PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem distribusi pada Hotel Neo Eltari Kupang untuk memenuhi
kontinuitas pelayanan daya listrik ?
2. Apakah nilai jatuh tegangan pada Hotel Neo Eltari Kupang memenuhi syarat yang
ditentukan pada PUIL 2011?
3. Apakah semua kabel, pengaman dan pentanahan yang terpasang di Hotel Neo Eltari
Kupang memenuhi standar PUIL 2011 sehingga dapat diakatan aman dan baik
untuk digunakan ?
2
1.6 Hipotesa
Agar instalasi listrik tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan aman bagi
manusia, dalam suatu instalasi listrik harus dilakukan dengan benar sesuai dengan prosedur
dan peraturan yang ada.
3
BAB II
DASAR TEORI
4
Gambar 2.1 Pengelompokan Sistem Distribusi Tenaga Listrik
(Sumber: Suhadi dkk, 2018)
5
kabel dengan sistem tiga fasa empat kawat (tiga kawat fasa dan satu kawat
netral). Dapat kita lihat gambar dibawah proses penyedian tenaga listrik bagi
para konsumen.
6
Bagian-bagian sistem distribusi primer terdiri dari :
1. Transformator daya, berfungsi untuk menurunkan tegangan dari
tegangan tinggi ke tegangan menegah atau sebaliknya.
2. Pemutus tegangan, berfungsi sebagai pengaman yaitu pemutus daya
3. Penghantar, berfungsi sebagai penghubung daya.
4. Busbar, berfungsi sebagai titik pertemuan / hubungan antara trafo daya
dengan peralatan lainnya.
5. Gardu hubung, berfungsi menyalurkan daya ke gardu-gardu distribusi
tanpa mengubah tegangan.
6. Gardu distribusi, berfungsi untuk menurunkan tegangan menengah
menjadi tegangan rendah.
b. Jaringan distribusi primer menurut susunan rangkaiannya
Jaringan Pada Sistem Distribusi tegangan menengah (Primer 20kV)
dapat dikelompokkan menjadi lima model, yaitu Jaringan Radial, Jaringan
hantaran penghubung (Tie Line), Jaringan Lingkaran (Loop), Jaringan Spindel
dan Sistem Gugus atau Kluster.
1. Jaringan Radial
Merupakan jaringan sistem distribusi primer yang sederhana dan
ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang yang menyuplai
beberapa gardu distribusi secara radial.
7
utama yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama
tersebut mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam.
Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling
ujung kurang baik, hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada di
ujung saluran.
2. Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)
Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar 2.5 digunakan untuk
pelanggan penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah
Sakit, dan lain-lain.)
3. Jaringan Loop
Tipe ini merupakan jaringan distribusi primer, gabungan dari dua
tipe jaringan radial dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT. Pada
keadaan normal tipe ini bekerja secara radial dan pada saat terjadi
gangguan PMT dapat dioperasikan sehingga gangguan dapat
terlokalisir. Tipe ini lebih handal dalam penyaluran tenaga listrik
dibandingkan tipe radial namun biaya investasi lebih mahal.
8
Gambar 2.6 Skema Saluran Sistem Loop
(Sumber: Suhadi dkk, 2018)
4. Jaringan Spindel
Sistem spindle menggunakan express feeder pada bagian tengah
yang langsung terhubung dari gardu induk ke gardu hubung, sehingga
sistem ini tergolong sistem yang handal. Sistem jaringan ini merupakan
kombinasi antara jaringan radial dengan jaringan rangkaian terbuka
(open loop). Titik beban memiliki kombinasi alternatif penyulang
sehingga bila salah satu penyulang terganggu, maka dengan segera
dapat digantikan oleh penyulang lain. Dengan demikian kontinuitas
penyaluran daya sangat terjamin. Pada bagian tengah penyulang
biasanya dipasang gardu tengah yang berfungsi sebagai titik manufer
ketika terjadi gangguan pada jaringan tersebut.
9
5. Sistem Cluster
Sistem ini mirip dengan sistem spindle. bedanya pada sistem cluster
tidak digunakan gardu hubung atau gardu switching, sehingga express
feeder dari gardu hubung ke tiap jaringan. Express feeder ini dapat
berguna sebagai titik manufer ketika terjadi gangguan pada salah satu
bagian jaringan.
10
Sistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik
dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem
distribusi sekunder bentuk saluran yang paling banyak digunakan ialah
sistem radial. Sistem ini dapat menggunakan kabel yang berisolasi maupun
konduktor tanpa isolasi.
Melihat letaknya, sistem distribusi ini merupakan bagian yang langsung
berhubungan dengan konsumen, jadi sistem ini berfungsi menerima daya
listrik dari sumber daya (trafo distribusi), juga akan mengirimkan serta
mendistribusikan daya tersebut ke konsumen. mengingat bagian ini
berhubungan langsung dengan konsumen, maka kualitas listrik selayaknya
harus sangat diperhatikan.
Sistem penyaluran daya listrik pada Jaringan Tegangan Rendah dapat
dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut :
1. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) Jenis penghantar yang
dipakai adalah kabel telanjang (tanpa isolasi) seperti kabel AAAC, kabel
ACSR.
2. Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR) Jenis penghantar
yang dipakai adalah kabel berisolasi seperti kabel LVTC (Low Voltage
Twisted Cable).ukuran kabel LVTC adalah : 2x10mm2, 2x16mm2,
4x25mm2, 3x 35mm2, 3x50mm2, 3x70mm2.
Menurut SPLN No.3 Tahun 1987, jaringan tegangan rendah adalah
jaringan tegangan rendah yang mencakup seluruh bagian jaringan beserta
perlengkapannya, dari sumber penyaluran tegangan rendah sampai dengan
alat pembatas/pengukur. Sedangkan STR (Saluran Tegangan Rendah) ialah
bagian JTR tidak termasuk sambungan pelayanan (bagian yang
menghubungkan STR dengan alat pembatas/pengukur).
11
suatu jaringan atau rangkaian untuk menyuplai dan menyalurkan daya listrik dari sumber
menuju beban. Instalasi daya listrik terdiri dari beberapa bagian yaitu ; penyedia tenaga
listrik, sistem pembagian daya listrik (grouping), saluran daya listrik, pengaman dan
pentanahan (grounding).
Prinsip dasar instalasi listrik harus mempertimbangkan pemasangan suatu instalasi
listrik agar instalasi yang dipasang dapat digunakan secara optimal, efektif dan efisien.
Prinsip dasar instalasi listrik yaitu sebagai berikut :
a. Keandalan
Seluruh peralatan yang dipakai pada instalasi harus handal dan baik secara mekanik
maupun secara kelistrikan.
b. Ketercapaian
Pemasangan peralatan instalasi listrik yang relatif mudah dijangkau oleh pengguna
pada saat mengoperasikannya dan tata letak komponen listrik mudah untuk
dioperasikan, sebagai contoh pemasangan sakelar tidak terlalu tinggi atau terlalu
rendah.
c. Ketersediaan
Ketersediaan instalasi listrik dalam melayani kebutuhan baik berupa daya, peralatan
maupun kemungkinan perluasan instalasi. Apabila ada perluasan instalasi tidak
mengganggu sistem instalasi yang sudah ada, tetapi hanya menghubungkan pada
sumber cadangan (spare) yang telah diberi pengaman.
d. Keindahan
Pemasangan peralatan instalasi listrik haus dipasang sedemikian rupa, sehingga
terlihat rapi dan indah serta tidak menyalahi peraturan yang berlaku.
e. Keamanan
Faktor keamanan dari suatu instalasi listrik, baik keamanan terhadap manusia,
bangunan atau harta benda, makhluk hidup lain dan peralatan itu sendiri.
f. Ekonomis
Biaya yang dikeluarkan dalam pemasangan instalasi listrik harus diperhitungkan
dengan teliti dengan biaya sehemat mungkin.
Salah satu faktor teknis yang perlu diperhatikan dalam penyediaan dan penyaluran
daya listrik adalah kualitas daya. Faktor ini meliputi stabilitas tegangan, kontinyunitas
pelayanan, keandalan pengamanan dan kapasitas daya yang sesuai kebutuhan. Pengaman
adalah suatu peralatan listrik yang digunakan untuk melidungi komponen listrik dari
12
kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan seperti arus beban lebih ataupun arus hubung
singkat. Pengaman yang baik adalah pengaman yang langsung merespon atau trip ketika
terjadi gangguan. Jenis gangguan yang paling sering terjadi dalam keadaan sistem berjalan
normal adalah gangguan arus lebih atau biasa disebut beban lebih. Jenis gangguan lain
yang juga sering terjadi adalah gangguan arus hubung singkat atau short circuit.
13
keadaan terjadi gangguan arus lebih atau arus hubung singkat. Dengan demikian
berbeda dengfan saklar biasa, circuit breaker dapat berfungsi sebagai saklar
dalam kondisi normal maupun tidak, serta dapat memutus arus lebih dan arus
hubung singkat.
Circuit breaker dapat dipasang untuk dua tujuan dasar, yaitu:
a) Berfungsi selama kondisi pengoperasian normal, untuk menghubungkan
maupun memutus rangkaian dalam keadaan berbeban dengan tujuan untuk
pengoperasian dan perawatan dari rangkaian maupun bebannya.
b) selama kondisi operasional yang tidak normal, misalnya jika terjadi hubung
singkat ataupun arus lebih.
Arus lebih maupun arus hubung singkat dapat merusak peralatan dan instalasi
suplai daya jika dibiarkan mengalir di dalam rangkaian dalam kondisi yang
cukup lama. Komponen lain yang hampir sama dengan Circuit Breaker adalah
Disconnecting Switch yang dipasang untuk mewujudkan suatu pemisahan dari
tegangan hidup. Sesungguhnya kegunaan disconnecting switch muncul saat
dilakukan maintenance pada CB. Jadi disconnecting switch tidak untuk memutus
arus nominal dan arus short circuit.
Jenis circuit breaker yang banyak digunakan untuk perlengkapan instalasi
listrik yaitu :
1) MCB (Maintenance Circuit Breaker)
MCB (Maintenance Circuit Breaker) adalah pengaman yang digunakan
sebagai pemutus rangkaian, baik arus nominal maupun arus gangguan. MCB
merupakan kombinasi fungsi fuse dan fungsi pemutus arus. MCB dapat
digunakan sebagai pengganti fuse yang dapat juga untuk mendeteksi arus lebih.
2) MCCB (Moulded Case Circuit Breaaker)
MCCB (Moulded Case Circuit Breaaker) adalah pengaman yang digunakan
sebagai pemutus arus rangkaian, baik arus nominal maupun arus gangguan.
MCCB mempunyai unit trip dimana dengan adanya unit trip tersebut kita dapat
menggeser r I (merupakan pengaman terhadap arus lebih) dan m I (merupakan
pengaman terhadap arus short circuit).
3) ACB (Air Circuit Breaker)
14
ACB (Air Circuit Breaker) adalah pengaman yang digunakan sebagai
pemutus arus rangkaian, baik arus nominal maupun arus gangguan hampir sama
dengan MCCB tetapi menggunakan udara.
Untuk mengetahui ranting dari pengaman yang dipakai dapat diketahui dari
arus nominal yang melalui saluran tersebut kemudian disesuaikan dengan
ranting dari katalog.
Dan perlu diketahui pada arus short circuitnya:
.................. (2.1)
c. Saklar
Saklar digunakan untuk memutuskan dan menghubungkanrangkaian listrik.
Cara kerja saklar yaitu pada saat saklar akanmembuka untuk memutuskan
rangkaian, sebuah pegas akan ditegangkan. Pegas ini yang menggerakan saklar
sehingga dapat memutuskan rangkaian dalam waktu singkat. Jadi kecepatan
pemutusan ditentukan oleh pegas dan tidak tergantung pada pelayanan. Karena
cepatnya waktu pemutusan, maka kemungkinan timbulnya besar api antara
kontak-kontak pemutusan sangat kecil. Berbeda dengan pemisah, saklar ( beban)
dapat digunakan untuk memutuskan rangkaian dalam keadaan berbeban.
Pemasangan saklar ini biasanya 1,5 m di atas lantai untuk menghindari
jangkauan ana-anak.
Pemisah digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik
dalam keadaan tidak berbeban atau hampir tidak berbeban. Pemisah tidak
memiliki pemutusan sesaat, karena itu kecepatan pemutusan tergantung pada
pelayanannya.
Saklar dan pemisah harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain :
a) Harus dapat dilayani secara aman tanpa memerlukan alat bantu
b) Jumlahnya harus sedemikian hingga semua pekerjaan pelayanan,
pemeliharaan dan perbaikan pada instalasi dapat dilakukan dengan umum.
15
c) Dalam keadaan terbuka, bagian-bagian sakelar atau pemisah yang bergerak
harus tidak bertegangan.
d) Harus tidak dapat menghubungkan dengan sendirinya karena pengaruh gaya
berat.
e) Kemampuan saklar sekurang-kurangnya harus sesuai dengan daya alat yang
dihubungkan, tetapi tidak boleh kurang dari 5A.
d. Kabel
Kabel merupakan salah satu sarana dalam instalasi listrik karena kabel
menghantarkan arus ke beban yang terpasang. Oleh karena itu perlu diketahui
secara pasti berapa besar beban yang terpasang agar kapasitas kabel memadai.
Pemilihan kabel mempertimbangkan beberapa hal :
1) Electrical, meliputi ukuran konduktor, type dan tebal isolasi. Bahan yang
tepat untuk desain tegangan menengah dan rendah, mempertimbangkan
kekuatan listrik, bahan isolasi, konstanta dielektrik dan faktor daya.
2) Suhu, menyesuaikan dengan suhu lingkungan dan kondisi kelebihan beban,
pengembangan dan tahanan thermal.
3) Mechanical, meliputi kekerasan dan flexibilitas serta mempertimbangkan
terhadap kehancuran, abrasi dan kelembaban.
4) Kimiawi, stabilitas dari bahan terhadap bahan kimia, cahaya matahari.
Untuk pemilihan kabel didasarkan pada arus yang mengalir pada penghantar
tersebut. Ada dua macam arus yaitu
a) Arus bolak-balik 3 fasa:
............... (2.2)
Dimana
I = arus ( ampere)
P = daya/beban (watt)
E = tegangan antar fasa (volt)
................(2.3)
16
Dari persamaan di atas didapat arus nominal yang tinggal dikalikan dengan
safety factor dan hasilnya disesuaikan dengan tabel dari jenis kabel yang
digunakan maka akan diketahui luas penampang dari kabel yang dipakai.
Pemilihan kabel juga harus disesuaikan dengan pemilihan rating pengaman
macam-macam kabel :
1) Kabel NYFGbY
Kabel jenis ini biasanya digunakan untuk sirkuit power distribusi, baik pada
lokasi kering ataupun basah/lembab. Dengan adanya pelindung kawat dan
pita baja yang digalvanisasi, kabel ini memungkinkan ditanam langsung
dalam tanah tanpa pelindung tambahan. Isolasi dibuat tanpa warna dan tiga
urat dibedakan dengan non strip, strip 1 dan strip 2. Kabel ini mempunyai
selubung PVC warna merah dengan penampang luar mencapai 57 mm.
2) Kabel NYY
Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap dalam tanah yang harus diberikan
pelindung khusus (misalnya: duct, pipa baja PVC atau besi baja). Instalasi ini
bisa ditempatkan di luar atau di dalam bangunan baik pada kondisi basah
ataupun kering. Kabel jenis ini mempunyai selubung PVC warna hitam,
17
terdiri dari 1-4 urat dengan penampang luar mencapai 56 mm.Penggunaan
kabel tanah NYY diatur dalam PUIL 2000 pasal 7.15.
3) Kabel NYM
Kabel ini hanya direkomendasikan khusus untuk instalasi tetap di dalam
bangunan yang penempatannya bisa di dalam atau di luar plester tembok
ataupun dalam pipa pada ruangan kering atau lembab. Kabel ini tidak
diijinkan untuk dipasang di luar rumah yang langsung terkena panas dan
hujan ataupun ditanam langsung dalam tanah. Penggunaan kabel instalasi
berselubung ini diatur dalam PUIL 2000 pasal 7.12.2.
18
4. Pelindung Terluar : PVC terekstrusi
Gambar 2.12 Kabel NYM
(Sumber: Agus Priyanto, 2007/2008)
4) Kabel NYA
Kabel jenis ini dirancang dan direkomendasikan untuk digunakan pada
instalasi tetap dalam kotak distribusi atau rangkaian pada panel. Pemasangan
kabel ini hanya diperbolehkan untuk tempat yang kering dan tidak
direkomendasikan bila dipasang pada tempat yang basah atau langsung
terkena cuaca.
5) Kabel NYAF
Kabel jenis ini fleksibel dan dirancang untuk instalasi di dalam pipa, duct
atau dalam kotak distribusi. Karena sifatnya yang fleksibel’ Kabel ini sangat
cocok untuk tempat yang mempunyai belokan yang tajam. Kabel dengan
ukuran kurang dari 1,5 mm2 hanya diperbolehkan digunakan di dalam
peralatan ataupun papan pengontrol dan tidak diperbolehkan dipasang untuk
instalasi tetap.
6) Hantaran Tembaga Telanjang (BBC)
Untuk saluran distribusi udara yang direntangkan diantara tiang-tiang dan
isolator-isolator yang khusus dirancang untuk itu. Disamping itu juga bisa
digunakan untuk hantaran pertanahan (grounding).
7) Twisted Cable Saluran Rumah (Service Enterance)
19
Kabel jenis ini khusus digunakan untuk saluran dari jaringan distribusi ke
konsumen. Dengan adanya bahan penghantar dari tembaga jenis setengah
keras atau keras, maka kabel ini memungkinkan dapat digantung antar tiang
tanpa penunjang khusus. Zat karbon hitam yang terdapat pada isolasi sangat
memungkinkan ketahanannya terhadap cuaca tropis.
8) Twisted Cable Jaringan Distribusi Tegangan Rendah (ITR)
Kabel jenis ini khusus digunakan untuk jaringan distribusi tegangan rendah
yang jauh lebih praktis dari pada hantaran talanjang. Dengan adanya
penunjang yang sekaligus sebagai netral, kabel ini memungkinkan untuk
ditegangkan. Sesuai kebutuhan kabel ini bisa dilengkapidengan saluran
penerangan jalan yang biasanya terdiri dari dua urat 16 mm2 aluminium.
9) N2XSY
Kabel jenis ini sering digunakan untuk jaringan distribusi tegangan
menengah. Dengan konduktor yang terbuat dari tembaga.
20
21
22
2.3 Pentanahan (Grounding)
Pentanahan adalah suatu tindakan pengamanan dalam instalasi listrik. Jika tegangan
kerjanya melebihi 50 V ke tanah diberi pentanahan pengaman atau dilindungi dengan
isolasi ganda. Pentanahan pengaman bertujuan untuk mengurangi beda tegangan dan agar
arus yang timbul jika hubungan tanah terjadi dapat langsung mengalir ke titik bintang dari
jaringan suplai diharapkan pengaman-pengaman lebur yang digunakan akan putus dalam
waktu singkat.
Pentanahan terdiri dari :
1) Grounding sistem
Dipakai untuk sistem grounding artinya pentanahan untuk seluruh instalasi.
23
2) Grounding peralatan
Dipakai untuk sistem grounding equipment, artinya pentanahan untuk semua
bagian logam dari instalasi tegangan rendah di semua tempat yang pada keadaan
normal tidak boleh bertegangan, harus dihubungkan dengan tanah. Tahanan
pentanahan < = 5 ohm.
3) Elektrode tanah
Macam-macam elektroda tanah :
a) Elektroda Pita
Dibuat dari hantaran berbentuk pita atau batang bulat atau dari hamtaran yang
dipilih yang berbentuk radial, lingkaran atau kombinasi dari bentuk tersebut.
Harus disusun simetris dengan jumlah jari-jari tidak perlu lebih dari enam karena
tidak terlalu berpengaruh.
24
c) Elektroda Pelat
Terbuat dari lempengan pelat logam, pelat logam berlubang atau terbuat dari
kawat kasa. Pelat ini ditanam tegak lurus di dalam tanah, dengan tepi atasnya
sekurang-kurangnya satu meter dibawah permukaan tanah.
25
Secara pendekatan jatuh tegangan atau ΔV adalah:
.......................... (2.4)
Dimana
A = luas penampang penghantar nominal, dalam m2
I = kuat arus dalam penghantar, dalam ampere
V = rugi tegangan dalam penghantar, dalam volt
L = jarak dari permulaan penghantar hingga ujung, dalam m
Ρ = daya hantar jenis dari penghantar yang digunakan,
dalam ohm mm/m = ohm mm/m
26
Sebagaimana Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini ialah agar
instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik, untuk menjamin keselamatan manusia,
terjaminnya keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya, terjaminnya keamanan
gedung serta isinya dari bahaya kebakaran, dan tercapainya tujuan dari pencahayaan yaitu
terwujudnya interior yang efisien dan nyaman
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
28
3.3 Analisa Data
A. Sistem Jaringan Listrik
Dari data yang diambil dapat dianalisa sistem distribusi energi listrik apa yang
digunakan di Hotel Neo Eltari Kupang, suplai listrik utama, sumber listrik
cadangan serta peralatan untuk memback up suplai listrik pada saat terjadi
perpindahan suplai listrik dari suplai listrik utama ke suplai listrik cadangan.
B. Pemilihan Kabel
Perhitungan luas penampang penghantar
Untuk menentukan seberapa besar penampang penghantar yang dibutuhkan
maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah Kemampuan Hantar Arus dari
penghantar tersebut. Berdasarkan PUIL 2000 pasal 7.3.2 dinyatakan bahwa semua
penghantar harus mampunyai KHA sekurang-kurangnya sama dengan arus yang
mengalir melaluinya, ialah yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan arus
maksimum yang dihitung atau ditaksir menurut pasal 4.3.2 dan 4.3.3.
Untuk analisa kabel atau penghantar didasarkan pada arus yang mengalir pada
penghantar tersebut yang dapat diketahui dengan persamaan (2.2) dan (2.3). Setelah
mendapatkan nilai arus listrik yang terpasang, selanjutnya dapat diketahui
penampang jenis yang digunakan sudah sesuai dengan PUIL 2000 atau tidak.
C. Sitem Pengaman
Untuk analisa sistem pengaman, dari data yang diperoleh akan ditentukan
apakah jenis pengaman yang digunakan pada Hotel Neo Eltari Kupang sudah
memenuhi Kualifikasi Pengaman dalam hal ini Jenis pengaman yang digunakan
sesuai dengan Kapasitas Daya yang terpasang pada beban.
D. Grounding
Setelah data dari penghantar untuk Pentanhan diproleh, akan dianalisa apakah
penghantar yang digunakan pada sistem pentanahan sudah sesuai berdasarkan
bagaimana menentukan besar kawat Grounding yang dapat dilihat pada PUIL 2000
halaman 77 Table 3.16-1 ‘Luas penampang nominal minimum penghantar
pengaman’.
29
E. Perhitungan Susut Tegangan
Perhitungan berdasar PUIL 2000 pasal 4.2.3 dinyatakan bahwa susut tegangan
antara PHB utama dan setiap titik beban tidak boleh lebih dari 5 % dari tegangan
PHB utama, bila semua penghantar instalasi dilalui arus maksimum yang
ditentukan berdasarkan pasal 4.2.3. Secara pendekatan jatuh tegangan atau ΔV
ditentukan dengan rumus (2.4) sampai ke rumus (2.7).
Mulai
PENGUMPULAN DATA
1. Data MDP dan SDP Hotel
2. Data Kabel/Penghantar
3. Pengaman
4. Data Grounding
5. Daya Listrik Beban yang
terpasang
Selesai
30
DAFTAR PUSTAKA
Agus Priyanto.(2007). Studi Analisis Sistem Distribusi Dan Instalasi Hotel Gran
Mahakam: Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
BSN, “Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011),” SNI 0225:2011/Amd
1:2013.
Moh Rifki Binol, Sabhan Kanata, Tri Pratiwi Handayani.(2014). Evaluasi Instalasi
Listrik Gedung Di Hotel Maqna Gorontalo, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Ichsan Gorontalo.
Suhadi dkk.(2008). Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 1. Hal 11. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta.
31
32