Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM PEMELIHARAAN INSTRUMENTASI NUKLIR

THROUBLESHOOTING HIGH VOLTAGE BIAS SUPPLY ORTEC MODEL 459

TUJUAN :
1. Agar mahasiswa mampu memahami prinsip kerja DC/DC Converter
2. Agar mahasiswa mampu melalukan throubleshooting HVBS ORTEC Model 459

LANDASAN TEORI
Modul catu daya tegangan tinggi ORTEC model 459 menerapkan prinsip dc/dc converter
seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Modul ini digunakan untuk memberikan daya pada
detektor semikonduktor seperti detektor HPGe dan terdiri atas rangkaian primer dan
rangkaian sekunder. Pada rangkaian primer terdapat rangkaian osilator, pushpull, dan
rangkaian regulator. Sisi primer transformator digerakkan oleh rangkaian astabil
multivibrator yang dibentuk dengan T1 dan T2 serta beroperasi pada frekuensi sekitar 20
kHz. Transistor Q3 sampai Q6 berfungsi sebagai kendali dan switching transistor untuk
transformator T1. Keluaran tegangan tinggi dapat diatur dengan R23 melalui Q7 dan Q8
pada rangkaian regulator. Rangkaian sekunder transformator berisi rangkaian pelipatganda
Cockcroft-Walton 7-tahap.

Astabil MV &
Pelipatganda
Pushpull
Cockcroft-Walton

Regulator

primer sekunder

Gambar 1. Blok Diagram DC/DC Converter

PERALATAN DAN BAHAN :


1. Modul HVBS ORTEC Model 459
2. Kabel ekstensi amphenol
3. Osiloskop
4. Multimeter
5. Tool kit

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA :


1. Dilarang makan dan minum selama praktikum berlangsung;
2. Bersihkan tempat kerja sehingga terbebas dari bahan penghantar untuk menghindari
bahaya hubung singkat pada modul;
3. Saat pengukuran tegangan tinggi lakukan dengan hati-hati dan gunakan probe tegangan
tinggi jika tersedia;
4. Jangan memegang secara langsung terminal/kabel keluaran tegangan tinggi.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA 1


PRAKTIKUM PEMELIHARAAN INSTRUMENTASI NUKLIR

PROSEDUR :
1. Periksa unjuk kerja astabil multivibrator menggunakan osiloskop, atur frekuensi dengan
potensiometer R42, jika tidak bekerja periksa Q1 dan Q2
2. Periksa tegangan emitor transistor Q7 sambil merubah potensiometer R23 pada panel
depan. Perubahan potensiometer R23 ini menyebabkan perubahan tegangan pada
emitor Q7 (dari -24V sampai dengan +10V). Jika hal ini tidak teramati, lepaskan
kapasitor beban C13, dan periksa lagi;
3. Jika tidak ada tegangan, periksa rangkaian pembatas arus yang berisi dioda zener D3
dan transistor Q9, yang bekerja seperti perangkat shutdown dengan mendorong
transistor Q10 menjadi jenuh;
4. Jika semuanya normal, periksa bentuk gelombang pada kolektor Q5 dan Q6, periksa
transistor Q3 sampai dengan Q6 (amplitudo pulsa harus tergantung pada tegangan
emitor Q7);
5. Periksa dengan ohmmeter belitan transformator.
6. Pasang C13, jika masih terjadi pembebanan, lepas satu demi satu filter C27, C28 dan
C29, dan periksa lagi. Jika tidak ada komponen yang rusak langkah selanjutnya adalah
pemeriksaan pengganda tegangan;
7. Lakukan kalibrasi ulang dengan mengatur tombol panel depan untuk 5,0 harus sesuai
dengan 5000V, dan ukur tegangan keluaran.

TUGAS LAPORAN :
Buatlah langkah-langkah identifikasi yang telah dilakukan dalam bentuk peta alir

DATA PRAKTIKUM :

Hasil Identifikasi
1. RANGKAIAN OSILATOR :

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA 2


PRAKTIKUM PEMELIHARAAN INSTRUMENTASI NUKLIR

2. RANGKAIAN REGULATOR :

3. RANGKAIAN PUSHPULL :

4. RANGKAIAN PELIPAT TEGANGAN COCKCROFT-WALTON :

PEMBAHASAN :

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA 3


PRAKTIKUM PEMELIHARAAN INSTRUMENTASI NUKLIR

GAMBAR PETA ALIR LANGKAH IDENTIFIKASI : (terlampir)

KESIMPULAN :

SARAN :

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA 4


PRAKTIKUM PEMELIHARAAN INSTRUMENTASI NUKLIR

DAFTAR PUSTAKA :

Yogyakarta,

Praktikan,

____________________

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA 5


PRAKTIKUM PEMELIHARAAN INSTRUMENTASI NUKLIR

Lampiran 1. Gambar Rangkaian High Voltage Bias Supply ORTEC Model 459

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA 6

Anda mungkin juga menyukai