SMPN 1 DUKUPUNTANG
CIREBON
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan pembuatan tugas makalah teknik tenaga listrik ini.
Adapun pembuatan tugas teknik tenaga listrik ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar terselesaikan nya tugas ini.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan tugas makalah ini. Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu dengan kerendahan hati kami menerima adanya
kritik dan saran yang membangun dari pihak manapun demi perbaikan dimasa
yang akan datang.
Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II HAMBATAN..............................................................................................3
2.1 Pengertian Hambatan Listrik..........................................................................3
2.2 Jenis-Jenis Hambatan Listrik.........................................................................3
2.3 Pengaruh Hambatan Listrik............................................................................3
2.4 Rangkaian Hambatan Listrik..........................................................................4
BAB III ARUS LISTRIK........................................................................................7
3.1 Pengertian arus listrik.....................................................................................7
3.2 Macam-macam arus listrik.............................................................................7
3.3 Kuat Arus Listrik............................................................................................9
BAB IV TEGANGAN...........................................................................................13
4.1 Pengertian Tegangan....................................................................................13
4.2 Faktor-faktor Tegangan Listrik....................................................................13
4.3 Alat Ukur Tegangan Listrik.........................................................................13
4.4 Pembahasan Tegangan Listrik.....................................................................13
BAB V MAGNET.................................................................................................16
5.1 Pengertian Magnet........................................................................................16
5.2 Prinsip Kemagnetan.....................................................................................17
5.3 Gelombang Elektromagnet (Persamaan Maxwell).......................................18
5.4 Hukum Hopkinson.......................................................................................21
BAB VI KESIMPULAN.......................................................................................22
6.1 Kesimpulan...................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menjadi energi listrik dengan menggunakan generator atau motor sebagai
penggerak turbin.
Konsep dasar serta pengetahuan mengenai kelistrikan sangatlah memiliki
peran penting bagi mahasiswa dikarenakan seiring dengan berkembangnya
zaman listrik digunakan/dimanfaatkan dalam berbagai hal. Oleh karena itu
mahasiswa khususnya mahasiswa teknik seharusnya mengerti mengenai
teknik tenaga listrik.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
Mengetahui maksud hambatan listrik , arus listrik, tegangan listrik dan
medan magnet
Mengetahui prinsip prinsip yang dipergunakan
Mengetahui contoh dari penggunaan ketiga masalah yang
dibahas dalam kehidupan sehari hari
2
BAB II
HAMBATAN
3
2.4 Rangkaian Hambatan Listrik
Secara umum rangkaian hambatan dikelompokkan menjadi rangkaian
hambatan seri, hambatan paralel, maupun gabungan keduanya. Untuk
membuat rangkaian hambatan seri maupun parallel minimal diperlukan dua
hambatan. Adapun, untuk membuat rangkaian hambatan kombinasi seri-
paralel minimal diperlukan tiga hambatan. Jenis-jenis rangkaian hambatan
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu,
jenis rangkaian hambatan yang dipilih bergantung pada tujuannya.
1) Hambatan Seri
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berurutan disebut hambatan
seri. Hambatan yang disusun seri akan membentuk rangkaian listrik tak
bercabang. Kuat arus yang mengalir di setiap titik besarnya sama. Tujuan
rangkaian hambatan seri untuk memperbesar nilai hambatan listrik dan
membagi beda potensial dari sumber tegangan.
Rangkaian hambatan seri dapat diganti dengan sebuah hambatan yang
disebut hambatan pengganti seri (RS).
Tiga buah lampu masing-masing hambatannya R1, R2, dan R3 disusun seri
dihubungkan dengan baterai yang tegangannya V menyebabkan arus listrik
yang mengalir I.
Tegangan sebesar V dibagikan ke tiga hambatan masing-
masing V1, V2, dan V3, sehingga berlaku:
V = V1 + V2 + V3
4
Gambar 2.1
Rangkaian Seri
Tiga buah lampu masing-masing hambatannya R1, R2, dan R3 disusun seri
Berdasarkan Hukum I Kirchoff pada rangkaian seri (tak bercabang) berlaku:
I = I1 = I2 = I3
Berdasarkan Hukum Ohm, maka beda potensial listrik pada setiap lampu yang
hambatannya R1, R2, dan R3 dirumuskan:
V1 = I x R1 atau VAB = I x RAB
V2 = I x R2 atau VBC = I x RBC
V3 = I x R3 atau VCD = I x RCD
Beda potensial antara ujung-ujung AD berlaku:
VAD = VAB + VBC + VCD
I x RS = I x RAB + I x RBC + I x RCD
I x R S = I x R 1 + I x R2 + I x R3
Jika kedua ruas dibagi dengan I, diperoleh rumus hambatan pengganti seri (RS):
RS = R1 + R2 + R3
Jadi, besar hambatan pengganti seri merupakan penjumlahan besar hambatan yang
dirangkai seri. Apabila ada n buah hambatan masing-masing besarnya R1, R2, R3,
…., Rn dirangkai seri, maka hambatan dirumuskan sebagai berikut:
5
2) Hambatan Parallel
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berdampingan disebut
hambatan paralel. Hambatan yang disusun paralel akan membentuk
rangkaian listrik bercabang dan memiliki lebih dari satu jalur arus listrik.
Susunan hambatan paralel dapat diganti dengan sebuah hambatan yang
disebut hambatan pengganti paralel (RP). Rangkaian hambatan paralel
berfungsi untuk membagi arus listrik.
Tiga buah lampu masing-masing hambatannya R1, R2, dan R3 disusun
paralel dihubungkan dengan baterai yang tegangannya V menyebabkan
arus listrik yang mengalir I.
Besar kuat arus I1, I2, dan I3 yang mengalir pada masing-masing lampu
yang hambatannya masing-masing R1, R2, dan R3 sesuai Hukum Ohm.
Ujung-ujung hambatan R1, R2, R3 dan baterai masing masing bertemu pada
satu titik percabangan. Besar beda potensial (tegangan) seluruhnya sama.
Kuat arus sebesar I dibagikan ke tiga hambatan masing-masing I1, I2, dan
I3. Sesuai Hukum I Kirchoff. Jika ada n buah hambatan masing-
masing R1, R2, R3, … Rn, hambatan pengganti paralel dari n buah hambatan
secara umum dirumuskan sebagai berikut :
Gambar 2.2
Rangkaian Parallel
6
BAB III
ARUS LISTRIK
Gambar 3.1
Grafik Arus Searah
7
2) Arus bolak-balik (Alternating Current/AC)
Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan
waktu dengan karakteristik akan selalu berulang untuk perioda waktu
tertentu (mempunyai perioda waktu : T).
Gambar 3.2
Grafik Arus Bolak-
balik
Gambar 3.3
Grafik Arus Bolak-
balik
8
Tegangan sinusoida dapat dituliskan dalam bentuk persamaan tegangan
sebagai fungsi waktu, yaitu:
V = Vm.sin 2π.f.t....................................................(1)
I = Im.sin 2π.f.t.....................................................(2)
Keterangan:
i= arus listrik(A)
Q= perubahan muatan (coloumb)
t= perubahan waktu (sekon)
9
Dengan Q adalah jumlah muatan yang melewati konduktor pada suatu titik
selama selang waktu Dt . Arus listrik diukur dalam coulomb per sekon dan
diberi nama khusus yaitu ampere yang diambil dari nama fisikawan Prancis
bernama Andre Marie Ampere (1775 – 1836).
Satu ampere didefinisikan sebagai satu coulomb per sekon (1 A = 1 C/s).
Satuan-satuan terkecil yang sering digunakan adalah miliampere (1 mA = 10-
3 A) atau mikroampere (1mA = 10-6 A). Alat untuk mengukur kuat arus
listrik dinamakan amperemeter (disingkat ammeter).
Ada beberapa teori yang berhubungan dengan arus listrik yaitu seperti teori
hukum ohm dan hukum kirchoff. Pada hukum ohm arus listrik diartikan
bahwa besarnya arus yang mengalir adalah hasil bagi antara beda potensial
dengan tahanan. Sedangkan pada hukum kirchoff menjelaskan tentang arus
listrik yang memasuki suatu titik percabangan. Semua teori adalah benar
dan
10
sudah terbukti secara meyakinkan. Jika anda kurang percaya dengan teori
yang sudah baku, maka anda bisa melakukan praktek untuk melakukan
beberpaa pengujian dan pengukuran. Caranya buatlah beberapa variasi
rangkaian listrik, dan lakukan pengukuran pada setiap variasi, setelah itu
cocokkan hasil pengukuran dengan perhitungan secara teori.
Secara sederhana maka dapat kita simpulkan beberapa poin mengenai arus
lisrik ini. Memang ini adalah hasil analisa saya pribadi dan jika anda tidak
sepaham itu sah-sah saja. Karena masing-masing pendapat biasanya
mempunyai dasar pemikiran atau alasan tertentu.
Arus listrik itu ibarat arus air yang mengalir, air mengalir dari tempat tingi
ke tempat rendah. Tapi arus listrik mengalir dari titik berpotensial tinggi ke
titik berpotensial rendah. Kuatnya arus air yang mengalir juga sama
perumpamaannya dengan kuat arus listrik yang mengalir.
Arus listrik hanya akan mengalir jika terjadi perbedaan polaritas (potensial)
antara sautu titik dengan titik lainnya. Jika terjadi keseimbangan maka, arus
listrik tidak akan mengalir (lihat teori jembatan wheatstone).
Arus terbagi dua yaitu arus searah (DC) dan arus bolak balik (AC)
Arus mengalir bolak balik terjadi karena pada tegangan sumber terjadi
perubahan polaritas secara bolak-balik, bukan karena sifat arus listriknya.
Sifat dasar dari arus lisrik tetap mengalir dari daerah berpolaritas tinggi ke
polaritas rendah.
11
Arus listrik yang masuk ke dalam titik percabangan, maka arus tersebut
akan berbagi. Artinya jumlah arus yang mengalir pada semua percabangan
adalah sama dengan arus sumber (sebelum memasuki titik percabangan), ini
sesuai dengan teori hukum kirchoff.
Besarnya arus yang mengalir pada suatu rangkaian tergantung dari besarnya
beda potensial dan tahanan total yang ada dalam rangkaian. Ini sesuai
hukum ohm.
12
BAB IV
TEGANGAN
13
Dalam suatu rangkaian, penggunaan voltmeter secara paralel. Maksudnya,
terminal positif voltmeter (berwarna merah) dihubungkan dengan kutub positif
batu baterai. Adapun kutub negative voltmeter dihubungkan dengan kutub
negatif batu baterai. Salah satu contoh penggunaan voltmeter yaitu pada
pengukuran gaya gerak listrik dan tegangan jepit suatu rangkaian.
Gambar 4.1
Hambatan dalam
Etotal = E1 + E2 +…+En = nE
rtotal = r1 + r2 +…rn = nr
Sehingga
14
Untuk beberapa elemen yang dipasang secara paralel berlaku
Etotal = E1 = E2 = En = E
Keberadaan hambatan dalam itulah yang menyebabkan menyebabkan kerugian
tegangan. Kerugian tegangan dilambangkan dengan U satuannya volt.
15
BAB V
MAGNET
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu
medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau
magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah
magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub
selatan (south/S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet
kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub.
Gambar 5.1
Medan Magnet
Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat
dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai
daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh
materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan
oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah
oleh magnet.
Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada Satuan
16
Internasional (SI) adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks
17
magnetik adalah weber. 1 weber/m^2 = 1 tesla, yang memengaruhi satu meter
persegi.
Bumi merupakan magnet alam raksasa, dapat dibuktikan dengan alat yang
dinamakan kompas, dimana jarum penunjuk pada kompas akan menunjukkan
arah utara dan selatan bumi kita, seperti diperlihatkan pada gambar 1. Karena
sekeliling bumi sebenarnya dilingkupi garis gaya magnet yang tidak tampak
oleh mata kita tapi bisa diamati dengan kompas keberadaannya.
Gambar 5.1
Pola garis medan magnet permanen.
18
Batang magnet memancarkan garis gaya magnet yang melingkupi dengan
arah dari utara ke selatan. Pembuktian sederhana dilakukan dengan
menempatkan batang magnet diatas selembar kertas, kemudian diatas kertas
tersebut ditaburkan serbuk halus besi secara merata, yang terjadi adalah
bentuk garis-garis dengan pola melengkung oval diujung-ujung kutub.
Ujung kutub utara-selatan muncul pola garis gaya yang kuat. Daerah netral
pola garis gaya magnetnya lemah.
Mengapa besi biasa berbeda logam magnet ? Pada besi biasa sebenarnya
terdapat kumpulan magnet-magnet dalam ukuran mikroskopik, tetapi posisi
masing-masing magnet tidak beraturan satu dengan lainnya sehingga saling
menghilangkan sifat kemagnetannya
Arah garis gaya magnet dengan pola garis melengkung mengalir dari arah
kutub utara menuju kutub selatan. Didalam batang magnet sendiri garis gaya
mengalir sebaliknya, yaitu dari kutub selatan ke kutub utara. Didaerah netral
tidak ada garis gaya diluar batang magnet. Pembuktian secara visual garis
gaya magnet untuk sifat tarik menarik pada kutub berbeda dan sifat tolak-
menolak pada kutub sejenis dengan menggunakan magnet dan serbuk halus
besi, gambar 4. Tampak jelas kutub sejenis utara-utara garis gaya saling
menolak satu dan lainnya. Pada kutub yang berbeda utara-selatan, garis gaya
magnet memiliki pola tarik menarik. Sifat saling tarik menarik dan tolak
menolak magnet menjadi dasar bekerjanya motor listrik.
19
1) Persamaan Satu (Hukum Faraday)
Faraday melakukan percobaan terhadap suatu kawat yang dialiri oleh arus
listrik, ternyata kawat tersebut menghasilkan suatu induksi magnetik yang
ditangkap oleh surface lingkaran kawat di sebelahnya. Hal ini ditunjukan
dengan adanya perbedaan tegangan yang tertangkap pada Voltmeter di
kawat dua. Arah induksi magnet ini berlawanan arah dengan aturan tangan
kanan sehingga dalam perumusannya ditambah tanda minus (-). Adapun
secara matematis dapat ditulis bahwa Integral tertutup dari suatu Kuat
Medan Listrik (E) terhadap suatu panjang kawat sama dengan minus dari
Integral surface dari turunan parsial Induksi Magnet (B) terhadap waktu (t)
yaitu :
∫ E.dl = – ∫ (∂B/∂t).ds
Berdasar teorema Stokes : ” Integral tertutup dari suatu fungsi terhadap
panjang sama dengan Integral surface curl dari Fungsi tersebut terhadap
waktu dengan suatu luasan tertentu yaitu :
∫ F.dl = ∫ ∇ x F.ds
∫ H.dl = ∫ (J + ∂D/∂t).ds
Berdasar teorema Stokes : ” Integral tertutup dari suatu fungsi terhadap
panjang sama dengan Integral surface curl dari Fungsi tersebut terhadap
waktu dengan suatu luasan tertentu yaitu :
20
∫ F.dl = ∫ ∇ x F.ds
Maka dengan menghubungkan Hukum Ampere dengan Teorema Stokes
didapatkan hubungan :
∫ D.ds = Q
Dimana Q = ∫ q dV
Berdasar teorema Divergensi :
∫ F.ds = ∫ ∇ . F.dV
Maka rumus Gauss satu diatas dapat diturunkan menjadi :
21
∫ ∇ . B.dV = 0, dengan menghilangkan integral dan dV maka
penurunannya menjadi :
∇ ∙B =0 –> Persamaan Maxwell Empat
dimana keterangan dari simbol-simbol tersebut yaitu :
E = Kuat medan listrik (V/m)
H = Kuat medan magnet (A/m)
B = Induksi magnet (Vs/m2)
D = Perpindahan listrik (As/m2)
J = Rapat arus (A/m2)
q = Rapat muatan (As/m3)
5.4 Hukum Hopkinson
Sebuah rangkaian magnetik terdiri dari satu atau lebih tertutup jalur lingkaran
yang berisi fluks magnetik. Fluks biasanya dihasilkan oleh magnet permanen
atau elektromagnet dan dibatasi dengan inti magnetik yang terdiri dari bahan
feromagnetik seperti besi, walaupun mungkin ada celah udara atau bahan lain
pada jalur.
Hopkinson's Law for magnetic circuits defines the magnetic reluctance as:
𝐹
R =
, where:
22
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Arus listrik adalah gerakan atau muatan arus listrik. Arus listrik
merupakan banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan
waktu.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/10/prinsip-kemagnetan.html
(Diakses tanggal 27 September 2015)
https://sufihamdan.wordpress.com/2011/10/01/gelombang-elektromagnet-
persamaan-maxwell/ (Diakses tanggal 27 September 2015)
http://www.academia.edu/10031987/Hukum_Maxwell
(Diakses tanggal 27 September 2015)
https://en.wikipedia.org/wiki/Magnetic_circuit
(Diakses tanggal 27 September 2015)
http://www.whatitequals.com/content/hopkinsons-law
(Diakses tanggal 27 September 2015)
http://www.rumus-fisika.com/2014/04/pengukuran-tegangan-listrik.html
(Diakses Pada 21 September 2015)
http://hikmat.web.id/fisika-kelas-x/pengertian-arus-listrik
(Diakses Pada 21 September 2015)
http://www.rumus-fisika.com/2014/04/rangkaian-hambatan-listrik.html
(Diakses Pada 21 September 2015)
24