Anda di halaman 1dari 34

TUGAS SISTEM FOTONIKA

Disusun Oleh :

Mestika Andala Rahmah 02311745000010


Esti Utami Panuntun 02311745000029
Ayu Tri Jayanti 02311745000054

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA


DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018
1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ 1


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. 3
DAFTAR TABEL ................................................................................................. 4
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 5
PROJECT MANAGER ........................................................................................ 6
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 7
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 7
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 7
BAB II ISI ............................................................................................................. 8
2.1 Engineering Design ....................................................................................... 8
2.2 Optik Geometri ............................................................................................ 13
2.2 Optik Fisis ................................................................................................... 18
2.3 Optik Elektromagnetik ................................................................................ 24
2.4 Optika Kuamtum ......................................................................................... 29
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 33
3.1 Simpulan ...................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Contoh gambar manual (dengan tangan ......................................... 10


Gambar 2. 2 Contoh gambar digital (dengan komputer) ..................................... 11
Gambar 2. 3 Perkembangan mikroskop digital ................................................... 13
Gambar 2. 4 Mikroskop digital terbaru ............................................................... 14
Gambar 2. 5 Mikroskop ....................................................................................... 14
Gambar 2. 6 Kedalam fokus yang besar .............................................................. 15
Gambar 2. 7 Pengaman multi sudut .................................................................... 15
Gambar 2. 8 Penyimpanan gambar video ............................................................ 16
Gambar 2. 9 Hasil dari pengukuran real time ...................................................... 16
Gambar 2. 10 Bentuk pola interferensi ................................................................ 19
Gambar 2. 11 kemampuaan pengukuran Sensor Pengukuran Laser 2D seri LJ.. 24
Gambar 2. 12 mengukur jarak pemasangan pcb ................................................. 25
Gambar 2. 13 Akurasi pemasangan pintu-kap .................................................... 25
Gambar 2. 14 konfirmasi profil lapisan sealant ................................................... 26
Gambar 2. 15 Konfirmasi posisi alur pengealsan ................................................ 26
Gambar 2. 16 Refleksi cahaya ............................................................................. 27
Gambar 2. 17 Sistme pengukuran dimensi Gambar Seri IM-7000 ..................... 30
Gambar 2. 18 Konfigurasi IM-7030 .................................................................... 31

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Project manager ......................................................................................... 6


Tabel 2. 1 Kategori umum untuk spesifikasi .......................................................... 9
Tabel 2. 2 Spsifikasi optik geometri ..................................................................... 17
Tabel 2. 3 Spesifikasi ........................................................................................... 27

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya sehingga tugas sistem fotonika dapat terselesaikan.
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terimkasih kepada Bahpak
Agus Muhmmad Hatta selaku dosen pengajar mata kuliah Sistem Fotonika,
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam pembuatan tugas makalah
ini baik dari segi materi maupun penyajian. Untuk itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penyusun mengharapkan semogatugas makalak ini bermanfaat
bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, September 2018

5
PROJECT MANAGER
Tabel 1 Project manager
Day (Time) Job Description PIC
Jumat, 7 September 2018 Melakukan pembahansan Semua anggota
tentang tugas untuk isi
dari makalah
Sabtu, 8 September 2018 Melakukan survey Semua anggota
(melalui internet) dan
mencari litelature
Minggu, 9 September 2018 Melakukan survey Semua anggota
(melalui internet) dan
mencari litelature
Senin, 10 September 2018 Diskusi tentang hasil dari Semua anggota
survey dan mencari
litelature , dan melakukan
pembagian tugas atau
tanggung jawab dalam
pembuatan makalah,
sebagai berikut:
- Engineering
Design (Mestika)
- Optika fisis (ayu)
- Optika Geometri
(Ayu)
- Optika
Elektromagnetik
(Esti)
- Optika Kuantum
(Esti)
- Finalisasi
makalah
(Mestika)
Selasa, 11 September 2018 Melakukan tugas dari Semua anggota
masing-masing tanggung
jawab
Rabu, 12 September 2018 Melakukan tugas dari Semua anggota
masing-masing tanggung
jawab
Kamis, 13 September 2018 Pengumpulan tugas Semua anggota
makalah kepada dosen
Sistem Fotonika

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Optika merupakan cabang ilmu fisika yang menggambarkan tentang
perilaku, sifat dan interaksi cahaya dengan materi. Optik sendiri dibagi menjadi
optika geometri, optika gelombang, optika elektromagnetik, dan optika kuantum.
Ilmu optik memiliki peran yang penting dalam perkembangan teknologi.
Terdapat banyak teknologi dikembangkan berdasarkan ilmu optik di
berbagai bidang. Oleh karena itu, untuk mempelajari lebih jauh dari ilmu optik
maka diperlukan pengetahuan mengenai aplikasi dari ilmu optik tersebut. Pada
makalah ini akan dipelajari mengenai aplikasi alat optik yang digunkan dalam
berbagai bidang. Khususnya aplikasi alat dari optika geometri, optika gelombang,
optika elektromagnetik, dan optika kuantum.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, disusunlah rumusan masalah adalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana langkah-langkah dalam engineering design?
b. Bagaimana penjelasan, spesifikasi dan perkembangan aplikasi dari alat
optika geometri, optika gelombang, optika elektromagnetik, dan optika
kuantum ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari peulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui langkah-langah dalam enginering design.
b. Mengetahui dan memahami mengenai penjelasan, spesifikasi dan
perkembangan aplikasi dari alat optika geometri, optika gelombang, optika
elektromagnetik, dan optika kuantum. .

7
BAB II
ISI

2.1 Engineering Design


Sebelum menuju langkah ada beberpa hal yang perlu diperhatikan, dalam
melakukan design project, setiap tim harus memiliki keterlibatan dalam design
tersebut, dalam mendesain harus memiliki kemampuan untuk mengeatasi masalah
dalam setiap desain yang dimiliki.
Sebelum melakukan langkah-langkah dalam Engineering Design, terdapat
aturan yang mendasar dalam Engineering Design, yaitu :
1. Gunkanan buku catatan
Dimana buku catatan ini memiliki peran penting dalam desain, untuk
merekam atau menuangkan ide seperti halnya sketsa desain ataupun hanya
sekedar coretan, Jika beberapa pesaing mengklaim penemuan sebelumnya
(dalam hukum sesuai atau kontes paten) Anda akan memiliki tanggal yang
jelas, tanggapan yang ditandatangani yang akan diterima di pengadilan
mana pun
2. Bekerja sama tim, dan Pemimpin tim
Pemimpin tim harus bisa bekerja secara spontan ketika dibutuhkan,
pemimpin tim adalah bagian dari anggota team, tim yang berhasil adalah
tim yang memiliki peran yang jelas dan pembagian tugas, sebagai
pemimpin tim dituntut untuk berkomunikasi yang baik terhadap sesama tim,
bertanggung jawab atas tugas yang diberikan,, keputusan dalam tim
merupakan keputusan bersama

2.1.1 Langkah-langkah secara sistematis


a. Tentukan Masalahnya
8
1. Definisi masalah
Lihat kondisi sepenuhnya, apakah masalah tersebut benar untuk
diajukan

Contoh:
Ada keluhan dari gedung tinggi yang memiliki lift yang lambat,
mungkin agar lebih baik, menggunakan lift yang lebih canggih (lebih
mahal), atau mungkin memnyajikan musik di lantai utama, dengan
memberikan kopi dipagi hari pada pengunjung (klien).
2. Daftar dari spesifikasi (syarat perincian)
Ada 2 daftar dari spesifikasi yaitu, permintaan desain dan berharap
pada pihak desain. Jangan memunsingkan dari keduanya, gunakans
spesifikasiyang memungkinkan contoh: jangan gunakan berat (heavy)
tapi gunkana dengan angka (2,5 kg)
TABEL 2. 1 KATEGORI UMUM UNTUK SPESIFIKASI
Performance Manufacture
Geometry Standards
Materials Safety
Energy Transport
Time Ergonomics
Cost Weight

3. Membuat milestones (peristiwa yang penting) dan melakukan


klarifikasi pada tugas
4. Design Workshop
Tujuan dari melakukan design workshop adalah agar menstimulasi
ide-ide dari anggota team/kelompok. Sehingga diharapkan mendapatkan
metode atau cara untuk menyelesaikan masalah yang ada.

9
b. Membuat konsep alternatif
1. Brainstroming
Disini kerja tim melakukan apa yang terbaik, dimana jumlah dari
beberapa kombinasi pikiran, jangan pernah mengkritik opmini dari
anggota tim, kamu membuthkan semua bantuan yang kamu dapatkan.

2. Gambaran konsep
Pada gambaran konsep ini dapat dilakukan dengan cara manual
(dengan tangan) atau digital (menggunaknan komputer), karena konsep
yang bersifat sementara sehingga belum mendetail.

Gambar 2. 1 Contoh gambar manual (dengan tangan


)

10
Gambar 2. 2 Contoh gambar digital (dengan komputer)
c. Evaluasi dan pemilihan kossep
Pada bagian ini, dilakuakn evaluasi dari konsep yang telah dibuat, agar
pada tahap selanjutnya tidak terjadi kesalahan, apabila konsep telah
dievaluasi maka konsep dapat dipilih

d. Desain detail
Melakukan desain dengan detail dengan cara, sebagai berikut:
1. Analisa desain
Pada analisa desain dibtuhkan model matematik dan model dari
bagian darikonsep
2. Gambar detail
Dalam hal ini, dilakukan penggambaran dengan detail dan
sangat rapi. Pada setiap bagian ataupun garis diberikan penamaan
(label), dan juga diberikan spesifikasi dengan lengkap

e. Mempertahankan ide/desain
Hal ini sangatlah dibutuhkan karena tanpa pertahanan yang baik maka
ide/desain kita akan dengan mudah ditolak atau diganti oleh client. Intinya
adalah bagaimana cara kita atau komunikasi kita kepada client untuk

11
membuat ide/desain yang kita miliki mempunyai value dan sudah sesuai
dengan apa yang mereka butuhkan dan inginkan.
Sehingga hal-hal yang dibutuhkan dalam mempertahankan ide adalah
1. Komunikasi yang baik.
2. Mempersiapkan presentasi yang baik.
3. Mempersiapkan media presentasi yang baik agar client dapat
dengan mudah memahami.
4. Membuat ringkasan dari apa yang kita ingin sampaikan. Dalam
meeting atau presentasi pada client tidak perlu terlalu detail.
Gunakan ringkasan yang jelas dan padat. Sudah mencakup apa
yang ingin disampaikan agar tidak bertele-tele.

f. Manufaktur dan percobaan


Pada saat melakukan manufaktur dan percobaan engineer dimana
engineer telah berhasil melakukan simulasi terbaik pada komputer, sehingga
harus dilakukan simulasi secara nyata (praktik) dalam hal ini terdapat
beberapa strategi yang dapat dilakukan, sebagai berikut:
1. Berdiskusi dengan mekanik, . Engineer melakukan konsultasi dengan
pihak mekanik sebelemu melakuan finalisasi detail desain.
2. Lakukan, jangan menunda, segera melakukan produksi.
3. Membagi tanggung jawab (tugas)

g. Evaluasi performa
Setelah di ujicoba, langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah
evaluasi. Tujuannya agar mengetahui bagaimana peforma dari produk
tersebut apakah sudah baik atau masih harus dilakukan perbaikan-perbaikan
lagi.

12
2.2 Optik Geometri
Adapun salah satu contoh pada pengaplikasian optik geometri adalah mikrosop.
2.2.1 Mikroskop
a. Definisi
Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil
untuk dilihat secara kasat mata. Mikroskop merupakan alat bantu yang
dapat ditemukan hampir diseluruh laboratorium untuk dapat mengamati
organisme berukuran kecil (mikroskopis). Ilmu yang mempelajari
benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan
kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Dalam perkembangan nya mikroskop digital kini menjadi alat peneliti
yang canggih, salah satu nya adalah merek keyence yang memiliki
keunggulan dalam spesifikasi alatnya dengan tipe mikroskop digital seri
VHX-6000.
b. Sejarah perkembangan mikroskop digital

Gambar 2. 3 Perkembangan mikroskop digital

13
Gambar 2. 4 Mikroskop digital terbaru

Gambar 2. 5 Mikroskop
c. Keunggulan :
1. Kedalaman fokus yang besar

14
Kedalaman fokus adalah salah satu fitur fundamental mikroskop
yang bisa sangat memengaruhi kualitas gambar dan kemudahan
pengoperasian. Lensa, kamera, dan mesin grafis dirancang secara
internal untuk mengoptimalkan hubungan antara kedalaman fokus,
resolusi, dan kecerahan.

Gambar 2. 6 Kedalam fokus yang besar


2. Pengamatan multi sudut
Lihat objek dari sudut mana pun dengan memiringkan lensa
hingga 90 derajat dan memutar anjungan 180 derajat. Mengamati
target dari beberapa sudut sekarang bisa dilakukan tanpa harus
memanipulasi sampel dengan tangan. Pengguna bahkan bisa
mencitrakan objek besar yang secara tradisional tidak bisa dilihat
dengan mikroskop menggunakan mode genggam.

Gambar 2. 7 Pengaman multi sudut

3. Simpan gambar dan video

15
HDD 500 GB bawaan membuat gambar mentah, video, dan data
pengukuran bisa disimpan ke sistem. Gambar yang tersimpan bisa
juga dibagikan melalui LAN atau dengan perangkat USB.
Pembuatan laporan standar secara otomatis menjadi dimungkinkan
dengan perangkat lunak yang tersedia secara komersial.

Gambar 2. 8 Penyimpanan gambar video

4. Pengukuran real-time
Pengukuran dimensional bisa dilakukan pada mikroskop hanya
dengan mengklik area yang akan diukur menggunakan mouse. Data
pengukuran disimpan bersama dengan berkas gambar agar
pembagian informasi menjadi mudah, dan hasil bisa juga diekspor
sebagai berkas CSV.

Gambar 2. 9 Hasil dari pengukuran real time


16
5. Spesifikasi

Tabel 2. 2 spsifikasi optik geometri

17
2.2 Optik Fisis
Adapun salah satu contoh pengaplikasian pada optik fisis adalah sebagai
berikut:
a. Interferometer Michelson
Interferometer adalah Salah satu alat yang dapat dipergunakan untuk
mengidentifikasi pola interferensi tersebut adalah interferometer. Alat ini dapat
dipergunakan untuk mengukur panjang gelombang atau perubahan panjang
gelombang dengan ketelitian sangat tinggi berdasarkan penentuan garis-garis
interferensi. Dalam interferometer ini, kedua gelombang yang berinterferensi
diperoleh dengan jalan membagi intensitas gelombang semula. Contohnya adalah
intreferometer Michelson yang menghasilkan kesimpulan negatif tentang adanya
eter, interferometer ini juga sangat berguna dalam pengukuran indeks bias dan
jarak. Prinsip kerja dari percobaan yang dilakukan oleh A.A Michelson telah
menghasilkan beberapa variasi konfigurasi. Agar pola interferensi yang misalnya

18
berwujud lingkaran-lingkaran gelap-terang dapat terjadi, hubungan fase antara
gelombang-gelombang di sembarang titik pada pola interferensi haruslah koheren.
Skema kerja interferometer seperti yang digambarkan pada Gambar 1. Sinar
yang bersumber dari sumber monokromatis dibelah/split menjadi dua berkas sinar
oleh cermin M0 (beam splitter) yang memiliki kemiringan 45o dari arah sinar yang
datang. Beam splitter mentranv smisikan setengah dari cahaya yang datang menuju
cermin Mi dan meneruskan sisanya ke cermin M2. Sehingga masing masing berkas
menempuh panjang lintasan yang berbeda (L1 dan L2). Setelah terpantul dari
cermin M1 dan M2, kedua berkas kembali bertemu dan terjadi superposisi yang
menghasilkan pola interferensi yang diamati lewat teleskop atau bisa juga dengan
menggunakan layar. (Hecht, 2002)

Gambar 2. 10 Bentuk pola interferensi


Bentuk pola interferensi dari kedua berkas bergantung dari beda panjang
lintasan yang telah dilalui. Pergantian antara pola terang ke terang atau gelap ke
gelap sesuai sebanding dengan perbedaan fase sebesar 2n yang sebanding dengan
19
selisih satu panjang gelombang antara dua panjang lintasan yang ditempuh berkas.
Ketika cermin M2 bergerak pada arah refleksi sinar, panjang lintasannya akan
berubah dan pola yang tertangkap pada layar akan menunjukkan pergeseran frinji.
(falah)
Jika Li mereprensentasikan panjang lintasan awal dari cermin M2 (L2), dan
AL adalah perubahan panjang L2, maka perubahan panjang lintasan dapat
diekspresikan sebagai fungsi dari panjang gelombang

𝑛𝜆
∆𝐿 = ..................................................................(2.1)
2

Jumlah pergeseran frinji (cycle) dinotasikan sebagain.

b. Bagian interferometer dan spesifikasi nya


Berikut ini merupakan bagian-bagian interferometer beserta fungsinya masing-
masing :
1. Meja interferometer (table optic)
Meja interferometer adalah suatu alat yang digunakan dalam percobaan
interferometer Michelson yang nantinya meja ini berfungsi untuk
meletakkan alat-alat lain yang digunakan dalam percobaan interferometer.
Meja interferometer berbentuk persegi panjang dengan permukaan datar
yang bertujuan agar cahaya dari sumber dapat diarahkan sejajar terhadap
permukaan meja sehingga dapat dipantulkan oleh cermin dengan sudut
datang dan sudut pantul berimpitan (00), perlakuan tersebut bertujuan agar
cahaya dari sumber berinterferensi dengan cahaya yang dipantulkan.
2. Sumber Cahaya
Sumber cahaya yang digunakan dalam percobaan interferometer Michelson
berupa cahaya monokromatik, salah satunya adalah laser. Laser merupakan
sumber cahaya tunggal dari radiasi tampak yang koheren. Pada panjang

20
gelombang yang lebih panjang, mudah untuk menghasilkan gelombang
koheren sehingga sering digunakan dalam percobaan interferometer
Michelson. Selain itu juga cahaya keluaran laser mempunyai koherensi
terhadap waktu dan ruang sangat besar dibandingkan dengan sumber cahaya
lain.

Gambar 0.1 Pembagi Berkas (Beam Splitter) Sumber Cahaya Laser He-Ne
Beam Splitter dalam percobaan interferometer Michelson digunakan
untuk membagi berkas cahaya. Dimana berkas cahaya nantinya sebagian
akan dipantulkan pada adjustable mirror dan sebagian lagi akan
ditranmisikan ke movable mirror. Beam Splitter berupa semi transprance
mirror yang memiliki kemampuan transmisi dan juga refleksi dalam
percobaan interferometer Michelson digunakan untuk membagi berkas
cahaya dengan cara sebagian cahaya akan dipantulkan pada adjustable
mirror dan sebagian lagi akan ditranmisikan ke movable mirror.

Gambar 0.2 Pembagi Berkas (Beam Splitter)


3. Beam Expander

21
Beam expander adalah komponen pada optik yang digunakan untuk
memperbesar beam. Beam Expander merupakan konsep dasar yang digunakan
pada teleskop.

Gambar 0.3 Beam Expander


4. Cermin (mirror)
Dalam percobaan intererometer Michelson ada dua cermin yang digunakan
dalam percobaan ini yaitu :
o Adjustable mirror (M1)
Adjustable Mirror adalah cermin yang dipasang dengan posisi tetap.
Cermin ini berfungsi untuk memantulkan sumber cahaya kembali ke beam
splitter yang kemudian sumber cahaya ini akan menuju layar.
o Movable Mirror (M2)
Movable Mirror adalah cermin yang bisa digerakan artinya cermin ini
tidak dipasang dengan posisi tetap. Cermin ini juga berfungsi untuk
memantulkan sumber cahaya kembali ke beam Splitter yang kemudian
sumber cahaya ini akan menuju layar. Selain untuk memantulkan sumber
cahaya kembali, cermin juga digunakan untuk menghitung jarak
perubahan lintasan dengan menggerakan cermin ini.

22
Gambar 0.4 Cermin (Mirror)
g. Layar (screen)
Layar atau screen adalah alat yang digunakan untuk menangkap
terjadinya peristiwa interferensi, dengan layar ini akan terlihat cincin-cincin
yang berupa garis terang dan gelap yang merupakan hasil interferensi. Layar
juga bersifat semi transaparan yang bertujuan agar peristiwa interferensi
dapat dilihat dari sisi sebaliknya.

spesifikasi :
Michel son interferometer 1Unit
Laser, He-Ne 1.0mW, 220 V AC ` 1 unit
Screen, transulucent, 250* 250mm
Barrel Base

23
2.3 Optik Elektromagnetik
Sensor Pengukuran Laser 2D Akurasi Tinggi Seri LJ-G030 KEYENCE
menyediakan pengukuran simultan 8-titik dalam berbagai mode pengukuran
(tinggi, lebar, perbedaan ketinggian, sudut, profil, area penampang lintang, dll.).
Titik pengukuran yang diinginkan bisa ditentukan relatif terhadap bentuk
gelombang profil. Di samping itu, Seri LJ-G memberi output masing-masing nilai
terukur danoutput toleransi atas/bawah. Alat ini dapat melakukan Pengukuran
Ketinggian puncak, Ketinggian rata-rata, Lebar/Posisi Sudut/Perpotongan,
Ketinggian dasar Celah Area penampang, dan Perbandingan profil seperti yang
terlihat pada gambar 2.11

Gambar 2. 11 kemampuaan pengukuran Sensor Pengukuran Laser 2D seri LJ

24
Sensor ini merupakan alat yang sering digunakan dalam industri. Aplikasi dari
Sensor Pengukuran Laser 2D Akurasi Tinggi Seri LJ-G ini antara lain sebagai
berikut:
1. Pengukur jarak ketinggian pada pemasangan PCB

Gambar 2. 12 mengukur jarak pemasangan pcb


2. Konfirmasi akurasi pemasangan pintu/kap

Gambar 2. 13 Akurasi pemasangan pintu-kap

25
3. Konfirmasi profil lapisan sealant

Gambar 2. 14 konfirmasi profil lapisan sealant


4. Konfirmasi posisi alur pengelasan

Gambar 2. 15 Konfirmasi posisi alur pengealsan

26
Pada Sensor Pengukuran Laser 2D Akurasi Tinggi Seri LJ-G telah dilengkapi
dengan E3-CMOS. E3-CMOS memberikan rentang dinamis ultra-lebar, sekitar 300
kali lebih lebar dibandingkan mode konvensional. Seri LJ-G memungkinkan
pengukuran profil target dan pengukurnan bahan target yang berbeda, seperti karet
hitam (intensitas cahaya yang terpantul rendah) dan bahan yang sangat reflektif
(intensitas cahaya yang terpantul tinggi) seperti yang dapat dilihat pada gambar
dibawah ini

Gambar 2. 16 Refleksi cahaya


Spesifikasi

Tabel 2. 3 Spesifikasi
Model LJ-G030
Tipe Reflektif difusi
Jarak Referensi 30 mm
Sumbu z (tinggi) ±10 mm

27
Rentang Sumbu Dekat 20 mm
pengukuran x Jarak 22 mm
(lebar) referensi
jauh 25 mm
Sumber Laser semikonduktor merah
Cahaya Panjang 655 nm (Cahaya yang dapat dilihat)
gelombang
Kelas laser Produk Lase Kelas II (FDA (CDRH)
PART1040,10), Produk Laser Kelas 2 (IEC
60825-1)
Output 0,95 mW
Diameter Spot Sekitar 40 µm x 25 mm
Sumbu z linieritas ±0,01%
Frekuensi pengambilan sampel 3.8 mdt
Karakteristik suhu 0,02% F.S./°C
Resistansi Rating enklosur IP67 (IEC60529)
lingkungan Cahaya sekitar Lampu pijar atau fl uoresens: 5000 luks
Penerangan pada maks
penerima kepala
sensor saat
penargetan kertas
putih menyala
Suhu sekitar 0 hingga 50°C
Kelembapan 35 hingga 85%, Tanpa kondensasi
relatif
Getaran 10 hingga 55 Hz, Amplitudo ganda 1,5 mm,
dua jam pada masing-masing arah X, Y, dan
Z

28
Bahan Aluminium
Bobot 290 gr
Gambar

2.4 Optika Kuamtum


Sistem Pengukuran Dimensi Gambar Seri IM-7000. Sistem Pengukuran Instan
yang membantu mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan
alat pengukuran lain untuk dimensi berbeda dan jumlah pekerjaan yang diperlukan
untuk mengambil hasil pengukuran. Fungsi pencarian pola memungkinkan sistem
secara otomatis mendeteksi dan mengukur dimensi ketinggian/kedalaman yang
telah ditentukan. Hal ini secara drastis mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk pengukuran terkait tugas seperti membuat dokumentasi prosedur kerja atau
untuk melatih pekerja. Selain itu, pengelolaan hasil pengukuran secara terpusat
memungkinkan peningkatan efisiensi kerja tugas pengukuran secara keseluruhan.

29
Gambar 2. 17 Sistme pengukuran dimensi Gambar Seri IM-7000
keunggulan sistem pengukuran instan seri IM-7000 adalah pengukuran dapat
dilakukan dalam hitungan detik, antarmuka yang mudah digunakan membuat siapa
pun dapat mengoperasikan sistem cukup dengan menekan tombol, memungkinkan
hasil pengukuran yang akurat dan dapat diulangi. tampilan intuitif yang dapat
digunakan oleh siapa saja 70,000 70,000 secara drastis mengurangi jumlah waktu
dan upaya yang diperlukan untuk inspeksihasil pengukuran dicatat secara otomatis
data pengukuran disimpan secara otomatis dan dikelola segera setelah sebuah
komponen diukur. laporan inspeksi juga dapat dibuat cukup dengan menekan
tombol untuk meningkatkan efisiensi kerja pasca pengukuran.

30
a. Konfigurasi Sistem

Gambar 2. 18 Konfigurasi IM-7030

31
b. Spesifikasi

32
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Adapun simpulan dari makalah tugas optik adalah sebagai berikut:
a. Langkah langkah dalam Engineering Deisgn adalah tentukan maslaahnya,
membuat konsep alternatif, Evaluasi dan pemilihan konsep, Desain detail,
Mempertahankan ide/desain, Manufaktur dan percobaan, Evaluasi performa
b. Perkembangan aplikasi dari optika geometri adalah salah satunya
mikroskop, dimana mikroskop pada perkembnagannya telah menjadi
mikroskop dengan kemampuan digital. Pada perkembnagan pengaplikasian
optika fisis adalah Interferometer Michelson. Pada perkembangan
pengaplikasian optika elektromagnetik adalah Sensor Pengukuran Laser 2D
Akurasi Tinggi Seri LJ-G030 KEYENCE dimana pada pengembangannya
menyediakan pengukuran simultan 8-titik, dan perkembangan
pengaplikasian dari optika kuantum adalah Sistem Pengukuran Dimensi
Gambar Seri IM-7000. Sistem Pengukuran Instan yang membantu
mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan alat
pengukuran lain untuk dimensi berbeda dan jumlah pekerjaan yang
diperlukan untuk mengambil hasil pengukuran

33
DAFTAR PUSTAKA

Falah, M. (t.thn.). Analisis Pola Interferensi pada Interferometer untuk


Menentukan Panjang Gelombang Sumber Cahaya. Universitas
Diponegoro.
https://www.indonetwork.co.id/product/michelson-interferometer-5551633
Hecht, E. (2002). Optics (4th ed.). San Francisco: Pearson Educatio

34

Anda mungkin juga menyukai