DAFTAR ISI......................................................................................................................... 0
4.3. Pembahasan..............................................................................................................8
LAMPIRAN ........................................................................................................................14
i
BAB I. PENDAHULUAN
1
2
Kelebihan dari rangkaian jembatan Wheatstone adalah akurasi yang tinggi dalam
pengukuran hambatan listrik yang tidak diketahui. Ini membuatnya menjadi alat yang sangat
berguna dalam penelitian ilmiah dan aplikasi teknis. Selain itu, rangkaian ini relatif
sederhana dan dapat dengan mudah diimplementasikan dalam berbagai pengaturan
eksperimen. Secara keseluruhan, rangkaian jembatan Wheatstone adalah salah satu alat yang
paling penting dalam pengukuran hambatan listrik yang tidak diketahui. Dengan prinsip
dasarnya yang sederhana namun sangat akurat, alat ini telah membantu ilmuwan dan insinyur
dalam berbagai aplikasi ilmiah dan teknologi. Berkat kontribusi dari tokoh seperti Sir Samuel
Hunter Christie dan Sir Charles Wheatstone, rangkaian jembatan Wheatstone tetap menjadi
salah satu alat yang sangat penting dalam dunia elektronik dan pengukuran fisika hingga saat
ini.
3
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
4
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
5
6
Rc = R4×R5/R1+R4+R5
= 2×2/5+2+2
= 4/9
= 0,44 Ω
RS1 =Rb+R2
= 1,11+3,25
= 4,36 Ω (Digenapkan jadi 4 Ω saja)
RS2 = Rc+R3
= 0,44+4,5
= 4,94 Ω (Digenapkan jadi 5 Ω)
1/RP = 1/RS1+1/RS2
= 1/4+1/5
= 5+4/20
= 9/20
RP/1 = 20/9
RP = 2,22 Ω
RS3 = RP+Ra
= 2,22+1,11
= 3,33 Ω
Kelompok 2
Diketahui :
R1 = 10 Ω
R2 =8Ω
R3 =8Ω
R4 = 10 Ω
R5 =5Ω
Ditanya :
Rpenggantti = ...?
Penyelesaian :
Ra = R1×R4/R1+R4+R5
= 10×10/10+10+5
= 100/25
7
=4Ω
Rb = R1×R5/R1+R4+R5
= 10×5/10+10+5
= 50/25
=2Ω
Rc = R4×R5/R1+R4+R5
= 10×5/10+10+5
= 50/25
=2Ω
RS1 =Rb+R2
= 2+8
= 10 Ω
RS2 = Rc+R3
= 2+8
= 10 Ω
1/RP = 1/RS1+1/RS2
= 1/10+1/10
RP/1 = 10/2
RP =5Ω
RS3 = RP+Ra
= 5+4
=9Ω
Kelompok 3
Diketahui :
R1 =2Ω
R2 =2Ω
R3 =1Ω
R4 =1Ω
R5 =2Ω
Ditanya :
Rpenggantti = ...?
Penyelesaian :
8
Ra = R1×R2/R1+R2+R5
= 2×2/2+2+2
= 4/6
= 0,6 Ω
Rb = R1×R5/R1+R2+R5
= 2×2/2+2+2
= 4/6
= 0,6 Ω
Rc = R2×R3/R1+R2+R5
= 2×1/2+2+2
= 2/6
= 0,3 Ω
RS1 =Rb+R3
= 0,6+1
= 1,6 Ω
RS2 = Rc+R4
= 0,6+1
= 1,6 Ω
1/RP = 1/RS1+1/RS2
= 1/1,6+1/1,6
RP/1 = 1,6/2
RP = 0,8 Ω
RS3 = RP+Ra
= 0,8+0,6
= 1,4 Ω
4.3. Pembahasan
Sejarah Jembatan Wheatstone, yang dinamai setelah fisikawan Inggris Sir Charles
Wheatstone, merupakan sebuah tonggak penting dalam pengukuran hambatan listrik yang
akurat. Namun, perlu dicatat bahwa sebenarnya Sir Samuel Hunter Christie yang pertama
kali mengembangkan konsep dasar rangkaian ini pada tahun 1833. Charles Wheatstone
kemudian mempopulerkan alat ini dan mengembangkannya lebih lanjut. Sebelumnya,
pengukuran hambatan listrik melibatkan metode yang kurang akurat dan sulit untuk
9
dilakukan. Rangkaian Wheatstone memberikan solusi yang lebih tepat dan efisien. Ide dasar
dari jembatan ini adalah membandingkan hambatan yang tidak diketahui dengan hambatan
yang dapat diatur hingga mencapai keseimbangan. Charles Wheatstone, yang dikenal atas
kontribusinya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, memperkenalkan jembatan ini
kepada dunia ilmiah.
Pengembangan lebih lanjut dari Wheatstone adalah penambahan resistor referensi
untuk mengukur hambatan yang tidak diketahui dengan lebih akurat. Dalam aplikasi praktis,
jembatan ini digunakan dalam berbagai eksperimen dan pengukuran, seperti dalam
pengukuran suhu dengan termokopel, pengukuran tekanan dengan elemen yang peka
terhadap tekanan, dan berbagai aplikasi lainnya di mana pengukuran hambatan elektrik
sangat penting. Seiring berjalannya waktu, rangkaian Wheatstone terus mengalami
perkembangan dan peningkatan teknologi. Sebagai dasar dari banyak alat pengukuran
modern, prinsip jembatan Wheatstone masih digunakan dalam berbagai aplikasi ilmiah dan
industri. Alat ini menjadi salah satu dasar utama dalam pengukuran resistansi listrik yang
tepat dan akurat. Dalam sejarah pengukuran listrik dan elektronika, jembatan Wheatstone
terus berperan penting. Kontribusi dari para ilmuwan dan insinyur seperti Christie dan
Wheatstone telah membawa perkembangan signifikan dalam pemahaman dan pengukuran
hambatan listrik. Rangkaian Wheatstone telah membantu memfasilitasi kemajuan dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, memungkinkan pengukuran yang akurat
dan presisi.
Jembatan Wheatstone adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur
hambatan listrik yang tidak diketahui. Alat ini sangat penting dalam berbagai aplikasi,
termasuk pengukuran suhu, tekanan, kelembaban, gaya, dan banyak lagi. Konsep dasar
jembatan Wheatstone adalah membandingkan hambatan yang tidak diketahui dengan
hambatan yang dapat diatur hingga mencapai keseimbangan. Alat ini dinamai setelah
fisikawan Inggris, Sir Charles Wheatstone, tetapi konsep dasarnya dikembangkan oleh Sir
Samuel Hunter Christie. Dalam aplikasinya, jembatan Wheatstone terdiri dari empat resistor
yang terhubung dalam satu rangkaian. Dua resistor di antaranya adalah resistor yang tidak
diketahui, satu resistor adalah resistor yang dapat diatur, dan satu resistor adalah resistor
referensi. Aliran arus listrik melalui rangkaian ini menghasilkan potensial listrik pada titik
tengah dari rangkaian, yang disebut sebagai titik nol atau titik pusat.
10
Untuk mencapai keseimbangan, resistor yang dapat diatur diubah nilainya hingga
potensial listrik pada titik tengah kembali ke nol. Ketika ini terjadi, hambatan yang tidak
diketahui dapat dihitung dengan menggunakan prinsip-prinsip jembatan Wheatstone. Nilai
hambatan yang tidak diketahui adalah kebalikan dari nilai resistor yang dapat diatur, dan
perbandingan antara hambatan referensi dengan hambatan yang dapat diatur juga digunakan
dalam perhitungan. Jembatan Wheatstone memiliki banyak aplikasi praktis. Salah satu
penggunaan utamanya adalah dalam pengukuran suhu dengan termokopel. Saat termokopel
dipanaskan atau didinginkan, resistansi berubah, dan jembatan Wheatstone digunakan untuk
mengukur perubahan ini dalam resistansi.
Selain itu, alat ini digunakan dalam pengukuran tekanan dengan elemen yang peka
terhadap tekanan, seperti strain gauge. Pengukuran kelembaban juga memanfaatkan
jembatan Wheatstone, di mana resistansi bahan berubah seiring dengan perubahan
kelembaban. Jembatan Wheatstone juga digunakan dalam berbagai aplikasi lain, termasuk
pengukuran beban atau gaya dalam timbangan dan alat uji material, serta dalam pengukuran
berbagai parameter listrik seperti kapasitansi dan induktansi. Secara keseluruhan, jembatan
Wheatstone adalah alat penting dalam dunia pengukuran dan pemantauan yang akurat.
Dengan prinsip dasarnya yang sederhana namun sangat akurat, alat ini telah membantu
ilmuwan, insinyur, dan industri dalam berbagai aplikasi ilmiah dan teknologi. Berkat
kontribusi dari tokoh seperti Sir Samuel Hunter Christie dan Sir Charles Wheatstone,
rangkaian jembatan Wheatstone tetap menjadi salah satu alat yang sangat penting dalam
dunia elektronik dan pengukuran fisika hingga saat ini.
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Jembatan Wheatstone adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur
hambatan listrik yang tidak diketahui dengan sangat akurat.
2. Prinsip dasar jembatan Wheatstone melibatkan perbandingan antara hambatan yang
tidak diketahui dengan hambatan yang dapat diatur hingga mencapai keseimbangan
dalam aliran arus listrik.
3. Aplikasi utama dari jembatan Wheatstone termasuk pengukuran suhu dengan
termokopel, pengukuran tekanan dengan strain gauge, pengukuran kelembaban,
pengukuran beban atau gaya dalam berbagai alat, dan pengukuran berbagai
parameter listrik.
4. Prinsip jembatan Wheatstone telah memainkan peran kunci dalam peningkatan
akurasi pengukuran dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknik, dan industri.
5. Alat ini memiliki kegunaan yang luas dalam pengukuran hambatan listrik yang tidak
diketahui, menjadikannya instrumen yang sangat penting dalam dunia pengukuran
fisika dan teknik.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan semoga dalam pelaksanaan praktikum
kedepannya asisten dapat lebih baik lagi dalam memberikan ilmunya kepada praktikan, dan
diharapkan peralatan dan bahan disediakan ketika mulai praktikum.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ardika, N., & Suardika, N. (2020, January). PENGARUH JENIS MATERIAL FIX
RESISTOR TERHADAP WAKTU PENCAPAIAN KESETIMBANGAN
JEMBATAN WHEATSTONE DALAM MEMPEROLEH NILAI REGANGAN
MATERIAL. In Proceedings (Vol. 1, No. 1, pp. 301-308).
Pratiwi, W., Fuada, S., Zanah, F. W., & Restyasari, N. (2021). Analisis rangkaian
wheatstone bridge menggunakan simulator circuit wizard, proteus, dan multisim.
Telecommunications, Networks, Electronics, and Computer Technologies
(TELNECT), 1(1), 1-13.
13
LAMPIRAN
14