Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM PEMUTUS SIRKUIT LISTRIK


OTOMATIS AKIBAT BANJIR DAN GEMPA BUMI

Oleh :
Ruben Hutabarat
41.19.0086

PROGRAM DIPLOMA IV INSTRUMENTASI MKG


SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN
GEOFISIKA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Bab 1 berisi tentang pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.
1.1 Latar Belakang
Pada era kemajuan teknologi saat ini, listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hampir seluruh peralatan yang
digunakan manusia membutuhkan tenaga listrik untuk dapat beroperasi misalnya, lampu
untuk penerangan, sebagai sumber energi , dan berbagai peralatan elektronika yang
perkembangannya semakin pesat. Selain memiliki beragam manfaat untuk kebutuhan pokok
manusia, listrik dapat membahayakan keselamatan manusia apabila tidak memiliki standar
instalasi dan keamanan yang sesuai dengan ketentuan. Bencana alam seperti gempa bumi dan
banjir juga dapat meningkatkan potensi akan bahaya penggunaan listrik karena dapat
menimbulkan kerusakan pada bangunan dan menimbulkan kebakaran hingga ledakan.
Potensi terjadinya bencana alam seperti gempa bumi dan banjir di Indonesia sangat
tinggi, hal ini karena letak geografis yang dilalui oleh tiga lempeng tektonik aktif dan iklim
dengan curah hujan yang sangat tinggi sehingga akan meningkatkan potensi banjir. Pada saat
terjadi gempa bumi dapat terjadi kerusakan bangunan sehingga akan menambah jumlah
korban meninggal maupun luka luka karena tertimpa reruntuhan bangunan dan tidak sempat
menyelamatkan diri. Pada tahun 2018 berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana
Nasional (BNPB) gempa bumi dengan magnitudo 7 skala richter (SR) di Lombok telah
menelan sekitar 91 korban jiwa dan sebagian besar korban meninggal tersebut karena
tertimpa reruntuhan bangunan. Kerusakan bangunan juga akan berdampak pada bahaya
listrik yang tidak segera diputus, sehingga meningkatkan resiko bertambahnya korban.
Korsleting merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kebakaran, pada saat terjadi
banjir arus pendek (korsleting) juga dapat terjadi dan tentunya hal ini akan membahayakan
nyawa penghuni rumah.
Bencana banjir adalah bencana yang banyak memberikan kerugian, selain dapat
membahayakan nyawa , banjir juga akan merugikan secara ekonomi dan menimbulkan
banyak penyakit. Berdasarkan data yang ada pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), pada tahun 2019 jumlah banjir yang terjadi lebih banyak dibandingkan 1 tahun
sebelumnya yakni memiliki persentasi kenaikan 7,2% yakni sekitar 1.586 kejadian. Di
Indonesia sepanjang 1 Januari sampai 27 Februari 2020, terjadi banjir sebanyak 255 kali
yang mengakibatkan 102 orang meninggal. Selain menimbulkan korban manusia bencana
banjir tersebut juga mengakibatkan kerugian materiil berupa kerusakan rumah. Sebanyak
2.013 unit rumah mengalami rusak berat, 1.148 unit rumah mengalami rusak sedang dan
2.512 unit rumah mengalami rusak ringan.[2] Kematian akibat banjir juga terjadi di
Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang pada tanggal 16
Januari 2013. Sebanyak 4 orang yang merupakan satu anggota keluarga meninggal akibat

1
banjir. Hal ini diakibatkan adanya aliran listrik yang masih menyala pada saat air masih
menggenang setinggi mata kaki.
Dibalik segudang manfaat listrik untuk memenuhi kebutuhan manusia terdapat juga
berbagai hal yang dapat membahayakan yang dapat mengancam keselamatan nyawa
penggunanya, beberapa diantaranya adalah ketidaksesuaian standar yang digunakan pada saat
instalasi listrik atau pemasangan yang dilakukan tidak sesuai dengan standar. Kewaspadaan
masyarakat sangat diperlukan dalam melakukan mitigasi bencana hal ini dumaksudkan untuk
memberikan kesadaran pada masyarakat atas pentingnya pemahaman mengenai berbagai
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bencana alam. Sistem keamanan listrik sangat
diperlukan untuk menghindari bahaya bagi pengguna selain itu, dengan adanya sistem
keamanan yang baik berguna juga untuk menjaga peralatan elektronika agar tidak mudah
rusak karena peralatan tersebut memerlukan listrik dengan tegangan ataupun arus yang
normal dan sesuai dengan kebutuhan. Kemajuan teknologi yang telah berkembang pesat
dapat digunakan sebagai inovasi terbaru dengan efektivitas yang baik sehingga keamanan
penggunaan listrik dapat termonitor dan aman digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Pemahaman serta kesadaran masyarakat akan bahaya listrik juga sangat perlu sehingga akan
meningkatkan rasa peduli dan tidak sembarangan dalam menggunakan listrik.
Inovasi terbaru berupa sistem pemutus listrik otomatis ini dimaksudkan akan dapat
mengurangi potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahanya listrik pada saat terjadi
banjir dan gempa bumi. Salah satu dari berbagai inovasi untuk mengurangi bahaya listrik
pada saat terjadi bencana banjir dan gempa bumi adalah penelitian mengenai “Rancang
Bangun Sistem Pemutus Sirkuit Listrik Otomatis Akibat Banjir Dan Gempa Bumi”. Sistem
ini akan bekerja secara otomatis memutus sirkuit listrik ketika terjadi banjir dan gempa bumi
yang merusak. Sirkuit listrik diputus menggunakan relay setelah menerima data dari sensor
Waterlevel dan sensor ultrasonik HC-SR4 berupa monitoring ketinggian air, untuk
mendeteksi getaran gempa digunakan modul akselerometer ADXL345 selanjutnya data
tersebut akan diproses pada mikrokontroler Arduino UNO. Data hasil pengukuran sensor
berupa ketinggian air dan getaran tersebut akan ditampilkan pada LCD dan disimpan pada
SD card sebagai back up data. Sistem juga akan dilengkapi dengan LED dan Buzzer yang
akan menyala ketika pengukuran telah mencapai ambang batas yang telah ditetapkan dan
sebaliknya apabila ketinggian air dan getaran menurun dari ambang batas yang ditentukan
maka sirkuit akan kembali mengalirkan arus listrik secara otomatis. Dengan adanya sistem
keamanan pemutus listrik otomatis ini diharapkan dapat mengurangi korban dan kerugian
yang dapat terjadi karna bahaya listrik pada saat terjadi bencana banjir dan gempa bumi
merusak.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas perancangan prototipe akan berfokus
pada perancangan sistem pemutus sirkuit listrik dan sistem peringatan menggunakan buzzer,
LCD. dan LED. Rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:
1. Bagaimana cara merancang sistem pemutus sirkuit listrik otomatis akibat banjir
dan gempa bumi.

2. Bagaimana cara kerja sensor mengukur ketinggian air dan kecepatan getaran?
3. Bagaimana cara kerja Relay sebagai pemutus sirkuit secara otomatis?
4. Bagaimana cara menyimpan data pada modul SD card?
5. Bagaimana cara memberikan peringatan dini menggunakan Buzzer dan LED

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Sistem hanya bekerja menggunakan data banjir dan gempa bumi yang dapat
dideteksi sensor.
2. Sistem pemutus listrik otomatis hanya bekerja ketika terjadi bencana banjir dan
gempa yang merusak.
3. Sensor Ultrasonik HC-SR04 untuk mengukur ketinggian air dan sensor
ADXL345 sebagai pendeteksi gempa bumi.
4. Perancangan sistem pemutus sirkuit listrik difokuskan hanya pada perumahan
dengan arus listrik AC satu fasa
5. Menggunakan mikrokontroler Arduino UNO untuk mengendalikan dan
memproses data.
6. Menggunakan LCD untuk menampilkan data pengukuran dari sensor
7. Sistem peringatan menggunakan LED dan Buzzer

1.4 Tujuan dan Manfaat penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Merancang prototipe sistem pemutus sirkuit listrik otomatis untuk sistem
keamanan listrik perumahan ketika terjadi banjir dan gempa bumi.
2. Mengetahui prinsip kerja sensor untuk mendeteksi banjir dan gempa bumi.
3. Mengetahui prinsip kerja relay untuk memutus sirkuit listrik secara otomatis
ketika terjadi banjir dan gempa bumi.
4. Mengetahui prinsip kerja penyimpanan data menggunakan SD card
Manfaat dari penelitian ini adalah:

3
1. Sebagai sistem keamanan untuk mengurangi potensi terjadi kebakaran dan
ledakan akibat korsleting pada sirkuit listrik akibat dampak banjir dan gempa
bumi.
2. Sebagai sumber referensi bagi Taruna/i Sekolah Tinggi Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika dalam pengembangan penulisan lain terkait
penelitian ini.

1.5 Metodologi Penelitian


Metodologi penelitian merupakan tahapan yang digunakan oleh peneliti dalam
melakukan studi literatur, desain alat, hingga pengujian sistem pada alat yang dirancang.
Berikut akan dijelaskan 3 Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Studi Literatur dan Diskusi
Pada tahap pertama ini akan melakukan proses pengumpulan data dan informasi
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan topik penelitian baik berupa jurnal,
buku , studi literatur, website dan lain-lain
2. Desain
Tahapan kedua ini merupakan tahap perancangan alat mulai dari perancangan
perangkat keras,perangkat lunak hingga perancangan sistem akuisisi data.
3. Pengujian Sistem
Tahap pengujian dibagi menjadi dua bagian yai tu tahap pengujian standarisasi
sensor dan uji lapang alat yang sudah dirancang. Tahap pengujian standarisasi alat
dilakukan dengan metode komparasi yakni dengan membandingkan hasil
pengukuran pada sensor. Uji lapang alat dilakukan untuk mengetahui apakah alat
yang dirancang dapat berfungsi dengan baik.

4
BAB II
DASAR TEORI
Pada bab ini akan membahas mengenai penelitian sebelumnya yang berkaitan
dengan penelitian ini dan akan juga dijelaskan mengenai teori dan konsep dasar yang
digunakan pada penelitian berjudul : “Rancang Bangun Sistem Pemutus Sirkuit Listrik
Otomatis Akibat Banjir Dan Gempa Bumi”.

2.1 Tinjauan Pustaka


Tinjauan pustaka membahas mengenai penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya sebagai referensi penulis untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.
Referensi bertujuan sebagai dasar acuan dan pendalaman materi untuk penelitian yang
dilakuan. Referensi yang digunakan oleh peneliti antara lain:
1. Hasnawi Badri dkk (2022), telah melakukan penelitian yang berjudul “
Rancangan Alat Pengaman Instalasi Listrik Menggunakan Sistem Proteksi Relay
Terhadap Beban Lebih Dan Hubung Singkat Berbasis Mikrokontroler”. Hasnawi
Badri dkk (2022), telah melakukan penelitian yang berjudul “ Rancangan Alat
Pengaman Instalasi Listrik Menggunakan Sistem Proteksi Relay Terhadap Beban
Lebih Dan Hubung Singkat Berbasis Mikrokontroler”. Perancangan alat
dilakukan dengan tujuan terdapat pengaman pada sistem instalasi listrik sehingga
ketika kelebihan beban yang dapat menimbulkan hubung singkat dapat
mengurangi risiko bahaya kebakaran. Penelitian ini menggunakan mikrokontroler
Arduino UNO untuk memproses data dan memberikan inisiasi kepada sensor dan
relay untuk memutus arus ketika kelebihan beban.
2. Dimas Mikolana 2021, telah melakukan penelitian berjudul “Rancang Bangun
Sistem Pintar Pemutus Sirkuit Listrik akibat Gempa Bumi”. Penelitian ini
dilakukan untuk merancang sebuah sistem keamanan kelistrikan perumahan untuk
mengurangi potensi terjadinya kebakaran ataupun ledakan akibat bencana gempa
bumi. Selain sistem keamanan perancangan alat tersebut dilengkapi dengan sistem
peringatan dini serta dapat melakukan kontrol jarak jauh menggunakan
smartphone. Aplikasi pada smartphone dirancang dengan menggunakan aplikasi
Android studio dengan menggunakan menggunakan data gempa bumi yang
diambil dari data resmi BMKG. Pemrosesan sistem alat menggunakan
Mikrokontroler Arduino UNO Atmega328, menggunakan modul akselerometer
ADXL345 untuk mendeteksi getaran gempa bumi. Untuk sistem keputusan pada
koneksi listrik menggunakan modul ACS712, data hasil pengukuran
menggunakan sensor akan dikirim menggunakan mikrokontroler ESP8266
dengan koneksi internet akan dihubungkan ke Thinger.io sebagai salah satu
platform IoT yang digunakan pada sistem pengiriman informasi alat.
5
3. Ulul Hasbi (2022), telah melakukan penelitian dengan judul “Rancang Bangun
Sistem Pemutus Sirkuit Listrik Otomatis akibat Banjir”. Pada perancangan ini
sistem akan secara otomatis memutus listrik ketika sensor mendeteksi banjir atau
kelebihan ambang batas ketinggian airdari yang ditetapkan. Sistem ini
menggunakan sensor Ultrasonik HC-SR04 untuk mendeteksi ketinggian air dan
sensor Waterlevel untuk mendeteksi air. Sistem pemutus aliran listrik
menggunakan relay yang akan memutus listrik secara otomatis ketika terjadi
banjir dan akan menghidupkan LED dan Buzzer. Data informasi hasil pengukuran
akan ditampilkan pada layar LCD dan data tersebut akan tersimpan dalam modul
SD card yang sudah disediakan

Berdasarkan penelitian tersebut, penulis akan merancang sebuah sistem otomatis


untuk memutus listrik agar menghindari terjadinya kebakaran, ledakan pada saat terjadi
gempa bumi yang merusak dan banjir. Pada saat terjadi banjir dan gempa bumi yang
merusak dapat terjadi hubung singkat atau korsleting pada sirkuit listrik tentunya, hal ini
akan berbahaya bagi pengguna listrik karna dapat menyebabkan kebakaran ataupun
ledakan. Alat ini akan dirancang dengan menggunakan mikrokontroler Arduino UNO
sebagai pemproses data, sensor yang digunakan antara lain sensor Ultrasonik untuk
mengukur ketinggian air, sensor Waterlevel untuk mendeteksi keberadaan air dan untuk
mendeteksi getaran gempa bumi yang berpotensi merusak digunakan sensor
Akselerometer ADXL345. Diharapkan dengan adanya alat ini dapat mengurangi potensi
bahaya penggunaan listrik yang dapat disebabkan oleh bencana banjir dan gempa bumi
merusak.

2.2 Proteksi Listrik


Pengaman listrik digunakan untuk mengamankan rangkaian listrik dari kerusakan
akibat panas yang timbul oleh adanya arus lebih ataupun akibat dari hubungan pendek
dari sistem listrik tersebut ataupun dari rangkaian yang lain.Sistem keamanan pada
instalasi listrik bertujuan untuk menghindari bahaya yang dapat ditimbulkan gangguan,
sehingga dengan adanya proteksi atau perlindungan pada sistem instalasi akan
mengurangi risiko bahaya korsleting listrik yang dapat berakibat fatal bagi keselamatan
manusia.
Keamanan sistem instalasi listrik merupakan prioritas utama, pada penelitian ini
akan dikembangkan sistem perlindungan pemutus listrik secara otomatis ketika terjadi
korsleting akibat bencana banjir atau gempa bumi hal ini bertujuan untuk mengurangi
resiko terjadinya kebakaran ataupun ledakan akibat bencana alam.
2.3 Hubung Singkat Listrik
Hubung singkat listrik adalah hubungan antara dua konduktor listrik yang
terhubung secara langsung dan memiliki tahanan listrik mendekati atau sama dengan nol

6
sehingga dapat menyebabkan arus yang sangat besar. Hubung singkat dapat terjadi akibat
banjir karena beberapa kandungan air memiliki daya hantar listrik.
Arus listrik akibat hubung singkat mendekati tak berhingga, hal ini juga dapat
dibuktikan menggunakan hukum Ohm pada persamaan berikut :
I = V/R
Keterangan :
I = Arus listrik (Ampere)
V = Tegangan listrik (Volt)
R = Resistansi/hambatan (Ohm)
Persamaan tersebut menjelaskan bahwa saat terjadi hubung singkat maka nilai tahanan
listrik sama dengan nol (0) dikarenakan adanya air sebagai media penghantar listrik yang
menghubungkan antara fasa dengan netral. Hal ini dapat dilihat pada keterangan diatas
rangkaian listrik hubung singkat yang menghasilkan arus listrik maksimal. Perhitungan
arus listrik Alternating Current (AC) dapat menggunakan persamaan pertama dan
persamaan kedua dikarenakan arus dan tegangan listrik Alternating Current (AC)
besarnya berubah terhadap waktu.

2.4 Gempa Bumi


Pelepasan energi dari dalam kerak bumi secara tiba-tiba menimbulkan rambatan
energi yang disebut gelombang seismik. Gelombang seismik yang mencapai permukaan
bumi mengakibatkan getaran yang berpotensi mengakibatkan kerusakan pada bangunan,
jembatan, jalan dan berbagai infrastruktur lain sehingga dapat menimbulkan korban jiwa.
Peristiwa bergetarnya atau bergeraknya permukaan bumi inilah yang disebut dengan
gempa bumi. Parameter sumber gempa bumi yang banyak gunakan adalah magnitudo,
intensitas gempa, waktu datang gempa, lokasi pada permukaan (epicenter), kedalaman
(hipocenter).
Gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi disebut gelombang badan (body
waves). Gelombang ini terdiri dari 2 bagian yaitu gelombang primer (p) dan gelombang
sekunder (s). Gelombang p merupakan gelombang yang lebih cepat dari pada gelombang
s dan merupakan gelombang longitudinal partikel merambat bolak-balik dengan arah
rambatnya. Gelombang s adalah gelombang transversal yang merambat tegak lurus arah
rambatnya dan waktu tiba setelah gelombang P (Wahyuni dkk, 2017).
Hidayati (dalam Wahyuni dkk, 2017) memaparkan besar kecepatan gelombang P
adalah = 5 − 7 km/s di kerak bumi, > 8 km/s di dalam mantel dan inti bumi, ±1,5km/s.
Besar kecepatan gelombang S adalah 3 − 4 km/s di kerak bumi, > 4,5 km/s, di dalam
mantel dan 2,5 − 3,0 km/s di dalam inti bumi. Perbedaan kecepatan inilah yang

7
memberikan selisih waktu dan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi dampak gelombang
gempa yang merusak.
Korban bencana gempa bumi terjadi akibat bahaya lanjutan berupa runtuhan
bangunan, tsunami, kebakaran, kecelakaan industri, tanah longsor, likuifikasi, dan lain-
lain. Kebakaran akibat gempa bumi disebabkan oleh kebocoran gas atau gangguan
kelistrikan. Data kejadian kebakaran dan ledakan akibat gangguan listrik ketik gempa
bumi relatif kecil, namun masih menimbulkan potensi berbahaya (Mayor, Dl and
Darrellreidvancouverca, 2018).
2.5 Skala kekuatan gempa bumi
Magnitudo atau kekuatan gempa bumi adalah skala yang mengukur besarnya
kekuatan energi yang dilepaskan dan terukur seismometer saat terjadi 7 gempa bumi,
diukur menggunakan besaran Skala Richter (SR). Metode pengukuran ini diperkenalkan
oleh Charles Richter pada 1935 (Sunarjo, Gunawan and Pribadi, 2012).
Intensitas gempa bumi merupakan gambaran secara langsung mengenai kondisi
lingkungan akibat gempa bumi. Berdasarkan UU on 31 tahun 2009, Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bertanggung jawab menyebarkan informasi gempa
bumi kepada masyarakat. BMKG mengeluarkan Skala Intensitas Gempa bumi (SIG)
yang menggabungkan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) dengan pengukuran Peak
Ground Acceleration (PGA) untuk mengetahui dampak yang lebih akurat, dan
memudahkan penyampaian informasi mitigasi bencana.
2.6 Peak Ground Accelertion
Percepatan adalah laju perubahan kecepatan dari keadaan diam hingga mencapai
kecepatan tertentu. Percepatan getaran tanah maksimum atau Peak Ground Acceleration
(PGA) adalah data historis nilai percepatan getaran tanah terbesar akibat gempa bumi
yang pernah tercatat pada suatu daerah (Sungkowo, 2016). Pemetaan PGA dapat
digunakan sebagai informasi akibat gempa bumi paling parah yang pernah terjadi pada
suatu lokasi yang dipetakan. Data percepatan tanah maksimum menggambarkan tingkat
kerusakan akibat gempa bumi sehingga dapat diketahui faktor bahaya bencana gempa
bumi pada lokasi tersebut. Semakin besar nilai pengukuran PGA pada suatu lokasi, maka
semakin besar pula tingkat kerawanan atau kerusakan lokasi tersebut terhadap gempa
bumi.
2.7 Banjir
Banjir merupakan bencana alam yang dapat mengakibatkan genangan air di suatu
tempat. Banjir disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tingginya curah hujan, permukaan
tanah yang berada dibawah atau lebih rendah dari permukaan air laut, sedikit atau tidak
adanya daerah resapan air, aliran sungai yang tidak lancar akibat dari sampah yang
dibuang ke sungai, dan kondisi pemukiman di sekitar bantaran sungai.

8
Gambar 2.7.1 Banjir menggenangi pemukiman
(Sumber : https://statistik.jakarta.go.id/tantangan-menghadapi-banjir-2020-2021-di-
tengah-pandemi/ )

Banjir dengan ketinggian melebihi 50 cm dapat mengakibatkan bahaya listrik.


terlihat banjir yang menggenangi pemukiman warga, hal ini dapat mengganggu aliran
listrik jika tidak segera dilakukan pemadaman. Bahaya listrik saat terjadi banjir biasanya
disebabkan oleh hubung singkat listrik. Hubung singkat terjadi antara kedua ujung
konduktor yang terkena air dan mengakibatkan nilai resistansi penghantar sangat rendah
sehingga menghasilkan arus yang besar (Rahayu dan Shafira, 2018). Hubung singkat
dapat mengakibatkan panas yang berlebihan, sehingga dapat menimbulkan kebakaran
(Matius dan Irsan, 2019).

9
2.8 Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras merupakan komponen dan bahan yang digunakan dalam
perancangan sistem pemutus sirkuit listrik otomatis akibat banjir. Perangkat keras ini
terdiri dari mikrokontroler Arduino Uno, sensor ultrasonik HC-SR04, waterlevel sensor,
modul akseerometr ADXL345, relay, buzzer, LED, modul LCD, modul SD card, dan
modul RTC.
a) Mikrokontroler Arduino Uno
Mikrokontroler adalah komponen elektronika digital yang mempunyai masukan
dan keluaran serta kendali dengan program CPU, ROM, RAM, clock, dan perangkat lain
yang berada dalam satu chip. Arduino Uno merupakan mikrokontroler yang
menggunakan Atmega 328 berbasis Atmel 8 bit dengan 32 KB memori flash. Arduino
adalah suatu pengendali mikrokontroler atau mikro single board yang bersifat terbuka
atau open source. Arduino dirancang untuk memudahkan seseorang dalam memahami
prinsip kerja dari robotika.

Mikrokontroler Arduino
(Sumber : Datasheet Arduino)

Arduino sendiri secara umum dibuat untuk mempermudah manusia dalam


melakukan otomatisasi dan system control yang bertujuan untuk mempermudah
pekerjaan manusia. Tujuan awal dibuatnya mikrokontroler arduino adalah sebagai
perangkat yang murah dan mudah yang ditujukan untuk para pelajar untuk memahami
otomatisasi.Arduino terdiri dari beberapa pin yang menunjang kinerja komponen. USB
digunakan untuk memasukan program ke Arduino sekaligus sebagai supply Arduino
sementara. Power socket sebagai input power supply agar Arduino dapat bekerja pada
tegangan 5V-9V. Cara kerja arduino adalah dengan memanfaatkan pin analog pada papan
arduino. Pin analog arduino akan mendeteksi besaran tegangan  dari 1v samapai 5v.
Setiap pin mikrokontroler memilki fugsi sebagai inpu dan output digital. Data input dari
pin diatur dan diterima ke mikrokontroler untuk diproses sesuai kebutuhan  dan hasilnya

10
akan diproses lagi pada pin output,untuk memrogram arduino kita membutuhkasn
software arduino IDE.

b) Sensor Ultrasonik HC-SR04


HC-SR04 adalah sensor ultrasonik yang dapat mengukur jarak antara benda
melalui gelombang ultrasonik. Sensor ini dapat mendeteksi jarak dengan pengukuran
yang akurat dan stabil tanpa kontak langsung. Sensor ini digunakan sebagai modul
pemancar dan penerima ultrasonik.

Gambar Sensor Ultrasonik HC-SR04


(Sumber : https://teknisibali.com/cara-program-sensor-ultrasonic-hc-sr04-
arduino/)

Jarak waktu antara transmitter yang memancarkan gelombang ultrasonik dengan


receiver yang menangkap gelombang ultrasonik akan menjadi variabel untuk menghitung
jarak sensor dengan objek terukur. Pengukuran jarak mikro mengeluarkan output high
pada pin trigger selama 10 µs sinyal high yang masuk ke sensor HC-SR04 sehingga
mengeluarkan gelombang suara ultrasonik. Bunyi akan dipantulkan kembali ke sensor
HC-SR04 dan membuat keluaran sinyal high pada pin echo yang kemudian menjadi input
pada mikrokontroler HC-SR04. Sinyal tersebut memberikan pulsa 100 µs–18 ms pada
output tergantung pada informasi jarak pantulan objek yang diterima.

11
c) Water level sensor
Water level Sensor merupakan sensor yang digunakan untuk mengukur level
ketinggian air. Sensor ini termasuk ke dalam tipe sensor konduktor dimana perubahan
resistansi yang terjadi akan mempengaruhi keluaran tegangan. Sensor ini terdiri dari tiga
pin yaitu pin S, pin +, dan pin -.

Gambar Sensor Water Level


(Sumber : Datasheet Water level sensor)

Water Level sendiri adalah seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur
ketinggian air di tempat yang tidak sama agar meraih knowledge perbandingan. Water
level yang paling sederhana adalah sepasang pipa yang saling mengakses di anggota
bawah. Water level sederhana mengukur ketinggian air melalui tinggi air di ke-2 pipa
apakah mirip atau tidak. Water level sanggup termasuk digunakan untuk mengukur
tekanan air bersama gunakan prinsip tekanan Hidrostatik. Air dalam suatu wadah selalu
meraih tekanan dari atmosfir dan sesuai bersama level dari air agar sanggup didapatkan
besar tekanan air. Saat ini, telah tersedia water level yang lebih moderen dimana water
level moderen sanggup mengukur ketinggian dan tekanan air secara bersamaan bersama
sensor dan hasil pengukurannya sanggup direkam lantas disimpan dalam bentuk data.
Alat selanjutnya disebut bersama Sensor Water Level.

d) Relay
Relay merupakan perangkat yang bekerja berdasarkan prinsip tarikan
elektromagnetik. Perangkat ini bekerja ketika rangkaian relay mendeteksi aliran listrik,
relay memberi energi pada medan elektromagnetik sehingga menghasilkan medan
magnet sementara. Medan magnet ini menggerakkan kontaktor untuk membuka atau
menutup sambungan. Kontaktor dapat tertutup dan terbuka karena adanya efek induksi
magnet yang dihasilkan dari kumparan induktor yang dialiri arus listrik. Kontaktor
berbeda dengan saklar karena pada saklar untuk kondisi on atau off dilakukan manual
tanpa perlu arus listrik sedangkan relay membutuhkan arus listrik (Permana dan
Purnomo, 2016).

12
Gambar Relay
(Sumber : https://www.ditempel.com/2021/05/cara-kerja-modul-relay-untuk-
penggunaan.html)

Relay merupakan perangkat yang bekerja berdasarkan prinsip tarikan


elektromagnetik. Perangkat ini bekerja ketika rangkaian relay mendeteksi aliran listrik,
relay memberi energi pada medan elektromagnetik sehingga menghasilkan medan
magnet sementara. Medan magnet ini menggerakkan kontaktor untuk membuka atau
menutup sambungan. Kontaktor dapat tertutup dan terbuka karena adanya efek induksi
magnet yang dihasilkan dari kumparan induktor yang dialiri arus listrik. Kontaktor
berbeda dengan saklar karena pada saklar untuk kondisi on atau off dilakukan manual
tanpa perlu arus listrik sedangkan relay membutuhkan arus listrik (Permana dan
Purnomo, 2016).

e) Modul ADXL345
Akselerometer adalah sebuah tranduser yang berfungsi untuk mengukur
percepatan, mendeteksi dan mengukur getaran. Sensor MEMS akselerometer merupakan
sensor yang mempunyai teknologi MEMS dengan prinsip kerja yang sama dengan sensor
konvensional seperti piezoelectric dan differential capacitive (Sulkhi, 2017).

13
Gambar 2.8.5 Modul ADXL345
(Sumber : https://components101.com/modules/adxl345-accelerometer-module)

Sensor akselerometer ADXL345 memiliki prinsip mengubah kapasitansi elektrik


(C) menjadi output tegangan. Sensor terdiri dari struktur mesin mikro pada wafer silikon
yang strukturnya digantung oleh pegas polysilicon sehingga memungkinkannya
membelok dengan mulus ke segala arah saat mengalami percepatan pada sumbu x, y dan
z. Defleksi menyebabkan perubahan kapasitansi antara pelat tetap dan pelat yang
terpasang pada struktur yang ditangguhkan. Perubahan kapasitansi pada setiap sumbu ini
diubah menjadi tegangan keluaran yang sebanding dengan percepatan pada sumbu
tersebut.

f) Modul RTC
Real Time Clock (RTC) merupakan suatu chip yang memiliki fungsi sebagai
penyimpan data waktu dan tanggal. Perancangan ini menggunakan modul RTC dengan
IC DS3231. Tipe IC DS3231 memiliki presisi yang sangat tinggi dalam mencacah waktu
dan dapat bekerja dengan daya listrik rendah. Modul RTC DS3231 memiliki 6 pin yaitu
VCC, GND, SCL, SDA, baterai, dan 32 KHz. Modul ini terdapat input baterai yang
berfungsi untuk mempertahankan ketepatan waktu yang akurat saat daya utama ke
perangkat terputus.

Gambar Real Time Clock (RTC)


(Sumber : https://lastminuteengineers.com)

14
Gambar diatas adalah bentuk fisik dari modul RTC beserta pin. Modul RTC
terdiri dari beberapa pin yaitu pin 32K digunakan untuk menghasilkan jam referensi
stabil dan akurat, pin SQW untuk menghasilkan gelombang persegi yang bagus pada
1Hz, 4kHz, 8kHz atau 32kHz, pin SCL untuk antarmuka I2C, pin SDA untuk data serial
antarmuka I2C, pin VCC sebagai sumber tegangan antara 3,3V hingga 5,5V, dan pin
GND sebagai ground.

g) LCD
Liquid Crystal Display (LCD) merupakan komponen yang digunakan untuk
menampilkan hasil data yang telah diproses dengan sebuah program buatan. LCD 20x4
terdiri dari 20 baris 4 kolom setiap karakter. LCD ini membutuhkan daya sebesar +5 V.
LCD 20x4 terdiri dari pin VSS, pin VDD, pin VE, pin RS, pin RW, pin E, D0-D7, dan
pin backlight anoda katoda. Gambar 2.12 menunjukkan bentuk fisik dari LCD 20x4.

Gambar LCD 20x4


(Sumber : Datasheet LCD 20x4 )

LCD ini menggunakan komunikasi Inter Integrated Circuit (I2C) untuk


menghemat pin kabel. I2C merupakan standar komunikasi serial dua arah dengan
menggunakan dua buah saluran yang didesain khusus untuk pengontrol IC tersebut.

h) LED
Light Emiting Diode (LED) adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya.
LED adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat forward bias. LED akan
memancarkan cahaya apabila diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi forward bias.
Gambar dibawah ini merupakan bentuk fisik dari LED beserta simbol nya.

15
Gambar Light Emiting Diode (LED)
(Sumber : Sumber: www.components101.com)

LED memiliki dua kaki yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Gambar 2.11 terlihat
kaki anoda memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki katoda, kemudian kaki katoda pada
LED ditandai dengan bagian fisik yang dibuat rata.

i) Buzzer
LED memiliki dua kaki yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Gambar 2.11 terlihat
kaki anoda memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki katoda, kemudian kaki katoda pada
LED ditandai dengan bagian fisik yang dibuat rata.

Gambar Buzzer
(Sumber: Datasheet Buzzer)

16
2.9 Perangkat Lunak
Perangkat lunak adalah sekumpulan data yang diprogram, disimpan, dan
dikendalikan oleh perangkat komputer menggunakan fitur tertentu. Perangkat lunak yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi Arduino IDE dan Fritzing.

a) Arduino IDE
Arduino IDE adalah perangkat lunak yang terintegrasi untuk pengembangan.
Arduino IDE dapat digunakan untuk memprogram mikrokontroler Arduino. Arduino
menggunakan bahasa pemrograman unik yang mirip dengan bahasa C (Dieterici, 2018).\

Gambar Arduino IDE


(Sumber : Dokumentasi pribadi 2022)

Software untuk Arduino ini memiliki bahasa pemrogramannya sendiri, yaitu


bahasa C yang telah disederhanakan serta dilengkapi dengan library yang membuat
pengguna jadi lebih mudah dalam melakukan pemrograman. Fungsi integrated
development environment atau IDE Arduino adalah sebagai software yang digunakan
untuk menuliskan, memverifikasi, men-debug, mengkompilasi, dan meng-upload
program (sketch) dari komputer ke-board Arduino.

b) Fritzing
Fritzing merupakan perangkat lunak bersifat open source yang dapat digunakan
untuk merancang rangkaian elektronika. Fritzing memiliki banyak fitur perancangan
seperti perancangan pada breadboard, perancangan skematik, dan PCB serta
menyediakan tempat untuk melakukan coding. Fritzing memiliki empat tampilan yaitu
tampilan visual pada breadboard, tampilan skema rangkaian, tampilan rancangan PCB,
dan tampilan code.

17
Gambar Tampilan awal Fritzing

Fritzing tidak hanya memiliki fungsi skematik dan desain PCB pada breadboard,
tetapi juga menyediakan tempat pengkodean, seperti pada sistem Arduino. Tata letak
yang dihasilkan secara otomatis dibuat ke Breadboard (tampilan fisik komponen asli),
Skematik (menampilkan desain skema rangkaian) dan PCB (menampilkan desain pada
PCB).

18
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
Berikut merupakan penjelasan mengenai konsep sistem, peracangan perangkat
keras, perancangan perangkat lunak, rencana pengujian, rencana penempatan alat
digunakan dalan penelitian.
3.1 Konsep Sistem
Konsep sistem membahas mengenai blok diagram sistem serta prinsip kerja
sistem penelitian yang akan dilakukan.

a) Blok Diagram Sistem


Gambar diagram blok menjelaskan tentang cara kerja sistem dalam penelitian
secara keseluruhan mulai dari input, proses, hingga output. Diagram blok ini terdapat
hubungan jalur antar blok dan terdapat komponen utama dan komponen pendukung.
Pada gambar 12 merupakan gambar diagram blok dari penelitian ini.

Gambar Blok Diagram Sistem

Blok diagram sistem yang ditampilkan pada gambar diatas dapat dijelaskan fungsi
masing-masing blok yang terdiri dari 3 bagian yaitu input, proses, dan output.
1. Input
Bagian input terdiri dari tiga komponen yaitu sensor Ultrasonik HC-SR04
berfungsi untuk mengukur ketinggian air, sensor water level berfungsi untuk
mendeteksi air saat terjadi banjir, dan RTC sebagai tanda waktu. Sensor tersebut
sebagai referensi ketinggian air dalam satuan sentimeter.
2. Proses

19
Output sensor diterima pada mikrokontroler Arduino untuk pemrosesan
sedangkan relay untuk pengendalian arus listrik. Pin digital output 5V Arduino
dimanfaatkan sebagai switching pada relay untuk memberikan perintah high atau low
ke input relay.
3. Output
Bagian output sebagai hasil dari pemrosesan data yang terdiri dari beberapa
komponen yaitu; modul SD Card sebagai perangkat untuk penyimpanan data di
Micro SD Card, LCD sebagai penampil data sensor dan notifikasi, LED sebagai
lampu peringatan, dan Buzzer sebagai alarm ketika arus ke sirkuit listrik terputus.

b) Diagram alir system


Diagram alir atau flow chart adalah sebuah diagram yang mewakili algoritma,
alir kerja atau proses, yang menampilkan langkah-langkah dalam bentuk simbol-simbol
grafis. Diagram alir ini menjelaskan tentang bagaimana cara kerja sistem dan proses alat
dari penelitian. Diagram alir sistem ditampilkan pada gambar

20
Gambar Diagram Alir

Penjelasan diagram alir sebagai berikut:


1. Memulai proses sistem.
2. Inisialisasi sistem yaitu sensor HC-SR04, sensor water level, modul RTC, modul
SD card, LCD, buzzer, dan LED.
3. Pembacaan data sensor sensor water level pada mikrokontroler Arduino.
4. Jika sensor water level mendeteksi adanya air maka sensor HC-SR04 akan
mengukur ketinggian air.
5. Jika ketinggian air kecil dari 50 cm maka LED hijau akan menyala dan
memberikan peringatan di LCD.
6. Jika ketinggian air antara 50-150 cm maka LED kuning akan menyala dan
memberikan peringatan di LCD.

21
7. Jika ketinggian air melebihi nilai ambang batas ( ≥ 150 cm) maka alat akan
berfungsi sebagai switching dan memberikan sinyal tegangan positif 5V (High) ke
input relay sebagai tegangan pemicu untuk memutus arus pada sirkuit listrik.
8. Menyimpan data di dalam Micro SD Card berupa data level ketinggian air dalam
satuan sentimeter.
9. Sistem secara otomatis akan menghubungkan arus listrik kembali jika sensor tidak
mendeteksi air dan ketinggian air tidak melebihi nilai ambang batas.
10. Selesai, merupakan akhir terminasi dalam suatu algoritma.

c) Skematik Diagram
Sistem pemutus sirkuit listrik otomatis akibat banjir ini membentuk suatu sistem
yang dapat beroperasi ketika semua komponen-komponen yang dibutuhkan dapat bekerja
sesuai fungsinya. Gambar 3.4 menjelaskan tentang rangkaian skematik menggunakan
aplikasi fritzing. Desain layout skematik rangkaian tiap komponen adalah sebagai
berikut:

Gambar Skematik diagram


Skema rangkaian pada Gambar 3.4 menjelaskan hubungan komponenkomponen
yang membentuk sistem pemutus sirkuit listrik menggunakan sensor ultrasonik dan
sensor water level. Relay sebagai pemutus arus ke sirkuit listrik yang diproses
menggunakan Arduino berdasarkan nilai pengukuran sensor. Keluaran pemutus arus
listrik ini terdapat (4) output yaitu melalui suara menggunakan buzzer, melalui tampilan
teks menggunakan LCD, lampu peringatan dari indikator LED merah, dan penyimpanan
data menggunakan modul Micro SD Card. Semua komponen saling terhubung menjadi
satu kesatuan sistem

22
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, B. T. (2019) Rancang Bangun Aplikasi Indonesia Earthquake Report System (Ina-Ers)
Dengan Sensor Akselerometer Berbasis Android. Skripsi. Jurusan Instrumentasi. Sekolah
Tinggi Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (STMKG). Tangerang Selatan.

BMKG (2017) Skala Intensitas Gempabumi (SIG) BMKG. Available at:


https://www.bmkg.go.id/gempabumi/skala-intensitas-gempabumi.bmkg, diakses pada
tanggal 14 Desember 2020.

Fadli, M. 2020. Rancang Bangun Pemutus Arus pada Stop Kontak dan Saklar pada Saat Banjir
Berbasis Mikrokontroler. Skripsi, Universitas Bina Darma.

Hasbi, U. (2022). Rancang Bangun Sistem Pemutus Sirkuit Listrik Otomatis Akibat Banjir.
Skripsi. Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG).

Hidayat, A. 2017. Rancang Bangun Kendali Terminal Stop Kontak Otomatis Via SMS Berbasis
Mikrokontroler. Jurnal Teknik Elektro Polsri.

Limantara, A. D., Purnomo, Y. C. S., & Mudjanarko, S. W. 2017. Pemodelan Sistem Pelacakan
LOT Parkir Kosong Berbasis Sensor Ultrasonic dan Internet Of Things (IOT) pada
Lahan Parkir di iluar Jalan. Prosiding Semnastek.

Mikolana, D. 2021. Rancang Bangun Sistem Pintar Pemutus Sirkuit Listrik akibat Gempa Bumi.
Skripsi. Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG).

Mulyana, I. E., & Kharisman, R. 2014. Perancangan Alat Peringatan Dini Bahaya Banjir dengan
Mikrokontroler Arduino Uno R3. Creative Information Technology Journal, 1(3), 171-
182.

Wahyuni, A. Dkk. (2017) Analisis Besar Kecepatan Gelombang Primer, Jurnal Fisika dan
Terapannya, 4(2), pp. 169–173.

23

Anda mungkin juga menyukai