Anda di halaman 1dari 17

KONVERSI ENERGI LISTRIK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH
Mesin Konversi Energi I
Yang dibimbing oleh Ibu Retno Wulandari, S.T., M.T.

Oleh
Muhammad Said
(140514606188)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
Maret 2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi merupakan bagian utama untuk semua kegiatan makhluk


hidup, termasuk manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selalu
memerlukan energi. Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
melakukan kerja oleh karena itu sifat dan bentuk energi dapat berbeda
sesuai dengan fungsinya, antara lain energi kinetik, potensail, termal,
kimia, nuklir, listrik dan energi elektromagnetik.

Pada prinsipnya bentuk atau sifat energi tersebut dapat saling


dikonversikan secara langsung maupun tidak langsung. Panas pada benda
(energi kalor) dapat sebagai akibat dari gesekan oleh gerakan benda
(energi kinetik) atau sebagai akibat adanya listrik yang dialirkan (energi
listrik) adalah merupakan proses konversi energi langsung, sedangkan
energi listrik pada generator (dinamo atau alternator) asalnya adalah
energi dari minyak, batubara yang dibakar (energi termis) dirubah
menjadi energi kinetic pada motor bakar atau turbin (rotasi, energi
kinetik), berikutnya oleh dinamo atau generator di ubah menjadi energi
listrik, merupakan proses yang tidak langsung.

Untuk kebutuhan manusia konsumsi energi dapat dibedakan atas


beberapa kelompok sektor, yaitu kelompok pembangkit listrik, pemakaian
industri, transportasi, komersial dan rumah tangga. Sumber-sumber
energi yang terutama adalah air, angin, batubara, minyak bumi, gas
alam, matahari, uranium, biomassa dan biogas.

Energi listrik mempunyai beberapa kelebihan dibanding energi yang


lain diantaranya adalah Lebih mudah disalurkan, Lebih mudah
didistribusikan ke daerah yang lebih luas, Lebih mudah diubah kedalam
bentuk energi lain, misalnya energi panas, cahaya atau tenaga mekanik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konversi energi listrik?
2. Bagaimana perhitungan konversi energi listrik?
3. Bagaimana pemanfaatan konversi energi listrik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian konversi energi listrik
2. Untuk mengetahui perhitungan konversi energi listrik
3. Untuk mengetahui pemanfaatan konversi energi listrik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Energi Listrik


Energy listrik adalah energy yang asalnya dari sumber arus.
Sedangkan dasar konversi energy listrik merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari berbagai macam masalah yang berhubungan dengan
cara terjadinya konversi energy tersebut, juga menyangkut sifat- sifat
pemakaian alat yang digunakan untuk konversi yang mempunyai azaz
kerja berlandaskan aliran electron dalam benda padat maupun
konduktor. Banyak sekali konversi dari energy listrik yang sering di temu,
misalnya konversi energy dari listrik menjadi kalor serta dapat juga
menjadi angin.

Jika kita melihat fakta kelistrikan yang terjadi saat ini, manusia hampir
tidak pernah bersentuhan dengan energy listrik, setiap harinya pasti
menggunakan energy tersebut. Sebaliknya cadangan migas yang ada di
Indonesia ini sangat terbatas jumlahnya, oleh karena itu diperlukan
sebuah jalan untuk meminimalisir penggunaan tersebut yaitu dengan
konversi energy listrik.
Peran energy listrik yang sudah mendarah daging di dalam kehidupan
manusia, sehingga apabila tidak ada listrik, manusia akan kebingungan.
Beberapa peran energy listrik guna memenuhi kebutuhan antara lain
sebagai alat penerangan, sebagai tenaga penggerak mesin serta
penunjang lainnya. Dalam dunia kelistrikan, tenaga listrik dikenal menjadi
dua arus yaitu arus searah (simbolnya DC) dan arus bolak balik
(simbolnya AC).

Arus searah atau DC merupakan arus yang mengalir di arah yang


tetap, di mana masing-masing terminal tetap polaritasnya. Contohnya jika
kutub positif akan selalu menghasilkan polaritas yang positif pula, cara
kerja ini terdapat di dynamo, baterai, accu. Sedangkan untuk arus bolak
balik atau AC merupakan arus yang alirannya selalu berubah. Dimana
masing-masing terminalnya selalu bergantian dalam polaritasnya.
Polariitas ini terdapat di AC generator dan PLN.

B. Penggunaan Listrik
1. Penggunaan listrik untuk menghasilkan cahaya
Jika sepotong kawat logam dipanaskan oleh sebuah lampu Bunsen
atau lampu tempel, dalam waktu yang sangat singkat kawat tadi akan
bersinar dengan cahaya merah. Kawat logam seperti ini disebut
memijar.

Jika proses pemanasan ini dilanjutkan maka cahaya merah tadi akan
menjadi memutih. Untuk tercapainya proses ini diperlukan sejumlah
panas yang cukup besar. Proses ini merupakan salah satu konsep dasar
pemikiran untuk pembuatan sebuah lampu pijar listrik. Sebagaimana
kita ketahui jika arus mengalir sepanjang kawat yang memiliki
hambatan, maka arus ini akan menimbulkan energi panas.

Dengan perhitungan yang teliti terhadap kawat (luas penampang)


dan banyaknya jumlah muatan listrik maka proses memijar ini akan
tercapai, maka cahaya putih tadi diubah ke dalam bentuk energi lain
yaitu yang bisa disebut cahaya. Bagian yang terpenting dari lampu
pijar ini adalah kaca penutup dan kumparan kecil yang terbuat dari
kawat wolfram dimana arus listrik dialirkan. Kumparan ini dinamakan
FILAMEN. Kadang-kadang filament tersebut dibuat dari sebuah kawat
yang berdiameter sangat kecil dan kemudian ditunjang oleh kawat-
kawat yang lebih tebal.

2. Penggunaan listrik untuk menghasilkan panas.


Peralatan listrik yang banyak terdapat di rumah-rumah tangga
sebagaian dari peralatan ini dapat menghasilkan panas, sewaktu listrik
mengalir melalui kawat kecil (nekelin) maka kawat tadi akan menjadi
panas. Sebagai contoh peralatan tersebut adalah kompor listrik untuk
memasak, ketel listrik untuk mendidihkan air, dll.

3. Penggunaan listrik untuk menghasilkan bunyi


Radio dan pesawat telepon, merupakan contoh alat yang
mengalami proses perubahan dari listrik ke dalam bentuk bunyi.
Pesawat penerima ini tergantung dari gelombang listrik yang
merambat melalui media udara sebuah stasiun pemancar.

Pesawat telepon tidaklah begitu rumit seperti arus listrik yang


dialirkan melalui sepanjang kawat dari satu alat ke alat yang lain. Cara
yang berlawanan dari pembicaraan akhir dari sebuah telepon
mengubah suara ke bentuk listrik. Ini yang biasa kita kenal dengan
nama mikropon. Alat ini juga digunakan dalam stasiun-stasiun
pemancar untuk mengubah pembicaraan atau musik ke dalam bentuk
gelombang listrik yang kemudian dapat disiarkan.

4. Penggunaan listrik untuk menghasilkan gesekan


Energi listrik kadang-kadang untuk menggerakan mesin atau
memutarkan mesin-mesin yang terdapat di dalam bengkel-bengkel
industri dan mereka ini semua tergantung kepada motor-motor listrik.
Dalam penggunaan yang lain, banyak rumah tangga yang
menggunakan motor listrik, sebagai contoh :
a. Kipas angin listrik, dimana motor listrik menggerakan baling-
baling atau fan-bladenya
b. Jam listrik, dimana motor listrik menggerakan jarum-jarum jam
c. Gramaphone, dimana motor listrik menggerakan putaran
piringannya.

C. Standar & Konvensi dalam Teknik Listrik


System satuan atau dimensi internasional, yang lazim disebut SI,
digunakan dalam teknik listrik. Tabel 1.1 menunjukan satuan-satuan SI
dasar dan Tabel 1.2 menunjukan satuan SI pelengkap. Satuan satuan
lazim lainnya dapat dijabarkan dari satuan-satuan dasar & pelengkap
tersebut. Mis, coulomb dijabarkan dari detik dan ampere. Table 1.3
menunjukan satuan-satuan jabaran yang lazim dijumpai dalam analisa
listrik.
D. Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik, tergantung pada banyak sedikitnya electron bebas
yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satu satuan waktu.

Definisi : Amper adalah satuan kuat arus listrik yang dapat


memisahkan 1,118 miligram perak dari nitrat perak murni
dalam satu detik.

Rumus-rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus


dan waktu.
1 (satu) Coulomb = 6,28 x 10 electron
1 (satu) KA (Kilo-Amper) = 1000A = 10 A
1 (satu) mA (milli-Amper) = 0,001A = 10 A
1 (satu) A (mikro-Amper) = 0,000001A = 10

Rapat arus

Definisi : Rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm luas


penampang kawat.

Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat


arus, kuat arus dan penampang kawat.

Dimana :

S = Rapat arus dalam satuan A/mm

I = Kuat arus dalam satuan amper

Q = Luas penampang kawat dalam satuan mm

E. Muatan Listrik
1. Tahanan dan Daya Hantar
Tahanan ialah gesekan atau rintangan yang diberikan suatu bahan
terhadap aliran arus. Dengan adanya gesekan atau rintangan ini,
menyebabkan gerak electron berkurang. Hambatan-hambatan ini yang
menghalangi gerak electron disebut resistansi.

Jadi resistansi adalah hambatan listrik, makin besar resistansi


sebuah penghantar, semakin kecil arus listrik yang mengalirnya.

Besar daya kemampuan penghatar arus listrik ini disebut daya


hantar arus. Akibat adanya gesekan atau rintangan pada aliran
electron, maka sejumlah energy listrik berubah menjadi energy panas.

Definisi : 1 (satu) ohm ialah tahanan satu kolom air raksa yang
panjangnya 1,063 m dengan penampang 1 mm pada suhu 0C.

Resistor dapat pula berupa lampu atau elemen pemanas. Kawat dalam
ukuran panjangpun dapat memberikan hambatan tertentu. Misal lampu pijar,
radio, motor listrik, kumparan kawat.

rumus u tuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus
;
R = 1/G dan G = 1/R ; R = tahanan kawat listrik dalam satuan
(ohm) ;

G = daya hantar arus dalam satuan mho atau siemens.

Tahanan jenis satu bahan ialah tahanan bahan itu yang panjangnya 1 meter
dengan luas penampang 1 mm. tahanan jenis ini diberi symbol : (rho).

Daya hantar jenis adalah kebalikan dari tahanan jenisnya dan diberi symbol :
g

Dan rumusnya : = 1/g

Menghitung besarnya tahanan (R) : tahanan penghantar itu berbanding


terbalik dengan luas penampangnya.

Keterangan gambar :

q1, R1 dan l1 adalah penampang, tahanan dan panjang kawat penghantar I.

q2, R2 dan l2 adalah penampang, tahanan dan panjang kawat penghantar II


kesimpulan :

a. Jika penampang penghantar 2x lebih besar, maka tahanannya 2x lebih


kecil.
b. Jika panjang penghantar itu 2x lebih panjang, maka tahanan itu 2x
lebih besar.

Rumus-rumus dibawah ini adalah rumus untuk menghitung tahanan jenis


terhadap daya hantar jenisnya.

Besarnya penampang suatu kawat dapat dicari dengan 2 cara :

dan

Sedangkan besarnya tahanan dari kawat penghantar dapat dihitung dengan


rumus sebagai berikut :

Selanjutnya penampang, tahanan jenis dan panjang kawat dihitung dengan


rumus sebagai berikut :
Dimana :

R = Tahanan kawat dalam satuan ohm ()

= Panjang kawat dalam satuan meter (m)

q = Penampang kawat dalam satuan mm

= Tahanan jenis dalam satuan mm/m

g = Daya hantar jenis dalam satuan m/mm

F. Hukum OHM
Hukum Ohm mendefinisikan hubungan antara arus (I), tegangan (V), dan
resistansi (R). terdapat tiga cara untuk menyatakan hukum Ohm ini
secara matematis.

1. Arus dalam satua rangkaian sama dengan tegangan yang diberikan


paada rangkaian tersebut dibagi dengan resistansi rangkaian
bersangkutan :

2. Resistansi suatu rangkaian sama dengan tegangan yang diberikan


pada rangkaian tersebut dibagi dengan arus yang mengalir dalam
rangkaian bersangkutan :
3. Tegangan yang diberikan pada suatu rangkaian sama dengan hasil kali
arus dan resistansi rangkaian tersebut :

BAB III

SIMPULAN

Energy listrik adalah energy yang berasal dari muatan listrik yang
menimbulkan medan listrik statis atau bergeraknya electron pada konduktor
(pengantar listrik) atau ion (positif atau negative) pada zat cair atau gas.
Energy listrik dapat diciptakan oleh sebuah energy lain dan bahkan sanggup
memberikan energy yang nantinya dapat dikonversikan pada energy yang
lain.

Agar peralatan listrik dan alat elektronik dapat digunakan, tetapi


tentunya diperlukan energy tegangan listrik yang sesuai dengan alat
tersebut. Apabila energy listrik tidak sesuai dengan kebutuhan peralatan
listrik dan alat elektronik dapat berdampak pada alat tersebut misalnya tidak
dapat beroprasi, beroprasi tidak maksimal, atau bahkan alat tersebut bisa
rusak. Kesesuaian energy listrik tersebut mencangkup tipe tegangan atau
arus yang diperlukan (AC atau DC), besar kecilnya tegangan yang
diperlukan, serta arus minimal atau terendah yang dibutuhkan.

Rumus-rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik :

1 (satu) Coulomb = 6,28 x 10 electron


1 (satu) KA (Kilo-Amper) = 1000A = 10 A
1 (satu) mA (milli-Amper) = 0,001A = 10 A
1 (satu) A (mikro-Amper) = 0,000001A = 10

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Suryatmo F. 1992. Dasar-Dasar Energy Listrik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Andri. 2011. Konversi Energi Listrik Menjadi Energi Alternatif. (Online),


(http://benergi.com/konversi-energi-listrik-menjadi-energi-alternatif)
diakses tanggal 3 maret 2016

Yanto. 2010. Pengertian Konversi Energi Listrik. (Online),


(http://bimbingan.org/pengertian-konversi-energi-listrik.htm) diakses
tanggal 3 maret 2016

Anda mungkin juga menyukai