Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL FINAL PROJECT

ALAT PENDETEKSI KONDISI TELUR AYAM


MENGGUNAKAN SENSOR LDR
(LIGHT DEPENDENT RESISTOR)
DI PETERNAKAN BAPAK TOHA
KOTA BLITAR

Disusun Oleh :

Kelompok 1
Fuad Azhar Musiran 02311640000117
Azania Arnada Auludyah 02311745000011
Rizky Mangaratua Simatupang 02311745000033
Endlys Devira Yonando 02311745000034
Dimas Gerry Ainul Wafa 02311745000057

Asisten Pembimbing :

Mashuri 02311750010009

PROGRAM STUDI S-1


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL FINAL PROJECT
JURUSAN TEKNIK FISIKA FTI-ITS

Judul : Alat Pendeteksi Kondisi Telur Ayam Menggunakan


Sensor Ldr (Light Dependent Resistor) di Peternakan
Bapak Toha Kota Blitar
Bidang Studi : Sistem Fotonika
1. a. Nama Ketua : Dimas Gerry Ainul Wafa
b. NRP : 02311745000057
c. Jenis Kelamin : Laki laki
2. Jangka Waktu : 1 Bulan
3. Asisten Pembimbing : Mashuri
4. Usulan Proposal ke : I
5. Status : Baru

Surabaya, 24 Oktober 2018


Pengusul,

Dimas Gerry Ainul Wafa


NRP. 02311745000056

Menyetujui,
Asisten Pembimbing,

Mashuri
NRP. 02311750010009

Koordinator Final Project Sistem Fotonika,

Iwan Cony
NIP xxxxxxxxx
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan telur setiap tahunnya semakin meningkat, hal ini membuktikan bahwa
semakin banyak masyarakat yang mengkonsumsi telur. Namun perlu diketahui, tidak semua
telur memiliki kualitas yang bagus. Telur utuh sekalipun dapat mengalami kerusakan, baik
kerusakan fisik maupun tidak. Beberapa penyebab kerusakan telur dapat dikarenakan
tumbuhnya bakteri/mikroba, tempat penyimpanan pada suhu kamar, dan tercemarnya telur
oleh kotoran. Beberapa mikroba yang dapat merusak telur antara lain, Pseudomonas
(Rachmawan 2001), Aloaligenes (Moats 1980), Escherichia(Moats 1980, Coufal et al. 2003),
dan Salmonella (Coufal et al. 2003, Lu et al. 2003). Mikroba tersebut masuk ke dalam telur
melalui pori-pori yang terdapat pada kulit telur, baik melalui air, udara, maupun kotoran
ayam.
Kerusakan telur green rot yang disebabkan oleh Pseudomas ditandai dengan isi telur
menjadi encer, kadang-kadang dijumpai warna kehijauan, kuning telur tertutup oleh lapisan
berwarna merah jambu keputih-putihan, putih telur kadang-kadang menjadi hitam, serta telur
berbau busuk dan rasanya agak asam (Rachmawan 2001). Bakteri ini juga menyebabkan
kerusakan telur yang disebut red rot yang ditandai dengan timbulnya warna merah pada
kuning telur, putih telur menjadi encer dan berwarna keabu-abuan mendekati merah.
Aloaligenes dan Escherichia menyebabkan black rot, yaitu telur menjadi sangat busuk, isinya
berwarna coklat kehijauan, encer dan berair, serta kuning telur berwarna hitam. Kontaminasi
Salmonella terjadi jika telur tidak disimpan pada suhu rendah, bakteri ini dapat tumbuh dan
berkembang biak di dalam membran kulit, dan akan mengkontaminasi isi telur sewaktu telur
dipecahkan untuk diolah. (Coufal et al. 2003, Lu et al. 2003)
Penyimpanan terlur pada suhu kamar dapat menyebabkan telur mengalami penurunan
berat, pembesaran kantung udara di dalam telur, dan pengenceran putih dan kuning telur. Hal
tersebut mengakibatkan timbulnya bau busuk karena pertumbuhan bakteri pembusuk,
timbulnya bintik-bintik berwarna karena pertumbuhan bakteri pembentuk warna (bintik-
bintik hijau, hitam, dan merah), dan bulukan yang disebabkan oleh kapang. Pencucian telur
dengan air tidak menjamin telur menjadi lebih awet, karena jika air pencuci yang digunakan
tidak bersih dan tercemar oleh bakteri, maka akan mempercepat terjadinya kebusukan pada
telur.
Kebusukan telur dapat menimbulkan beberapa penyakit salah satunya keracunan.
Menurut Sarwono (1995), telur segar memiliki daya simpan yang relatif pendek, jika
dibiarkan dalam udara terbuka (suhu ruang sekitar 27oC) hanya dapat bertahan kurang lebih
14 hari. Oleh karena itu dianjurkan untuk mencuci telur menggunakan air bersih yang hangat
dan segera dikeringkan dan menyimpan telur utuh dalam keadaan bersih dan kering sehingga
dapat bertahan dalam kondisi baik selama 3-4 minggu. Setelah batas jangka waktu tersebut
maka akan muncul tanda-tanda kerusakan secara signifikan. Terdapat beberapa parameter
untuk mengetahui kondisi dari telur secara langsung, yaitu pH telur yang mengakibatkan bau
busuk, bentuk cangkang telur, intensitas cahaya pada telur apabila dikenai cahaya,
menimbulkan suara apabila digoyang/dikocok, posisi telur apabila direndam di air.
Selama ini untuk mengetahui kondisi telur masih dilakukan secara manual yaitu dengan
menggunakan cahaya senter yang diarahkan pada cangkang telur. Namun cara tersebut dirasa
kurang efektif dan masih terkesan subjektif. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian tentang

1
“Analisis Kondisi Telur Ayam Menggunakan Sensor LDR (Light Dependent Resistor) di
Peternakan Bapak Toha Kota Blitar”. Sehingga masyarakat dapat mengkonsumsi telur
dengan kualitas yang baik.

1.2 Perumusan Masalah


Permasalahan yang akan kami selesaikan dalam Final Project ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang suatu alat pendeteksi kondisi telur dengan sistem fotonika?
2. Parameter apa yang dapat digunakan untuk mengetahui kualitas telur?

1.3 Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari Final Project ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk merancang suatu alat pendeteksi kondisi telur dengan sistem fotonika
2. Untuk mengetahui parameter yang dapat menentukan kualitas telur

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dari Final Project ini adalah sebagai berikut:
1. Sensor yang digunakan adalah LDR untuk mendeteksi kondisi baik atau busuknya
telur ayam.
2. Menggunakan Arduino UNO
3. Cahaya yang digunakan untuk menerangi telur yaitu Luminating LED
4. Menggunakan buzzer sebagai indicator
5. Telur yang akan dideteksi harus dalam keadaan bersih dengan tidak adanya noda
pada telur tersebut

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Telur
Dalam pengertian sehari-hari telur mempunyai dua kreteria, yaitu sebagai bahan biologi
dan sebagai bahan pangan. Sebagai bahan biologi telur merupakan sember nutrion komplek
yang lengkap bagi pertumbuhan sel-sel yang dibuahi. Sedangkan sebagai bahan pangan, telur
merupakan suatu sumber protein hewani kedua yang mudah dijangkau selain ikan. Struktur
telur terdiri dari kerabang telur, putih telur, dan kuning telur. Pada kerabang telur tersusun
atas garam-garam organic terutama zat kapur dalam bentuk CaCO3 yang menyebabkan kulit
telur menjadi keras. Kerabang juga mempunyai pori-pori. Disebelah dalam kerabang terdapat
albumen. Pada telur yng masih baru, bentuk albumen menyerupai bentuk oval bila telur
pecah. Pada bagian dalam dari albumen dalah kuning telur (yolk). Pada yolk ini selain
mengandung protein juga mengandung lemak dan zat warna kuning

2
Gambar 2.1 Telur

2.2 LDR (Light Dependent Resistant)


LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor yang berubah hambatannya karena
pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan cahayanya
terang nilainya menjadi semakin kecil. LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor
yang biasa digunakan sebagai detector cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya.Light
Dependent Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah
elekrtroda pada permukaannya. Resistansi LDR berubah seiring dengan perubahan intensitas
cahaya yang mengenainya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10 M dan dalam
keadaan terang sebesar 1 k atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti
cadmium sulfide. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak
muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami
penurunan. LDR digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Sensor ini
akan berubah nilai hambatannya apabila ada perubahan tingkat kecerahan cahaya. Prinsip
Kerja LDR yaitu Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut
menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relative kecil. Sehingga hanya ada sedikit
elektron untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya redup, LDR menjadi
konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat
gelap atau cahaya redup. Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari
atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan lebih banyak elektron untuk mengangkut
muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya terang, LDR menjadi konduktor yang baik, atau
bisa disebut juga LDR memiliki resistansi kecil pada saat cahaya terang.

Gambar 2.2 Struktur LDR

3
2.3 Arduino UNO
Arduino Uno yang ditunjukan gambar 2 adalah papan mikrokontroler berdasarkan
ATmega328. Dalam bahasa Itali Uno berarti satu, maka peluncuran Arduino 1.0 diberi nama
Uno. Arduino ini berisi semua yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler, untuk
mengaktifkan cukup menghubungkannya ke komputer dengan kabel USB dengan adaptor
AC-DC atau baterai.

Gambar 2.3 Arduino UNO

2.4 LED
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika
yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED
merupakan keluarga dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna cahaya
yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang
dipergunakannya. LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga
menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor
adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang
murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Pada percobaan kali
ini LED digunakan sebagai sumber cahaya dimana akan menyinari telur.

Gambar 2.4 LED

4
2.5 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran
listrik menjadi getaran suara getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip
kerja buzzer hampir sama dengan loudspeaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang
terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi
elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus
dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan
kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara
bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer bisa digunakan sebagai indikator bahwa
proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm), dimana pada
percobaan kali ini buzzer digunakan sebagai indikator ketika telur dalam keadaan busuk atau
tidak layak untuk dikonsumsi

Gambar 2.5 Buzzer

BAB 3. TEORI PENUNJANG


3.1 Konduktivitas
Light-Dependent Resistor (LDR) atau photocell adalah sebuah resistor variabel yang
dikendalikan dengan cahaya dengan nilai resistansi sebagai fungsi dari radiasi
elektromagnetik. LDR sangat bermanfaat khususnya dalam rangkaian sensor terang/gelap.
Pada keadaan normal, resistansi dari LDR sangat tinggi, kadang-kadang mencapai 1000 kΩ,
tetapi ketika diterangi dengan cahaya maka resistansinya jatuh secara drastis. LDR murah dan
strukturnya sederhana [17], [18]. LDR bekerja berdasarkan prinsip kerja konduktivitas foto.
Konduktivitas foto adalah sebuah fenomena optik yang membuat konduktivitas material-
material meningkat ketika cahaya diserap oleh material tersebut. Ketika cahaya mengenai
perangkat, elektron-elektron pada pita valensi dari semikonduktor akan berpindah ke pita
konduksi. Pada rancangan ini digunakan sensor LDR dengan bahan Cadmium Sulfida yang
memiliki karakteristik listrik seperti pada Tabel 3.1.

5
Tabel 3.1 Karakteristik Listrik LDR Cadmium Sulfida CdS

3.2 Radiasi Elektromagnetik


Cahaya yang dipancarkan lampu LED memiliki spektrum kontinyu. Intensitas cahaya
dari masing-masing warna yang dipancarkan tergantung pada panjang gelombangnya.
Radiasi adalah pemancaran energi dari permukaan semua benda. Energi ini disebut energi
radiasi yang merambat dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi benda panas akan
terjadi terus menerus. Benda itu akan memancarkan radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang (atau frekuensi) tertentu. Radiasi tidak hanya tergantung pada suhu tetapi juga
pada komposisi dari bendanya.

3.3 Absorbtion Material


LDR merupakan resistor yang mempunyai koefisien temperature negative, dimana
resistansinya dipengaruhi oleh intrensitas cahaya. LDR dibentuk dari cadium Sulfied (CDS)
yang mana CDS dihasilkan dari serbuk keramik. Secara umum, CDS disebut juga peralatan
photo conductive, selama konduktivitas atau resistansi dari CDS bervariasi terhadap
intensitascahaya. Jika intensitas cahaya yang diterima tinggi maka hambatan jugaakan tinggi
yang mengakibatkan tengangan yang keluar juga akan tinggibegitu juga sebaliknya disinilah
mekanisme proses perubahan cahayamenjadi listrik terjadi. CDS merupakan salah satu bahan
semikonduktor II-IV dimana bahan tersebut dapat mengalami fotokonduktivitas.
Fotokonduktivitas adalah fenomena optic dan listrik didalam suatu material yang menjadi
lebih konduktif ketika menyerap radiasi elektromagnetik seperti cahaya tampak (LED).
Fotokonduktor adalah sebuah resistor yang sensitive terhadap cahaya.

6
BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN
Berikut merupakan serangkaian metode penelitian yang akan kami lakukan dalam
merealisasikan final project mata kuliah sistem fotonika

7
Gambar 4.1 Diagram Alir Final Project

4.1 Studi Literatur


Kegiatan ini dilakukan dengan mencari materi penunjang dari buku, jurnal dan artikel
pada media cetak maupun online. Mencari dasar teori yang tepat dalam merancang
alat yang berkaitan dengan intensitas cahaya untuk mendeteksi kualitas telur.

4.2 Perancangan Sistem


Perancangan kebutuhan alat dan bahan sesuai tingkat kebutuhan, dan pemilihan
komponen. Sebelum melakukan perancangan sistem, terlebih dahulu melakukan
perancangan diagram blok seperti pada dibawah ini

Transformator Regulator
Dioda Penyearah Rangkaian filter
step down tegangan

Gambar 6. Blok Diagram Rangkaian step-down


Input Output
Sensor LDR Arduino Uno R3 Buzzer

Gambar 4.2 Blok diagram perancangan sistem alat pendeteksi kualitas telur

4.3 Pembuatan Alat


Pembuatan alat ini merupakan penggabungan seluruh desain rangkaian step-down dan
sistem sensor LDR, meliputi:
 Rangkaian Step down
Dalam pembuatan alat ini untuk mengidentikasi kualitas telur, diperlukan
rangkaian stepdown untuk menurunkan tegangan AC 220 V sebagai tegangan
masukan arduino. Tegangan masukkan yang diperlukan arduino adalah 7V – 9V
 Rangkaian sistem LDR
Menentukan kualitas telur tersebut baik atau busuk, digunakan sensor LDR
dengan cara mendeteksi intensitas cahaya yang mampu melewati cangkang telur,
8
kemudian di proses oleh arduino, sehingga dapat memberikan sinyal kepada
buzzer sebagai penanda.

4.4 Penyiapan dan Pengumpulan Sampel


Pengujian ini dilakukan secara struktural melalui beberapa tahapan meliputi
penyiapan dan pengumpulan sampel:
 Penyiapan
Alat yang sudah dibuat dipersiapkan dengan baik, sehingga ketika dilakukan
pengujian terhadap sampel, didapatkan hasil yang maksimal.
 Pengumpulan Sampel
Sampel diambil dari peternakan ayam milik bapak Toha yang memiliki beberapa
kandand ayam. Pengambilan sampel dilakukan secara acak.

4.5 Pengujian Alat


Pengujian dimaksudkan untuk memastikan bahwa kinerja alat yang telah dibuat dapat
berfungsi dengan baik dalam mendeteksi kualitas telur. Pengujian ini berfungsi untuk
mendapatkan data, sehingga dari hasil pengujian dapat dianalisis.

4.6 Analisis Proses Pengujian


Pada tahap ini dilakukan analisis dari data yang telah didapat. Analisa yang dilakukan
mencakupi hasil pengujian kualitas telur pada tiap sampel yang telah diambil dari
peternakan ayam bapak Toha. Setelah itu digunakan untuk menyusun kesimpulan dari
laporan.

4.7 Pembuatan Laporan


Pembuatan laporan dilakukan setelah seluruh tahap terselesaikan, sehingga hasil yang
diperoleh dari hasil pengujian terhadap kualitas telur dapat dilaporkan dalam bentuk
sebuah laporan yang detail dan terperinci.

BAB 5. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


5.1 Anggaran Biaya
Anggaran biaya Final Project ini adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1 Justifikasi Anggaran Kegiatan


Justifikasi Harga Satuan Jumlah
Material Kuantitas
Pemakaian (Rp) (Rp)
Alat unutk
LDR 4 buah 1.200 4.800
mendeteksi
Sistem Kontrol
Arduino UNO 1 buah 150.000 150.000
Alat
Sebagai sumber
Power Supply 1 buah 65.000 65.000
listrik
LED Sebagai sumber 6 buah 500 3.000

9
cahaya
Sebagai
Buzzer 2 buah 9.000 18.000
indikator
Sebagai tempat
Duplex 1 lembar 10.000 10.000
telur
Sebagai
Kabel Penghantar 5 meter 5.000 25.000
Listrik
SUB TOTAL (Rp) 275.800

5.2 Jadwal Kegiatan


Adapun jadwal kegiatan dari Final Project dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Jadwal Kegiatan


Oktober November
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
Studi
1
literatur
Perancanga
2
n alat
Pembuatan
3
alat
Pengujian
alat dan
4
pengambila
n data
Pembuatan
5
laporan

DAFTAR PUSTAKA
1. http://achamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/bios-logos-
Kerusakan%20Telur.pdf
2. Rachmawan O. 2001. Penanganan Telur dan Daging Unggas [terhubung berkala]
bos.fkip.uns.ac.id/pub/.../penanganan_telur_dan_daging_unggas.pdf [9 Oktober 2009]
3. Coufal CD, Chavez C, Knape KD, Carey JB. 2003. Evaluation of a Method of
Ultraviolet Light Sanitation of Broiler Hatching Eggs. J. Poultry Science 82:754–759
4. Moats WA. 1980. Classification of Bacteria from Commercial Egg Washers and
Washed and Unwashed Eggs. J. App & Envi Microbiol 40 (4): 710-714.
5. http://e-journal.uajy.ac.id/11271/3/2BL01264.pdf suwarno, 1995

10

Anda mungkin juga menyukai