Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA ( K3 )

PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI

DI BUAT OLEH :

FABIAN PATRIK PENGAN

19021045

1 TL D3-K PLN

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
A. Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir ini, masalah listrik menjadi polemic yang
berkepanjangan dan telah memunculkan multi implikasi yang sangat
kompleks di berbagai aspek kehidupan. Kondisi tersebut mengindikasikan
bahwa listrik telah menjadi bagian yang sangat penting bagi umat manusia.
Oleh karenanya tak berlebihan bahwa listrik bisa dikatakan sebagai salah satu
kebutuhan utama bagi penunjang dan pemenuhan kebutuhan hidup umat
manusia. Beberapa tantangan besar yang dihadapi dunia pada masa kini,
antara lain, bagaimana menemukan sumber energi baru, mendapatkan sumber
energi yang pada dasarnya tidak akan pernah habis untuk masa mendatang,
menyediakan energi di mana saja diperlukan, dan mengubah energi dari satu
ke lain bentuk, serta memanfaatkannya tanpa menimbulkan pencemaran yang
dapat merusak lingkungan hidup kita. Dibanding dengan bentuk energi yang
lain, listrik merupakan salah satu bentuk energi yang praktis dan sederhana. Di
samping itu listrik juga mudah disalurkan dari dan pada jarak yang berjauhan,
mudah didistribusikan untuk area yang luas, mudah diubah ke dalam bentuk
energi lain, dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, manfaat listrik telah
dirasakan oleh masyarakat, baik pada kelompok perumahan, sosial, bisnis atau
perdagangan, industri dan publik.
Perkembangan teknologi yang semakin maju pada saat ini mengakibatkan
banyaknya pemakaian sumber daya listrik sebagai penunjang kehidupan yang
lebih baik. Dengan peningkatan pemakaian
energi listrik ini menunjukkan standar kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
yang lebih baik. Oleh sebab itu dibutuhkan kualitas sistem jaringan distribusi
yang handal.
Sistem distribusi tenaga listrik ditunjang oleh perlengkapan-perlengkapan
distribusi yang memadai. Pada kondisi normal sistem distribusi teraliri oleh
arus maupun tegangan kerja sehingga mempengaruhi kinerja perlengkapan
yang ada. Peralatan distribusi tersebut merupakan peralatan yang sensitif

2
terhadap gangguan gangguan baik yang berasal dari faktor dalam (internal)
alat tersebut maupun dari luar (external) alat tersebut.
Kondisi kerja perlengkapan distribusi seperti isolator, konduktor, trafo
maupun sambungan pada saluran udara sangatlah rawan mengalami gangguan
dan kerusakan yang ditimbulkan oleh arus beban. Arus beban dapat
menimbulkan rugi-rugi dan meningkatkan suhu pada peralatan sistem
distribusi sehingga menurunkan tingkat effisiensi dan umur dari peralatan
yang ada. Selain adanya arus beban yang mengganggu, kerusakan peralatan
distribusi dapat juga ditimbulkan oleh percikan bunga api (flashover) yang
muncul karena adanya gap antar fasa yang mempengaruhi perlengkapan-
perlengkapan pada jaringan distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah 20
KV (SUTM) menjadi panas.
Perawatan dan pemeliharaan perlengkapan jaringan distribusi yang rutin
bertujuan untuk mengatasi penurunan effisiensi dan kerusakan agar
perlengkapan tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai fungsinya. Dalam hal
ini perawatan dan pemeliharaan jaringan yang dilakukan oleh Perusahaan
Listrik Negara (PLN) dengan sistem tanpa tegangan (pemadaman) menjadi
masalah vital yang dialami oleh konsumen maupun perusahaan listrik karena
dapat menurunkan kontinuitas pelayanan. Suplai tenaga listrik untuk
pelanggan menjadi terhambat dan tidak dapat melakukan proses produksi
dengan optimal karena tenaga listrik tidak tersalurkan. Kerugian yang dialami
oleh perusahaan listrik sangatlah besar karena adanya pemadaman listrik
mengakibatkan banyaknya energi listrik yang hilang dan tidak dapat terjualkan
kepada konsumen.
Solusi untuk menekan adanya pemadaman, maka perusahaan listrik
melakukan pemeliharaan jaringan distribusi Tegangan Menengah 20 KV
dengan sistem hot line maintenance (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan/
PDKB). Tanpa adanya pemadaman listrik yang dilakukan oleh PDKB-TM
maka suplai tenaga listrik tetap dapat disalurkan. Dengan adanya
pemeliharaan dalam keadaan bertegangan ini, konsumen tidak lagi mengalami
kerugian, produksi tetap berjalan, produktivitas meningkat, quota terpenuhi
dan kontinuitas pelayanan energi listrik menjadi lebih baik. Dari segi ekonomi
energi listrik yang hilang akibat pemadaman dapat terselamatkan dan
perusahaan listrik tidak mengalami kerugian. Perekonomian negara dapat
ditingkatkan dan kualitas SDM akan menjadi lebih baik dan optimal.

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka rumusan


masalah yang akan diangkat untuk makalah ini ialah:

1. Faktor apakah yang menyebabkan diharuskannya dilakukan pemeliharaan


jaringan distribusi dan bagaimana cara pencegahannya
2. Bagaimanakah bentuk pemeliharaan-pemeliharaan yang
dilakukan terhadap jaringan distribusi yang sesuai dengan standar K3
3. Apa saja dan bagaimana model-model pemeliharaan pada jaringan
distribusi

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui faktor apakah yang menyebabkan diharuskannya


dilakukan pemeliharaan jaringan distribusi yang sesuai dengan K3
2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk pemeliharaan-pemeliharaan yang
dilakukan terhadap jaringan distribusi yang aman
3. Untuk mengetahui apa saja dan bagaimana model-model pemeliharaan
pada jaringan distribusi

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keselamatan Kerja Listrik Pada Pemeliharaan Jaringan Distribusi
Keselamatan kerja listrik adalah keselamatan kerja yang berkaitan dengan
alat, bahan, proses, tempat (lingkungan) dan cara-cara melakukan pekerjaan.
Tujuan dari keselamatan kerja listrik adalah untuk melindungi tenaga kerja atau
orang dalam melaksanakan tugas-tugas atau adanya tegangan listrik disekitarnya,
baik dalam bentuk instalasi maupun jaringan. Pada dasarnya keselamatan kerja
listrik adalah tugas dan kewajiban dari, oleh dan untuk setiap orang yang
menyediakan, melayani dan menggunakan listrik.

Prinsip- prinsip keselamatan pemasangan listrik Antara lain:


 Harus sesuai dengan gambar rencana yang telah disahkan.
 Melaksanakan semua syarat-syarat yang telah ditetapkan (PUIL).
 Orang yang diserahi tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan
pemasangan instalasi listrik harus ahli dibidang listrik, memahami
peraturan listrik dan memiliki sertifikat K3 yang resmi.
 Instalasi listrik yang telah selesai dipasang harus diperiksa dan diuji
sebelum dialiri listrik sesuai yang tertera pada PUIL.
 Instalasi listrik yang telah dialiri listrik, instalatir masih terikat tanggung
jawab satu tahun atas kecelakaan termasuk kebakaran akibat kesalahan
pemasangan instalasi.

Pada jaringan distribusi terbagi dari jaringan tegangan menengah dan


jaringan tegangan rendah dan berikut adalah pembahasan dari pemeliharaan
jaringan distribusi tersebut:
Pada Jaringan Tegangan Menengah, dikarenakan jaringan saluran udara
digelar di alam bebas cenderung gangguan dari lingkungan karena sebab alam
cukup tinggi, diantaranya adalah:
- Petir

5
Karena ujung tiang biasanya lebih tinggi maka diharapkan sambaran langsung
jarang terjadi, kalau pun terjadi dan tahanan tanah tiang cukup tinggi, bisa flash
over ke konduktor fasa menyebabkan gangguan tanah
- Binatang
Burung, kalong, kodok besar, ular bisa menjadi penyebab gangguan hubung
singkat 1 fasa ketanah, 2 fasa bahkan 3 fasa
- Manusia
Permainan layang-layang dapat menyebabkan kabel jaringan putus.
- Tumbuhan
Tumbuhan yang merambat dan dahan / ranting pohon besar dapat pula menjadi
penyebab gangguan
- Jumper putus
Karena korosi, terjadi pemburukan tahanan kontak jumper konduktor putus jatuh
ketanah
- Isolator retak atau pecah
Apabila terjadi isolator pecah mudah ditemukan namun apabila isolator retak sulit
ditemukan, keduanya dapat menjadi penyebab gangguan.

Dalam pemeliharaannya, pemeriksaan tahanan kontak yang buruk


dilakukan dengan cara pengamatan sambungan dengan gunakan thermovision.
Bila ditemukan temperatur tinggi pada sambungan, maka hal-hal yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. memadamkan jaringan,
2. mengukur tahanan kontak,
3. membersihkan permukaan kontak,
4. apabila klem penjepit sambungan rusak maka harus diganti,
5. jaringan kembali disambungkan dan tahanan kontaknya kembali diukur,
6. apabila hasil ukur baik maka jaringan kembali dienergize.
Sama halnya dengan Jaringan Tegangan Menengah, Jaringan Tegangan
Rendah pun sering mengalami kerusakan akibat gangguan-gangguan dari
lingkungan, baik itu yang disebabkan oleh gangguan dari luar jaringan, seperti
gangguan yang diakibatkan oleh binatang maupun gangguan dari jaringan itu
sendiri seperti terjadinya korosi.
Pemeliharaan-pemeliharaan yang dilakukan terhadap JTR di antaranya :
1. Membersihkan jaringan dari sentuhan dahan (untuk jaringan dengan konduktor
telanjang)
2. Untuk jaringan dengan twisted cable, pemeliharaan agak jarang kecuali untuk
kabelyang tertekan dahan pohon

6
3. Memonitor keseimbangan beban masing-masing fasa, agar konduktor netral
tidak dialiri arus besar, yang bisa membuat masalah
4. Memonitor hot spot konduktor fasa / netral terutama konduktor netral (bila
sampai putus
Kegagalan suatu komponen merupakan akibat dari suatu proses penuaan
material yang berjalan dengan waktu. Proses degradasi ini tidak dapat dihindari,
namun dapat dikendalikan melalui kegiatan pemeliharaan yang tepat. Dewasa ini
dikenal empat model pemeliharaan: breakdown maintenance, pemeliharaan
preventif, pemeliharaan prediktif dan pemeliharaan proaktif.
Dalam filosofi breakdown maintenance, perbaikan dilakukan setelah
mengalami kerusakan. Dalam hal ini kegagalan atau kecelakaan sudah telanjur
terjadi. Korban bukan hanya sekedar materi namun juga nyawa manusia. Biaya
yang diakibatkan cenderung mahal dan bisa berdampak domino pada sektor lain
seperti hilangnya kepercayaan masyarakat. Sedangkan, pemeliharaan secara
preventif mengacu pada penggantian komponen sesuai perkiraan waktu umur.
Strategi seperti ini diperkirakan dapat menghemat biaya sekitar 75%
dibanding breakdown maintenance Namun, model pemeliharaan preventif
memiliki kelemahan karena tidak melihat apakah komponen tersebut masih
berkondisi bagus atau tidak. Atau mungkin saja, kesalahan desain maupun
kesalahan pengoperasian mengakibatkan sebuah komponen mempunyai umur di
bawah perkiraan. Hal ini dapat mengarah pada kecelakaan dini. Oleh karena itulah
dikembangkan pemeliharaan secara prediktif yang didasarkan pada pantauan
suatu kondisi atau kinerja suatu peralatan. Kondisi yang dimonitor bisa saja
vibrasi, temperatur, unjuk kerja, unsur kimia dan lain-lain. Dengan pantauan
secara rutin, kejanggalan suatu kondisi dapat terdeteksi secara dini. Pemeliharaan
secara prediktif dapat menghemat biaya sekitar 60% dibanding pemeliharaan
secara preventif. Sedangkan pemeliharaan proaktif mengacu pada suatu kegiatan
pemeliharaan yang bertujuan mengantisipasi terjadinya kegagalan. Revisi desain
ataupun penambahan komponen dalam rangka memperpanjang umur suatu
peralatan merupakan salah satu contoh dalam kategori pemeliharaan secara
proaktif. Hal ini dapat dilakukan karena fenomena yang dapat merusak peralatan
diketahui secara pasti.

7
2.2 Tujuan K3 Listrik
Tujuan K3 Listrik diantaranya adalah sebagai berikut :
1.Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
 bahaya sentuhan langsung
 bahaya sentuhan tidak langsung
 bahaya kebakaran
2.3 Pertolongan Pertama pada Kejut Listrik

Korban kejut listrik akan merasa sedikit pusing atau ototnya lemas karena arus
listrik mengalir pada bagian tubuhnya. Kejut listrik juga dapat mematikan korban.
Dibawah ini adalah langkah-langkah untuk menolong korban dari kejut listrik
tersebut:
1. Cepat matikan tegangan suplai: dengan menurunkan MCB lokasi atau
menghubungsingkatkan sikrit, atau mencabut tusuk kontak dari kotak
kontaknya.Jika tegangan tidak dapat dimatikan, cepat lepaskan korban dari
kontak listrik dengan menggunakan alat yang berupa isolator.

2. Jauhkan korban dari area tersebut


 Perhatikan kondisi korban, apakah masih bernafas atau sudah
tidak. Lakukan pernafasan buatan bila korban tidak bernafas lagi
 Buatlah kondisi korban senyaman mungkin, mungkin korban harus
ditutupi selimut agar hangat sebelum dilakukan pertolongan lain
bila perlu.

2.4 Cara Mencegah Terjadinya Kejut Listrik

1. Jangan bergurau saat memasang instalasi

2. Tidak boleh menekan tombol semabarangan

3. Memakai sepatu yang tertutup dan bersol baik (sepatu safety)

4. Pastikan kondisi badan tidak basah saat memasang instalasi.

8
2.4 Dampak Kebakaran Listrik Terhadap Manusia

 Mengalami luka bakar


Kecelakaan listrik dapat menyebabkan manusia mengalami luka ringan
maupun berat.
 Kematian
Kecelakaan listrik yang arusnya besar dapat menyebabkan kematian
terhadap manusia
 Kerugian material
Dalam kejadian kebakaran listrik di sebuah rumah ataupun industry
menyebabkan harta benda manusia ikut terbakar.

2.5 Pencegahan dan penanggulan bahaya Kebakaran

 Yakinkan isolasi kabel tidak terkelupas / pecah atau sambungan terminal


tidak kendor yang bisa berakibat terjadinya percikan bunga api. Jika
mendapati hal-hal yang demikian segera laporkan dan dibuatkan
perbaikan.
 Apabila menjalankan salah satu motor , kemudian MCB trip kembali
sebaiknya hanya kita lakukan maximum 2 kali untuk meresetnya dan
segera kita informasikan Crew untuk mengecek / memperbaikinya.
 Apabila terjadi kebakaran segera isolasi daerah yang terkena dan gunakan
alat pemadam kebakaran yang sesuai untuk memadamkannya

2.6 Upaya Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Listrik

Langkah- langkah konkrit mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada saat


bekerja dengan aliran listrik, berikut merupakan langkah-langkahnya :

 Memberikan pelatihan kepada para pekerja antara lain meliputi:


a) Menjelaskan potensi bahaya yang mungkin terjadi

9
b) Menjelaskan cara penggunaan APD yang benar.
 Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, antara lain :
sepatu bot dari bahan karet atau berisolasi dan tidak
diperkenankan dengan kaki telanjang.
 Memastikan tangan dan kaki tidak dalam kondisi basah pada
waktu bekerja yang berhubungan dengan instalasi listrik.
 Memasang / memberi tanda bahaya pada setiap peralatan instalasi listrik
yang mengandung risiko atau bahaya (voltage tinggi).
 Memastikan system pentanahan (grounding) untuk panel atau instalasi
listrik yang dipergunakan untuk bekerja sudah terpasang dengan baik.
 Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap panel atau instalasi listrik
lainnya, bila petugas pemeriksa menemukan pintu panel dalam keadaan
terbuka atau tidak terkunci maka petugas tersebut harus memeriksa
keadaan panel tersebut dan segera mengunci.
 Memeriksa kondisi kabel listrik, bila menemukan kabel listrik dalam
kondisi terkelupas atau sambungan tidak dibalut dengan isolasi harus
segera diperbaiki dengan membungkus kabel listrik tersebut dengan bahan
isolator.
 Menempatkan dan mengatur sedemikian rupa terhadap jaringan atau
instalasi listrik untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat
listrik.
 Menyesuaikan ukuran dan kualitas kabel listrik yang dipergunakan
disesuaikan dengan kebutuhan.
 Pekerja yang tidak terlatih, tidak diperkenankan melakukan pekerjaan
yang berhubungan dengan instalasi listrik.
 Pada waktu memperbaiki instalasi listrik, memastikan aliran listrik dalam
kondisi untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat aliran listrik
yang dihidupkan dengan tiba-tiba oleh petugas yang lainnya atau pekerja.
 Memastikan bahwa alat-alat yang menggunakan aliran listrik harus sudah
dicabut dari stop kontak sebelum meninggalkan pekerjaan.

10
2.7 Alat Pelindung Diri Keselamatan Kerja listrik

Alat Pelindung Diri


Alat Pelindung Diri (APD) adalah peralatan keselamatan yang harus
digunakan oleh personil apabila berada pada suatu tempat kerja yang berbahaya.
Semua tempat yang dipergunakan untuk menyimpan ,memproses, dan
pembuangan limbah bahan kimia dapat dikategorikan sebagai tempat kerja yang
berbahaya. APD merupakan peralatan yang harus disediakan oleh pengusaha oleh
karyawan. Kewajiban menggunakan APD itu sendiri telah disepakati oleh
pemerintah melalui departement tenaga kerja Republik Indonesia .

1.Pelindung kepala

Pelindung kepala dikenal sebagai safety helmet.pelindung kepala yang dikenal


ada 4 jenis,yaitu Hard hat kelas A , kelas B , kelas C dan bump cap
klasifikasi masing –masing jenis adalah sebagai berikut:
a. Kelas A
Hard hat kelas A dirancan untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh
dan melindungi dari arus listrik sampai 2.200 volt.
b. Kelas B
Hard hat kelas B dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh
dan melindungi dari arus listrik sampai 20.000 volt.
c. Kelas C
Hard hat kelas C melindungi kepala dari benda yang jatuh,tetapi tidak
melindungi dari kejutan listrik dan tidak melindungi dari bahan korosif.
d. .Bump cap
Bump cap dibuat dari plastic dengan berat yang ringan untuk melindungi
kepala dari tabrakan dengan benda yang menonjol .bump cap tidak menggunakan
system suspensi,tidak melindungi dari benda yang jatuh ,dan tidak melindungi
dari kejutan listrik.karenanya bump cap tidak boleh digunakan untuk
menggantikan hard hat tipe apapun.

11
2.Pelindung mata

Pelindung mata disebut dengan Safety Glasses. Safety Glasses berbeda


dengan kaca mata biasa, baik normal maupun kir (Prescription glasses), karena
pada bagian atas kanan dan kiri frame terdapat pelindung dan jenis kacanya yang
dapat menahan jenis sinar UV (Ultra Violet) sampai persentase tertentu. Sinar
ultaraviolet muncul karena lapisan ozon yang terbuka pada lapisan atmosfer bumi,
UV dapat mengakibatkan pembakaran kepada kulit dan bahkan Kanker kulit.

3.Pelindung wajah

Pelindung wajah yang dikenal adalah ;


a. Goggles.
Goggles memberikan pelindungan lebih baik dari pada safety glasses karena
goggles terpasang dekat wajah.karena goggles mengitari area mata,maka goggles
melindungi lebih baik pada situasi yang mungkin tejadi percikan cairan,uap
logam,uap,serbuk,debu,dan kabut.
b. face shield.
face shield memberikan perlindungan wajah menyeluruh dan sering
digunakan pada operasi peleburan logam,percikan bahan kimia ,atau partikel yang
melayang.
c.Welding Helmets
Jenis Pelindung Wajah yang lain adalah Welding Helmets (Topeng Las).
Topeng las memberikan perlindungan pada wajah danmata. Topeng las memakai
lensa absorpsi khusus yang menyaring cahaya yang terang dan energi radiasi yang
dihasilkan selama operasi pengelasan. Sebagaimana Face Shield, Safety Glasses
atau Goggles harus dipakai saat menggunakan Helm Las.
d.Masker wajah
Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat zat berbau menyengat
dan dari debu yang merugikan.

12
4. Pelindung Tangan

Diperkirakan hampir 20% dari seluruh kecelakaan yang menyebabkan


cacat adalah tangan. Tanpa jari atau tangan, kemampuan bekerja akan sangat
berkurang. Tangan manusia sangat unik. Tidak ada bentuk lain di dunia yang
dapat mencengkram, memegang, bergerak dan memanipulasi benda seperti tangan
manusia. Karenanya tangan harus dilindungi dan disayangi. APD tangan dikenal
dengan Safety Glove dengan berbagai jenis penggunaanya. Berikut ini adalah
jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan yang tidak terbatas hanya untuk
melindungi dari bahan kimia.
Jenis-Jenis Safety Glove;
a. Sarung Tangan Metak Mesh
Sarung metal mesh tahan terhadap ujung yang lancip dan menjaga
terpotong.
b. Sarung tangan Kulit
Sarung tangan yang terbuat dari kulit ini akan Melindungi tangan dari
permukaan kasar.
c. Sarung tangan Vinyl dan neoprene
Melindungi tangan terhadap bahan kimia beracun
d. Sarung tangan Padded Cloth
Melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan gelas, kotoran dan
Vibrasi.
e. Sarung tangan Heat resistant
Mencegah terkena panas dan api
f. Sarung tangan karet
Melindungi saat bekerja disekitar arus listrik karena karet merupakan
isolator (bukan penghantar listrik)
g. Sarung tangan lead lined
Digunakan untuk melindungi tangan dari sumber radiasi

13
5. Pelindung Kaki

Para ahli selama berabad-abad membuat rancangan dan struktur umtuk


kaki manusia. Kaki manusia sangat kokoh untuk mendukung berat seluruh badan,
dan cukup Flexible untuk memungkinkan berlari, bergerak, ataupun pergi. Tanpa
kaki dan jari-jari kaki, kemampuan bekerja akan sangat berkurang. Hal-Hal yang
dapat menyebabkan kecelakan pada kaki salah satunya adalah akibat bahan kimia.
Cairan seperti asam, basa, dan logan cair dapat menetes ke kaki dan sepatu. Bahan
berbahaya tersebut dapat menyebabkan luka bakar akibat bahan kimia dan panas.
Banyak jenis jenis sepatu keselamatan dan diantaranya adalah
a. Sepatu Latex/Karet
Sepatu ini tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik extra pada
permukaan licin.
b. Sepatu Buthyl
Sepatu Buthyl yang melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde,
alcohol, asam, garam, dan basa.
c. Sepatu Vinyl
Tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas dan darah.
d. Sepatu Nitrile
Sepatu nitrile tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.

6. Pelindung Telinga

Pelindung Telinga tidak boleh dianggap enteng terutama untuk pekerja


yang bekerja di tempat yang berkondisi bising baik itu dari gesekan benda-benda
keras ataupun bunyi-bunyi keras dari mesin. APD yang digunakan untuk kondisi
seperti ini adalah dengan menggunakan Ear Phone, system kerja alat Earphone ini
yaitu meredan suara yang akan masuk ke telinga sehingga suara bising tidak
mengganggu dan merusak system kerja telinga, karena manusia mempuinyai batas
pendengaran, apabila kekerasan suara yang terlalu keras maka akan
memyebabkan Kerusakan pada gendang telinga.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keselamatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu


kegiatan atau pekerjaan. Apapun kegiatan atau pekerjaan tersebut tidaklah terlepas
dari keselamatan. Apa gunanya kegiatan jika ada salah satu dari penyelenggara
acara tersebut mengalami kecelakaan.

Dalam pekerjaan yang berhubungan dengan Kelistrikan, keselamatan merupakan


hal yang paling utama dikarenakan jika terjadi kesalahan sedikitpun maka akan
terjadi kecelakaan yang sangat merugikan dan kemungkinan terburuk ialah
kematian. Banyak sekali kerugian yang ditimbulkan dari kecelakaan listrik
diataranya yaitu kerugian uang, material, waktu, bahkan nyawa dan masi banyak
lagi kerugian yang dapat ditimbulkan. Oleh karena itu dalam setiap pekerjaan
harus diutamakan adalah Keselamatan.

Dalam Pemeliharaan Jaringan Distribusi sudah sangat banyak terjadi kecelakaan


yang disebabkan oleh sejumlah factor. Maka dari itu, dalam Pemeliharaan
Jaringan Distribusi patutlah kita mengikuti semua instruksi dan peryaratan yang
tertera dalam Standart Opersional Prosedur. Tidak lepas dari SOP juga, seluruh
pekerjaan yang mengenai Pemeliharaan Jaringan Distribusi harus berdasarkan
Persyaratan Umum Instalasi Listrik atau yang biasa kita sebut dengan PUIL.

15
3.2 Daftar pustaka

http://wahyullahsoppeng.blogspot.com

http://muqayyimah.blogspot.com

https://www.scribd.com/Pemeliharaan-JTR

https://robyandri67.wordpress.com/2015/07/15/pemeliharaan-jaringan-distribusi/

https://id.wikipedia.org/wiki/Distribusi_tenaga_listrik

https://www.academia.edu

16

Anda mungkin juga menyukai