Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Elektronika

RANGKAIAN JEMBATAN WHEAT-STONE

Nama : Haris Munandar


NIM : 2005106010058
Kelas : Sabtu, 12.00 WIB
Asisten : 1. Silvia Tiara Sari
2. Auliana Putri

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ENERGI


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................... 0

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................................1

1.1. Latar Belakang .........................................................................................................1

1.2. Tujuan Praktikum.....................................................................................................2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................................3

BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM .........................................................................4

3.1. Tempat dan Waktu ...................................................................................................4

3.2. Alat dan Bahan.........................................................................................................4

3.3. Cara Kerja ................................................................................................................4

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................5

4.1. Data Hasil Pengamatan ............................................................................................5

4.2. Analisa Data.............................................................................................................5

4.3. Pembahasan..............................................................................................................8

BAB V. PENUTUP .............................................................................................................12

5.1. Kesimpulan ............................................................................................................12

5.2. Saran ......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................13

LAMPIRAN ........................................................................................................................14

i
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rangkaian jembatan Wheatstone adalah sebuah alat atau rangkaian elektronik yang
digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang tidak diketahui. Ini adalah salah satu alat
yang sangat penting dalam dunia elektronik dan ilmu pengetahuan fisika, terutama dalam
pengukuran hambatan listrik yang akurat. Rangkaian ini dinamai setelah fisikawan Inggris,
Sir Samuel Hunter Christie, yang pertama kali mengembangkannya pada tahun 1833.
Kemudian, Sir Charles Wheatstone mempopulerkan alat ini dan mengembangkannya lebih
lanjut. Rangkaian jembatan Wheatstone dirancang untuk mengukur hambatan listrik suatu
elemen dengan tepat. Ini sangat berguna dalam berbagai aplikasi, termasuk pengukuran
suhu, tekanan, dan berbagai parameter fisik lainnya. Prinsip dasar dari rangkaian ini adalah
membandingkan hambatan yang tidak diketahui dengan hambatan yang dapat diatur untuk
mencapai kondisi keseimbangan.
Rangkaian jembatan Wheatstone terdiri dari empat resistor yang terhubung dalam
satu rangkaian, dengan dua resistor di antaranya adalah resistor yang tidak diketahui
nilainya, satu resistor adalah resistor yang dapat diatur, dan satu resistor adalah resistor
referensi. Aliran arus listrik melalui rangkaian ini akan menghasilkan potensial listrik pada
titik tengah dari rangkaian, yang sering disebut sebagai titik nol atau titik pusat. Pengukuran
hambatan yang tidak diketahui akan menghasilkan ketidakseimbangan pada potensial listrik
ini. Untuk mencapai keseimbangan, resistor yang dapat diatur diubah nilainya hingga
potensial listrik pada titik tengah kembali ke nol. Ketika ini terjadi, hambatan yang tidak
diketahui dapat dihitung dengan menggunakan prinsip-prinsip jembatan Wheatstone. Nilai
hambatan yang tidak diketahui adalah kebalikan dari nilai resistor yang dapat diatur, dan
perbandingan antara hambatan referensi dengan hambatan yang dapat diatur juga digunakan
dalam perhitungan.
Rangkaian jembatan Wheatstone memiliki berbagai aplikasi dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi. Salah satu aplikasi yang paling umum adalah dalam pengukuran suhu dengan
termokopel. Ketika termokopel dipanaskan atau didinginkan, resistansi berubah, dan
jembatan Wheatstone digunakan untuk mengukur perubahan ini dalam resistansi. Selain itu,
alat ini juga digunakan dalam pengukuran tekanan dengan memanfaatkan prinsip perubahan
resistansi pada elemen khusus yang rentan terhadap tekanan. Jembatan Wheatstone juga
dapat digunakan dalam pengukuran berbagai parameter lain seperti kelembaban, dan gaya.

1
2

Kelebihan dari rangkaian jembatan Wheatstone adalah akurasi yang tinggi dalam
pengukuran hambatan listrik yang tidak diketahui. Ini membuatnya menjadi alat yang sangat
berguna dalam penelitian ilmiah dan aplikasi teknis. Selain itu, rangkaian ini relatif
sederhana dan dapat dengan mudah diimplementasikan dalam berbagai pengaturan
eksperimen. Secara keseluruhan, rangkaian jembatan Wheatstone adalah salah satu alat yang
paling penting dalam pengukuran hambatan listrik yang tidak diketahui. Dengan prinsip
dasarnya yang sederhana namun sangat akurat, alat ini telah membantu ilmuwan dan insinyur
dalam berbagai aplikasi ilmiah dan teknologi. Berkat kontribusi dari tokoh seperti Sir Samuel
Hunter Christie dan Sir Charles Wheatstone, rangkaian jembatan Wheatstone tetap menjadi
salah satu alat yang sangat penting dalam dunia elektronik dan pengukuran fisika hingga saat
ini.

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum ini ialah mahasiswa dapat memahami prinsip rangkaian
Jembatan Whaet-Stone dan dapat mengaplikasikannya bagian dari suatu instrumen.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Rangkaian jembatan Wheatstone, atau sering disebut juga dengan jembatan


Wheatstone, adalah suatu rangkaian elektronika yang digunakan untuk mengukur resistansi
(hambatan) suatu komponen atau elemen. Rangkaian ini dinamai sesuai dengan penemu
awalnya, yaitu Sir Charles Wheatstone. Rangkaian jembatan Wheatstone biasanya
digunakan untuk mengukur resistansi yang sangat tepat, dan ini adalah salah satu aplikasi
penting dalam ilmu fisika dan rekayasa. Rangkaian jembatan Wheatstone terdiri dari empat
resistor yang diatur dalam suatu jembatan. Biasanya, dua resistor dikenal sebagai resistor
tetap (R1 dan R2), satu resistor dikenal sebagai resistor yang akan diukur (R3), dan satu
resistor lagi dikenal sebagai resistor variabel (Rv) yang dapat diubah nilainya untuk
mencapai keseimbangan jembatan. Rangkaian ini juga menggunakan sumber tegangan DC
(misalnya, baterai) sebagai catu daya (Pratiwi, 2021).

Prinsip kerja jembatan Wheatstone adalah mencapai keseimbangan dalam jembatan,


di mana arus yang mengalir melalui cabang jembatan menjadi nol. Ketika jembatan
mencapai keseimbangan, perbandingan antara nilai-nilai resistor di dalam jembatan dapat
digunakan untuk menghitung nilai resistansi yang akan diukur (R3). Langkah-langkah
pengukuran resistansi dengan jembatan Wheatstone melibatkan penyesuaian nilai resistor
variabel (Rv) hingga keseimbangan tercapai, di mana tidak ada arus yang mengalir melalui
jembatan. Pada titik ini, perbandingan resistansi R1, R2, R3, dan Rv dapat digunakan dalam
rumus jembatan Wheatstone untuk menghitung nilai resistansi R3 (Kholifudin, 2021).

Rangkaian jembatan Wheatstone, juga dikenal sebagai jembatan Wheatstone, adalah


salah satu jenis rangkaian listrik yang digunakan untuk mengukur resistansi listrik.
Rangkaian ini dinamai dari penemunya, Sir Samuel Hunter Christie, namun kemudian
dikenal dengan nama Sir Charles Wheatstone yang lebih terkenal. Rangkaian jembatan
Wheatstone digunakan untuk mengukur nilai resistansi yang tidak diketahui dengan
membandingkannya dengan resistansi yang diketahui. Rangkaian ini terutama digunakan
dalam aplikasi metrologi dan laboratorium untuk mengukur nilai resistansi dengan presisi
tinggi (Ardika, 2020).

3
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu


Adapun praktikum ini dilakukan di Laboratorium Instrumentasi dan Energi,
Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala dan
dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 Oktober 2023 Pukul 12.00 WIB.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum mengenai praktikum ini
adalah:
1. Resistor
2. Potensiometer
3. Catu Daya
4. Project board
5. Multimeter

3.3. Cara Kerja


Adapun cara kerja mengenai praktikum ini ialah sebagai berikut :
1. Dipakai terlebih dahulu jas lab sebelum memasuki ruangan praktikum
2. Dipersilahkan masuk keruangan oleh asisten dan mengucapkan salam
3. Disusun tata letak tempat duduk
4. Dibuat absen berjalan
5. Dijelaskan materi mengenai materi praktikum oleh asisten
6. Dipersilahkan bertanya jika ada yang ingin dipertanyakan
7. Diberikan respon oleh asisten
8. Ditutup oleh asisten dan praktikkan dipersilahkan keluar ruangan

4
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengamatan


Adapun data hasil pengamatan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

4.2. Analisa Data


Adapun analisa data pada praktikum kali ini yaitu:
Kelompok 1
Diketahui :
R1 =5Ω
R2 = 3,25 Ω
R3 = 4,5 Ω
R4 =2Ω
R5 =2Ω
Ditanya :
Rpengganti = ...?
Penyelesaian :
Ra = R1×R4/R1+R4+R5
= 5×2/5+2+2
= 10/9
= 1,11 Ω
Rb = R1×R5/R1+R4+R5
= 5×2/5+2+2
= 10/9
= 1,11 Ω

5
6

Rc = R4×R5/R1+R4+R5
= 2×2/5+2+2
= 4/9
= 0,44 Ω
RS1 =Rb+R2
= 1,11+3,25
= 4,36 Ω (Digenapkan jadi 4 Ω saja)
RS2 = Rc+R3
= 0,44+4,5
= 4,94 Ω (Digenapkan jadi 5 Ω)
1/RP = 1/RS1+1/RS2
= 1/4+1/5
= 5+4/20
= 9/20
RP/1 = 20/9
RP = 2,22 Ω
RS3 = RP+Ra
= 2,22+1,11
= 3,33 Ω

Kelompok 2
Diketahui :
R1 = 10 Ω
R2 =8Ω
R3 =8Ω
R4 = 10 Ω
R5 =5Ω
Ditanya :
Rpenggantti = ...?
Penyelesaian :
Ra = R1×R4/R1+R4+R5
= 10×10/10+10+5
= 100/25
7

=4Ω
Rb = R1×R5/R1+R4+R5
= 10×5/10+10+5
= 50/25
=2Ω
Rc = R4×R5/R1+R4+R5
= 10×5/10+10+5
= 50/25
=2Ω
RS1 =Rb+R2
= 2+8
= 10 Ω
RS2 = Rc+R3
= 2+8
= 10 Ω
1/RP = 1/RS1+1/RS2
= 1/10+1/10
RP/1 = 10/2
RP =5Ω
RS3 = RP+Ra
= 5+4
=9Ω

Kelompok 3
Diketahui :
R1 =2Ω
R2 =2Ω
R3 =1Ω
R4 =1Ω
R5 =2Ω
Ditanya :
Rpenggantti = ...?
Penyelesaian :
8

Ra = R1×R2/R1+R2+R5
= 2×2/2+2+2
= 4/6
= 0,6 Ω
Rb = R1×R5/R1+R2+R5
= 2×2/2+2+2
= 4/6
= 0,6 Ω
Rc = R2×R3/R1+R2+R5
= 2×1/2+2+2
= 2/6
= 0,3 Ω
RS1 =Rb+R3
= 0,6+1
= 1,6 Ω
RS2 = Rc+R4
= 0,6+1
= 1,6 Ω
1/RP = 1/RS1+1/RS2
= 1/1,6+1/1,6
RP/1 = 1,6/2
RP = 0,8 Ω
RS3 = RP+Ra
= 0,8+0,6
= 1,4 Ω

4.3. Pembahasan
Sejarah Jembatan Wheatstone, yang dinamai setelah fisikawan Inggris Sir Charles
Wheatstone, merupakan sebuah tonggak penting dalam pengukuran hambatan listrik yang
akurat. Namun, perlu dicatat bahwa sebenarnya Sir Samuel Hunter Christie yang pertama
kali mengembangkan konsep dasar rangkaian ini pada tahun 1833. Charles Wheatstone
kemudian mempopulerkan alat ini dan mengembangkannya lebih lanjut. Sebelumnya,
pengukuran hambatan listrik melibatkan metode yang kurang akurat dan sulit untuk
9

dilakukan. Rangkaian Wheatstone memberikan solusi yang lebih tepat dan efisien. Ide dasar
dari jembatan ini adalah membandingkan hambatan yang tidak diketahui dengan hambatan
yang dapat diatur hingga mencapai keseimbangan. Charles Wheatstone, yang dikenal atas
kontribusinya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, memperkenalkan jembatan ini
kepada dunia ilmiah.
Pengembangan lebih lanjut dari Wheatstone adalah penambahan resistor referensi
untuk mengukur hambatan yang tidak diketahui dengan lebih akurat. Dalam aplikasi praktis,
jembatan ini digunakan dalam berbagai eksperimen dan pengukuran, seperti dalam
pengukuran suhu dengan termokopel, pengukuran tekanan dengan elemen yang peka
terhadap tekanan, dan berbagai aplikasi lainnya di mana pengukuran hambatan elektrik
sangat penting. Seiring berjalannya waktu, rangkaian Wheatstone terus mengalami
perkembangan dan peningkatan teknologi. Sebagai dasar dari banyak alat pengukuran
modern, prinsip jembatan Wheatstone masih digunakan dalam berbagai aplikasi ilmiah dan
industri. Alat ini menjadi salah satu dasar utama dalam pengukuran resistansi listrik yang
tepat dan akurat. Dalam sejarah pengukuran listrik dan elektronika, jembatan Wheatstone
terus berperan penting. Kontribusi dari para ilmuwan dan insinyur seperti Christie dan
Wheatstone telah membawa perkembangan signifikan dalam pemahaman dan pengukuran
hambatan listrik. Rangkaian Wheatstone telah membantu memfasilitasi kemajuan dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, memungkinkan pengukuran yang akurat
dan presisi.
Jembatan Wheatstone adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur
hambatan listrik yang tidak diketahui. Alat ini sangat penting dalam berbagai aplikasi,
termasuk pengukuran suhu, tekanan, kelembaban, gaya, dan banyak lagi. Konsep dasar
jembatan Wheatstone adalah membandingkan hambatan yang tidak diketahui dengan
hambatan yang dapat diatur hingga mencapai keseimbangan. Alat ini dinamai setelah
fisikawan Inggris, Sir Charles Wheatstone, tetapi konsep dasarnya dikembangkan oleh Sir
Samuel Hunter Christie. Dalam aplikasinya, jembatan Wheatstone terdiri dari empat resistor
yang terhubung dalam satu rangkaian. Dua resistor di antaranya adalah resistor yang tidak
diketahui, satu resistor adalah resistor yang dapat diatur, dan satu resistor adalah resistor
referensi. Aliran arus listrik melalui rangkaian ini menghasilkan potensial listrik pada titik
tengah dari rangkaian, yang disebut sebagai titik nol atau titik pusat.
10

Untuk mencapai keseimbangan, resistor yang dapat diatur diubah nilainya hingga
potensial listrik pada titik tengah kembali ke nol. Ketika ini terjadi, hambatan yang tidak
diketahui dapat dihitung dengan menggunakan prinsip-prinsip jembatan Wheatstone. Nilai
hambatan yang tidak diketahui adalah kebalikan dari nilai resistor yang dapat diatur, dan
perbandingan antara hambatan referensi dengan hambatan yang dapat diatur juga digunakan
dalam perhitungan. Jembatan Wheatstone memiliki banyak aplikasi praktis. Salah satu
penggunaan utamanya adalah dalam pengukuran suhu dengan termokopel. Saat termokopel
dipanaskan atau didinginkan, resistansi berubah, dan jembatan Wheatstone digunakan untuk
mengukur perubahan ini dalam resistansi.
Selain itu, alat ini digunakan dalam pengukuran tekanan dengan elemen yang peka
terhadap tekanan, seperti strain gauge. Pengukuran kelembaban juga memanfaatkan
jembatan Wheatstone, di mana resistansi bahan berubah seiring dengan perubahan
kelembaban. Jembatan Wheatstone juga digunakan dalam berbagai aplikasi lain, termasuk
pengukuran beban atau gaya dalam timbangan dan alat uji material, serta dalam pengukuran
berbagai parameter listrik seperti kapasitansi dan induktansi. Secara keseluruhan, jembatan
Wheatstone adalah alat penting dalam dunia pengukuran dan pemantauan yang akurat.
Dengan prinsip dasarnya yang sederhana namun sangat akurat, alat ini telah membantu
ilmuwan, insinyur, dan industri dalam berbagai aplikasi ilmiah dan teknologi. Berkat
kontribusi dari tokoh seperti Sir Samuel Hunter Christie dan Sir Charles Wheatstone,
rangkaian jembatan Wheatstone tetap menjadi salah satu alat yang sangat penting dalam
dunia elektronik dan pengukuran fisika hingga saat ini.

Prinsip dasar dari jembatan Wheatstone adalah membandingkan hambatan listrik


yang tidak diketahui dengan hambatan yang dapat diatur hingga mencapai keseimbangan.
Ini menciptakan dasar untuk pengukuran akurat hambatan elektrik yang tidak diketahui.
Prinsip ini memiliki aplikasi luas dalam berbagai pengukuran fisika dan teknik, dan berikut
adalah penjelasan lebih mendalam tentang prinsip jembatan Wheatstone. Dalam rangkaian
Wheatstone, ada empat resistor yang terhubung dalam suatu rangkaian tertutup. Dua di
antaranya adalah resistor yang tidak diketahui (sering disebut R1 dan R2), satu adalah
resistor yang dapat diatur (sering disebut R3), dan satu lagi adalah resistor referensi (sering
disebut R4). Aliran arus listrik melalui rangkaian ini akan menciptakan potensial listrik pada
titik tengah rangkaian, yang disebut titik nol atau titik pusat.
11

Untuk mencapai keseimbangan dalam jembatan Wheatstone, resistor R3 diubah


nilainya hingga potensial listrik pada titik tengah kembali ke nol. Ketika ini terjadi,
perbandingan hambatan antara resistor R1 dan R2 dengan perbandingan hambatan antara R3
dan R4 adalah sama. Dalam kondisi keseimbangan, arus yang mengalir melalui dua cabang
rangkaian paralel (R1 dan R4, serta R2 dan R3) akan sama. Ketika kita mencapai
keseimbangan, kita dapat menggunakan prinsip-prinsip jembatan Wheatstone untuk
menghitung nilai hambatan yang tidak diketahui (R1 atau R2). Nilai ini dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sederhana yang melibatkan nilai-nilai hambatan yang diketahui
dan perbandingan antara mereka.
Jadi, prinsip dasar jembatan Wheatstone adalah mencapai keseimbangan arus listrik
dalam rangkaian dengan memanipulasi nilai hambatan yang dapat diatur. Ketika
keseimbangan tercapai, hambatan yang tidak diketahui dapat dihitung dengan akurat. Prinsip
ini sangat penting dalam berbagai aplikasi pengukuran, seperti pengukuran suhu dengan
termokopel, pengukuran tekanan dengan strain gauge, dan pengukuran parameter listrik
lainnya. Dalam esensi, jembatan Wheatstone adalah alat yang memanfaatkan perubahan
resistansi hambatan listrik untuk menghasilkan pengukuran yang akurat. Prinsip ini telah
membantu ilmuwan, insinyur, dan industri dalam berbagai aplikasi pengukuran fisika dan
teknik yang memerlukan akurasi dan ketepatan dalam pengukuran hambatan listrik yang
tidak diketahui.
BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Jembatan Wheatstone adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur
hambatan listrik yang tidak diketahui dengan sangat akurat.
2. Prinsip dasar jembatan Wheatstone melibatkan perbandingan antara hambatan yang
tidak diketahui dengan hambatan yang dapat diatur hingga mencapai keseimbangan
dalam aliran arus listrik.
3. Aplikasi utama dari jembatan Wheatstone termasuk pengukuran suhu dengan
termokopel, pengukuran tekanan dengan strain gauge, pengukuran kelembaban,
pengukuran beban atau gaya dalam berbagai alat, dan pengukuran berbagai
parameter listrik.
4. Prinsip jembatan Wheatstone telah memainkan peran kunci dalam peningkatan
akurasi pengukuran dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknik, dan industri.
5. Alat ini memiliki kegunaan yang luas dalam pengukuran hambatan listrik yang tidak
diketahui, menjadikannya instrumen yang sangat penting dalam dunia pengukuran
fisika dan teknik.

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan semoga dalam pelaksanaan praktikum
kedepannya asisten dapat lebih baik lagi dalam memberikan ilmunya kepada praktikan, dan
diharapkan peralatan dan bahan disediakan ketika mulai praktikum.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ardika, N., & Suardika, N. (2020, January). PENGARUH JENIS MATERIAL FIX
RESISTOR TERHADAP WAKTU PENCAPAIAN KESETIMBANGAN
JEMBATAN WHEATSTONE DALAM MEMPEROLEH NILAI REGANGAN
MATERIAL. In Proceedings (Vol. 1, No. 1, pp. 301-308).

Kholifudin, M. Y. (2021). Analisis Rangkaian Jembatan Wheatstone Berbasis Simulasi


PhET Pada Pembelajaran Fisika di SMA. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika,
12(2), 131-137.

Pratiwi, W., Fuada, S., Zanah, F. W., & Restyasari, N. (2021). Analisis rangkaian
wheatstone bridge menggunakan simulator circuit wizard, proteus, dan multisim.
Telecommunications, Networks, Electronics, and Computer Technologies
(TELNECT), 1(1), 1-13.

13
LAMPIRAN

Gambar 1. Jembatan Whaet-Stone

14

Anda mungkin juga menyukai