Anda di halaman 1dari 4

 Pengertian Sinar-X

Sinar –X adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang 10-8 -10-12 m dan
frekuensi sekitar 1016 -1021 Hz. Sinar ini dpat menembus benda-benda lunak seperti daging dan kulit
tetapi tidak dapat menembus benda-benda keras seperti tulang, gigi, dan logam. Sinar-X sering di
gunakan di berbagai bidang seperti bidang kedokteran, fisika, kimia, mineralogy, metarulugi, dan biologi.

 Pembentukan Sinar X

Pada dasarnya pesawat sinar-X terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tabung sinar-X, sumber tegangan
tinggi yang mencatu tegangan listrik pada kedua elektrode dalam tabung sinar-X, dan unit pengatur.
Bagian pesawat sinar-X yang menjadi sumber radiasi adalah tabung sinar-X. Didalam tabung pesawat
sinar-X yang biasanya terbuat dari bahan gelas terdapat filamen yang bertindak sebagai katode dan
target yang bertindak sebagai anode. Tabung pesawat sinar-X dibuat hampa udara agar elektron yang
berasal dari filamen tidak terhalang oleh molekul udara dalam perjalanannya menuju ke anode. Filamen
yang di panasi oleh arus listrik bertegangan rendah (If) menjadi sumber elektron. Makin besar arus
filamen IF, akan makin tinggi suhu filamen dan berakibat makin banyak elektron dibebaskan persatuan
waktu.

Elektron yang dibebaskan oleh filamen tertarik ke anode oleh adanya beda potensial yang besar atau
tegangan tinggi antara katode dan anode yang dicatu oleh unit sumber tegangan tinggi (potensial
katode beberapa puluh hingga beberapa ratus kV atau MV lebih rendah dibandingkan potensial anode),
elektron ini menabrak bahan target yang umumnya bernomor atom dan bertitik cair tinggi (misalnya
tungsten) dan terjadilah proses bremsstrahlung. Khusus pada pemercepat partikel energi tinggi
beberapa elektron atau partikel yang dipercepat dapat agak menyimpang dan menabrak dinding
sehingga menimbulkan bremsstrahlung pada dinding.

Beda potensial atau tegangan antara kedua elektrode menentukan energi maksimum sinar-X yang
terbentuk, sedangkan fluks sinar-X bergantung pada jumlah elektron persatuan waktu yang sampai ke
bidang anode yang terakhir ini disebut arus tabung It yang sudah barang tentu bergantung pada arus
filamen It. Namun demikian dalam batas tertentu, tegangan tabung juga dapat mempengaruhi arus
tabung. Arus tabung dalam sistem pesawat sinar-X biasanya hanya mempunyai tingkat besaran dalam
milliampere (mA), berbeda dengan arus filamen yang besarnya dalam tingkat ampere.
 Cara Kerja Sinar-X

Pada aplikasinya, penciptaan sinar-x tak lagi mengandalkan mekanisme tabung crookes, melakinkan
dengan menggunakan pesawat sinar-x modern. Pesawat sinar-x modern pada dasarnya membangkitkan
sinar-x dengan mem’bombardir’ target logam dengan elektron berkecepatan tinggi. Elektron yang
berkecepatan tinggi tentunya memiliki energi yang tinggi, dan karenanya mampu menembus elektron-
elektron orbital luar pada materi target hingga menumbuk elektron orbital pada kulit k (terdekat dengan
inti).

Elektron yang tertumbuk akan terpental dari orbitnya, meninggalkan hole pada tempatnya semula. Hole
yang ditinggalkannya itu akan diisi oleh elektron dari kulit luar dan proses itu melibatkan pelepasan
foton (cahaya elektromagnetik) dari elektron pengisi tersebut. Foton yang keluar itulah yang kemudian
disebut sinar-x, dan keseluruhan proses terbentuknya sinar-x melalui mekanisme tersebut disebut
mekanisme sinar-x karakteristik.

Adapun mekanisme lain yang mungkin terjadi adalah emisi foton yang dialami oleh elektron cepat yang
dibelokkan oleh inti atom target atas konsekuensi dari interaksi coulomb antara inti atom target dengan
elektron cepat. Proses pembelokkan ini melibatkan perlambatan dan karenanya memerlukan emisi
energi berupa foton. Mekanisme ini disebut bremsstrahlung (bahasa jerman dari ‘radiasi pengereman’).

Beda potensial antara anoda dan katoda dibuat sedemikian rupa sehingga mencapai angka yang cukup
untuk membuat elektron melompat dengan kecepatan tinggi setelah katoda diberi energy (biasanya
1000 volt). Setelah elektron pada katoda melompat dan menghantam filamen pada anoda, terjadilah
sinar-x yang terjadi dengan mekanisme sinar-x karakteristik ataupun bremsstrahlung. Karena filamen
pada anoda dimiringkan ke bawah, foton sinar-x akan menuju ke bawah, keluar dari pesawat sinar-x lalu
melewati jaringan yang dipotret. Bayangan/citra pun terbentuk pada film yang diletakkan di bawahnya.

 Syarat-syarat Terjadinya Sinar-X :

 Ruang yang vacum (hampa udara)


 Beda potensial yang tinggi
 Sumber electron
 Target tumbukan, dan
 Focusing

 DIFRAKSI SINAR X

Difraksi sinar-x oleh sebuah materi terjadi akibat dua fenomena yaitu, hamburan oleh tiap atom dan
interferensi gelombang-gelombang yang dihamburkan oleh atom-atom tersebut. Interferensi ini terjadi
karena gelombang-gelombang yang dihamburkan oleh atom-atom memiliki koherensi dengan
gelombang datang dan, demikian pula, dengan mereka sendiri. Perhitungan interferensi gelombang
dapat dijelaskan sebagai berikut. Pandang seberkas sinar-x paralel dan sebuah pusat hamburan O
(Gambar 6). Bila E0 cos 2πvt adalah amplitudo komponen medan listrik pada O, amplitudo pada sebuah
titik berjarak r dari O adalah:

E = f E0 cos [2πt (t – r/c) - φ]................................


Dengan f disebut faktor hamburan, yaitu rasio antara amplitudo terhambur dan amplitudo datang.
Secara umum, f tergantung pada sudut 2θ antara kedua radiasi.Besaran φ adalah pergeseran fase
hamburan. Bila digunakan notasi kompleks,

E = f E0 cos [2πv(t-r/c)- φ]

= [ f exp (-i φ)] cos [2πv(t-r/c)]

Besaran f exp (-i φ) dinamakan faktor hamburan kompleks.

Bila pusat hamburan adalah sebuah elektron bebas, maka φ= 90°. Keadaan yang sama,secara umum,
ditemukan pada hamburan dengan atom sebagai pusatnya. Gelombang terhambur memiliki fase yang
berlawanan dengan gelombang datang.

Kembali ke Gambar 6, sekarang akan dibahas radiasi resultan yang terhambur oleh dua sumber
hamburan O dan M. Diasumsikan bahwa pergeseran fase φ oleh kedua atom sama. Bila kedua atom
identik, memang demikian keadaannya, namun hal yang sama juga terjadi pada kebanyakan kasus di
mana kedua atom berbeda. Beda fase antara kedua gelombang terpancar tergantung pada posisi O dan
M. Muka-muka gelombang datang dan terhambur yang melewati O adalah (π0) dan (π). Panjang lintasan
sinar yang melewati M lebih besar sebanyak ∆= mM+ nM, dengan m dan n adalah proyeksi O pada sinar
datang dan terhambur yang melalui M. Arah sinar datang dan terhambur akan didefinisikan
menggunakan vektor-vektor satuan

S dan S0. Panjang mM dan nM adalah:

mM = S0.OM

nM = -S.OM

Sehingga ∆ = mM+ nM= -OM.(S-S0), dan beda fase keduanya adalah:

φ = 2 π∆/λ = -2 π . OM. (S-S0 / λ)...............................

Didefinisikan vektor s= (S-S0 / λ) yang memiliki peran besar dalam teori hamburan.Vektor ini akan
dibahas lebih mendalam pada bagian berikut ini. Vektor memiliki arah sama dengan ON yang
memotong sudut yang dibentuk oleh S dan -S0.Panjangnya adalah. Bila sudut hamburan

(S.S0 ) sama dengan 2θ, maka:

s = 2sin θ/ λ

(S-S0)/ λ . a3 = l’
λ- λ’= λ0 (1-cos φ)................................(9)

Dari persamaan(9) diatas kita liaht bahwa perubahan panjang gelombang terbesar yang dapat terjadi
pada φ =180 ketika itu perubahan panjang gelombang menjadi dua kali panjang gelombang Compton λ
c, karena panjang gelombang Compton untuk elektron ialah

λc =2,246 pm, dan lebih kecil lagi untuk partikel yang lain karena massanya lebih besar, maka perubahan
panjang gelombang maksimum dalam efek Compton adalah 4,852 pm. Perubahan sebesar itu atau lebih
kecil lagi hanya bisa teramati untuk sinar-x karena pergeseran panjang gelombang cahaya tampak
kurang dari 0.01 persen dari panjang gelombang awal sedangkan untuk sinar-x dengan λ =0,1
nm,besaran itu menjadi beberapa persen.

Contoh soal:

Sinar-x yang panjang gelombangnya 10 pm dihamburkan oleh suatu sasaran

a.Cari panjang gelombang sinar-x yang dihamburkan 45o

b.Cari panjang gelombagn maksimum yang ada dalam sinar-x yang terhambur.

c.Cari energi kinetik maksimum elektron ayng terhentak(elektron recpol).

Jawaban:

λ- λ’= λ0 (1-cos φ), sehingga:

λ- λ’= λ0 (1-cos 45o)

= 10 pm + 0,293 λc

= 10,7 pm

λ’ – λ maks jika (1-cos φ) = 2, sehingga

λ’ – λ+2 λ c = 10 pm + 4,9 pm = 14,9 pm

Energi kinetik hentak yang maksimum sama dengan beda antara energi foton datang dan energi foton
terhambur sehingga:

Kmaks = (6,626 x 10 34 j s) (3x 108 m/s) / (1/10 pm – 1/14,9 pm)

= 6,54 x 10-15 j

= 40,8 ke V

Anda mungkin juga menyukai