Anda di halaman 1dari 4

TEKNOLOGI FUEL CELL TOYOTA MIRAI

Jakarta (ANTARA News) - Toyota untuk pertama kalinya memproduksi secara


massal kendaraan yang menggunakan hidrogen sebagai bahan penggerak atau
yang disebut fuel cell vehicle (FCV).

Toyota menamakan FCV massal pertama mereka "Mirai ", artinya "masa depan".

Teknologi fuel cell mencampur hidrogen dengan oksigen guna menghasilkan reaksi
kimia berupa listrik untuk menggerakkan kendaraan.

Hal ini adalah pembeda utama FCV dengan mesin konvensional yang menghasilkan
tenaga penggerak dengan membakar bahan bakar.

Karena tidak ada pembakaran, maka tidak ada CO2 maupun SOC (substance of
concern) yang dihasilkan dan tidak perlu knalpot. Emisi Mirai hanya air.

Baru-baru ini Toyota Motor Corporation mengundang sejumlah wartawan Asia ke


Tokyo Jepang untuk merasakan langsung berkendara dengan Mirai.

"Kami ingin membuat mobil yang membuka jalan bagi kehadiran energi hidrogen
dalam kehidupan masyarakat hingga 100 tahun ke depan," kata Deputy Chief
Engineer Toyota Motor Corporation Yoshikazu Tanaka.

Toyota menetapkan FCV yang mereka jual harus punya desain paling canggih
sehingga langsung dikenali ketika dilirik.

"Dan, harus sedan. Karena sedan itu sesuai dengan moto kami 'fun to drive', sedan
nyaman dikendarai dibandingkan minivan dan SUV," katanya.

Dia mengakui merek lain seperti Hyundai telah memperkenalkan kendaraan fuel cell
jenis SUV.

"Lebih gampang membuat fuel cell SUV, karena bodi lebih bongsor sehingga lebih
mudah memasang bagian-bagian utama fuel cell, tapi tenaganya juga harus besar
sehingga bukan yang paling ramah lingkungan. Kami memutuskan fuel cell pertama
yang diproduksi massal harus sedan, karena lebih rumit dan lebih ramah
lingkungan. Kalau kami bisa membuat fuel cellsedan, berarti bisa membuat fuel cell
kendaraan jenis lainnya," jelas Tanaka.

FC Stack
Mirai mulai Desember 2014 dipasarkan di Jepang dan segera menyusul di Amerika
Serikat serta Eropa.

Yoshikazu Tanaka mengemukakan Toyota meluncurkan Mirai setelah 20 tahun


mengembangkan fuel cell.

Toyota menamakan teknologi mereka sebagai Toyota Fuel Cell Stack (TFCS),
gabungan dari teknologi fuel cell dan hybrid.

Sebelum meluncurkan Mirai, Toyota terlebih dulu harus menguasai teknologi berupa
alat penghasil listrik dari reaksi kimia hidrogen dengan oksigen (mereka namai FC
Stack), penguat daya (FC Boost Converter), dan tabung hidrogen tekanan tinggi
(Mirai punya dua tangki hidrogen yang letaknya di bawah tempat duduk belakang
dan di bawah bagasi).

FC Stack Toyota menghasilkan output maksimum 114 kilowatt atau lebih dari 152
tenaga kuda.

Kecanggihan FC Stack terletak pada sistem pengendalian jumlah air di membran


elektrolit fuel cell. Jumlah air sangat mempengaruhi efisiensi dalam menghasilkan
listrik.

Sementara itu, FC Boost Converter bertugas memperkuat listrik yang dihasilkan FC


Stack hingga 650 volt.

Voltase yang lebih tinggi memungkinkan ukuran motor listrik dan FC Stack menjadi
makin kecil.

Toyota juga terlebih dahulu menguasai teknologi tangki hidrogen tekanan tinggi
sehingga tercipta tangki penyimpanan dengan tekanan 70 megapascal (hampir
setara 700 bar).

"Merek lain FCV-nya menggunakan tangki yang di-outsourced, kalau di Toyota, kami
kembangkan sendiri tangkinya," kata Tanaka.

Tangki tiga lapis yang dikembangkan Toyota terbuat dari plastik karbon fiber-
reinforced dan material lainnya. "Jadi sangat kuat. Pada uji tabrak kecepatan
80km/jam, tangki tetap utuh," ujarnya.

Toyota mengklaim tangki itu berbobot ringan dan punya densitas penyimpanan
tertinggi di dunia; 5,7 wt%.
"Kami membuat sistem yang sulit bocor dan kalaupun terjadi, berbagai sensor akan
memberikan peringatan dan seketika menutup aliran. Letak tangki di luar kabin
memastikan jika pun terjadi kebocoran, hidrogen segera menguap," kata Tanaka.

Cara kerja fuel cell Mirai


Hidrogen disalurkan ke FC Stack (terletak di bawah antara pengemudi dan
penumpang depan) sehingga timbul reaksi kimia berupa listrik.

Listrik tersebut, dengan penguat dari boost converter (menempel pada FC Stack),
dikirim ke motor listrik di balik kap depan dengan output maksimum 113 kW/torsi
335 N-m, maupun ke baterai hybrid ( di bawah dek bagasi).

Motor listrik digerakkan langsung oleh FC Stack saat akselerasi sedangkan pada
kondisi stabil digerakkan oleh baterai, biasa disebut sistem hybrid.

Orang di kabin bisa mengetahui sumber penggerak motor listrik, apakah FC Stack
atau baterai, dari indikator di dashboard.

Mirai dengan bobot 1.850 kg. telah mengadopsi regenerative braking yaitu energi
dari pengereman diubah menjadi listrik untuk memasok baterai.

Seorang wartawan menanyakan fuel cell dengan kendaraan hidrogen yang


dikembangkan BMW.

"Hidrogen pada BMW digunakan sebagai bahan bakar mesin konvensional yang
juga menggunakan bahan bakar fosil. Hidrogen pada Mirai tidak dibakar," kata
Tanaka.

Keunggulan lainnya dari Mirai yang digadang Toyota adalah kemampuan sebagai
sumber energi saat padam listrik.

Baterai ni-MH dengan kapasitas 60 kWh dan pasokan maksimum 9kW bisa
digunakan untuk berbagai peralatan non-otomotif, misalnya sebagai sumber energi
listrik di rumah.

Center gravity
Pemasangan bagian-bagian utama seperti FC Stack, FC booster converter dan
tangki hidrogen di bawah tempat duduk menjadikan center gravity Mirai sangat
rendah, artinya kendaraan semakin stabil.

Untuk mobil seharga 7,2 juta yen (sekitar Rp765 juta, harga di Jepang) dengan
target penjualan 400 unit hingga akhir 2015, Toyota melengkapi Mirai dengan
berbagai fitur canggih untuk kenyamanan dan keselamatan.

Mirai juga dilengkapi teknologi keselamatan seperti sistem "anti-tabrak" dengan


radar dan kamera (pre-collision system), blind spot monitor yang mengkonfirmasi
spion jika akan pindah jalur, serta peringatan jika kendaraan mulai melenceng dari
jalur.

Eksterior Mirai seluruhnya baru dengan konsep water drop countour. Kesan mewah
diperkuat oleh velg 17 inci dengan baut tersembunyi.

"Karena kendaraannya tak mengeluarkan banyak suara, maka kami konsentrasi


merancang agar suara dari luar seperti dari kendaraan lain maupun dari ban juga
dikurangi," katanya.

Cara yang ditempuh adalah memasang sealing di semua bagian bodi, peredam di
sekeliling kabin, bahkan kaca yang dirancang dua lapis dengan lembar film di
tengah.

"Selain Mirai, kaca seperti ini hanya ada pada model Lexus tertentu," kata Tanaka.

Sekali isi penuh hidrogen, kendaraan itu bisa berjalan 650 km dan waktu isinya
cuma tiga menit, jauh lebih singkat dibandingkan kendaraan listrik plug-in yang
memerlukan waktu pengisian paling cepat tiga jam.

Dia menyebutkan pemerintah Jepang telah bertekad menurunkan harga hidrogen


sehingga pada 2020 harga hidrogen sama dengan harga BBM.

Akankah kendaraan ini dijual di negara berkembang? tanya wartawan.

"Jika stasiun pengisian hidrogen sudah ada di sana, mengapa tidak? Semakin
banyak yang memakai fuel cell, biaya produksinya bisa makin murah, bisa turun 40
persen," jawab Tanaka.

Anda mungkin juga menyukai