Anda di halaman 1dari 22

MODUL PRAKTIKUM

TEKNIK TEGANGAN TINGGI


PRAKTIKUM APLIKASI TEKNIK ELEKTRO 3

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Praktikum Teknik Tegangan Tinggi adalah bagian dari materi pembelajaran


mata kuliah Teknik Tegangan Tinggi yang merupakan mata kuliah pilihan keahlian
pada kurikulum Teknik Elektro, Fakultas Teknik Institut Teknologi Nasional.
Sesuai dengan materi yang diajarkan pada silabus mata kuliah Teknik Tegangan
Tinggi maka modul Praktikum Teknik Tegangan Tinggi ini disusun dengan tujuan
agar mahasiswa yang mengikuti mata kuliah tersebut dapat mendalami materi yang
diajarkan pada waktu kuliah dan semua peralatan yang ada pada laboratorium yang
merupakan aset milik kampus dapat terjaga dengan baik..
Mengingat praktikum ini adalah kegiatan yang berbahaya maka pada
pelaksanaan kegiatan praktikum Teknik Tegangan Tinggi perlu diperhatikan halhal
yang menyangkut K3 agar kesehatan dan keselamatan semua orang yang terlibat
dalam kegiatan tersebut dapat terjaga dengan baik dan kegiatan praktikum tidak
menimbulkan kerugian atau hal-hal lain yang tidak diinginkan.
Akhir kata semoga buku Penuntun Praktokum Teknik Tegangan Tinggi ini
dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan praktikum yang menunjang
kegiatan kuliah Teknik Tegangan Tinggi dengan baik, sehat dan aman

Bandung, 11 Oktober 2023.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................2


DAFTAR ISI ........................................................................................................................3
PETUNJUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) ...................................1
PERINGATAN .....................................................................................................................2
MODUL 1 PENGANTAR TEKNIK TEGANGAN TINGGI .............................................3
MODUL 2 PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI AC .........7
MODUL 3 PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DC .......14

ii
PETUNJUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI

A. PETUNJUK SEBELUM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM


1. Praktikan harus mengenakan sarung tangan dan sepatu karet selama
melaksanakan paktikum.
2. Periksa tahanan pentanahan ( harus lebih kecil dari 5 Ohm) serta periksa
semua terminal pentanahan.
3. Praktikan tidak boleh masuk ke dalam ruang pengujian sebelum ada izin
dari asisten.
4. Pastikan semua posisi switch dalam keadaan OFF sebelum memasuki ruang
pengujian.
5. Buang muatan pada terminal tegangan tinggi dengan mentanahkannya
menggunakan tongkat pembuang muatan.
6. Praktikan harus dapat mengoperasikan APAR.
7. Praktikan dilarang makan selama praktikum.
B. PETUNJUK SAAT MELAKSANAKAN PRAKTIKUM
1. Sebelum melaksanakan praktikum, rangkaian percobaan harus diperiksa
dahulu oleh asisten.
2. Pintu ruang pengujian ditutup dan praktikum dilaksanakan dari luar pagar
pelindung.
3. Percobaan boleh dilakukan jika lampu pengaman merah telah menyala dan
jika tidak menyala maka rangkaian percobaan harus diperiksa kembali.
4. Jika praktikan hendak mengubah rangkaian percobaan maka output trafo
pengaturan pada meja control harus diturunkan sampai nol kemudian switch
utama di OFF kan. Setalah itu praktikan boleh masuk ke ruang pengujian,
buang semua muatan pada terminal tegangan tinggi dengan menggunakan
tongkat pembuang muatan kemudian baru praktikan boleh mengubah
rangkaian percobaan.
5. Setelah praktikum selesai, turunkan trafo pengaturan sampai nol buang
semua muatan pada terminal tegangan tinggi menggunakan tongkat
pembuang muatan.

1
PERINGATAN

 Jangan melaksanakan praktikum tegangan tinggi sendirian, hendaknya ada


yang mendampingi dan menguasai peralatan yang ada.
 Apabila pengujian dilakukan berkelompok harus ada salah satu yang
bertanggung jawab melaksanakan tindak pengamanan.
 Kelalaian mentaati petunjuk diatas dapat berakibat fatal bagi yang
bersangkutan, karena ada kemungkinan bersentuhan dengan bagian yang
ada:
1. Tegangan Sisa 5-15 kV 2. Tegangan Kerja 33kV AC 3. Tegangan
Kerja 33kV DC 4. Tegangan Surja 200kV peak

2
MODUL 1 PENGANTAR TEKNIK TEGANGAN TINGGI

Tegangan Tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik adalah semua tegangan
yang dianggap cukup tinggi oleh para teknisi listrik sehingga diperlukan pengujian
dan pengukuran dengan tegangan tinggi yang semuanya bersifat khusus dan
memerlukan teknik-teknik tertentu atau dimana gejala-gejala tegangan tinggi mulai
terjadi. Batas yang menyatakan kapan suatu tegangan dapat dikategorikan dalam
Tegangan Tinggi (High Voltage), Tegangan Tinggi Sekali (Extra High Voltage),
atau Ultra Tegangan Tinggi (Ultra High Voltage) berbeda-beda untuk setiap negara
atau perusahaan tenaga listrik di negara-negara tersebut dan biasanya tergantung
pada kemajuan tekniknya masing-masing.
Secara umum, ada tiga jenis tegangan tinggi yang akan diukur dalam
pengujian tegangan tinggi, yaitu tegangan tinggi bolak-balik, tegangan tinggi
searah, dan tegangan tinggi impuls. Pengujian tegangan tinggi pada umumnya
diperlukan untuk mengetahui apakah peralatan tegangan tinggi yang diuji masih
memenuhi standar kualitas dan kebutuhan yang dispesifikasikan pada peralatan
tersebut.
Lingkup studi teknik tegangan tinggi mencakup semua masalah seperti studi
tentang korona, teknik isolasi, tegangan lebih pada sistem tenaga listrik, proteksi
tegangan lebih, dan lain-lain. Dengan begitu banyaknya masalah yang mencakup
tegangan tinggi, maka dibutuhkanlah pengujian tegangan tinggi, dengan tujuan
antara lain sebagai berikut:
1. Untuk meneliti sifat-sifat listrik dielektrik yang baru ditemukan, sebagai
usaha dalammenemukan bahan isolasi yang lebih murah.
2. Untuk verifikasi hasil rancangan isolasi baru, yaitu hasil rancangan yang
telah dikurangi volume isolasinya.
3. Untuk memeriksa kualitas peralatan sebelum terpasang, hal ini dilakukan
untuk menghindarkan kerugian bagi pemakai peralatan.
4. Untuk memeriksa kualitas peralatan setelah beroperasi dalam rangka
mengurangi kerugian semasa pemeliharaan.
Peralatan yang digunakan dalam pengujian tegangan tinggi dibagi menjadi:

3
1. Pembangkit tegangan tinggi yang terdiri atas: pembangkit tegangan tinggi
ac, pembangkit tegangan tinggi dc, dan pembangkit tegangan tinggi impuls.
2. Alat ukur tegangan tinggi yang terdiri atas alat ukur tegangan tinggi dc, alat
ukur tegangan tinggi ac, dan alat ukur tegangan tinggi impuls.
3. Alat pengukur sifat listrik dielektrik, antara lain alat ukur rugi-rugi
dielektrik, alat ukur tahanan isolasi, alat ukur konduktivitas, dan alat ukur
peluahan parsial.
Beberapa peralatan yang digunakan dalam pengujian dan pengukuran tegangan
tinggi, khususnya yang ada pada Lab Tegangan Tinggi Program Studi Teknik
Elektro Institut Teknologi Nasional, antara lain:
1. Test Transformer

2. Digital Measurement

3. Control Unit

4. Resistor Measuring

4
5. Resistor

6. Capasitor Measuring

7. Capasitor

8. Multiplier

9. Connecting Cup

10. Floor Pedestal

5
11. Discharge Rod

6
MODUL 2 PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI
AC

A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pembangkitan tegangan tinggi
arus bolak balik (AC) dengan menggunakan trafo uji tegangan tinggi
2. Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pengukuran tegangan tinggi
AC dengan menggunakan prinsip pembagi tegangan kapasitor

B. PENDAHULUAN
1. Tegangan Tinggi Arus Bolak-Balik (AC)
Tegangan tinggi arus bolak-balik banyak dipergunakan untuk pengujian
peralatan listrik yang memiliki kapasitansi besar seperti kabel tegangan tinggi
dan isolator, untuk penelitian, dan sebagai sumber untuk pembangkitan
tegangan tinggi searah dan impuls, utamanya pada percobaan di laboratorium.
Tegangan tinggi arus bolak balik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
tegangan tinggi arus bolak balik dengan frekuensi rendah dan tegangan tinggi
arus bolak balik dengan frekuensi tinggi. Pengujian menggunakan tegangan
tinggi arus bolak balik frekuensi rendah diperlukan untuk menyelidiki apakah
peralatan listrik yang terpasang pada jaringan tegangan tinggi menahan
tegangan yang melebihi tegangan operasinya untuk waktu terbatas. Sedangkan
tegangan tinggi arus bolak balik dengan frekuensi tinggi diperlukan untuk
berbagai macam pengujian, diantaranya adalah untuk menguji adanya
kerusakan-kerusakan mekanis (keretakan, kantong udara dan sebagainya) pada
isolator terutama isolator porselen.
Untuk membangkitan tegangan tinggi bolak-balik di laboratorium, maka
digunakan transformator uji tegangan tinggi tiga belitan (dapat digunakan untuk
rangkaian bertingkat kaskade). Jenis transformator ini memiliki perbandingan
belitan yang sangat besar antara belitan tegangan tinggi H dan belitan tegangan
rendah atau eksitasi E. Transformator uji tegangan tinggi tersebut mampu
menghasilkan tegangan yang sangat tinggi namun menyerap daya yang lebih
rendah dibanding dengan trafo daya. Keuntungan lainnya ialah dapat

7
membangkitkan tegangan tinggi hingga di atas ratus kV dengan menyusun
beberapa trafo uji tersebut secara seri atau susunan kaskade.
2. Kegagalan pada Isolasi Udara
Pada umumnya, kegagalan peralatan listrik pada waktu sedang dipakai
disebabkan oleh kegagalan isolasi dalam menjalankan fungsinya sebagai
isolator tegangan tinggi. Kegagalan isolasi disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain isolasi tersebut sudah dipakai untuk waktu yang lama, kerusakan
mekanis, berkurangnya kekuatan dielektrik, dan karena tegangan lebih. Udara
merupakan media isolasi yang paling banyak digunakan dalam teknik tegangan
tinggi. Beberapa fenomena atau gejala tegangan tinggi yang biasa terjadi antara
lain skin effect, corona, spark over dan flash over. Fenomena fisik gejala
maupun kegagalan tegangan tinggi ini salah satunya dipengaruhi oleh bentuk
elektroda yang dipakai.
3. Pengukuran Tegangan Tinggi Arus Bolak Balik (AC)
Metode pengukuran pada tegangan tinggi arus bolak balik adalah dengan
menggunakan pembagi kapasitor (capacitor divider), yakni dengan
menghubungkan kapasitor dengan sebuah voltmeter, sehingga tegangan tinggi
yang hendak diukur tegangannya tidak diukur langsung oleh voltmeter tersebut.
Dalam hal ini :

Gambar 1. Prinsip Pembagi Tegangan Kapasitor

Dimana :
1 = Tegangan tinggi yang hendak diukur besarnya

8
𝑉2 = Tegangan pada voltmeter
𝐶𝑠 = Kapasitansi voltmeter
C. PERALATAN
1. Transformator 33kV
2. Panel Control Unit
3. Resistor
4. Kapasitor
5. Kapasitor Divider
6. Avometer Digital
7. Connecting Cup
8. Pedestal Floor

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini:
R1

C1

Vs V1
C2 V2

AT TU

Area Area
Pembangkitan Pengukuran
Gambar 2. Rangkaian Pengujian
2. Periksa apakah rangkaian sudah tersusun dengan benar, periksakan pada
asisten.
3. Hubungkan kabel sumber ke sumber PLN.
4. Nyalakan MCB pada panel.
5. Nyalakan push button On pada Panel.
6. Naikkan tegangan V1 perlahan menggunakan regulator tegangan
(variac) yang terpasang pada panel hingga tegangan mencapai nominal
yang dibutuhkan sesuai nilai yang tertera pada alat ukur.

9
7. Lakukan pengukuran tegangan V2 setiap kenaikan 10 volt sampai batas
maksimum yang ditentukan.
8. Lakukan pengukuran tegangan V2 pada saat penurunan tegangan
sampai tegangan mencapai 0 volt.
9. Catat hasil pengukuran pada V1dan V2 lalu buatlah grafik
pengukurannya.
10. Jika sudah selesai, tekan tombol push button OFF, lalu matikan MCB.

E. PROSEDUR KESELAMATAN
1. Pastikan multimeter berada pada mode AC.
2. Putar regulator perlahan untuk memastikan kenaikan tegangan tidak
melebihi batas tegangan yang diijinkan.
3. Pastikan regulator dikembalikan pada posisi nol secara perlahan setelah
selesai melakukan prakktikum agar tidak merusak peralatan.
4. Lakukan grounding semua peralatan menggunakan discharge rod
setelah selesai melakukan praktikum sebelum menyentuh peralatan yang
terhubung ke sumber tegangan.
5. Batas tegangan maksimum regulator adalah 200 V.

F. DATA PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan
VS (volt) V1 (volt) V2 (volt)
10
20
30


190
200

G. PENGOLAHAN DATA
A. Pengukuran & Perhitungan
1. Menghitung Tegangan Keluaran Rata2x Berdasarkan Pengukuran

(𝑉𝑜𝑢𝑡) = ..... (V)

10
2. Menentukan total C1 (24 Kapasitor Seri)

+ ..... + = ..... (pF)


3. Menghitung Impedansi Kapasitif (Zc)

Zc

Zc

4. Menentukan Tegangan Trafo Sekunder (V1) V1 = x V2 = ..... (V)


5. Membuktikan Perbandingan

H. TUGAS AKHIR
1. Jelaskan prinsip kerja rangkaian pengukuran tegangan tinggi AC pada
masing-masing komponen.
2. Jelaskan beberapa metode pembangkitan tegangan tinggi AC.
3. Jelaskan proses pembangkitan tegangan tinggi AC dengan
menggunakan trafo pengukuran.
4. Jelaskan proses pengukuran tegangan tinggi AC menggunakan kapasitor
divider.
5. Jelaskan fungsi dan aplikasi pembangkitan dan pengukuran tegangan
tinggi AC.
6. Apa hubungan kapasitor dengan tegangan pada sistem tegangan tinggi
AC dan mengapa pada pengukuran tegangan tinggi AC tidak
menggunakan resistor.

11
TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pembangkitan dan Pengukuran
Tegangan Tinggi Bolak Balik ?
2. Sebutkan alasan penggunaan tegangan tinggi dan tuliskan beserta
rumus/persamaannya !
3. Apa yang digunakan untuk membangkitkan Tegangan Tinggi Bolak
Balik di laboratorium ?, Jelaskan !
4. Apa metode yang digunakan pada Pengukuran Tegangan Tinggi Bolak
Balik ?, Jelaskan !
5. Gambarkan kembali Rangkaian Pengujian Pembangkitan dan
Pengukuran Tegangan Tinggi Bolak Balik !
6. Jelaskan fungsi masing – masing komponen pada Rangkaian
Pengukuran Tegangan Tinggi Bolak Balik !

(Tugas Pendahuluan dikerjakan tulis tangan pada kertas HVS.


Dikumpulan saat praktikum dilaksanakan)

12
Contoh Cover Laporan Modul 6

LAPORAN PRAKTIKUM/TUGAS PENDAHULUAN


Times New Roman
Bold, 14 (NAMA MODUL)
PRAKTIKUM APLIKASI TEKNIK ELEKTRO 3

Times New
Roman Diajukan untuk memenuhi persyaratan akademis dalam menempuh
Italic, 12 Program Strata Satu Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional
Bandung

Disusun Oleh :
Times New Roman, 12
(Nama Lengkap)
(NRP)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Times New Roman, Bold, 12
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2023

13
MODUL 3 PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI
DC

A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pembangkitan tegangan tinggi
arus searah (DC) dengan menggunakan trafo uji tegangan tinggi
2. Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pengukuran tegangan tinggi
arus searah (DC) dengan menggunakan prinsip pembagi tegangan
resistor

B. PENDAHULUAN
1. Tegangan Tinggi Arus Searah
Pemanfaatan tegangan tinggi searah dalam kehidupan sehari-hari memang
belum banyak dikenal secara umum bila dibandingkan dengan tegangan tinggi
bolak balik, sebagai contohnya adalah penggunaan tegangan bolak balik pada
system transmisi. Hal ini dikarenakan kesulitan untuk membangkitkan ataupun
mentransformasikan tegangan tinggi searah karena diperlukan perangkat
inverter yang dilihat dari segi ekonomis memiliki harga yang lebih mahal, akan
tetapi dengan menggunakan sistem transmisi diperoleh keuntungan-keuntungan
antara lain :
• Dengan tegangan puncak dan rugi daya yang sama kapasitas penyaluran
dengan tegangan searah lebih tinggi dibandingkan dengan tegangan
bolak balik.
• Pengisolasian tegangan searah lebih sederhana.
• Efisiensi lebih tinggi karena faktor dayanya 1.
• Pada penyaluran jarak jauh dengan tegangan searah tidak ada persoalan
perubahan frekuensi dan stabilitas.
Cara pembangkitan HVDC yang paling sederhana dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem pengali tegangan (voltage multiplier). Sistem pengali
tegangan yang banyak digunakan saat ini, salah satunya adalah dengan
menggunakan rangkaian pengali tegangan Cockcroft-Walton. Pengali tegangan
Cockcroft-Walton dapat mengubah masukan AC bertegangan rendah menjadi

14
keluaran DC dengan tegangan yang sangat tinggi. Rangkaian yang digunakan
sangat sederhana dengan komponen utama berupa kapasitor dan 14iode yang
disusun bertingkat (cascade).
2. Pengukuran Tegangan Tinggi Arus Searah
Salah satu cara pengukuran tegangan tinggi searah tidak langsung tegangan
tinggi searah adalah menggunakan pembagi resistor (resistor divider), yakni
dengan menghubungkan resistor dengan voltmeter, sehingga tegangan tinggi
yang hendak diukur tegangannya tidak diukur lagngsung oleh voltmeter
tersebut.

Gambar 3. Prinsip Pembagi Tegangan Resistor


Besarnya tahanan R1 jauh lebih besar dari tahanan R2, hal ini dimaksudkan agar
kita dapat mengukur tegangan pada resistor R2 (dimana tegangannya kecil),
kemudian dari tegangan R2 ini kita dapatkan besarnya tegangan V1 dengan
rumus :

Dimana :
1 = Tegangan tinggi yang hendak diukur besarnya
2 = Tegangan pada voltmeter
C. PERALATAN
1. Panel Control Unit
2. Multiplier 33kV
3. Resistor
4. Avometer Digital

15
5. Connecting Cup
6. Pedestal Floor
7. Connecting Rod

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini:

Multiplier
R1
Vx
Vs V1
R2 V2

AT TU

Area Area
Pembangkitan P engukuran
Gambar 4. Rangkaian Pengujian
2. Periksa apakah rangkaian sudah tersusun dengan benar, periksakan
kepada Asisten.
3. Hubungkan sumber panel ke sumber PLN.
4. Nyalakan MCB pada panel.
5. Nyalakan push button ON pada panel.
6. Naikkan tegangan VS perlahan menggunakan regulator tegangan
(variac) hingga mencapau nominal yang dibutuhkan seusi dengan yang
tertera pada alat ukur.
7. Lakukan pengukuran V2 setiap kenaikan 10 volt sampai batas
maksimum yang ditentukan.
8. Lakukan pengukuran V2 pada setiap penurunan 10 volt sampai tegangan
mencapai 0 Volt.
9. Catat hasil pengukuran pada VS dan V2 lalu buatlah grafik
pengukurannya.
10. Jika sudah selesai, tekan tombol push button OFF, lalu matikan MCB.

16
E. PROSEDUR KESELAMATAN (K3 PRAKTIKUM)
1. Pastikan multimeter berada pada mode DC.
2. Putar regulator perlahan untuk memastikan kenaikan tegangan tidak
melebihi batas tegangan yang diijinkan.
3. Pastikan regulator dikembalikan pada posisi nol secara perlahan setelah
selesai melakukan prakktikum agar tidak merusak peralatan.
4. Lakukan grounding semua peralatan menggunakan discharge rod
setelah selesai melakukan praktikum sebelum menyentuh peralatan yang
terhubung ke sumber tegangan.
5. Batas tegangan maksimum regulator adalah 200 V.

F. DATA PENGAMATAN
Tabel 2. Data Pengamatan
V1 RV V2 VX
(Volt) (Volt) (Volt) (Volt)
10
20
30


190
200

Tuliskan nilai tegangan keluaran yang diperoleh dari Langkah


sebelumnya, serta cari nilai tegangan sekunder berdasarkan
perhitungan pada tabel berikut.

𝑅1 + 𝑅2
𝑉𝑥 = × 𝑉2
𝑅2

G. TUGAS AKHIR
1. Jelaskan prinsip kerja rangkaian pengukuran tegangan tinggi DC pada
masing-masing komponen.
2. Jelaskan beberapa metode pembangkitan dan pengukuran tegangan
tinggi DC.

17
3. Jelaskan proses pembangkitan tegangan tinggi DC dengan
menggunakan multiplier tegangan.
4. Jelaskan proses pengukuran tegangan tinggi DC menggunakan resistor
divider.
5. Jelaskan mengapa tegangan tinggi DC tidak dapat diukur secara
langsung dari sumbernya.
6. Jelaskan fungsi pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi DC.
7. Jelaskan fungsi dari masing-masing komponen pada rangkaian
percobaan.
8. Apa yang akan terjadi saat nilai R1 dan R2 dirubah.
9. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mulai dari V1 = 0 volt
sampai dengan V1=220V, apakah percobaan tersebut membuktikan
rumus rangkaian resistor divider.
10. Mengapa pada modul 1 menggunakan kapasitor dan pada modul 2
menggunakan resistor untuk pengukuran? Jelaskan.

TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pembangkitan dan pengukuran
tegangan tinggi searah?
2. Apa metode yang digunakan pada pengukuran tegangan searah?
Jelaskan!
3. Gambar kembali rangkaian pengujuan pembangkitan dan pengukuran
tegangan tinggi searah!
4. Jelaskan fungsi masing-masing komponen pada rangkaian pengukuran
tegangan tinggi searah!

(Tugas Pendahuluan dikerjakan tulis tangan pada kertas HVS.Dikumpulan


saat praktikum dilaksanakan)

18
Contoh Cover Laporan Modul 7

LAPORAN PRAKTIKUM/TUGAS PENDAHULUAN


Times New Roman
Bold, 14 (NAMA MODUL)
PRAKTIKUM APLIKASI TEKNIK ELEKTRO 3

Times New
Roman Diajukan untuk memenuhi persyaratan akademis dalam menempuh
Italic, 12 Program Strata Satu Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional
Bandung

Disusun Oleh :
Times New Roman, 12
(Nama Lengkap)
(NRP)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Times New Roman, Bold, 12
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2023

19

Anda mungkin juga menyukai