PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Masalah energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat
dibicarakan. Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi baru,
pengembangan energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi minyak bumi
terhadap lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik dan banyak didiskusikan.
Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan memasuki tahap yang
mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak penggunaan energi minyak
bumi yang merupakan sumber energi utama saat ini.
Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi
memaksa kita untuk mencari dan mengembangkan sumber energi baru. Salah satu
alternatif sumber energi baru yang potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak
dan bahaya yang ditimbulkan amat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir
adalah salah satu alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan.
Isu energi nuklir yang berkembang saat ini memang berkisar tentang
penggunaan energi nuklir dalam bentuk bom nuklir dan bayangan buruk tentang
musibah hancurnya reaktor nuklir di Chernobyl. Isu-isu ini telah membentuk bayangan
buruk dan menakutkan tentang nuklir dan pengembangannya. Padahal, pemanfaatan
yang bijaksana, bertanggung jawab, dan terkendali atas energi nuklir dapat
meningkatkan taraf hidup sekaligus memberikan solusi atas masalah kelangkaan energi.
1.1.
Definisi Nuklir
Bagi kebanyakan orang, nuklir dianggap sebagai sesuatu yang tidak baik dan
berbahaya. Dengan berlandaskan asumsi bahwa nuklir dapat bermanfaat bagi manusia,
para peneliti dan orang-orang yang bergelut di bidang nuklir telah banyak memberikan
kontribusi bagi kemajuan pengembangan teknologi nuklir. Di zaman ini, manusia sudah
banyak melakukan berbagai upaya dan penelitian dalam rangka pemanfaatan energi
nuklir. Berikut ini akan dibahas secara lebih mendalam lagi mengenai berbagai
pemanfaatan energi nuklir yang telah dilakukan manusia sampai saat ini.
Nuklir adalah sebutan untuk bentuk energi yang dihasilkan melalui reaksi inti,
baik itu reaksi fisi (pemisahan) maupun reaksi fusi (penggabungan). Sumber energi
nuklir yang paling sering digunakan untuk PLTN adalah sebuah unsur radioaktif yang
bernama Uranium. Bagaimana caranya sebuah unsur radioaktif mampu menghasilkan
panas yang besar? Tentu saja bukan dengan dibakar. Namun melalui reaksi pemisahan
inti (reaksi fisi). Biar tidak terlalu rumit penjelasannya, perhatikan gambar berikut :
pembelahan lebih besar dari pada massa atom setelah pembelahan, maka selisih massa
(disebut defek massa) tersebut berubah menjadi energi panas yang besarnya sekitar 200
MeV (Mega elektron volt), ini baru satu buah inti atom. satu gram uranium saja tentu
memiliki banyak inti. Sehingga panas yang dihasilkan pun luar biasa besar. Karena
Uranium bahan tambang, maka bentuknya juga padat
Indonesia memiliki cadangan uranium 53 ribu ton yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yakni sebanyak 29 ribu ton di
Kalimantan Barat dan 24 ribu ton sisanya ada di Bangka Belitung. Selain itu Papua juga
diindikasikan memiliki cadangan uranium yang cukup besar. Perkiraan bahwa Pulau
Papua menyimpan cadangan uranium atau bahan baku nuklir dalam jumlah besar
didasarkan pada kesamaan jenis batuan Papua dengan batuan Australia yang telah
diketahui menyimpan cadangan uranium terbesar di dunia, ujarnya. Jika suatu PLTN
seukuran 1.000 MW membutuhkan 200 ton Uranium per tahun, maka dengan cadangan
di Kalimantan Barat saja yang mencapai 29 ribu ton Uranium bisa memasok Uranium
selama 145 tahun. Data ini dipaparkan oleh Deputi Pengembangan Teknologi Daur
Bahan Nuklir dan Rekayasa Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Dr. Djarot S
Wisnubroto.
BAB II
TENAGA NUKLIR SEBAGAI SUMBER ENERGI
2.1.
meregenerasi energinya semakin murah dari waktu ke waktu. Sumber energi ini baik
digunakan di daerah pedesaan terutama pada daerah pertanian.
Kelemahan : Membutuhkan banyak pembangkit untuk menghasilkan energi yang
besar. Terbatas untuk area yang berangin saja, membutuhkan sistem penyimpanan
energi yang mahal. Pada saat musim badai, angin dapat merusak instalasi pembangkit
listrik.
f. Biomassa
Kelebihan
235
U dan
239
Pu,
BAB III
PENGGUNAAN NUKLIR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK
Secara
umum
tenaga
nuklir
yang
yang
dimaksudkan
dengan
merupakan suatu
PLTN
adalah
kumpulan
pembangkit listrik
mesin
yang
dapat
Proses Fisi
Proses fisi adalah proses utama pada reaktor nuklir terjadi ketika sebuah inti
bermassa berat. Pada reaksi fisi, inti senyawa yang terangsang terbelah menjadi
dua inti massa yang lebih rendah, disebut produk isi, dan produk ini disertai oleh
dua atau tiga neutron dan radiasi fisi gamma. Adapun tiga
dapat
berfisi
antara
lain
Uranium-235
bahan
bakar
yang
Plutonium-239 (Pu239). Ketiga bahan bakar ini besifat radioaktif tetapi mereka
mempunyai massa paruh yang sangat lama.
3.2.
Proses Fusi
Proses fusi pada dasarnya adalah sebuah anti tesis dari proses fisi. Dalam proses
fisi, inti bermasa berat membelah menjadi inti bermasa ringan, sambil melepaskan
kelebihan energi pengikatan. Sedangkan pada reaksi fusi, inti
bermasa
ringan
bergabung dalam rangka melepaskan kelebihan energi pengikatan. Jadi reaksi fusi
adalah reaksi umum yang meminyaki matahari dan telah dipakai di bumi untuk
melepaskan energi dalam jumlah yang besar didalam termonuklir atau bom hydrogen.
Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di mana dua inti
atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi.
Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar, dan senjata
nuklir meledak. Proses ini membutuhkan energi yang besar untuk menggabungkan
inti nuklir, bahkan elemen yang paling ringan, hidrogen. Tetapi fusi inti atom yang
ringan, yang membentuk inti atom yang lebih berat dan netron bebas, akan
menghasilkan energi yang lebih besar lagi dari energi yang dibutuhkan untuk
menggabungkan mereka maka sebuah reaksi eksotermik yang dapat menciptakan
reaksi yang terjadi sendirinya. Energi yang dilepas di banyak reaksi nuklir lebih
besar dari reaksi kimia, karena energi pengikat yang mengelem kedua inti atom
jauh lebih besar dari energi yang menahan elektron ke inti atom. Contoh: energi
ionisasi yang diperoleh dari penambahan elektron ke hidrogen adalah 13.6
elektron volt lebih kecil satu per sejuta dari 17 MeV yang dilepas oleh reaksi
Deuterium Tritium
Energi Nuklir
Di dalam inti atom tersimpan tenaga inti (nuklir) yang luar biasa besarnya.
Tenaga nuklir itu hanya dapat dikeluarkan melalui proses pembakaran bahan bakar
nuklir. Proses ini sangat berbeda dengan pembakaran kimia biasa yang umumnya
sudah dikenal, seperti pembakaran kayu, minyak dan batubara. Besar energi yang
tersimpan (E) di dalam inti atom adalah seperti dirumuskan dalam kesetaraan
massa dan energi oleh Albert Einstein :
E=mC
Dimana :
m
Energi nuklir berasal dari perubahan sebagian massa inti dan keluar dalam bentuk
panas. Dilihat dari proses berlangsungnya, ada dua jenis reaksi nuklir, yaitu reaksi
nuklir berantai tak terkendali dan reaksi nuklir berantai terkendali. Reaksi nuklir tak
terkendali terjadi misal pada ledakan bom nuklir. Dalam peristiwa ini reaksi nuklir
sengaja
tidak dikendalikan
agar dihasilkan
panas
sehingga ledakan bom memiliki daya rusak yang maksimal. Agar reaksi nuklir yang
terjadi dapat dikendalikan secara aman dan energi yang dibebaskan dari reaksi
9
nuklir tersebut dapat dimanfaatkan, maka manusia berusaha untuk membuat suatu
sarana reaksi yang dikenal sebagai reaktor nuklir. Jadi reaktor nuklir sebetulnya
hanyalah tempat dimana reaksi nuklir berantai terkendali dapat dilangsungkan.
Reaksi berantai di dalam reaktor nuklir ini tentu sangat berbeda dengan reaksi
berantai pada ledakan bom nuklir.
Untuk mendapatkan gambaran tentang besarnya energi yang dapat dilepaskan
oleh reaksi nuklir, berikut ini diberikan contoh perhitungan sederhana.
Ambil 1 g (0,001 kg) bahan bakar nuklir U235. Jumlah atom di dalam bahan bakar
ini adalah :
N = (1/235) x 6,02 x 1023 = 25,6 x 1020 atom U235.
Karena setiap proses fisi bahan bakar nuklir U235 disertai dengan pelepasan energi
sebesar 200 MeV, maka 1 g U235 yang melakukan reaksi fisi sempurna dapat
melepaskan energi sebesar :
E = 25,6 x 1020 (atom) x 200 (MeV/atom) = 51,2 x 1022 MeV
Jika energi tersebut dinyatakan dengan satuan Joule (J), di mana
1 MeV = 1.6 x
10-13 J, maka energi yang dilepaskan menjadi :
E = 51,2 x 1022 (MeV) x 1,6 x 10-13 (J/MeV) = 81,92 x 109 J
Dengan menganggap hanya 30 % dari energi itu dapat diubah menjadi energi
listrik, maka energi listrik yang dapat diperoleh dari 1 g U235 adalah :
E listrik = (30/100) x 81,92 x 109 J = 24,58 x 109 J
Karena 1J = 1 W.s ( E = P.t), maka peralatan elektronik seperti pesawat TV.
Dengan daya (P) 100 W dapat dipenuhi kebutuhan listriknya oleh 1 g U235 selama : t
= E listrik / P = 24,58 x 109 (J) / 100 (W) = 24,58 x 107 s
Angka 24,58 x 107 sekon (detik) sama lamanya dengan 7,78 tahun terus-menerus
tanpa dimatikan. Jika diasumsikan pesawat TV tersebut hanya dinyalakan selama
12 jam/hari, maka energi listrik dari 1 g U235 bisa dipakai untuk mensuplai
kebutuhan listrik pesawat TV selama lebih dari 15 tahun.
Prinsip Kerja PLTN
Proses
kerja
PLTN
sebenarnya
hampir
sama
dengan
proses
kerja
yang umumnya sudah dikenal secara luas. Yang membedakan antara dua jenis
pembangkit listrik itu adalah sumber panas yang digunakan. PLTN mendapatkan
suplai panas dari reaksi nuklir, sedang PLTU mendapatkan suplai panas dari
pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara atau minyak bumi.
Reaktor daya dirancang untuk memproduksi energi listrik melalui PLTN. Reaktor
daya hanya memanfaatkan energi panas yang timbul dari reaksi fisi, sedang
kelebihan
neutron
dalam
teras
reaktor
akan
dibuang
atau
diserap
reaktor daya dirancang berdaya thermal tinggi dari orde ratusan hingga ribuan
MW. Proses pemanfaatan panas hasil fisi untuk menghasilkan energi listrik di
dalam PLTN adalah sebagai berikut :
1. Bahan bakar nuklir melakukan reaksi fisi sehingga dilepaskan energi dalam
bentuk panas yang sangat besar.
2. Panas
tersebut
dimanfaatkan
untuk
menguapkan
air
pendingin, bisa pendingin primer maupun sekunder bergantung pada tipe reaktor
nuklir yang digunakan.
3. Uap air yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin sehingga dihasilkan energi
gerak (kinetik).
4. Energi kinetik dari turbin ini selanjutnya dipakai untuk memutar generator
sehingga dihasilkan arus listrik.
Secara ringkas dan sederhana, rancangan PLTN terdiri dari air mendidih, boiling
water reactor bisa mewakili
nuklir fisi, secara bertubi-tubi, di dalam reaktor, maka timbul panas atau tenaga
lalu dialirkanlah air di dalamnya. Kemudian uap panas masuk ke turbin dan turbin
berputar poros
generator
yang
menghasilkan listrik.
Reaktor Nuklir
adalah
suatu
alat
dimana
reaksi berantai
dapat dilaksanakan
berkelanjutan dan dikendalikan. Atau dengan kata lain reaktor nuklir merupakan
suatu wadah bahan-bahan fisi dimana proses reaksi berantai terjadi terus menerus
tanpa berhenti atau tempat terjadinya reaksi pembelahan inti (nuklir). Bagian
utama dari reaktor nuklir yaitu: elemen bakar (batang-batang bahan bakar), perisai
11
Uranium-235 (U235),
Uranium-233 (U233),
Plutonium-239 (Pu239).
Dari ketiga jenis bahan bakar diatas, yang paling sering digunakan sebagai bahan
bakar reaktor adalah Uranium-235 (U235).
Reaksi fisi berantai terjadi apabila inti dari suatu unsur dapat belah (Uranium235, Uranium-233) bereaksi dengan neutron termal/lambat yang akan menghasilkan
unsur-unsur lain dengan cepat serta menimbulkan energi panas dan neutron-neutron
baru. Untuk mengendalikan reaksi berantai dalam reaktor nuklir maka digunakanlah
bahan yang dapat menyerap neutron, misalnya Boron dan Cadmium.
Yang
12
pelepasan
dan
penyerapan
neutron
selama
berlangsungnya
reaksi
berantai.
Neutron yang dilepaskan dalam suatu reaksi berantai dapat dibagi menjadi
empat kelompok, yaitu :
1. Meninggalkan material fisi.
2. Tidak berfisi, ditangkap oleh U238 membentuk Pu239.
3. Tidak berfisi, ditangkap oleh material batang kendali (control-rod).
4. Berfisi, ditangkap oleh U239 dan U233.
Apabila jumlah nutron yang dilepaskan oleh proses fisi sama dengan
jumlah empat bagian nutron diatas, maka energi panas yang dihasilkan adalah
konstan. Atau sebaliknya jika jumlah nutron yang dihasilkan lebih kecil, maka
reaksi berantai akan berhenti. Apabila lebih besar, maka laju fisinya naik dan
menjadi tidak terkendali. Gambar dibawah menunjukkan skema sebuah reaktor
nuklir.
5. Tangki Reaktor
2. Moderator
6. Fluida Pendingin
3. Perisai Termal
7. Perisai Biologi
4. Reflektor
8. Batang-batang kendali
13
1. Inti reaktor :
uranium yang dipercaya, plutoium, atau U-233. Batang-batang bahan bakar tersebut
dapat dicampur dengan material-material tidakberfisi.
2.Moderator :
berkecepatan termal. Biasanya dibuat dari granit yang membungkus bahan bakar, tetapi
mungkin juga air berat, air ringan (normal), atau berilium. Moderator dapat juga
dicampur dengan bahan bakar.
3. Perisai Termal : Berfungsi menyerap radiasi (parikelb , nutron yang Makalah
PLTN2005 12 terlepas, dan sinar gamma) yang terjadi karena proses fisi. Karena itu
perisai menyelubungi inti reaktor, biasanya dibuat dari besi, menyerap energi dan
menjadi panas.
4. Reflektor :
inti bahan bakar. Pada gambar diatas menunjukkan bahwa tepi moderator juga berfungsi
sebagai reflektor, selain reflektor yang diletakkan di dalam perisai termal dan
menyelubungi inti reaktor.
5. Tangki Reaktor : Berfungsi untuk membungkus seluruh inti reaktor, reflektor dan
perisai termal. Dengan demikian tangki reaktor membentuk pula saluran untuk
mengatur aliran pendingin melalui dan mengelilingi inti reaktor.
6. Fluida Pendingin: Membawa panas yang dihasilkan dari proses fisi untuk berbagai
keperluan, antara lain sebagai pemanas air ketel pada pusat tenaga uap. Menjaga agar
bahan bakar reaktor dan perlengkapannya ada pada temperature yang diperbolehkan
(aman dan tidak rusak).
7. Perisai Biologi : Membungkus reaktor untuk menahan dan melemahkan semua
radiasi yang mematikan sebagai akibat dari proses fisi. Perisai biologi dapat dibuat dari
besi, timah hitam atau beton tebal dicampur oksida besi.
8. Batang-batang kendali: Berfungsi mengendalikan proses fisi (pembangkitan panas) di
dalam reaktor, yaitu dengan menyerap nutron berlebihan yang terjadi dari proses fisi.
Batang-batang kendali biasanya terbuat dari boron atau hafnium yang dapat menyerap
nutron.
14
sebagai
sumber
energi
dalam
kehidupan
sehari-hari. PLTN
merupakan sebuah sistim yang dalam operasinya menggunakan reaktor daya yang
berperan sebagai tungku penghasil panas. Dewasa ini ada berbagai jenis PLTN
yang beroperasi. Perbedaan tersebut ditandai dengan perbedaan tipe reaktor daya
yang digunakannya. Masing-masing jenis PLTN / tipe reaktor daya umumnya
dikembangkan oleh negara-negara tertentu, sehingga seringkali suatu jenis PLTN
sangat menonjol dalam suatu negara, tetapi tidak dioperasikan oleh negara
15
lain.
Perbedaan
berbagai
tipe
reaktor
daya
itu
bisa
terletak
pada penggunaan
Rusia,
sehingga
kedua
negara
tersebut
pada
saat
itu
sudah
mulai
Perancis
dan
Inggris
pada
saat
itu
dipusatkan
pada
program
pengembangan reaktor daya berbahan bakar uranium alam. Oleh sebab itu, PLTN
yang pertama kali beroperasi di ketiga negara tersebut menggunakan reaktor
berbahan bakar uranium alam. Namun dalam perkembangan berikutnya, terutama
Inggris dan Perancis
juga mengoperasikan
PLTN berbahan
bakar uranium
diperkaya.
Macam-Macam Reaktor Nuklir :
a. LWR : Light Water Reactor / Reaktor air Ringan.
b.PWR : Presured Water Reactor / Reaktor Air Tekan.
c.BWR : Boiling Water Reactor / Reaktor Air Mendidih.
d. HWR : Heavy Water Reactor / Reaktor Air Berat.
e. HTGR : High Temperatur Gas Reactor / Reaktor Gas Suhu Tinggi.
f. LMFBR : Liquit Metal Fast Breder Reactor / Reaktor Pembiak Cepat Logam Cair.
Berikut ini adalah beberapa keterangan yang akan menjelaskan tentang jenis-jenis
dari reaktor nuklir, antara lain :
A. LWR (Light Water Reactor) / Reaktor air Ringan
Sebagian besar reaktor daya yang beroperasi dewasa ini adalah jenis Reaktor
Air
Ringan
atau
LWR
dikembangkan di AS dan
kemurnian
Reaktor
ini
tinggi
terdiri
Water
Reactor)
sebagai
atas
(Light
bahan
Reaktor
moderator
Air
tekan
yang
mula-mula
karena H2O
sekaligus pendingin
atau
reaktor.
Reactor) dan Reaktor Air Didih atau BWR (Boiling Water Reactor) dengan
jumlah yang dioperasikan masing-masing mencapai 52 % dan 21,5 % dari total
reaktor daya yang beroperasi. Sedang sisanya sebesar 26,5 % terdiri atas berbagai
16
Air
Tekan
juga
menggunakan
H2O
sebagai
pendingin sekaligus
macam
pendingin, yaitu pendingin primer dan sekunder. Panas yang dihasilkan dari
reaksi fisi dipakai untuk memanaskan air pendingin primer. Dalam reaktor ini
dilengkapi dengan alat pengontrol tekanan (pessurizer) yang dipakai
mempertahankan
tekanan
sistim
pendingin
untuk
memakai air dan dipanaskan inti sampai 600F tetapi air ini tidak mendidih karena
berada didalam bejana yang bertekanan tinggi (sebesar 2250 psi). Air in dimasukkan
kedalam pembangkit uap (satu atau dua) dengan tekanan 1000 psi, dan suhu 500F.
Setelah melalui turbin uap dikembalikan ke kondensor.
Sistim pressurizer terdiri atas sebuah tangki yang dilengkapi dengan pemanas
listrik
dan
penyemprot
air.
Jika
tekanan
dalam
teras
reaktor berkurang,
pemanas listrik akan memanaskan air yang terdapat di dalam tangki pressurizer
sehingga terbentuklah uap tambahan yang akan menaikkan tekanan dalam sistim
pendingin primer. Sebaliknya apabila tekanan dalam sistim
bertambah,
maka
sistim
penyemprot
air
pendingin
primer
sehingga tekanan uap berkurang dan sistim pendingin primer akan kembali ke
keadaan semula. Tekanan pada sistim pendingin primer dipertahankan pada posisi
150 Atm untuk mencegah agar air pendingin primer tidak mendidih pada suhu
sekitar 300 C. Pada tekanan udara normal, air akan mendidih dan menguap pada
suhu 100 C.
Dalam proses kerjanya, air pendingin primer dialirkan ke sistim pembangkit uap
sehingga terjadi pertukaran panas antara sistim pendingin primer dan sistim
pendingin sekunder. Dalam hal ini antara kedua pendingin tersebut hanya terjadi
pertukaran panas tanpa terjadi kontak atau percampuran, karena
pendingin
itu
dipisahkan
oleh
sistim
pipa.
antara
kedua
Terjadinya pertukaran
panas
17
Pada Reaktor Air Tekan perputaran sistim pendingin primernya betulbetul tertutup, sehingga apabila terjadi kebocoran bahan radioaktif di dalam teras
reaktor tidak akan menyebabkan kontaminasi pada turbin. Reaktor Air Tekan juga
mempunyai keandalan operasi dan keselamatan yang sangat baik. Salah satu faktor
penunjangnya adalah karena reaktor ini mempunyai koefisien reaktivitas negatif.
Apabila terjadi kenaikan suhu dalam teras reaktor secara mendadak, maka daya
reaktor akan segera turun dengan sendirinya. Namun karena menggunakan dua
sistim pendingin, maka efisiensi thermalnya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan
Reaktor Air Didih.
G
a
m
b
a
r
18
maupun pendinginnya, sehingga termasuk kelompok reaktor air biasa / ringan. Pada
reaktor air didih ini, panas hasil fisi dipakai secara langsung untuk menguapkan
air pendingin dan uap yang terbentuk langsung dipakai untuk memutar turbin.
Turbin tekanan tinggi menerima uap pada suhu sekitar 290 C dan tekanan sebesar
7,2 MPa. Sebagian uap diteruskan lagi ke turbin tekanan rendah. Dengan sistim ini
dapat
diperoleh
efisiensi
thermal
sebesar
34
%. Efisiensi
thermal
ini
menunjukkan prosentase panas hasil fisi yang dapat dikonversikan menjadi energi
listrik. Setelah melalui turbin, uap tersebut akan mengalami proses pendinginan
sehingga berubah menjadi air yang langsung dialirkan ke teras reaktor untuk
diuapkan lagi dan seterusnya. Dalam reaktor ini digunakan bahan bakar U235
dengan tingkat pengayaannya 3-4 % dalam bentuk UO2.
19
Reaktor
ini
mempergunakan
air
berat
(D2O,
Deuterium
sebagai
sistim
pendingin
primer,
sedang
sistim
pendingin sekundernya
menggunakan H2O.
Dalam pengoperasian reaktor Candu, kemurnian D2O harus dijaga pada
tingkat 95-99,8 %. Air berat merupakan bahan yang harganya sangat mahal dan
secara fisik maupun kimia tidak dapat dibedakan secara langsung dengan H2O.
Oleh sebab itu, perlu adanya usaha penanggulangan kebocoran D2O baik dalam
bentuk uap maupun cairan. Aliran ventilasi dari ruangan dilakukan secara tertutup
dan selalu dipantau tingkat kebasahannya, sehingga kemungkinan adanya kebocoran
D2O dapat diketahui secara dini.
Gas Suhu
Tinggi
adalah
jenis
dan moderator
21
reaktor
yang menggunakan
grafit. Reaktor
ini mampu
yang
dibangkitkan
dalam
teras
reaktor
dipindahkan
menggunakan
adalah prototip daya 975-MWth (375 MWe) dan berguna untuk persediaan listrik
22
dan
minuman yang tercemar zat radio aktif, baik melalui udara, air, maupun
media lainnya.
Baik
radiasi
langsung
maupun
tidak
langsung,
akan
mempengaruhi fungsi organ tubuh melalui sel-sel pembentukannya. Organorgan tubuh yang sensitif akan dan menjadi rusak. Sel-sel tubuh bila tercemar
radio aktif uraiannya sebagai berikut:
23
Masalah
lain
juga
ditimbulkan
oleh
limbah/sampah
nuklir
Pengenceran
dan
penyebaran
(Dilute
and
Disprese):
Limbah
dengan
konsentrasi rendah dilepas ke udara, air atau tanah untuk diencerkan atau
dilarutkan sampai ke tingkat yang aman.
2. Penundaan dan Perusakan (Delay and Decay): Dapat digunakan untuk limbah
radioaktif dengan waktu paro (half-lives) relatif singkat. Zat-zat tersebut
disimpan dalam bentuk cair atau lumpur di dalam tangki. Setelah 10-20 kali
waktu paronya, zat-zat tersebut mengalami perusakan atau pmbusukan
tingkat
yang
tidak
berbahaya
atau
kemudian
ke
disebarkan ke lingkungan.
3. Konsentrasi
dan
Pengepakan
(Concentration
and
Containment):
digunakan untuk limbah radioaktif yang sangat toksik dengan dengan waktu
yang panjang. Limbah tersebut harus disimpan dalam puluhan, ratusan
bahkan ribuan tahun, tergantung dari komposisinya. Zat-zatnya tidak hanya
sangat radioaktif tapi juga bersuhu yang sangat panas.
24