TINGGI
Oleh:
RIZKI AULIA YUNELDI
1907113111
Praktikan
ii
Teknik Tegangan Tinggi
ABSTRAK
Perkembangan sistem tenaga listrik yang pesat membutuhkan transmisi
tegangan tinggi. Lingkup studi tegangan tinggi sangat luas, antara lain meliputi
fenomena tegangan tinggi, seperti perhitungan medan listrik, gejala tembus
listrik dielektrik, dan lain-lain. Pembangkitan tegangan tinggi terbagi menjadi
pembangkitan tegangan tinggi bolak-balik (AC), pembangkitan tegangan tinggi
searah (DC), dan pembangkitan tegangan tinggi impuls. Dalam praktikum teknik
tegangan tinggi (T3) pembangkitan yang dingunakan adalah pembangkitan
tegangan tinggi AC dan DC yang akan dilakukan pengukuran pembangkitan
terhadap kegagalan dielektrik udara antar elektroda. Dalam menentukan jenis
isolasi yang baik, diperlukan uji kekuatan dielektrik suatu bahan isolasi tersebut.
Dalam praktikum teknik tegangan tinggi (T3) isolasi yang diuji adalah isolasi gas
(udara), pengujian ini dilakukan dengan melakukan percobaan pembangkitan dan
pengukuran tegangan tinggi DC dan selanjutnya melakukan percobaan terhadap
kegagalan dielektrik udara dalam hal ini, parameter yang mempengaruhi yang
akan dianalisa ialah bentuk elektroda yang diujikan terhadap udara dengan
variasi jarak yang dipakai dalam percobaan adalah 1 cm. Percobaan ini dilakukan
untuk melihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan dielektrik udara.
Praktikan melakukan percobaan terhadap pengaruh polaritas dengan
mengunakan elektroda jarum-plat. Variasi jarak yang dipakai dalam pengujian
adalah l cm. Percobaan pengaruh polaritas digunakan untuk menganalisa
perbedaan yang diperoleh antara kekuatan dielektrik udara yang disuplai secara
forward bias dan reverse bias menggunakan pembangkitan tegangan tinggi DC.
Kata kunci : Tegangan Tinggi AC, Tegangan Tinggi DC, Dielektrik Udara,
Polaritas Positif, Polaritas Negatif, Forward Bias, Reverse Bias.
iii
Teknik Tegangan Tinggi
ABSTRACT
The rapid development of electric power systems requires high voltage
transmission. The scope of high-voltage studies is very broad, including high-
voltage phenomena, such as electric field calculations, dielectric breakdown
phenomena, and others. High-voltage generation is divided into alternating high-
voltage (AC) generation, direct high-voltage (DC) generation, and impulse high-
voltage generation. In the high-voltage engineering practicum (T3), the
generation used is AC and DC high-voltage generation which will measure the
generation of the air dielectric failure between the electrodes. In determining the
type of good insulation, it is necessary to test the dielectric strength of an
insulating material. In the high voltage engineering practicum (T3) that is tested
is gas (air) insulation, this test is carried out by conducting experiments on the
generation and measurement of high DC voltage and then conducting
experiments on the failure of the air dielectric in this case, the influencing
parameter to be analyzed is the shape of the electrode. tested against air with
variations in the distance used in the experiment is 1 cm. This experiment was
conducted to see the factors that can affect the dielectric strength of air. The
practitioner conducts an experiment on the effect of polarity by using a needle-
plate electrode. The variation of the distance used in the test is l cm. The polarity
effect experiment was used to analyze the difference obtained between the
dielectric strength of the air supplied by forward bias and reverse bias using DC
high voltage generation.
Keywords: AC High-Voltage Generation, DC High-Voltage Generation, Air
Dielectric, Positive Polarity, Negative Polarity, Forward Bias,
Reverse Bias.
iv
DAFTAR
PRAKATA....................................................................................................ii
ABSTRAK....................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................vii
DAFTAR TABEL......................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Batasan Masalah...............................................................................3
1.4 Tujuan Praktikum.............................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan.......................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................5
2.1 Landasan Teori.................................................................................5
2.2 Teori Dasar.......................................................................................6
2.2.1 Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC..........6
2.2.2 Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi DC........11
2.2.3 Kegagalan Dielektrik Udara...............................................14
2.2.4 Pengujian Pengaruh Polaritas.............................................15
BAB III METODE LAPORAN PRAKTIKUM.......................................17
3.1 Umum.............................................................................................17
3.2 Waktu dan Tempat.........................................................................18
3.3 Alat dan Bahan...............................................................................18
3.3.1 Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC.......20
3.3.2 Pembangkitan Dan Pengukuran Tegangan DC..................22
3.3.3 Kegagalan Dielektrik Udara...............................................24
3.3.4 Pengujian Pengaruh Polaritas.............................................27
3.4 Prosedur dan Rangkaian Percobaan...............................................29
3.4.1 Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC.......29
3.4.2 Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi DC.......30
v
DAFTAR
3.4.3 Kegagalan Dielektrik Udara...............................................32
3.4.4 Pengujian Pengaruh Polaritas.............................................34
3.5 Diagram Alir Pengujian..................................................................36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................37
4.1 Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC...................37
4.2 Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi DC...................38
4.2.1 Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi DC
Tanpa kapasitor...................................................................39
4.2.2 Pembangkitan dan pengukuran Tegangan Tinggi DC
Menggunakan Kapasitor.....................................................40
4.3 Kegagalan Dielektrik Udara...........................................................41
4.3.1 Kegagalan Dielektrik Udara Menggunakan Jenis
Elektroda Bola-Bola...........................................................41
4.3.2 Kegagalan Dielektrik Udara Menggunakan Jenis
Elektroda Jarum-Jarum.......................................................42
4.3.3 Kegagalan Dielektrik Udara Menggunakan Jenis
Elektroda Plat-Plat..............................................................43
4.4 Pengujian Pengaruh Polaritas.........................................................44
4.4.1 Pengaruh Polaritas Positif – Negatif (Forward Bias).........44
4.4.2 Pengaruh Polaritas Negatif – Positif (Reverse Bias)..........45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................47
5.1 Kesimpulan.....................................................................................47
5.2 Saran...............................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................49
LAMPIRAN................................................................................................50
DAFTAR
vi
DAFTAR
vii
DAFTAR
viii
BAB
PENDAHULUAN
1
2
Udara termasuk isolasi jenis gas yang banyak digunakan untuk mengisolasi
peralatan listrik tegangan tinggi. Isolasi berfungsi memisahkan dua atau lebih
penghantar listrik yang bertegangan, sehingga antara penghantar tidak terjadi
lompatan api (flashover) atau percikan api (spark over). Dalam pengukuran
tegangan tembus dielektrik udara, dimaksudkan untuk mempelajari karakteristik
isolasi udara terhadap tegangan yang diterapkan. Dengan mengetahui karakteristik
tegangan tembusnya maka dapat diketahui seberapa besar kemampuan isolasi
yang akan digunakan untuk mengisolasi suatu peralatan tegangan tinggi. Sehingga
dapat digunakan untuk memilih jenis isolasi yang tepat untuk perlindungan dan
tujuan dari isolasi itu sendiri dapat terpenuhi. Serta mengetahui berapa besar
tegangan maksimum yang dapat diterapkan pada suatu peralatan sehingga
peralatan tersebut dalam kondisi aman.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
𝑉2 = 𝑉1
1−𝑘
Dimana k adalah konstanta yang besarnya ditentukan oleh kapasitansi antar belitan
trafo uji.
Dari keempat metode diatas, cara yang paling sering digunakan adalah
metode dengan elektroda bola. Hal ini desebabkan karena metode ini termasuk
paling murah, mudah dan dapat diterapkan untuk range tegangan uji yang luas
tanpa merusak alat ukur yang sensitif. Oleh karena itu, pengukuran pada
laboratorium teknik tegangan tinggi menggunakan metode ini.
8
0,386 𝑝
ð = 273 + 𝑇
V=δ Vs
Dalam pengukuran ini, yang diukur adalah arus pemuat (I). Hubungan arus
ini dengan tegangan yang diukur adalah sebagai berikut:
1
𝑉=
2 ƒ𝐶
Tegangan output V tidak lagi konstan jika rangkaian dibebani, dalam satu
periode T = 1/f dari tegangan AC tegangan muatan Q ditransfer ke beban RL yang
dapat direpresentasikan dalam persamaan :
I adalah nilai rata rata dari tegangan output dc iL(t) dan V(t) yang diikuti dengan
ripple seperti gambar berikut :
Adapun hasil dari mekanisme ganda ini membentuk suatu kanal penghantar
yang lebih tinggi daripada udara normal. Jalur ini bersifat konduktif yang
menyebabkan muatan listrik dapat mengalir dalam jumlah yang jauh lebih besar.
Saat ini terjadi, disebutlah sebagai tembus listrik sempurna (breakdown).
listrik sangat tinggi tepat pada ujung jarum, sedangkan pada daerah ruang medan
listrik lainnya hanya memiliki kuat medan listrik yang lebih kecil Dengan
demikian pengembangan kanal peluahan muatan listrik ke arah elektroda pelat
akan semakin lama.
Pada jarum positif, elektron-elektron bergerak menuju elektroda jarum. Ion-
ion positif yang tertinggal akan memperkecil besar kuat medan listrik di ujung
jarum. Dengan demikian maka kuat medan listrik ke arah elektroda pelat akan
meninggi sehingga memudahkan dan mempercepat pengembangan kanal
peluahan muatan listrik. Untuk selengkapnya, efek polaritas dapat dilihat pada
Gambar 2.10.
BAB III
METODEOLOGI PERCOBAAN
3.1 Umum
Dalam praktikum Teknik Tegangan Tinggi ini praktikan akan melaksanakan
percobaan yang terdiri atas 4 percobaan yaitu :
1. Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC,
2. Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi DC,
3. Kegagalan Dielektrik Udara,
4. Pengujian Pengaruh Polaritas.
Pada percobaan pembangkitan dan pengukuran tegangan AC (bolak-balik)
praktikan mengunakan metode sela bola standar dalam pengukuran tegangan
tinggi nya. Pengukuran ini dilakukan dengan cara memanfaatkan tegangan tembus
sela bola untuk mengukur tegangan puncak tegangan tinggi AC dengan
mempertimbangkan setiap suhu dan tekanan nya.
Pada percobaan pembangkitan dan pengukuran tegangan DC (searah)
praktikan merangkai rangkaian yang dihubungkan dengan dioda tegangan tinggi
sebagai penyearah tegangan tinggi AC menjadi tegangan tinggi DC. Percobaan ini
juga menggunakan sela bola standar untuk melihat tegangan tembus dari tegangan
tinggi DC. Pada percobaan ini praktikan akan membandingkan tegangan tembus
sela bola antara penggunaan kapasitor penyearah dengan tanpa kapasitor
penyearah.
Pada percobaan kegagalan dielektrik udara praktikan merangkai rangakaian
seperti percobaan pembangkitan dan pengukuran tegangan DC (searah) tetapi juga
menggunakan bola, jarum dan plat sebagai elektroda tembus listrik nya. Pada
percobaan ini praktikan akan membandingkan tegangan tembus antara elektroda
bola, jarum dan plat.
Pada percobaan pengujian pengaruh polaritas praktikan merangkai
rangkaian seperti percobaan pembangkitan dan pengukuran tegangan DC (searah)
tetapi elektroda dingunakan berupa elektroda jarum-plat. Praktikan akan
mengetahui pengaruh polaritas tegangan terhadap tembus sela udara.
17
1
Waktu
No Nama Percobaan Tempat Praktikum
Praktikum
Selasa
Pembangkit dan Pengukuran Laboratorium Teknik
1 13-09-2022
Tegangan Tinggi AC Tegangan Tinggi
14.00-17.00
Selasa
Pembangkit dan Pengukuran Laboratorium Teknik
2 20-09-2022
Tegangan Tinggi DC Tegangan Tinggi
14.00-17.00
Selasa
Laboratorium Teknik
3 Kegagalan Dielektrik Udara 27-09-2022
Tegangan Tinggi
14.00-17.00
Selasa
Laboratorium Teknik
4 Pengujian Pengaruh Polaritas 04-10-2022
Tegangan Tinggi
14.00-17.00
Control Desk HV
1 1
9203
Elektroda Bola-
3 1
Bola HV 9133
4 Resistor HV 9127 1
Earth Switch HV
5 1
9114
Connecting Rod
6 2
HV 9109
Floor Padestal HV
7 1
9110
Connecting Rod
8 1
HV 9108
Insulating Rod HV
9 1
9124
2
11 Elektroda HV 9138 1
Control Desk HV
1 1
9203
Elektroda Bola-
3 1
Bola HV 9133
2
4 Resistor HV 9127 1
Earth Switch HV
5 1
9114
Connecting Cup
6 4
HV 9109
Floor Padestal HV
7 3
9110
Connecting Rod
8 1
HV 9108
Insulating Rod HV
9 1
9124
11 Rectifier HV 91111 2
2
Smoothing
12 1
Kapasitor HV 9112
Resistor Pengukur
13 1
HV 9113
14 Elektroda HV 9138 1
Control Desk HV
1 1
9203
Elektroda Bola-
3 1
Bola HV 9133
4 Resistor HV 9127 1
Earth Switch HV
5 1
9114
Connecting Cup
6 4
HV 9109
Floor Padestal HV
7 3
9110
Connecting Rod
8 1
HV 9108
Insulating Rod HV
9 1
9124
2
11 Rectifier HV 91111 2
Smoothing
12 1
Kapasitor HV 9112
Resistor Pengukur
13 1
HV 9113
14 Elektroda HV 9138 1
Sphere Elektroda
15 1
HV 9133
2
Control Desk HV
1 1
9203
3 Resistor HV 9127 1
Earth switch HV
4 1
9114
Connecting Cup
5 4
HV 9109
2
Floor Padestal HV
6 3
9110
Connecting Rod
7 1
HV 9108
Insulating Rod HV
8 1
9124
10 Rectifier HV 91111 2
Smoothing
11 1
Kapasitor HV 9112
Resistor Pengukur
12 1
HV 9113
13 Elektroda HV 9138 1
2
Measuring Spark
14 1
Grab HV 9133
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. 𝑉i𝑛1 = 49 𝑉
𝑉𝑠1 = 450 × 49
𝑉𝑠1 = 22.050 𝑉 = 22,05 𝑘𝑉
𝑉i𝑛𝑡 49 + 49 + 49
= 3 = 49,33
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑉𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
22,05 + 22,05 + 22,05
= 3 = 22,2
𝑉𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 22,07 + 22,07 + 22,52
= 3 = 22,22
Berdasarkan perhitungan maka nilai tegangan yang didapat dari percobaan ini
adalah :
a. 𝑉i𝑛 = 49 𝑉
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 450 × 49
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 22.050 𝑉 = 22,05 𝑘𝑉
𝑉𝑚 = √2 × 22,05
𝑉𝑚 = 31,17 𝑘𝑉
2
𝑉𝐷𝐶 = × 31,17
𝜋
𝑉𝐷𝐶 = 19,85
b. 𝑉i𝑛 = 49 𝑉
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 450 × 49
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 22.050 𝑉 = 22,05 𝑘𝑉
𝑉𝑚 = √2 × 22,05
𝑉𝑚 = 31,17 𝑘𝑉
2
𝑉𝐷𝐶 = × 31,17
𝜋
𝑉𝐷𝐶 = 19,85
c. 𝑉i𝑛 = 53 𝑉
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 450 × 53
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 23.850 𝑉 = 23,85 𝑘𝑉
𝑉𝑚 = √2 × 23,85
𝑉𝑚 = 33,72 𝑘𝑉
2
𝑉𝐷𝐶 = × 33,72
𝜋
𝑉𝐷𝐶 = 21,48
4
𝑉i𝑛𝑡 49 + 49 + 53
= 3 = 50,33
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
31,17 + 31,17 + 33,72
= 3 = 32,02
𝑉𝑚 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
19,85 + 19,85 + 21,48
= 3 = 20,39
𝑉𝐷𝐶 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑉𝑚 = √2 × 20,7
𝑉𝑚 = 29,27 𝑘𝑉
2
𝐷𝐶 =
� × 29,27
𝜋
𝑉𝐷𝐶 = 18,64 𝑘𝑉
b. 𝑉i𝑛 = 52 𝑉
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 450 × 52
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 23.400 𝑉 = 23,4 𝑘𝑉
𝑉𝑚 = √2 × 23,4
𝑉𝑚 = 33,08 𝑘𝑉
2
�
𝐷𝐶 = × 33,08
𝜋
𝑉𝐷𝐶 = 21,07 𝑘𝑉
c. 𝑉i𝑛 = 53 𝑉
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 450 × 53
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 23.850 𝑉 = 23,85 𝑘𝑉
4
𝑉𝑚 = √2 × 23,85
𝑉𝑚 = 33,72 𝑘𝑉
2
𝐷𝐶 =
� × 33,72
𝜋
𝑉𝐷𝐶 = 21,48
𝑉i𝑛𝑡 46 + 52 + 53
= 3 = 50,33
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑉𝑚 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
29,26 + 33,08 + 33,72
= 3 = 32,02
𝑉𝐷𝐶 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 18,64 + 21,07 + 21,48
= 3 = 20,39
Vm = √2 × 19,35 = 27,36 𝑘𝑉
2
VDC = × 27,36
𝜋
VDC = 17,42 𝑘𝑉
Vm = √2 × 23,4 = 33,09 𝑘𝑉
2
VDC = × 33,09
𝜋
VDC = 21,07 𝑘𝑉
Vm = √2 × 21,6 = 30,54 𝑘𝑉
2
Vdc = × 30,54
𝜋
Vdc = 19,45 𝑘𝑉
Vm = √2 × 15,75 = 22,27 𝑘𝑉
4
2
VDC = × 22,27
𝜋
VDC = 14,18 𝑘𝑉
Vm = √2 × 15,75 = 22,27 𝑘𝑉
2
VDC = × 22,27
𝜋
VDC = 14,18 𝑘𝑉
Vm = √2 × 13,95 = 19,72 𝑘𝑉
2
Vdc = × 19,72
𝜋
Vdc = 12,56 𝑘𝑉
Vm = √2 × 12,6 = 17,81 𝑘𝑉
2
VDC = × 17,81
𝜋
VDC = 11,34 𝑘𝑉
Vm = √2 × 11,7 = 16,54 𝑘𝑉
2
VDC = × 16,54
𝜋
VDC = 10,53 𝑘𝑉
Vm = √2 × 14,85 = 21,01 𝑘𝑉
2
Vdc = × 21,01
𝜋
Vdc = 13,37 𝑘𝑉
Vm = √2 × 11,25 = 15,91 𝑘𝑉
2
VDC = × 15,91
𝜋
VDC = 10,13 𝑘𝑉
Vm = √2 × 9,9 = 14,001 𝑘𝑉
2
VDC = × 14,001
𝜋
VDC = 8,91 𝑘𝑉
Vm = √2 × 10,35 = 14,64 𝑘𝑉
2
Vdc = × 14,64
𝜋
Vdc = 9,32 𝑘𝑉
Vm = √2 × 18 = 25,46 𝑘𝑉
2
VDC = × 25,46
𝜋
VDC = 16,21 𝑘𝑉
Vm = √2 × 18,9 = 26,73 𝑘𝑉
2
VDC = × 26,73
𝜋
VDC = 17,02 𝑘𝑉
Vm = √2 × 17,1 = 24,18 𝑘𝑉
2
Vdc = × 24,18
𝜋
Vdc = 15,39 𝑘𝑉
Dari seluruh percobaan dalam praktikum teknik tegangan tinggi yang telah
dilaksanakan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari data yang didapat pada percobaan ini, dapat diketahui bahwa
pengukuran dan pembangkitan tegngan tinggi AC dipengaruhi oleh rasio trafo
uji yang mana jika kita naikkan tegangan pada trafo sehingga terjadi percikan
pada bola dan terjadi tembus listrik.
2. Pada percobaan pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi DC ini juga
dipengaruhi oleh rasio trafo bedanya dengan sebelumnya ialah disini
menggunakan kapasitor dan tanpa kapasitor yang berguna untuk mengurangi
atau memperhalus riak yang terjadi, pada pengujian tanpa kapasitor ini pada
saat terjadinya tembus listrik / breakdown percikan yang dihasilkan lebih
kasar bunyinya dibandingkan yang terjadi dengan menggunakan kapasitor
yang bunyi dari percikan lebih halus.
3. Pada pengujian kegagalan dielektrik udara menggunakan berbagai macam
elektroda seperti Bola-bola, Jarum-jarum, Plat-plat didapat kegagalan
dielektrik yang cepat pada saat pengujian menggunakan elektroda jarum –
jarum dikarenakan ujung media jarum sangat kecil dan runcing dan membuat
kegagalan dielektrik lebih cepat terjadi, dan tegangan yang menyebabkan
tembus listrik lebih kecil jika dibandingkan yang lain, dan dari 3 elektroda
yang berbeda tadi yang paling bagus yaitu menggunakan Plat yang
dikarenakan permukaan yang lebih lebar.
4. Pada pengujian pengaruh polaritas dibagi menjadi 2 bagian yaitu positif dan
negatif. Pada saat bagian positif dilakukan pengujian maka didapat hasil
tegangan supaya terjadi tembus listrik lebih kecil jika dibandingkan dengan
menggunakan jarum negatif yang tegangan lebih besar jika terjadi tembus
listrik jarum positif dikarenakan pada saat jarum positif itu terjadi tembus
listrik yang hanya berpusat kepada jarum nya saja, sedangkan menggunakan
47
48
jarum negatif itu terjadi pada plat sehingga menyebar ke seluruh pemukaan
plat.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum teknik tegangan tinggi
yang telah dilaksanakan ini adalah:
1. Harus ada perbaikan pada alat dan bahan praktikum yang sudah mengalami
kerusakan dan jika peralatan tersebut sudah dirasa tidak layak pakai maka
butuh pembaruan di dalam laboraturium tersebut
2. Harus ada fasilitas yang membuat nyaman mahasiswa pada saat
menggunakann laboraturium teknik tegangan tinggi misalnya disediakannya
AC dan kipas angin yang memadai
48
DAFTAR PUSTAKA
Kevin, Aditya A.P. (2014). Teknik Tegangan Tinggi Pembangkit Dan Pengukuran
Tegangan Tinggi Bolak-Balik. Yogyakarta: Institut Sains & Teknologi
Akprind Yogyakarta.
Kumara, Luqman (2011). Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum
Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum – Plat. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
48
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Tanggal
BAB Saran Perbaikan Paraf Asisten
Bimbingan
II
III
IV
Abstrak
Daftar Isi
Tabel
Gambar
Lampiran
Daftar Pustaka
LAMPIRAN
E. Nama Praktikan :
1
Dwi Peapey Kamila
2
Abiyyu Fratama Wilanra
3
Muhamad Ihsan Fadilah
4
Rizki Aulia Yuneldi
5
Zulkarnain
LAMPIRAN