Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum Elektronika

RANGKAIAN PEMBAGI TEGANGAN

Nama : Haris Munandar


NIM : 2005106010058
Kelas : Sabtu, 12.00 WIB
Asisten : 1. Silvia Tiara Sari
2. Auliana Putri

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ENERGI


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .........................................................................................................................0

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................................1

1.1. Latar Belakang .........................................................................................................1

1.2. Tujuan Praktikum.....................................................................................................2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................................3

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM .........................................................................5

3.1. Tempat dan Waktu ...................................................................................................5

3.2. Alat dan Bahan.........................................................................................................5

3.3. Cara Kerja ................................................................................................................5

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................6

4.1. Data Hasil Pengamatan ............................................................................................6

4.2. Analisa Data.............................................................................................................6

4.3. Pembahasan..............................................................................................................9

BAB V. PENUTUP ...............................................................................................................8

5.1. Kesimpulan ..............................................................................................................8

5.2. Saran ........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................9

i
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rangkaian pembagi tegangan adalah salah satu konsep dasar dalam ilmu elektronika
dan listrik yang memiliki peran penting dalam pengukuran, pengendalian, dan penggunaan
sumber tegangan. Pembagi tegangan adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk membagi
atau membagi tegangan dari sumber daya ke beberapa komponen atau beban yang berbeda.
Rangkaian ini memiliki sejumlah aplikasi dalam dunia teknologi dan terutama dalam
elektronika, yang memungkinkan untuk mengatur tingkat tegangan yang sesuai dengan
kebutuhan perangkat atau sistem yang berbeda. Untuk memahami konsep rangkaian
pembagi tegangan, kita perlu menggali latar belakang teoritis dan praktis yang mengelilingi
konsep ini. Dalam rangkaian pembagi tegangan, tegangan sumber dipecah menjadi beberapa
bagian yang lebih kecil, yang dapat digunakan untuk memberi daya pada komponen atau
perangkat elektronik. Tujuan utama dari pembagi tegangan adalah memastikan bahwa setiap
komponen menerima tegangan yang sesuai dengan persyaratan operasinya.
Sebelum kita membahas lebih jauh, kita perlu memahami hukum dasar yang terkait
dengan pembagi tegangan, yaitu Hukum Ohm dan hukum dasar rangkaian seri dan paralel.
Hukum Ohm menyatakan bahwa arus (I) dalam suatu rangkaian listrik proporsional terhadap
tegangan (V) dan invers terhadap resistansi (R) dalam rangkaian tersebut. Ini dapat
diungkapkan dalam rumus dasar: V = I * R. Hukum ini adalah prinsip dasar dalam
pembentukan dan analisis rangkaian pembagi tegangan. Rangkaian seri adalah rangkaian di
mana komponen-komponen terhubung secara berurutan, sehingga arus yang sama mengalir
melalui setiap komponen. Di sisi lain, rangkaian paralel adalah rangkaian di mana
komponen-komponen terhubung secara paralel, sehingga tegangan yang sama diterapkan
pada setiap komponen.
Rangkaian pembagi tegangan sering kali terdiri dari resistansi yang dihubungkan
secara seri dan/atau paralel. Ketika kita memiliki komponen yang terhubung secara seri,
tegangan sumber dibagi secara proporsional berdasarkan resistansi masing-masing
komponen. Sebaliknya, ketika komponen terhubung secara paralel, tegangan yang sama
diterapkan pada setiap komponen. Pada dasarnya, pembagi tegangan adalah aplikasi dari
hukum dasar Ohm dan konsep rangkaian seri dan paralel. Tujuannya adalah untuk
menciptakan tegangan yang sesuai dengan kebutuhan sistem atau perangkat tertentu. Dalam
pembagi tegangan, kita sering menggunakan resistor sebagai komponen pembagi. Resistansi

1
2

resistor menentukan seberapa besar tegangan akan dibagi di antara komponen-komponen


tersebut. Nilai resistansi yang lebih tinggi akan menyebabkan pembagian tegangan yang
lebih besar untuk komponen yang memiliki resistansi yang lebih tinggi.
Penggunaan pembagi tegangan sangat umum dalam berbagai aplikasi, termasuk
dalam pembuatan pembacaan sensor, mengendalikan kecerahan layar dalam perangkat
elektronik, mengukur tegangan baterai, dan banyak lagi. Pembagi tegangan juga sangat
penting dalam pengukuran dan pengendalian berbagai sistem listrik dan elektronik. Selain
itu, pembagi tegangan juga merupakan konsep penting dalam pemahaman dasar elektronika.
Ini membantu insinyur dan teknisi untuk merancang rangkaian yang sesuai dengan
kebutuhan tegangan tertentu, sehingga perangkat elektronik dapat beroperasi dengan efisien
dan aman. Selain itu, ini membantu dalam menganalisis dan memahami berbagai rangkaian
elektronik yang rumit.
Dalam rangkaian pembagi tegangan, penting untuk memperhatikan nilai resistansi
komponen-komponen yang digunakan, karena hal ini akan memengaruhi pembagian
tegangan dan kinerja keseluruhan sistem. Selain itu, perubahan nilai resistansi atau tegangan
sumber akan memengaruhi pembagian tegangan, sehingga pemahaman yang baik tentang
konsep ini sangat diperlukan. Pembagi tegangan adalah salah satu alat yang sangat berguna
dalam dunia elektronika dan listrik yang memungkinkan kita untuk mengontrol dan
memanfaatkan sumber tegangan dengan efisien. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar di
balik pembagi tegangan, kita dapat merancang dan menganalisis berbagai rangkaian
elektronik dengan lebih baik, yang sangat penting dalam pengembangan teknologi modern.

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum ini ialah mahasiswa dapat menguasai prinsip rangkaian
pembagi tegangan serta membandingkan hasilnya dengan hasil perhitungan menggunakan
persamaan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Rangkaian pembagi tegangan adalah suatu rangkaian elektrik yang digunakan untuk
membagi tegangan listrik dalam suatu sirkuit menjadi dua atau lebih nilai yang lebih rendah.
Prinsip dasar dari rangkaian pembagi tegangan adalah bahwa tegangan yang diterima oleh
setiap komponen dalam rangkaian adalah sebanding dengan nilai resistansi komponen
tersebut terhadap total resistansi dalam rangkaian. Hukum pembagi tegangan ini
memungkinkan kita untuk menghitung tegangan output pada setiap resistor dalam rangkaian
pembagi tegangan tanpa perlu mengikuti poin-poin tertentu. Jadi, berdasarkan hukum ini,
kita dapat menghitung tegangan pada setiap titik dalam rangkaian pembagi tegangan sesuai
dengan nilai resistansi masing-masing resistor (Arpin, 2020).

Tegangan, dalam konteks elektrik atau listrik, adalah perbedaan potensial listrik
antara dua titik dalam suatu rangkaian atau sistem listrik. Tegangan diukur dalam satuan
volt (V) dan menunjukkan seberapa besar energi listrik yang tersimpan dalam sistem
tersebut atau seberapa besar potensial listrik untuk menggerakkan muatan listrik. Tegangan
listrik seringkali dianggap sebagai tekanan listrik yang mendorong arus listrik melalui
konduktor. Semakin tinggi tegangannya, semakin besar daya dorong yang dimiliki untuk
mendorong arus listrik melalui rangkaian. Misalnya, dalam rumah tangga, listrik yang
masuk dari sumber daya listrik umumnya memiliki tegangan sekitar 220-240 volt (V).
Tegangan ini memungkinkan peralatan rumah tangga seperti lampu, komputer, dan
peralatan dapur beroperasi dengan baik (Rosman, 2020).

Rangkaian seri adalah tipe rangkaian listrik dimana komponen-komponen (seperti


resistor, lampu, atau perangkat elektronik lainnya) terhubung dalam satu jalur tunggal, yang
berarti bahwa arus listrik mengalir melalui semua komponen dalam urutan yang sama.
Dalam rangkaian seri, tegangan total (tegangan dari sumber listrik) dibagi di antara
komponen-komponen tersebut, dan arus yang sama mengalir melalui setiap komponen.
Rangkaian seri digunakan dalam beberapa aplikasi, tetapi perlu diperhatikan bahwa jika satu
komponen mengalami kegagalan atau harus dihubungkan ulang, keseluruhan rangkaian
dapat terganggu. Oleh karena itu, perlu hati-hati dalam merancang dan menggunakan
rangkaian seri untuk memastikan keandalan operasionalnya (Fuada, 2022).

3
4

Rangkaian paralel adalah tipe rangkaian listrik di mana komponen-komponen


(seperti resistor, lampu, atau perangkat elektronik lainnya) terhubung secara sejajar atau
paralel dengan satu sama lain. Dalam rangkaian paralel, setiap komponen terhubung
langsung ke sumber listrik, yang berarti bahwa arus listrik bercabang menjadi beberapa jalur
yang berbeda melalui komponen-komponen tersebut. Rangkaian paralel sering digunakan
dalam banyak aplikasi listrik dan elektronik, seperti dalam instalasi rumah tangga, rangkaian
perangkat elektronik, dan sebagainya. Mereka memberikan fleksibilitas dalam manajemen
arus dan tegangan, serta memungkinkan untuk menjaga operasi perangkat dalam kasus
kegagalan salah satu komponen (Santoso, 2022).
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu


Adapun praktikum ini dilakukan di Laboratorium Instrumentasi dan Energi,
Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala dan
dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Oktober 2023 Pukul 12.00 WIB.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum mengenai praktikum ini
adalah:
1. Multimeter
2. Resistor
3. Catu Daya
4. Project board

3.3. Cara Kerja


Adapun cara kerja mengenai praktikum ini ialah sebagai berikut :
1. Dipakai terlebih dahulu jas lab sebelum memasuki ruangan praktikum
2. Dipersilahkan masuk keruangan oleh asisten dan mengucapkan salam
3. Disusun tata letak tempat duduk
4. Dibuat absen berjalan
5. Dijelaskan materi mengenai materi praktikum oleh asisten
6. Dipersilahkan bertanya jika ada yang ingin dipertanyakan
7. Diberikan respon oleh asisten
8. Ditutup oleh asisten dan praktikkan dipersilahkan keluar ruangan

5
6

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengamatan


Adapun data hasil pengamatan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

4.2. Analisa Data


1.Diketahui :
R1 : 21.000 Ω
R2 : 100.000 Ω
VCC input :4V
Ditanya :
VCC output = ….?
Penyelesaian
R1
VAB = (R1 + R2) VCC
21.000 Ω
= (21.000 Ω + 100.000 Ω) 4 V
21.000 Ω
= 121.000 Ω 4 V

= 0,69 V
R2
VBC = (R1 + R2) VCC
100.000 Ω
= (21.000 Ω + 100.000 Ω) 4 V
100.000 Ω
= 4V
121.000 Ω

= 3,30 V
7

VCC output = VAB + VBC


= 0,69 V + 3,30 V
= 3,99 V
2.Diketahui :
R1 : 82.000 Ω
R2 : 470 Ω
VCC input :4V
Ditanya :
VCC output = ….?
Penyelesaian
R1
VAB = (R1 + R2) VCC
82.000 Ω
= (82.000 Ω +470 Ω) 4 V
82.000 Ω
= 82.470 Ω 4 V

= 3,9 V
R2
VBC = (R1 + R2) VCC
470 Ω
= (82.000 Ω + 470 Ω) 4 V
470 Ω
= 82.470 Ω 4 V

= 0,02 V
VCC output = VAB + VBC
= 3,9 V + 0,02 V
= 3,92 V
3.Diketahui :
R1 : 310.000 Ω
R2 : 25.000 Ω
VCC input :4V
Ditanya :
VCC output = ….?
Penyelesaian
R1
VAB = VCC
(R1 + R2)
310.000 Ω
= (310.000 Ω +25.000 Ω) 4 V
8

310.000 Ω
= 335.000 Ω 4 V

= 3,68 V
R2
VBC = (R1 + R2) VCC
25.000 Ω
= (310.000 Ω + 25.000 Ω) 4 V
25.000 Ω
= 335.000 Ω 4 V

= 0,29 V
VCC output = VAB + VBC
= 3,68 V + 0,28 V
= 3,96 V
4.Diketahui :
R1 : 76.000 Ω
R2 : 500 Ω
VCC input :4V
Ditanya :
VCC output = ….?
Penyelesaian
R1
VAB = (R1 + R2) VCC
76.000 Ω
= (76.000 Ω + 500 Ω) 4 V
76.000 Ω
= 76.5000 Ω 4 V

= 3,97 V
R2
VBC = (R1 + R2) VCC
500 Ω
= (76.000 Ω + 500 Ω) 4 V
500 Ω
= 76.5000Ω 4 V

= 0,02 V
VCC output = VAB + VBC
= 3,97 V + 0,02 V
= 3,99 V
9

5.Diketahui :
R1 : 1.700 Ω
R2 : 45.000 Ω
VCC input :4V
Ditanya :
VCC output = ….?
Penyelesaian
R1
VAB = (R1 + R2) VCC
1.700 Ω
= 4V
(1.700 Ω + 45.000 Ω)
1.700 Ω
= 46.700 Ω 4 V

= 0,14 V
R2
VBC = (R1 + R2) VCC
45.000 Ω
= (1.700 Ω + 45.000 Ω) 4 V
45.000 Ω
= 46.700 Ω 4 V

= 3,8 V
VCC output = VAB + VBC
= 0,14 V + 3,8 V
= 3,94 V

4.3. Pembahasan
Rangkaian pembagi tegangan adalah salah satu konsep penting dalam dunia
elektronika. Ini adalah metode yang digunakan untuk membagi tegangan listrik dari sumber
ke beberapa komponen atau beban yang terhubung dalam rangkaian. Konsep ini sangat
penting dalam perancangan dan analisis rangkaian elektronik, dan pemahaman yang baik
tentang bagaimana pembagi tegangan bekerja merupakan dasar yang diperlukan untuk
insinyur dan ahli elektronika. Pada dasarnya, rangkaian pembagi tegangan adalah rangkaian
sederhana yang terdiri dari dua resistor atau lebih yang terhubung secara seri atau paralel.
Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi atau membagi tegangan input dari sumber daya
ke nilai yang lebih rendah sesuai dengan kebutuhan komponen atau beban tertentu dalam
rangkaian. Pembagi tegangan ini sangat bermanfaat dalam situasi di mana kita perlu
menyediakan tegangan yang berbeda untuk berbagai komponen dalam satu rangkaian.
10

Ada dua jenis pembagi tegangan utama: pembagi tegangan seri dan paralel. Dalam
pembagi tegangan seri, resistor-resistor yang terhubung satu per satu. Ini berarti bahwa
tegangan yang diukur di antara dua resistor akan berkurang secara bertahap sesuai dengan
nilai resistansinya. Ini membuatnya cocok untuk menghasilkan tegangan yang lebih rendah
daripada sumber daya asli. Di sisi lain, pembagi tegangan paralel melibatkan resistor-resistor
yang terhubung paralel satu sama lain. Dalam hal ini, semua resistor menerima tegangan
yang sama, tetapi nilai resistansi mereka yang berbeda mengakibatkan penurunan tegangan
yang berbeda. Ini juga dapat digunakan untuk membagi tegangan dengan berbagai rasio.
Rumus ini dapat diubah dan diterapkan dalam rangkaian dengan lebih dari dua
resistor juga. Penting untuk diingat bahwa resistansi resistor berperan penting dalam
menentukan rasio pembagian tegangan. Semakin besar nilai (R2) dibandingkan dengan (R1),
semakin besar pula penurunan tegangan yang akan terjadi. Selain itu, pembagi tegangan juga
dapat digunakan untuk mengukur tegangan pada titik tertentu dalam rangkaian tanpa
merusak sirkuit yang ada. Ini sering digunakan dalam pemecahan masalah dan analisis
sirkuit. Dengan menempatkan resistor yang sesuai di titik yang diinginkan, Anda dapat
mengukur tegangan dengan aman tanpa harus mengganggu kinerja sirkuit.
Pemahaman yang kuat tentang rangkaian pembagi tegangan adalah penting dalam
merancang dan memahami rangkaian elektronik yang kompleks. Ini adalah alat yang
berguna dalam mengendalikan dan mengatur tegangan untuk berbagai komponen dan
memastikan kinerja yang diinginkan dalam sebuah sistem. Dengan memahami konsep ini,
insinyur dan ahli elektronika dapat merancang rangkaian yang lebih efisien dan efektif, serta
mengatasi masalah yang mungkin muncul dalam prosesnya. Sehingga, pembagi tegangan
adalah salah satu konsep penting yang membentuk dasar elektronika modern dan
perancangan perangkat listrik.
Vcc, Vout, dan Vin adalah istilah yang umum digunakan dalam elektronika. Vcc
adalah tegangan catu daya yang disediakan oleh sumber daya atau sumber listrik untuk suatu
rangkaian. Vin adalah tegangan input, yaitu tegangan yang masuk ke suatu komponen atau
rangkaian. Vout adalah tegangan output, yaitu tegangan yang keluar dari komponen atau
rangkaian setelah melalui pemrosesan atau pembagian tegangan. Pemahaman yang tepat
tentang Vcc, Vin, dan Vout sangat penting dalam merancang, menganalisis, dan memahami
kinerja berbagai rangkaian elektronik, termasuk pembagi tegangan dan berbagai komponen
elektronik lainnya.
11

Rangkaian pembagi tegangan memiliki aplikasi yang bermanfaat dalam bidang


pertanian. Salah satu penggunaan utama adalah untuk mengukur kelembapan tanah. Sensor
kelembapan tanah sering digunakan dalam pertanian modern untuk mengontrol irigasi
tanaman. Rangkaian pembagi tegangan digunakan untuk mentransfer sinyal dari sensor
kelembapan tanah ke mikrokontroler atau sistem pemantauan. Ketika tanah kering, resistansi
sensor meningkat, yang mengakibatkan perubahan dalam tegangan keluaran. Ini memberi
petani informasi tentang kelembapan tanah di lapangan mereka, membantu mereka
merencanakan irigasi yang efisien.
Selain itu, rangkaian pembagi tegangan juga dapat digunakan dalam pemantauan
cuaca pertanian. Mereka membantu mengukur parameter seperti suhu, tekanan, dan
kelembaban udara. Informasi ini berguna untuk memprediksi kondisi cuaca dan membuat
keputusan yang lebih baik dalam manajemen pertanian, seperti penjadwalan penanaman dan
panen. Dengan demikian, rangkaian pembagi tegangan berkontribusi pada produktivitas dan
keberlanjutan dalam pertanian dengan memberikan data penting untuk pengambilan
keputusan yang tepat.
BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Rangkaian pembagi tegangan adalah komponen elektronik penting yang digunakan
untuk membagi atau mengurangi tegangan listrik dari sumber daya ke komponen
dalam rangkaian elektronik.
2. Dalam pertanian, rangkaian pembagi tegangan memiliki aplikasi yang bermanfaat,
seperti pengukuran kelembapan tanah dengan sensor kelembapan untuk mengelola
irigasi dengan lebih efisien.
3. Selain itu, rangkaian pembagi tegangan dapat digunakan untuk memonitor parameter
cuaca pertanian, seperti suhu, tekanan, dan kelembaban udara, yang mendukung
pengambilan keputusan yang lebih baik dalam manajemen pertanian.
4. Pemahaman yang baik tentang konsep rangkaian pembagi tegangan penting dalam
merancang dan memahami berbagai sistem elektronik di bidang pertanian.
5. Penggunaan rangkaian pembagi tegangan dalam pertanian berkontribusi pada
peningkatan produktivitas, efisiensi sumber daya, dan keberlanjutan dalam praktik
pertanian modern.

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan semoga dalam pelaksanaan praktikum
kedepannya asisten dapat lebih baik lagi dalam memberikan ilmunya kepada praktikan, dan
diharapkan peralatan dan bahan disediakan ketika mulai praktikum.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arpin, R. M., Rahmadi, M., & Siregar, F. M. (2020). Skematik Rangkaian Penyearah
Setengah Gelombang pada Rangkaian Elektronika Analog. Dewantara Journal Of
Technology, 1(1), 22-24.

Fuada, S., Yasmin, M., Yustina, M. C., Amalia, A., Pratiwi, D. A., Annisa, A., ... &
Nazarudin, G. A. (2022). Analisis rangkaian pembagi tegangan dan perbandingan
hasil simulasinya menggunakan simulator offline. CIRCUIT: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Teknik Elektro, 6(1), 28-46.

Rosman, A., Risdayana, R., Yuliani, E., & Vovi, V. (2020). KARAKTERISTIK ARUS
DAN TEGANGAN PADA RANGKAIAN SERI DAN RANGKAIAN PARALEL
DENGAN MENGGUNAKAN RESISTOR. d'ComPutarE: Jurnal Ilmiah
Information Technology, 9(2), 40-43.

Santoso, P. P. A., Nopriyandy, F., Ningsih, I. F. B., Anjiu, L. D., & Kurniawan, I. (2022).
Pengaruh Bentuk Rangkaian Panel Surya Terhadap Kuat Arus, Tegangan dan Daya.
Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan Material, 6(1), 26-35.

13

Anda mungkin juga menyukai