.

Jika kita memilih auto artinya rentang ukur akan dipilih secara otomatis berdasarkan intensitas
sinar yang diukur.

Display

Pada bagian display ini kita dapat melihat dari informasi seting dan hasil pengukuran.

Sensor

Bagian yang mungkin bisa dianggap paling penting karena berfungsi sebagai sensor untuk
menangkap cahaya yang akan diukur. Karena bersifat sensitif makan disarankan untuk selalu
membersihkannya dengan tissue serta dijaga supaya tidak terkena air.
Tombol Hold

Tombol ini berfungsi untuk mengunci hasil pengukuran dengan cara menekan tombol tersebut
1 x.

Cara Menggunakan Lux Meter :

1).Tekan tombol ON / OFF sehinbgga display menyala

2).Tekan tombol range sesuai dengan rentang pengukuran yang akan dilakukan, atau pilih AUTO.

3).Hadapkan sensor lux meter dengan posisi horisontal ke sumber cahaya yang akan diukur.

4).Baca data hasil pengukuran pada layar

5).Selesai

II. PERALATAN PERCOBAAN

Alat dan Komponen

1.Fitting lampu

2.Lampu

3.Sistem tertutup

4.Kabel

5.Aplikasi luxmeter/lightmeter

III.PROSEDUR PERCOBAAN

1.Siapkan sistem sehingga tidak ada cahaya yang masuk ke dalam sistem.

2.Siapkan luxmeter di dalam sistem terutup.

3. Pasang lampu pada fittingnya, letakkan pada sistem tertutup yang telah disiapkan kemudian
hubungkan pada sumber tegangan.

4. Catat hasil pengukuran dan ulangi percobaan sebanyak tiga

kali. 5.Lakukan percobaan dengan daya lampu yang berbeda.


BAB 6 PENGUKURAN ROTASI PHASE DAN TEGANGAN 3 PHASA

I. DASAR TEORI

Listrik 3 phase menggunakan 3 buah penghantar fasa dan 1 buah penghantar netral (0). Jadi
total ada 4 kabel yang masuk ke instalasi listriknya. Itulah sebabnya kenapa MCB 1 fasa dan
MCB 3 fasa berbeda jumlah lubangnya. Listrik 3 phase memiliki tegangan listrik sebesar 380
Volt dan banyak digunakan pada industri, pabrik, hotel, dan tempat-tempat yang membutuhkan
daya listrik besar lainnya.

Ciri-ciri listrik 3 phase:

1).Memiliki daya listrik yang besar sehingga mampu memenuhi kebutuhan listrik pada tempat-
tempat yang membutuhkan daya listrik besar seperti industri dan hotel.

2).Kabel yang digunakan bisa lebih kecil sehingga lebih hemat biaya. Hal ini dikarenakan listrik 3
phase menggunakan tegangan yang lebih tinggi sehingga menyebabkan arus listrik yang
mengalir menjadi lebih rendah.Karena dayanya yang sudah besar, maka auntuk menjalankan
motor 3 fasa tidak lagi memerlukan kapasitor.
Listrik 3 Phase menggunakan tiga kawat Phase (R,S,T) dan satu kawat neutral (N) atau sering
dibilang kawat ground. Menurut istilah Listrik 3 Phase terdiri dari 3 kabel bertegangan listrik dan

1 kabel neutral.

Gambar diatas ialah Alat Ukur Urutan Fasa atau Phase Sequence adalah alat bantu yang
dipergunakan untuk menentukan urutan terminal fasa R, S dan T dari jaringan arus putar atau
arus gaya. Alat Ukur Urutan Fasa diperlukan untuk mengetahui urutan fasa pada saat akan
menghubungkan motor arus putar, sehingga arah putar motordapat diketahui. Motor yang
terhubung secara keliru akan dapat berakibat merusak bagian mekanik yang digerakkan.

II. PERALATAN PERCOBAAN

1. Phase detektor

2. Motor listrik

III.PROSEDUR PERCOBAAN

Phase Detector non kontak-logam biasanya mendeteksi tegangan melalui induksi elektrostatik.

Ketika sirkuit listrik (kabel hidup), klip tegangan Phase Detector, Phase Detector, pengguna

instrumen, dan tanah melakukan kontak, kopling elektrostatik dari lima membentuk sirkuit

tertutup, dan aliran arus dalam jumlah yang sangat kecil. Arus sangat kecil ini muncul sebagai

penurunan tegangan pada resistansi tinggi di dalam Phase Detector, memungkinkan akuisisi

bentuk gelombang yang sesuai dengan tegangan relatif ke tanah. Phase Detector Hioki PD3129

menggunakan prinsip deteksi tegangan ini untuk memperoleh bentuk gelombang tegangan
untuk
masing-masing dari tiga fase dan mendeteksi urutan fase.
BAB 7 PENGUKURAN PENTANAHAN

I. DASAR TEORI

Pentanahan atau pembumian adalah hubungan listrik yang sengaja dilakukan dari beberapa
bagian instalasi listrik ke sistem pentanahan. Kawat pentanahan digunakan untuk
menghubungkan bagian yang ditanahkan dari suatu instalasi dengan elektroda
pentanahan.Sistem pentanahan (grounding system ) bertujuan untuk mengamankan peralatan-
peralatan listrik maupun manusia yang berada dilokasi sekitar terjadinya gangguan dengan cara
mengalirkan arus gangguan ke tanah.Prinsip proteksi petir sendiri biasa disebut dengan six-
point plan. Tujuan dari sixpoint plan adalah menyiapkan sebuah perlindungan yang sangat
efektif dan dapat diandalkan terhadap serangan petir. Komponen-komponennya antara lain
adalah:

•Menangkap petir Dengan jalan menyediakan sistem penerimaan (air terminal) yang dapat
dengan cepat menyambut luncurarn arus petir

• Menyalurkan petir Luncuran petir yang ditangkap kemudian disalurkan ke tanah/arde secara
aman tanpa mengakibatkan terjadinya loncatan listrik ke bangunan atau manusia.

•Menampung petir Dengan cara membuat sistem pentanahan sebaik mungkin (maksimum
tahanan tanah rata-rata 5 ohm). Hal ini lebih dikarenakan petir yang turun dapat sepenuhnya
diserap oleh tanah dan menghindari terjadinya tegangan step

• Proteksi Grounding Mencegah terjadinya loncatan yang ditimbulkan adanya perbedaan


potensial tegangan antara satu sistem pentanahan dengan yang lainnya.

• Proteksi Jalur Power Proteksi terhadap jalur power mutlak diperlukan untuk mencegah induksi
ke peralatan melalui jalur power (yang umumnya bersumber dari jaringan listrik yang cukup jauh)

• Proteksi Jalur Data/Komunikasi Memproteksi seluruh jalur data yang melalui peralatan telepon
data dan signal. Pentanahan atau pembumian adalah hubungan listrik yang sengaja dilakukan
dari beberapa bagian instalasi listrik ke sistem pentanahan. Kawat pentanahan digunakan untuk
menghubungkan bagian yang ditanahkan dari suatu instalasi dengan elektroda pentanahan.
Tahanan pentanahan dari suatu sistem pentanahan ditentukan oleh jumlah tahanan dari
elektroda pentanahan ke bumi dan kawat penghantar. Tahanan tanah dari sebuah elektroda
pentanahan ditentukan oleh rasio potensial elektroda terhadap arus yang lewat melalui
elektroda tersebut ke bumi. Pada sistem pentanahan terdapat bagian-bagian yang harus
ditanahkan, yaitu: bagian atas penangkap petir, down conductor, dan titik netral dari perangkat
listrik. Suatu sistem pentanahan juga memiliki beberapa syarat agar sistem pentanahan dapat
bekerja dengan baik, yaitu tahanan pentanahan yang digunakan,sistem dapat digunakan untuk
berbagai musim, biaya serendah mungkin, elektroda yang digunakan, dan lainnya. Elektroda
pentanahan sendiri terbagi menjadi beberapa bentuk, yaitu: Bulat, Batang, Plat, dan Pita.
II. PERALATAN PERCOBAAN

1. Satu buah Earth Tester Model 4102 Kyoritsu

2. Satu buah Measuring Tape Case 30M/100FT

3. Kabel penghubung

4. Paku pentanahan

5. Palu

III. PROSEDUR PERCOBAAN

Kedalaman pertama 36

Kedalaman ke dua 26

96,5ohm > sampe (26cm)

75,7 ohm > (36cm)

Semakin dalam semakin kecil ohm nya

Sebaliknya semakin rendah semakin besar ohm nya

*Percobaan pertama:

Titik 2 tengah > 15,50 ohm

Titik 1 kiri >9,16 ohm

Titik 3 kanan >39,3 ohm


KESIMPULAN

Resistor atau hambatan adalah salah satu komponen elektronika yang memiliki nilai hambatan
tertentu, dimana hambatan ini akan menghambat arus listrik yang mengalir melaluinya. Sebuah
resistor biasanya terbuat dari bahan campuran Carbon.

Rangkaian RLC adalah rangkaian listrik yang tersusun atas resistor, induktor, dan kapasitor baik
secara seri maupun paralel.

Tahanan (resistansi) isolasi dari kabel instalasi listrik merupakan salah satu unsur yang
menentukan kualitas instalasi listrik, mengingat fungsi utama isolasi sebagai sarana
pengamanan instalasi listrik.

Listrik 1 Phase adalah jaringan listrik yang hanya menggunakan 2 kawat penghantar yang
kesatu sebagai kawat phase (L) dan yang kedua sebagai kawat neutral (N).

Intensitas cahaya adalah kuat cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah sumber cahaya ke arah
tertentu. Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas cahaya ini adalah lux meter.

Listrik 3 phase menggunakan 3 buah penghantar fasa dan 1 buah penghantar netral (0). Jadi
total ada 4 kabel yang masuk ke instalasi listriknya. Itulah sebabnya kenapa MCB 1 fasa dan
MCB 3 fasa berbeda jumlah lubangnya.

Pentanahan atau pembumian adalah hubungan listrik yang sengaja dilakukan dari beberapa
bagian instalasi listrik ke sistem pentanahan.

Anda mungkin juga menyukai