Anda di halaman 1dari 23

TUGAS SISTEM FOTONIKA

Oleh:

Muhammad Ashobta Azry (02311640000107)


Rizky Mangaratua Simatupang (02311745000033)
Ilham Akbar Ibrahim (02311640000096)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah sistem fotonika ini dengan sebaik-
baiknya. Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW.

Dalam makalah ini kami membahas tentang bagaimana membuat engineering design,
produk optika geometri, fisis, elektromagnetik, dan kuantum. Kami berharap makalah yang
kami buat ini nantinya dapat bermanfaat bagi seluruh pembacanya, sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan para pembacanya.

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyusun makalah ini, khususnya kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada teman-teman yang ikut ambil bagian membantu untuk menyelesaikan makalah
ini.

Kami mengetahui masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena
itu kritik dan saran sangat kami butuhkan sebagai bahan perbaikan dalam penyusunan makalah
yang akan datang.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................................. 4

DAFTAR TABEL................................................................................................................................... 5

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 6

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 6

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 6

1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 6

1.4 Batasan Masalah ................................................................................................................... 6

1.5 Project management .............................................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 8

2.1 Langkah-langkah Engineering Design ................................................................................ 8

2.2 Optika Geometri ................................................................................................................. 10

2.3 Optika Fisis .......................................................................................................................... 11

2.4 Optika Elektromagnetik ..................................................................................................... 14

2.5 Optika Kuantum ................................................................................................................. 19

BAB III KESIMPULAN...................................................................................................................... 22

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 23

3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kacamata ........................................................................................................................... 10
Gambar 2.2 Polarimeter Soliel .............................................................................................................. 11
Gambar 2.3 Polarimeter MP-01 ............................................................................................................ 13
Gambar 2.4 Polarimeter MP-02 ............................................................................................................ 14
Gambar 2.5 Struktur Serat optik (Smith G. , 2007) .............................................................................. 15
Gambar 2.6 Serat Optik Single Mode Step Index (Roychoudhuri, 2008) ............................................ 16
Gambar 2.7 Serat Optik Multimode Step Index (Roychoudhuri, 2008) ............................................... 16
Gambar 2.8 Perambatan Cahaya Serat Optik (Roychoudhuri, 2008) ................................................... 17
Gambar 2.9 Multimode Graded Index (Roychoudhuri, 2008) .............................................................. 17
Gambar 2.10 Sensor Kamera ................................................................................................................ 19
Gambar 2.11 Skema Sensor Bayer CFA ............................................................................................... 20
Gambar 2.12 Skema Sensor X-Trans .................................................................................................... 20
Gambar 2.13 Skema Sensor Foveon ..................................................................................................... 21

4
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Project Management .............................................................................................................. 7
Tabel 2. 2 Spesifikasi Polarimeter ........................................................................................................ 14

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pelajaran fisika sangat berperan penting dalam kehidupan karena setiap peristiwa yang
terjadi dalam kehidupan selalu berhubungan dengan fisika. Sistem optik yang paling
penting bagi manusia adalah mata. Optika mempelajari sifat-sifat cahaya dan interaksi
dengan medium yang dilaluinya. Optika merupakan kajian yang wajib dilalui oleh
mahasiswa serta salah satu mata kuliah fisika di perguruan tinggi. Bagian yang
dipelajari secara khusus dan menjadi salah satu materi optika antara lain optika
geometri, optika fisis, optika elektromagnetik, dan optika kuantum. Disamping itu, di
era kemajuan teknologi yang mutakhir ini, sudah banyak alat-alat optik yang memiliki
kemampuan yang baik. Oleh karena hal itu, perlunya mahasiswa dibekali tentang
bagaimana mendesain suatu alat, agar alat tersebut mambuat bersaing di pasar global.
Dalam melakukan pengembangan teknologi, seorang engineer harus mempunyai
kemampuan untuk merancang suatu desain teknologi. Melihat banyaknya teknologi
yang sudah menggunakan ilmu fotonik sebagai dasar prinsip suatu teknologi, maka
dibuatlah makalah ini untuk menjelaskan langkah dalam mendesain suatu teknologi
serta berbagai produk berbasis fotonik berdasarkan empat pendekatan teori, yaitu
optika partikel, optika geometri, optika elektromagnetik dan optika kuantum.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana langkah – langkah dalam membuat engineering desain ?
2. Apa saja produk teknologi berbasis fotonik ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada eksperimen kali ini adalah agar mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan langkah – langkah dalam membuat engineering desain.
2. Untuk menjelaskan produk teknologi berbasis fotonik.
1.4 Batasan Masalah
Bidang fotonik yang dibahas hanya mengenai optika geometri, optika gelombang,
optika elektromagnetik dan optika kuantum

6
1.5 Project management

Tabel 2. 1 Project Management

Hari Tanggal Kegiatan Tanggung Jawab


Jumat, 7 September 2018 Melakukan diskusi tentang tugas
optik yang akan dikerjakan.
Semua Anggota
Pembagian tugas dan tanggung
jawab dari masing-masing tugas.
Jumat, 8 September 2018 Menentukan masing-masing
Semua Anggota
optika yang harus dikerjakan
Jumat, 9 September 2018 Melakukan pencarian atau survey
Semua Anggota
untuk pembuatan makalah.
Jumat, 10 September Melakukan survey materi-materi
2018 serta menyusun makalah.
Pembuatan makalah dilakukan
pembagian tugas materi
1. Pembuatan Bab I (Latar
belakang, rumusan
masalah, tujuan, batasan
masalah, sistematika
laporan), survey tentang
produk optika fisis dan
optika EM. (Rizky
Mangaratua S).
2. Melakukan survey dan
mempelajari resume Semua Anggota
engineering design,
produk optika geometri,
dan optika kuantum. (M.
Ashobta).
3. Melakukan survey serta
menyusun project
managemen t dan
kesimpulan dari
pembahasan makalah (M.
Ibrahim).
4. Membuat kesimpulan
tentang produk optika
(bersama).
Selasa, 11 September Melakukan penyusunan
2018 mengenai referensi yang
Semua Anggota
digunakan dalam menunjang isi
dari makalah
Rabu, 12 September Melakukan penyelesaian secara
Semua Anggota
2018 menyeluruh dari isi makalah.
Kamis, 13 September Mencetak makalah
Semua Anggota
2018

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Langkah-langkah Engineering Design


1. Pendefinisian Masalah
Dalam mendesain suatu proyek atau pekerjaan dibutuhkan sebuah arahan dan
permasalahan yang jelas tentang apa yang akan dilakukan ke depannya. Pendefinisian
masalah memaparkan desain objektif dalam satu sampai tiga kalimat yang singkat dan
jelas.
Contoh permasalahan: Mahasiswa mengeluh karena tangga menuju lantai 2 rusak.
Definisi masalah: Dibutuhkan desain tangga untuk akses menuju lantai 2.
Definisi masalah yang diimprovisasi: Meningkatkan kepuasan mahasiswa terhadap
akses tangga menuju lantai 2.
2. Membuat Beberapa Alternatif Pilihan
Setelah menemukan permasalahan, untuk menemukan solusi yang tepat dilakukan
brainstorming bersama kelompok/rekan kerja. Selama proses brainstorming,
dibutuhkan kebebasan dan sebaikanya menunda kritik terhadap ide yang disampaikan
sampai semua alternatif telah dikeluarkan.
Semisal untuk masalah tangga menuju lantai 2 yang rusak dapat diberikan beberapa
alternatif pilihan.
- Desain tangga biasa.
- Desain tangga berjalang/elevator.
- Desain lift.
- Kombinasi tangga dan tangga berjalan.
3. Mengevaluasi dan Memilih Konsep
Setelah dilakukan brainstorming terhadap ide desain, selanjutnya ditentukan apakah
desain yang dipilih cocok untuk keadaan yang sedang terjadi. Beberapa aspek yang
perlu diperhatikan di antaranya adalah:
- Biaya murah atau mahal.
- Bagian-bagiannya dibeli atau harus membuat sendiri.
- Lebih mudah atau sulit untuk dikerjakan dengan sumber daya manusia tim.
- Dampaknya terhadap lingkungan ramah atau mematikan.
Semisal dalam masalah tangga menuju lantai 2 rusak ditetapkan desain terpilih adalah
desain tangga biasa karena faktor biaya, mudah dibuat, dan ramah lingkungan.

8
4. Mendetilkan Desain
Desain telah di tangan, jadi tahap selanjutnya beralih ke perincian desain sehingga
proses manufaktur dapat berjalan dengan sistematis dan efektif. Biasanya terkait
dengan ukuran (dimensi), bagian-bagian atau material yang dibutuhkan, metode, serta
pengerjaan. Semuanya berdasarkan kepada analisis, eksperimen, dan model untuk
mengurangi resiko pengubahan atau penambahan desain di waktu yang akan datang.
Semisal dalam masalah tangga menuju lantai 2 rusak telah ditetapkan desainnya adalah
desain tangga biasa. Selanjutnya dilakukan perincian desain sebagai berikut.
Asumsi elevasi lantai adalah 2,8 meter. Berbentuk u-turn. Maka:
- Lebar anak tangga 25 cm.
- Tinggi anak tangga 20 cm.
- Panjang anak tangga 100 cm.
- Jumlah anak tangga adalah 280/20=14 anak tangga.
- Dibuatkan ruang antar lantai dengan dimensi panjang 220 cm dan lebar 100 cm
- Ruang antar lantai diletakkan antara anak tangga ke-7 dan ke-8.
- Material yang digunakan adalah semen dengan campuran pasir.
- Dilapisi menggunakan keramik dengan bantalan karet sebagai tempat pijakan.
5. Mempertahankan Desain
Setelah mendesain dengan rinci, tim tentunya harus memaparkan desain tersebut
kepada pihak yang membiayai atau memberi modal. Dalam menyampaikan diharapkan
tidak terlalu berbelit dan efisien, fokus membahas proyek dengan total slide (presentasi)
sebanyak 12-15 slides saja. Beberapa tips dalam mempertahankan desain di antaranya
ialah melihat kepada audiens (tidak kepada slide), berlatih, berpikir positif, dan
pembawaan dinamis.
6. Tes dan Manufaktur
Apabila desain yang dirancang lolos untuk didanai atau dikerjakan, maka tahap
selanjutnya adalah manufaktur desain. Berikut langkah-langkah dalam manufkatur
yang dapat diambil contoh.
a. Bicara kepada produsen atau pembuat barang (bahan material) untuk mengetahui
pilihan terbaik dalam desain sudah tepat atau tidak.
b. Jangan menunda untuk memulai.
c. Pembagian kerja dalam tim dengan deskripsi kerja yang jelas.
d. Jaga gambaran detilnya selalu up-to-date.

9
e. Tetapkan batas-batas waktu pengerjaan (deadline).
Selanjutnya yaitu tahap tes. Selalu sisakan waktu cukup banyak dalam rancangan
proyek untuk tahap tes. Dalam simulasi tes, usahakan agar kondisinya semirip mungkin
dengan kondisi real agar dapat dianalisa kekurangan dan dapat dilakukan perbaikan-
perbaikan sebelum mulai digunakan dalam dunia nyata.
7. Evaluasi Performa
Setelah pekerjaan untuk membuat atau manufaktur telah selesai, selanjutnya dilakukan
evaluasi performa barang jadi. Terlebih dahulu dilakukan tes individu terhadap objek
tersebut secara sendiri. Lalu kemudian dilakukan tes final yaitu dibandingkan dengan
objek lain untuk menentukan hasil terbaik.
8. Laporan Desain
Laporan akhir desain berisi dokumentasi tentang seluruh rangkaian proses. Laporan
dibuat agar orang lain mengerti tentang objek desain, bagaimana dibuat, cara kerja,
dapat mengevaluasi, dan reproduksi objek yang sama

2.2 Optika Geometri


Alat yang digunakan pada optika geometri salah satunya yaitu pada kacamata

Gambar 2.1 Kacamata


Terdapat berbagai macam jenis kacamata bergantung dari kebutuhan pengguna. Seperti
kacamata minus (konkaf) untuk mengatasi rabun jauh (miopi), kacamata plus (konveks) untuk
mengatasi rabun dekat (hipermetropi), kacamata bifokal untuk pengguna dengan kelainan
rabun senja (presbiopi), dan kacamata silinder untuk mengatasi astigmatisma. Kacamata
silinder pun sering kali dikombinasikan dengan kacamata plus atau minus. Material yang
digunakan juga bervariasi antara kaca atau plastik sesuai pesanan.

Untuk spesifikasi, kacamata bergantung kepada pesanan pengguna. Semisal pengguna


mengalami mata minus sebesar 2,5 dan silinder 1,5, maka dibuatkan kacamata sesuai

10
pesanan. Terkadang dayanya dikurangi sebesar 0,25-0,5 tergantung kesepakatan dengan
pengguna agar dapat berkurang minus/silinder

2.3 Optika Fisis

Polarisasi oleh refleksi telah ditemukan pada 1808 oleh Etienne malus (1775-1812).
Malus, yang telah melakukan percobaan pembiasan ganda bekerja pada saat bekerja pada teori
efek, mengamati dari pengaturan cahaya matahari, tercermin dari jendela yang dekat jendela,
melalui kristal dari Islandia Spar. Seperti dia diputar kristal, kedua gambar matahari bergantian
menjadi lebih kuat dan lebih lemah, tetapi tidak pernah ada pemadaman lengkap. Hampir
sekaligus dia berulang percobaan dikontrol kondisi di bawah, dan menemukan bahwa sudut
yang lengkap pemadaman yang tercermin ray adalah untuk memperoleh air dan kaca.
Polarimeter adalah perangkat untuk belajar yang transparan sampel antara crossed polarizing
perangkat. Jean-Baptiste Biot (1774-1862) mengembangkan polarimeter di sebelah kanan,
yang dibuat oleh Soliel / ca Duboscq Paris. 1850. 1850, Polarizer yang di sisi kanan
menggunakan satu piring, dari kaca, sementara di sebelah kiri analyzer menggunakan timbunan
dari kaca piring. Sampel dilaksanakan antara kedua perangkat. Ini adalah aparat di Dartmouth
College

Gambar 2. 2 Polarimeter Soliel


Salah satu bentuk dari optika fisis merupakan polirisasi. Polarisasi adalah proses
orientasi (penyearah) gelombang cahaya. Polarisasi dapat terjadi di antaranya karena: refleksi,
absorbsi selektif, dan pembiasan ganda. Pemantulan akan menyebabkan polarisasi apabila sinar
pantul dan sinar bias membentuk sudut 90 derajat. Sehingga berlaku persamaan matematis
berikut.

11
Pada Polarimeter terdapat polarisator dan analisator. Polarimeter adalah Polaroid yang
dapat mempolarisasi cahaya, sedangkan anlisator adalah Polaroid yang dapat
menganalisa/mempolarisasikan cahaya.

Polarimeter adalah dasar ilmiah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran ini,
walaupun ini istilah yang jarang digunakan untuk menjelaskan sebuah polarimetry proses yang
dilakukan oleh komputer, seperti dilakukan di polarimetric sintetis kecepatan rana radar.
Polarimetry film yang tipis dan permukaan yang umum dikenal sebagai ellipsometry.

Polarimeter dapat digunakan untuk mengukur berbagai sifat optis suatu material,
termasuk bias-ganda linier, bias-ganda lingkar (juga mengenal sebagai putar optis atau dispersi
putar berhubung dengan mata), dikroisme linier, dikroisme lingkar dan menyebar.

Apabila cahaya melalui polarisator maka bidang getar polarisator akan diserap atau
dipadamkan sehingga cahaya yang dapat melalui polarisator adalah cahaya yang mempunyai
bidang getar Polarimeter. Sebaliknya cahaya yang melalui analisator maka bidang getar
polarisator akan dipadamkan dan yang tinggal hanyalah cahaya yang mempunyai bidang getar
analisator

Polarimetry adalah pengukuran dan interpretasi dari polarisasi dari garis gelombang,
terutama electromagnetic gelombang, seperti gelombang radio atau cahaya.. Polarimetry
biasanya dilakukan pada gelombang electromagnetic yang telah melalui perjalanan atau telah
tercermin, refracted, atau diffracted oleh beberapa bahan untuk menggambarkan bahwa objek.

Polarimeter menjadi penafsiran dan pengukuran dari polarisasi gelombang transversal,


paling khususnya gelombang elektromagnetis, seperti gelombang cahaya atau radio. secara
khas Polarimeter dilaksanakan pada atas gelombang elektromagnetis yang sudah menempuh
perjalanan melalui/sampai atau telah dicerminkan, membelokkan, atau diffracted oleh
beberapa material dalam rangka menandai obyek itu.

Suatu Polarimeter menjadi instrumen yang ilmiah yang basis dasar dulu membuat
pengukuran ini, walaupun istilah ini jarang digunakan untuk menguraikan suatu proses
Polarimeter yang dilakukan oleh suatu komputer, seperti dilakukan dalam lobang bidik kamera
radar buatan polarimetric. Untuk mengukur ini berbagai kekayaan, di sana telah menjadi
banyak perancangan Polarimeter. Beberapa kuno dan beberapa di dalam penggunaan sekarang.
Yang paling sensitip Polarimeter didasarkan pada meter interferensi, sedang lebih
konvensional Polarimeter didasarkan pada pengaturan polarising saringan, lempeng

12
gelombang atau alat lain. Polarimetry dapat digunakan untuk mengukur berbagai properti optik
dari bahan, termasuk linear birefringence, surat edaran birefringence (juga dikenal sebagai
optik rotasi optik atau rotary pertebaran), linear dichroism, surat edaran dichroism dan
penghamburan.

Apabila diketahui besar sudut putar bidang polarisasi oleh larutan yang diperiksa maka
kadar/konsentrasi zat optis aktif dalam larutan yang dipergunakan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :

P = Bt x C x L

Dimana :

P = Besarnya sudut antara bidang polarisasi (hasil pengamatan )


Bt= Sudut putar spesifik zat optis aktif yang digunakan pada toC
. C = Kadar/ konsentrasi zat optis aktif ( gram/cc)
L = Panjang tabung pemeriksa

Bt diperoleh pada tabel (dengan standar temperatur 20°C )

Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu
arah getar.

Gambar 2. 3 Polarimeter MP-01

13
Gambar 2. 4 Polarimeter MP-02
Polarimeter pada gambar diatas digunakan untuk menentukan rotasi zat optik di dalam oli,
gula, pengobatan, dan albumin didalam urin. Polarimeter di atas direkomendasikan untuk
kegiatan kesehatan, farmasi, dan laboratorium kimia.

Tabel 2. 2 Spesifikasi Polarimeter

2.4 Optika Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik timbul karena adanya gelombang medan listrik (E) dan
gelombang medan magnet (B). Gelombang elektromagnetik dapat merambat pada suatu
medium atau juga tanpa medium (hampa). Ada empat teori yang mendasari dan berhubungan
dengan gelombang elektromagnetik (Douglas C. Giancoli, 2001)

1. Muatan listrik menimbulkan medan listik (Coulomb)


2. Disekitar arus listrik terdapat medan listrik (Oerted)

14
3. Perubahan fluks magnet atau medan magnet dapat menimbulkan medan listrik
(Faraday)
4. Perubahan medan listrik dapat menimbulkan medan magnet (Maxwell)
Energi gelombang elektromagnetik terbagi sama dalam bentuk medan magnet dan
medan listrik. Medan listrik dan medan magnet selalu saling tegak lurus dan keduanya
tegak lurus terhadap arah perambatan gelombang

Salah satu contoh aplikasi atau alat yang digunakan pada optika elektromagnetik
adalah serat optik.

Serat optik adalah suatu pemandu gelombang dielektrik yang berbentuk silinder terbuat
dari amterial low-loss seperti kaca siliki. Bagian utama dari serat optik terdiri dari core
dan cladding yang dilindungi oleh coating. Kedua bagian utama tersebut memiliki
indeks bias yang berbeda

Gambar 2.5 Struktur Serat optik (Smith G. , 2007)

 Struktur dasar dari sebuah serat optik yang terdiri dari 3 bagian yaitu:

a. Core (inti): merupakan sebuah batang silinder terbuat dari bahan dielektrik (bahan
silika (SiO2), biasanya diberi doping dengan germanium oksida (GeO2) atau fosfor
penta oksida (P2O5) untuk besarnya sekitar 8 – 200 pm dan indeks biasa ini besarnya
sekitar 1.5
b. Cladding (selimut) : merupakan bagian yang membungkus core sehingga pulsa-pulsa
cahaya yang akan keluar dari core terpantul ke dalam core kembali sehingga pulsa
cahaya tidak hilang di perjalanan. Cladding mempunyai diameter yang bervariasi
antara 125 pm (untuk siglemode dan multimode step index) dan 250 pm (untuk
multimode graded index)

15
c. Coating (jaket) : terbuat dari bahan plastik yang elastis, berfungsi sebagai pelindung
core dan cladding dari gangguan luar.
 Jenis Jenis Serat Optik

Gambar 2.6 Serat Optik Single Mode Step Index (Roychoudhuri, 2008)

a. Singlemode Step Index


Serat optik singlemode memiliki diameter core antara 2 - 10 mm dan sangat kecil
dibandingkan dengan ukuran cladding-nya. Cahaya hanya merambat dalam satu mode
saja yaitu sejajar dengan sumbu serat optik. Memiliki redaman yang sangat kecil,
memiliki lebar pita frekuensi yang sangat lebar, Digunakan untuk jarak jauh dan
mampu menyalurkan data dengan kecepatan bit rate yang tinggi
b. Multimode Step Index

Gambar 2.7 Serat Optik Multimode Step Index (Roychoudhuri, 2008)

Serat optik ini pada dasarnya mempunyai diameter core yang besar (50 - 200 um)
dibandingkan dengan diameter cladding (125 - 400 um). Sama halnya dengan serat
optik singlemode, pada serat optik ini terjadi perubahan index bias dengan segera (step
index) pada batas antara core dan cladding. Diameter core yang besar (50 - 200 um)
digunakan untuk menaikkan efisiensi coupling pada sumber cahaya yang tidak koheren
seperti LED. Karakteristik penampilan serat optik ini sangat bergantung pada macam
material/bahan yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan prosentase
bahan silica pada serat optik ini akan meningkatkan penampilan (performance). Tetapi
jenis serat optik ini tidak populer karena meskipun kadar silicanya ditingkatkan,
kerugian dispersi sewaktu transmit tetap besar, sehingga hanya baik digunakan untuk
menyalurkan data atau informasi dengan kecepatan rendah dan jarak relatif dekat.
Perambatan gelombang cahaya pada multimode step index serat sebagai berikut:

16
Gambar 2.8 Perambatan Cahaya Serat Optik (Roychoudhuri, 2008)

Dalam multi mode step index mempunyai kelebihan diantaranya mudah terminasi,
kopling efisien serta tidak mahal sedangkan kerugiannya adalah dispersi lebar dan
mempunyai bandwidth minimum.

c. Multimode Graded Index

Gambar 2.9 Multimode Graded Index (Roychoudhuri, 2008)

Pada Graded-index multimode terdapat lapisan pada inti kacanya sehingga index sinar
yang merambat tidak menabrak lapisan cladding. Sinar yang masuk dalam inti tidak
dipantulkan sepanjang melewati inti tersebut. Cahaya merambat lurus membentuk
’’envelope” dengan kombinasi interval biasa. Kecepatan perambatannya ditentukan
oleh kerapatan index n1. Jenis serat optik ini sangat ideal untuk menyalurkan informasi
pada jarak menengah dengan menggunakan sumber cahaya LED maupun LASER, di
samping juga penyambungannya yang relatif mudah

 Serat Optik RGB 400


Serat optik RGB 400 merupakan salah satu produk fiber optik single-mode. Serat optik
ini memiliki cut-off panjang gelombang yang pendek, didesain untuk panjang
gelombang yang yang terukur. Serat Optik RGB 400 didesain dengan opmisisasi loss
yang kecil. Sebagai sensor, serat optik ini memiliki kualitas high-resolution dengan
source laser berwarna biru.

17
Gambar 2.10 Optical Fiber RGB400

Tabel 2.3 Spesifikasi RGB400

18
2.5 Optika Kuantum
Contoh aplikasi dari optika kuantum adalah sensor kamera digital.

Gambar 2.10 Sensor Kamera


Dalam sistem elektronika cara kerja sensor kamera digital merupakan rangkaian
elektronik yang peka cahaya / photosensitive. Setiap piksel pada keping sensor akan
merubah intensitas cahaya yang mengenainya menjadi tegangan listrik, dimana piksel
yang mendapat cahaya terang akan menghasilkan sinyal listrik tinggi sedangkan piksel
yang kurang mendapat cahaya akan mengeluarkan sinyal yang rendah. Tegangan dari
sensor ini selanjutnya dirubah menjadi sinyal digital dan siap diproses di tingkat
selanjutnya di dalam kamera hingga menghasilkan sebuah gambar.

Jenis sensor kamera digital di antaranya adalah Bayer CFA, X-Trans, dan Foveon 3
 Bayer CFA

19
Gambar 2.11 Skema Sensor Bayer CFA

Sensor ini ditemukan oleh Bryce Bayer, seorang ilmuwan dari Kodak pertama kali
memperkenalkan teknik ini di tahun 1970. Sensor dengan desain Bayer Color Filter Array
(CFA) termasuk sensor paling banyak dipakai di kamera digital hingga saat ini. Keuntungan
desain sensor Bayer adalah desain mosaik filter warna yang simpel cukup satu lapis, namun
sudah mencakup tiga elemen warna dasar yaitu RGB. Kerugiannya adalah setiap satu piksel
pada dasarnya hanya melihat satu warna, maka untuk bisa menampilkan warna yang
sebenarnya perlu dilakukan teknik color sampling dengan perhitungan rumit berupa interpolasi
(demosaicing).

 Sensor X-Trans

Gambar 2.12 Skema Sensor X-Trans

Sensor dengan nama X-Trans dikembangkan secara ekslusif oleh Fujifilm, dan digunakan pada
kamera-kamera pabrikan Fujifilm. Desain filter warna di sensor X-Trans merupakan
pengembangan dari desain Bayer yang punya kesamaan bahwa setiap piksel hanya bisa melihat
satu warna. Bedanya, Fujifilm menata ulang susunan filter warna RGBnya. Bila pada desain
Bayer kita menemui dua piksel hijau, satu merah dan satu biru pada grid 2 x 2, maka di sensor
X-Trans kita akan menemui pola grid 6 x 6 yang berulang. Nama X-Trans sepertinya diambil
dari susunan piksel hijau dalam grid 6 x 6 yang membentuk huruf X

20
 Sensor Foveon X3

Gambar 2.13 Skema Sensor Foveon

Dibanding sensor lain yang cuma punya satu lapis filter warna, sensor Foveon punya
tiga lapis filter warna, merah, hijau dan biru. Desain ini persis sama dengan desain emulsi
warna pada roll film foto. Hasil foto dari sensor Foveon memberikan warna yang akurat dan
cenderung vibrant, bahasa gampangnya seindah warna aslinya. Hal yang wajar karena setiap
photo detector di sensor Foveon memang menerima informasi warna yang utuh dan tidak
diperlukan lagi proses menebak warna seperti sensor Bayer atau X-Trans.
Masalah dalam sensor Foveon adalah jumlah piksel aktual. Misalnya ada tiga lapis filter
warna yang masing-masing berjumlah 3,4 juta piksel, maka Foveon menyebut sensornya
adalah sensor 10,2 MP karena didapat dari 3 lapis filter 3,4 MP. Ini agak rancu karena saat foto
yang dihasilkan dari sensor Foveon kita lihat resolusi gambarn efektifnya memang hanya 2268
x 1512 piksel atau setara dengan 3,4 MP (originalnya).

21
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik setelah melakukan survey produk tentang optika
geometri, fisis, elektromagnetik, dan kuantum serta project management ini antara
lain:
1. Dalam hal merumuskan atau membuat suatu desain. Tentunya terdapat beberapa
poin penting yang harus diperhatikan. Hal penting tersebut terdiri dari 8 poin
yaitu:
 pendefinisian masalah
 membuat beberapa alternatif pilihan,
 mengevaluasi dan mebuat konsep
 mendetailkan desain
 mempertahankan desain
 melakukan uji tes dan manufaktur
 Mengevaluasi performa,
 Dan membuat laporan desain.
2. Produk berbasis fotonik untuk makalah ialah kacamata, untuk optika geometri,
polarimeter untuk optika fisis, serat optik untuk optika elektromagnetik dan sensor
kamera untuk optika kuantum.

22
DAFTAR PUSTAKA

Kerker, M. (1909). The Scattering of Light. New York: Academic.

Mihas, P. (2005). Use of History in Developing ideas of refraction, lenses and rainbow. Thrace,
Greece: Demokritus University.

Schuster, A. (1904). An Introduction to the Theory of Optics. London: Edward Arnold.

Longair, M. (2003). Theoretical Concepts in Physics.

Smith, G. (2007). Optiks and Photonics:An Introduction. USA: John Wiley & Sons, Ltd.

Roychoudhuri, C. (2008). Fundamental of Photonics. USA: SPIE Press.

Serway, R. A., & Jewett, J. W. (2004). Physics for Scientists and Engineers (6th ed.). Brooks: Cole.

Keiser, G. (2000). “Optical Fiber Communications Third Edition. New York: McGraw- Hill.

Ya, P., & Ufimtsev. (2007). Fundamentals of the Physical Theory of Diffraction. John Wiley & Sons.

H. D. Young (1992). University Physics 8e. Addison-Wesley. ISBN 0201529815.Chapter 37

David Halliday, dkk., Fisika Dasat, Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2010), Edisi ketujuh h. 364-365)

Douglas C. Giancoli, Fisika, Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2001), Edisi kelima, h. 227

Serway & Jewett, Fisika untuk Sains dan Teknik, Buku 2, (Jakarta: Salemba Teknika, 2010), Edisi 6,
h. 706

M. Ali Yaz. 2007. Fisika 3. Yogyakarta : Yudhistira

23

Anda mungkin juga menyukai