Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

PENTANAHAN SISTEM TENAGA

PENGUKURAN SISTEM PENTANAHAN


BANGUNAN

Disusun Oleh :

CALVIN YOGI SIRAIT

NIM : 2120201009

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

PEKANBARU

2023
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................v
KATA PENGANTAR.............................................................................vi
BAB I.........................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................1
BAB II........................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................2
2.1 Speksifikasi.......................................................................................2
2.2 Tahanan Jenis Tanah........................................................................4
2.3 Hasil Percobaan................................................................................7
BAB III....................................................................................................11
PENUTUP...............................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................11
3.2 Saran..........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................12
LAMPIRAN............................................................................................13

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Hasil pengukuran pentanahan denhan elektroda pendek.................9


Gambar 2. 2 Hasil pengukuran pentanahan dengan eletroda panjang..................9
Gambar 2. 3 Hasil pengukuran pentanahan dengan elektroda pendek panjang. . .9
Gambar 2. 4 Hasil pengukuran pentanhan dengan elektroda panjang panjang. .10

3
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Mengenal tahanan tanah.....................................................................7


Tabel 2. 2 Hasil Percobaan Pengukuran Sistem Pentanahan.............................10

4
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS

PENTANAHAN SISTEM TENAGA

PENGUKURAN SISTEM PENTANAHAN


BANGUNAN

DISUSUN OLEH :

CALVIN YOGI SIRAIT

2120201009

DOSEN PENGAMPU :

ABRAR TANJUNG, S.T., M.T

5
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas SISTEM PENTANAHAN. Pada kesempatan ini, penulis hendak
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan moral maupun materil sehingga makalah ini
dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Abrar Tanjung,S.T.,M.T selaku Dosen yang telah mendidik dan


memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
2. Keluarga yang telah memberikan do’a, dorongan dan semangat
selama kegiatan ini.
3. Teman-temanku satu bimbingan dalam mata kuliah yang telah
berjuang bersama-sama dalam menyelesaikan tugas ini.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah ini sebaik
mungkin, penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap
semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan.

Pekanbaru, Oktober
2023

CALVIN YOGI SIRAIT

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arus gangguan listrik semakin sering terjadi, seiring sistem tenaga
listrik yang berkembang semakin besar sangat berbahaya bagi sistem,
karena bisa menimbulkan tegangan lebih transien yang sangat tinggi.
Oleh karena itu, para ahli kemudian merancang suatu sistem yang
membuat sistem tenaga tidak lagi mengambang. Sistem tersebut
kemudian dikenal dengan sistem pentanahan atau grounding system.
Pentingnya latar belakang ini terletak pada kesadaran akan
perlunya sistem yang dapat mencegah kecelakaan listrik yang tidak
diinginkan. Pengembangan standar keselamatan dan peraturan
mengenai pentanahan juga telah membantu memastikan bahwa
instalasi listrik memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan untuk
melindungi manusia dan aset dari bahaya listrik.
Sistem pentanahan adalah komponen penting dalam sistem listrik
dan memiliki peran yang krusial dalam melindungi peralatan dan
orang-orang dari bahaya yang dapat disebabkan oleh arus listrik yang
berlebih atau sambaran petir. Pemasangan yang benar dan
pemeliharaan yang teratur dari sistem pentanahan sangat penting
untuk memastikan keamanan sistem listrik.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui tentang elektroda sistem pentanahan
2. Mengetahui tentang tahanan jenis tanah terhadap nilai suatu
tahanan pentanahan.
3. Mengetahui tentang pengukuran sistem pentanahan

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Speksifikasi
Earth Tester

Earth tester (pengukur tanah) adalah alat yang digunakan untuk


mengukur resistansi tanah atau resistivitas tanah. Ini adalah perangkat
yang umumnya digunakan dalam bidang teknik sipil, rekayasa listrik, dan
lingkungan untuk mengukur resistansi listrik tanah dalam suatu lokasi.
Pengukuran resistansi tanah penting dalam berbagai konteks, termasuk:

1 Sistem grounding (penghantaran): Alat ini membantu dalam


menentukan seberapa baik grounding sistem di suatu tempat.
Grounding yang baik penting dalam sistem listrik untuk
menghindari potensi bahaya arus bocor atau sambaran petir.
2 Pengecekan ketahanan tanah: Earth tester digunakan untuk
memeriksa seberapa baik tanah dapat menghantarkan listrik. Ini
adalah faktor penting dalam perencanaan konstruksi gedung,
instalasi listrik, dan sistem penangkapan petir.
3 Penentuan resistivitas tanah: Earth tester dapat digunakan untuk
mengukur resistivitas tanah dalam ohm-meter. Data ini dapat
digunakan dalam perencanaan proyek geoteknik, seperti
konstruksi jalan, jembatan, dan instalasi infrastruktur lainnya.

Alat ini bekerja dengan mengalirkan arus listrik ke dalam tanah


dan mengukur tegangan jatuh yang dihasilkan. Dari data ini, resistansi
tanah atau resistivitas tanah dapat dihitung. Hasil pengukuran dapat
membantu dalam memastikan keselamatan dan kinerja sistem listrik dan
konstruksi yang melibatkan tanah sebagai bagian penting dari
infrastruktur.

Berikut adalah beberapa spesifikasi umum yang mungkin terdapat pada


alat ukur Earth Tester:

1. Rentang Pengukuran Resistansi Tanah: Spesifikasi ini


mencakup rentang nilai resistansi tanah yang dapat diukur oleh
alat. Biasanya diukur dalam satuan ohm (Ω), dan alat ini dapat

8
memiliki berbagai rentang, seperti 0.01 Ω hingga beberapa ribu
ohm.
2. Resolusi: Resolusi mengacu pada kemampuan alat untuk
mengukur perubahan kecil dalam resistansi tanah. Resolusi
biasanya dinyatakan dalam angka dan satuan yang sesuai.
3. Akurasi: Akurasi adalah sejauh mana hasil pengukuran alat
sesuai dengan nilai sebenarnya. Akurasi sering dinyatakan dalam
persentase atau sebagai angka tetap dalam satuan ohm.
4. Ketidakpastian: Estimasi ketidakpastian dalam pengukuran,
yang mencerminkan tingkat ketidakpastian yang terkait dengan
hasil pengukuran alat.
5. Metode Pengukuran: Alat Earth Tester menggunakan metode
pengukuran berdasarkan penghantaran listrik melalui tanah.
Spesifikasi dapat mencakup deskripsi tentang metode
pengukuran yang digunakan.
6. Pengaturan Pengukuran: Spesifikasi ini mencakup
kemungkinan pengaturan pengukuran yang dapat dipilih, seperti
pengukuran satu elektroda, tiga elektroda, atau enam elektroda
tergantung pada kebutuhan pengukuran.
7. Kecepatan Pengukuran: Waktu yang dibutuhkan oleh alat
untuk mengukur resistansi tanah. Kecepatan ini dapat bervariasi
tergantung pada alat.
8. Tegangan Uji: Tegangan yang diterapkan pada tanah selama
pengukuran resistansi. Ini umumnya dalam volt (V).
9. Tegangan Uji AC/DC: Spesifikasi mungkin mencakup
kemampuan alat untuk melakukan pengukuran menggunakan
tegangan uji AC (arus bolak-balik) atau DC (arus searah).
10. Display: Jenis dan ukuran layar yang digunakan pada alat,
termasuk apakah itu layar LCD atau LED.
11. Antarmuka: Jenis antarmuka yang digunakan oleh alat, seperti
USB atau Bluetooth, untuk mentransfer data ke komputer atau
perangkat lain.
12. Memori: Kapasitas penyimpanan internal atau slot untuk kartu
memori eksternal.
13. Daya: Jenis dan persyaratan daya yang diperlukan oleh alat,
seperti baterai, daya listrik, atau sumber daya lainnya.

9
14. Lingkungan Operasional: Rentang suhu, kelembaban, dan
kondisi lingkungan lainnya di mana alat dapat digunakan dengan
baik.
15. Aksesori: Daftar perlengkapan atau aksesori yang disertakan
dengan alat, seperti elektroda, kabel penghubung, tas pelindung,
atau perangkat lunak pengukuran.
16. Sertifikasi: Informasi tentang sertifikasi atau akreditasi alat ukur
sesuai dengan standar atau regulasi tertentu.
17. Garansi: Informasi mengenai garansi yang disediakan oleh
produsen, termasuk periode garansi dan ketentuan yang berlaku.

2.2 Tahanan Jenis Tanah


Tahanan jenis tanah sangat menentukan tahanan pentanahan dari
elektroda-elektroda pentanahan. Tahanan jenis tanah diberikan dalam
satuan Ohmmeter. Dalam bahasan di sini menggunakan satuan Ohm-
meter, yang merepresentasikan tahanan tanah yang diukur dari tanah
yang berbentuk kubus yang bersisi 1 meter.

Yang menentukan tahanan jenis tanah ini tidak hanya tergantung


pada jenis tanah saja melainkan dipengaruhi oleh kandungan moistur,
kandungan mineral yang dimiliki dan suhu (suhu tidak berpengaruh bila
di atas titik beku air). Oleh karena itu, tahanan jenis tanah bisa berbeda-
beda dari satu tempat dengan tempat yang lain tergantung dari sifat-sifat
yang dimilikinya. Sebagai pedoman kasar, tabel berikut ini berisikan
tahanan jenis tanah yang ada di Indonesia.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi tahanan jenis tanah:

1. Kelembaban Tanah: Kandungan air dalam tanah adalah salah satu


faktor terbesar yang memengaruhi tahanan jenis tanah. Semakin
basah tanahnya, semakin rendah resistivitasnya. Air adalah
konduktor listrik yang baik, sehingga tanah yang jenuh dengan air
memiliki tahanan jenis yang rendah.
2. Komposisi Tanah: Komposisi tanah, termasuk kandungan
mineral, kandungan bahan organik, dan jenis material
penyusunnya, berpengaruh pada tahanan jenis. Tanah liat
cenderung memiliki resistivitas yang lebih tinggi daripada tanah
pasir karena air lebih sulit mengalir melalui tanah liat yang padat.

10
3. Suhu Tanah: Suhu tanah juga dapat memengaruhi tahanan
jenisnya. Tanah yang panas memiliki tahanan jenis yang lebih
rendah daripada tanah yang sangat dingin. Perubahan suhu dapat
memengaruhi tingkat kelembaban tanah, yang kemudian
mempengaruhi resistivitasnya.
4. Tekanan Tanah: Tekanan yang diberikan pada tanah, misalnya
oleh bangunan atau beban berat, dapat mengubah struktur dan
kepadatan tanah, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi
tahanan jenis tanah.
5. Kondisi Air Tanah (Airtightness): Beberapa jenis tanah mungkin
memiliki kondisi air tanah yang berbeda-beda. Air tanah yang
mengalir dengan cepat dapat mengurangi tahanan jenis secara
signifikan.
6. Kandungan Garam dan Mineral: Kandungan garam dan mineral
dalam tanah dapat berdampak pada tahanan jenis. Beberapa
mineral dapat meningkatkan konduktivitas listrik tanah.
7. Struktur Tanah: Struktur tanah, termasuk ketebalan lapisan tanah
dan kedalaman air tanah, dapat memengaruhi tahanan jenisnya.
Tanah yang lebih dalam mungkin memiliki tahanan jenis yang
berbeda dari yang dekat permukaan.
8. Kondisi Cuaca: Variasi cuaca, seperti hujan, suhu, dan
kelembaban, dapat mengubah sifat tahanan jenis tanah secara
signifikan.
9. Kontaminasi Tanah: Kontaminan kimia atau bahan lain dalam
tanah dapat mempengaruhi tahanan jenisnya. Beberapa
kontaminan dapat meningkatkan konduktivitas listrik tanah.
10. Pembekuan dan Pemadatan Tanah: Perubahan musiman dalam
pembekuan dan pemadatan tanah dapat memengaruhi tahanan
jenisnya.

Pengukuran tahanan jenis tanah biasanya dilakukan dengan menggali


lubang di lokasi yang akan di grounding, memasukkan elektroda uji
(biasanya berbentuk elektroda Wenner 4-pole), dan mengukur resistansi
dengan peralatan khusus. Pengukuran ini memungkinkan insinyur untuk
menentukan nilai tahanan jenis tanah dan merancang sistem grounding
yang sesuai.

Ketika tahanan jenis tanah diketahui, insinyur dapat merancang


sistem grounding yang sesuai dengan memilih jenis elektroda pentanahan

11
yang tepat dan menentukan kedalaman yang diperlukan untuk mencapai
tahanan pentanahan yang aman dan efektif..

Memahami faktor-faktor ini adalah penting dalam merancang sistem


pentanahan yang efektif. Perhitungan tahanan jenis tanah dan pemilihan
jenis elektroda pentanahan yang sesuai harus mempertimbangkan variasi
ini untuk memastikan keselamatan dan keandalan sistem pentanahan.

Berikut adalah beberapa jenis umum dari tahanan jenis tanah:

1. Tanah Lempung (Clay Soil)

Tanah lempung memiliki tahanan jenis yang tinggi karena kandungan


airnya yang tinggi. Air dalam tanah lempung menghambat aliran arus
listrik, sehingga resistivitasnya tinggi.

2. Tanah Pasir (Sandy Soil)


Tanah pasir memiliki tahanan jenis yang rendah karena kandungan air
yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah lempung. Tanah pasir
memiliki resistivitas yang lebih rendah daripada tanah lempung.
3. Tanah Berbatu (Rocky Soil)
Tanah berbatu memiliki tahanan jenis yang sangat rendah karena batu
dan bebatuan kurang menghambat aliran arus listrik. Ini membuat tanah
berbatu memiliki resistivitas yang rendah.
4. Tanah Berhumus (Humus Soil)
Tanah berhumus adalah tanah yang mengandung banyak bahan organik
dan memiliki tahanan jenis yang lebih tinggi daripada tanah pasir murni,
tetapi lebih rendah daripada tanah lempung.
5. Tanah Berkerikil (Gravel Soil
Tanah berkerikil memiliki tahanan jenis yang bervariasi tergantung pada
komposisi persentase kerikil dan tanah lainnya. Biasanya, tahanan jenis
tanah berkerikil lebih rendah daripada tanah liat, tetapi lebih tinggi
daripada tanah pasir.
6. Tanah Berkerikil Berisi Air Tanah (Water-Saturated Gravel Soil)
Tanah yang jenuh dengan air, terutama jika berisi banyak kerikil atau
bebatuan, memiliki tahanan jenis yang sangat rendah karena air adalah
konduktor yang baik. Resistivitas tanah dalam kondisi ini sangat rendah.
7. Tanah Tropis (Tropical Soil)
Tanah di daerah tropis seringkali memiliki kandungan air yang tinggi
dan tahanan jenis yang tinggi karena kelembapan lingkungan yang
tinggi.
8. Tanah Kering (Dry Soil)
Tanah kering memiliki tahanan jenis yang lebih tinggi daripada tanah
yang lebih lembab. Kelembaban tanah mempengaruhi tahanan jenisnya.

12
Pemahaman tentang tahanan jenis tanah penting dalam merancang
sistem pentanahan yang efektif. Tahanan jenis tanah digunakan dalam
perhitungan yang berkaitan dengan desain sistem pentanahan, seperti
panjang elektroda pentanahan dan jumlah elektroda yang diperlukan
untuk mencapai nilai tahanan tanah yang aman. Resistivitas tanah yang
rendah mengindikasikan kemampuan tanah untuk mengalirkan arus listrik
yang lebih baik, yang pada gilirannya menghasilkan sistem pentanahan
yang lebih efektif dalam melindungi dari bahaya listrik.

Tabel 2. 1 Mengenal tahanan tanah

2.3 Hasil Percobaan


Alat ukur grounding yang digunakan di gedung fakultas teknik
UNILAK adalah earth tester digital dengan merek HIOKI model
FT6031. Pada alat tersebut terdapat LCD untuk menampilkan hasil nilai
pada saat pengukuran tahanan tanah / Grounding, ada juga selector
switch untuk menentukan satuan Ohm yang akan digunakan, kemudian
ada Lock System yang berguna agar tegangan tidak berubah – ubah, dan
terdapat juga 3 socket untuk menghubungkan kabel grounding BC pada
saat pengukuran nanti.
Pengukuran tahanan tanah sangat penting dilakukan karena
dapat mempengaruhi sistem kelistrikan yang ada di gedung fakultas
teknik ini. Karena pada dasarnya grounding itu berfungsi untuk
membuang arus berlebih apa sistem kelistrikan langsung ke bumi atau
tanah untuk keselamatan, ada pun pada instalasi penangkal petir, sistem
grounding atau pembumian berfungsi sebagai penghantar arus yang
besar langsung ke tanah atau bumi. Apabila tidak dilakukan grounding,
peralatan elektronik atau instrumentasi berpontensi mengalami
kerusakan akibat adanya tegangan yang bocor.
Berikut cara kerja mengukur grounding menggunakan earth tester :
1. Menyediakan alat pengukur grounding earth tester.
2. Memeriksa kondisi dari setiap perlengkapan penunjang
alat ukur earth tester digital.
3. Menyambungkan kabel grounding BC pada socket yang
terdapat di alat earth tester, sesuaikan dengan warnanya.
4. Menyambungkan kabel grounding BC warna hijau ke
kabel grounding dengan alat penjepit earth tester.

13
5. Menarik lurus sepanjang kabel grounding BC warna
merah, lalu menancapkan batang elektroda bantu lalu jepit
pada batang elektroda tersebut.
6. Menarik lurus sepanjang kabel grounding BC warna
merah, lalu menancapkan batang elektroda bantu lalu jepit
pada batang elektroda tersebut.
7. Menghidupkan earth tester dengan menekan Selector
switch dan memilih posisi Selector switch di posisi 5 atau
6 ohm.
8. Melihat hasil pengukuran pada layar LCD eart tester.
9. Selesai, kemudian catat atau foto hasil dari pengukuran
tersebut.

Hasil yang didapatkan penulis pada saat pengukuran di gedung fakultas


teknik adalah sebagai berikut :

14
Gambar 2. 1 Hasil pengukuran pentanahan denhan
elektroda pendek

Gambar di atas menunjukan hasil pengukuran di gedung fakultas teknik


dengan menggunakan earth tester digital. Hasil yang didapat pada gedung
tersebut yaitu sebesar 1550 Ω dengan batas toleransi sebesar 5 Ω

Gambar 2. 2 Hasil pengukuran pentanahan dengan


eletroda panjang

Gambar di atas menunjukan hasil pengukuran di gedung teknik dengan


menggunakan earth tester digital. Hasil yang didapat pada gedung teknik
yaitu sebesar 515 Ω dengan batas toleransi sebesar 5 Ω

Gambar 2. 3 Hasil pengukuran pentanahan dengan


elektroda pendek panjang

15
Gambar di atas menunjukan hasil pengukuran di gedung teknik dengan
menggunakan earth tester digital. Hasil yang didapat pada gedung teknik
yaitu sebesar 74.5 Ω dengan batas toleransi sebesar 6 Ω

Gambar 2. 4 Hasil pengukuran pentanhan


dengan elektroda panjang panjang

Gambar di atas menunjukan hasil pengukuran di gedung teknik dengan


menggunakan earth tester digital. Hasil yang didapat pada gedung teknik
yaitu sebesar 75.1 Ω dengan batas toleransi sebesar 6 Ω.
Berikut tabel dari hasil percobaan alat ukur EARTH TESTER yang
mengukur tahanan tanah pada gedung teknik:

Tabel 2. 2 Hasil Percobaan Pengukuran Sistem Pentanahan

No. Elektroda Comp(batas Hasil


toleransi)

1. Elektroda Pendek 5 Ohm 1550 Ohm

2. Elektroda Panjang 5 Ohm 515 Ohm


3. Elektroda Pendek Panjang 6 Ohm 74.5 Ohm
4. Elektroda Panjang Panjang 6 Ohm 75.1 Ohm

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pentanahan adalah aspek kritis dalam perancangan dan
pemeliharaan instalasi listrik yang bertujuan untuk melindungi manusia,
peralatan, dan bangunan dari bahaya listrik.

Dalam rangka memastikan keselamatan dan kinerja sistem listrik


yang optimal, sistem pentanahan harus dirancang, diuji, dan dijaga
dengan cermat. Peran sistem pentanahan yang efektif sangat penting
dalam menjaga kesejahteraan manusia dan melindungi aset listrik.

3.2 Saran
Sebelum melakukan kegiatan pengukuran alangkah baiknya kita
memahami prosedur dalam melakukan pengukuran, dikarenakan data
yang didapat dan dikembangkan dari sumber yang tersedia sangat
mempengaruhi hasil perhtungan redesign yang akan dibuat. Selain
daripada teknik pengukuran, pengaruh suhu dan cuaca akan
mempengaruhi suatu sistem pentanahan oleh karena itu harus ada
antisipasi dalam melakukan perencanaan untuk meminimalisir nilai yang
tidak diharapkan / diasumsikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Andi Sofyan, Sistem Pentanahan Grid Pada Gardu Induk Pltu


Teluk Sirih, Jurnal Momentum, Vol.14 No.1. Februari.2013
2. T. S, Hutauruk, Pengetanahan Netral Sistem Tenaga Dan
Pengetanahan Peralatan, Penerbit Erlangga, Jakarta 1999
3. IEEE, 1976, IEEE Guid Safety in AC Substation Grounding, New
York
4. Dian Eka, 2018, Pengukuran grounding SIIP panel distribusi
instalasi rekam medis RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
5. Avianti F, 2012, Pengujian Dan Analisa Tahanan Elektroda
Pentanahan Dengan Metode 3 Kutub Pada Gtt Bengkel Listrik,
Politeknik Negeri Malang, Tugas Akhir Politeknik Negeri
Malang, Malang.
6. Agus Sugiharto, 2019, Pentanahan untuk Perlindungan
Peralatan dan Bangunan Gedung
7. Tadjuddin. 1998. Bentuk-bentuk ElektrodaPentanahan Edisi
ke Lima Belas. Elektro Indonesia
8. Jiang Li He, Rong Zeng, Bo Zhang, 2013, Methodology and
Thechnology for Power System Grounding, John Wiley and
Sons,Singapore.
9. Harahap, John Hard M. 2015. OptimalisasiNilai Tahanan
Elektroda Pentanahan dengan TeknikPengkondisian Tanah.
Bengkulu : UniversitasBengkulu
10. PLN.1987.SPLN.3:1987tentangpentanahanjaringanteganganrenda
hdan pentanahaninstalasi.Jakarta: Dep.PertambendanPLN

18
LAMPIRAN

Foto anggota kelompok 2

19

Anda mungkin juga menyukai